Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PORTOFOLIO INDIVIDU

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


SOP SISTEM PERSARAFAN

Disusun Oleh :
Rahel Santika
1910088

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
TA. 2021/2022
Standar Operasional Prosedur Sistem Persarafan

Judul SOP Lingual Exercise


Pengertian Terapi wicara, sering disebut terapi AIUEO merupakan terapi untuk
membantu seseorang mengusai komunikasi dengan cara lebih baik. Terapi
wicara membantu penderita stroke untuk mengunyah, berbicara, maupun
mengerti kembali kata-kata (Farida & Amalia, 2009). Terapi ini dapat
membantu penderita stroke untuk mengenal kata-kata, mengkoordinasikan
otot untuk berbicara, atau mencari cara komunikasi yang lain ( Farida
&Amalia, 2009).
Tujuan Tujuan pada vocal A-I-U-E-O pada klien stroke, antara lain:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi baik dari segi
bahasa maupun bicara yang mana melalui rangsangan saraf cranial V,
VII, IX, X, dan XII.
b. Meningkatkan kemampuan menelan yang mana melalui rangsangan
saraf cranial V, VII, IX, X, dan XII.
Indikasi Latihan vokal diindikasikan untuk penderita stroke yang mengalami
gangguan berbicara atau berkomunikasi, serta melatih kemampuan
mengunyah dan menelan
Kontraindikasi Klien yang tidak mengalami gangguan bicara (afasia).
Persiapan alat 1. Cermin
Persiapan 1. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan prosedur dan tindakan
pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien
Persiapan 1. Menjaga privasi pasien
Lingkungan
Tahap Kerja 1. Mendekatkan semua peralatan ke pasien
2. Mencuci tangan
3. Terapi lingual
Menurut Lutfie (2012), prosedur latihan pada terapi vokal adalah
sebagai berikut:
a. Berdiri di depan cermin atau duduk jika berdiri dirasa membuat
lelah.
b. Ucapkan huruf vokal A, I, U, E, O dengan suara yang keras.
Latihan ini membiasakan agar lidah tidak kaku.
c. Jika bosan dengan cara ini, bacalah koran atau majalah.
Menurut Irfan M (2012) prosedur latihan pada terapi vokal adalah
sebagai berikut:
a. Bentuklah bibir menjadi huruf O.
b. Buatlah bibir seperti bentuk senyum.
c. Lakukan secara bergantian bibir membentuk huruf O dan bibir
seperti tersenyum, seperti seolah-olah mengucapkan O-E.
d. Bukalah mulut lebar-lebar, kemudian lakukan gerakan pada lidah
arah kiri dan kanan.
e. Tutup bibir sekaakan-akan mengucap “emm”.
f. Ucapkan “ma ma ma” dengan cepat.
g. Tutup kedua bibir dengan rapat, kemudian kembungkan salah satu
pipi dengan udara. Tahan selama 5 detik dan kemudian keluarkan.
Lakukan secara bergantian pada sisi yang lainnya.
h. Julurkan lidah sejauh mungkin, kemudian cobalah untuk
menyentuh dagu dan coba untuk menyentuh hidung.
4. Rapikan pasien dan bereskan alat
5. Mencuci tangan
Evaluasi 1. Memperhatikan respon klien
2. Mendokumentasikan tindakan
Referensi http://eprints.umpo.ac.id/7010/9/AMYLYA%20HASANAH%20LAM
PIRAN.pdf
Judul SOP Positioning
Pengertian Positioning adalah memposisikan klien dalam kesejajaran tubuh yang baik
dan mengubah posisi secara teratur maupun sistematik.
Tujuan 1. Meningkatkan rasa nyaman dan keamanan pasien
2. Memberikan jalan napas adekuat dan mempertahankan sirkulasi
sepanjang prosedur
3. Menjaga martabat dan privasi pasien
Indikasi 1. Pasien dengan kerusakan fungsi sistem saraf dan muskuloskeletal
2. Pasien yang mengalami kelemahan otot dan kelelahan
3. Pasien dengan paralisis
4. Pasien yang tidak sadar dan tirah baring
Kontraindika 1. Pasien yang imobilisasi karena penyakit jantung
si 2. Pasien dengan trauma atau luka bagian tertentu

Persiapan 1. Tempat tidur


Alat 2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Sarung tangan
6. Selimut
Persiapan 1. Menjaga privasi klien
Lingkungan 2. Mengatur pencahayaan
Tahap Pra 1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
Interaksi 2. Kaji kebutuhan pasien
3. Siapkan peralatan
4. Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi perasaan pasien
Tahap 1. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang ia sukai
Orientasi 2. Tanya keluhan dan gejala spesifik yang ada pada pasien
3. Jelaskan tujuan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan pasien
Tahap Kerja 1. Mendekatkan alat ke pasien
2. Mencuci tangan
3. Memposisikan pasien
POSISI FOWLER
- Dudukkan pasien
- Beri sandaran atau bantal
- Atur tempat tidur untuk posisi fowler
- Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
POSISI SEMI FOWLER
- Angkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat (15-45°)
- Beri sandaran atau bantal untuk menyokong lengan dan kepala
pasien (jika tubuh bagian atas lumpuh atau lemah)
- Letakkan bantal di kepala sesuai keinginan pasien
- Naikkan lutut dari tempat tidur yangg rendah menghindari adanya
tekanan di bawah jarak poplital (di bawah lutut)
POSISI SIM
- Pasien dalam keadaan berbaring kemudian miring ke kiri dengan
posisi badan setengah telungkup dan kaki lurus
- Paha kanan ditekuk ke arah dada
- Tangan kiri di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan
kanan di atas tempat tidur
- Lakukan hal yang sebaliknya pada posisi tangan dan kaki bila pasien
miring ke kanan
POSISI TRENDELENBURG
- Pasien dalam keadaan berbaring kemudian turunkan posisi tempat
tidur bagian kepala
- Atur hingga posisi kepala terletak lebih rendah dari kaki
- Pertahankan hingga pasien merasa nyaman
POSISI DORSAL RECUMBENT
- Pasien dalam keadaan berbaring telentang
- Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan
berikan bantal di bawah lipatan lutut
- Atur tempat tidur untuk meninggikan kaki pasien
POSISI LITOTOMI
- Pasien dalam keadaan berbaring telentang
- Angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
- Posisi tungkai bawah membentuk sudut 90° terhadap paha
- Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi
litotomi
- Pasang selimut
POSISI GENO PECTORAL / KNEE CHEST
- Anjurkan pasien untuk menungging
- Kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur / tempat tidur
- Tangan menempel di tempat tidur
- Pasang selimut pada pasien
POSISI ORTHOPENIC
- Anjurkan pasien dalam posisi duduk yang nyaman
- Letakkan beberapa bantal di paha pasien sejajar dengan dada
- Anjurkan pasien untuk memposisikan badan ke bantal
- Minta pasien untuk rileks lalu selimuti pasien
POSISI SUPINASI
- Minta pasien tidur telentang
- Letakkan bantal di bahu dan kepala pasien
- Minta pasien sedikit mengangkat bagian betis
- Letakkan gulungan selimut di bawah lutut hingga betis
POSISI PRONASI
- Letakkan bantal sejajar kepala dan dada pasien
- Minta pasien tidur telungkup dengan posisi kepala miring ke bagian
luar tempat tidur
- Letakkan bantil dibagian betis
Tahap 1. Rapikan peralatan dan pasien
Terminasi 2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Mencuci tangan
4. Mendokumentasikan hasil dan tindakan yang dilakukan
Evaluasi 1. Evaluasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
Gambar POSISI FOWLER
POSISI SEMI FOWLER

POSISI SIM

POSISI TRENDELENBURG

POSISI DORSAL RECUMBENT

POSISI LITOTOMI

POSISI GENO PECTORAL / KNEE CHEST


POSISI ORTHOPENIC

POSISI SUPINASI

POSISI PRONASI

Referensi http://tisnawati-tis.blogspot.com/2017/03/sop-posisi-pasien.html
https://www.nerslicious.com/posisi-pasien/
https://id.scribd.com/document/367505020/Rike-Melakukan-
Positioning-Pada-Pasien

Anda mungkin juga menyukai