Anda di halaman 1dari 17

AKTIVITAS GERAK

1. Membantu pasien duduk di tempat tidur


Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan mobilitas
2. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
3. Mempertahankan kenyamanan
Prosedur kerja
1. Lakukan persiapan ( Seperti dijelaskan diatas)
2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
3. Tempatkan posisi pada posisi terlentang
4. Singkirkan bantal dari tempat tiidur
5. Perawat menghadap ketempat tidur
6. Tempatkan kaki meregang de
7. ngan satu kaki lebih mendekat ke tempat tidur di banding kaki yang lain
8. Tempatkan tangan yang lebih dekat kepasien dibawah bahu, yang menyokong
kepala dan tulang belakang
9. Tempatkan tangan yang lain dipermukaan tempat tidur
10. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki
depan ke kaki belakang
11. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan
yang ditempatkan dipermukaan tempat tidur
12. Turunkan tempat tidur
13. Observasi posisi ke sejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi
tekanan
14. Catat prosedur termasuk : posisi yang ditetapkan,kondisi kulit,gerakan
sendi,kemampun pasien membantu bergerak dan kenyamanan pasien
Cuci tangan

2. Posisi fowler
Merupakan posisi tempat tidur yang menaikkan kepala dan dada sebesar 45-90° tanpa
fleksi lutut.
Bertujuan
1. Membantu mengatasi masalah pernafasan dan kardiovaskuler
2. Memfasilitasi aktivitas tertentu,misalnya makan,membaca,menonton televisi

Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan
Prosedur pelaksanaan
1. Lakukan persiapan ( Seperti dijelaskan diatas)
2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan/gunakan sarung tangan
3. Minta klien untuk menekuk lutut sebelum kepala di naikkan
4. Tinggikan kepala tempat tidur sebesar 45-90° sesuai kebutuhan
5. Letakkan bantal kecil dibawah panggung klien jikaa ada celah disana
6. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
7. Letakkan bantal dibawah tungkai,dari lutut hingga tumit
8. Pastikan area popliteal tidak tertekan dan lutut tidak fleksi
9. Letakkan gulungan handuk disisi masing-msing paha
10. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki
11. Letakkan bantal dibawah lengan bawah untuk menopang kedua lengan
jika klien mengalami kelemahan pada bagian tersebut
12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan

3. Posisi supine (terlentang)


Merupakan posisi klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit
elevasi menggunakan bantal
Tujuan
1. Memberikan kenyamanan pada klien pasca operasi yng memperoleh
anestesi spinal
2. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi prone yang tidak
tepat
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Papan kaki
5. Sarung tangan jika perlu
Prosedur pelaksanaan
1. Lakukan persiapan ( Seperti dijelaskan diatas)
2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan/gunakan sarung tangan
3. Letakkan klien dalam posisi terlentang ditengah tempat tidur
4. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien
5. Letakkan bantal kecil dibawah panggung pada pada lengkung lumbal
jika ada celah
6. Letakkan bantal dibawah tungkai,dari lutut hinggah tumit
7. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki
8. Jika klien tidak sadarkan diri atau mengalami paralisis ektremitas
atas,elevasikan tangan dan lengan bawah,bukan lengan
atas,menggunakan bantal
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan

4. Posisi prone (telungkup)


Merupakan posisi klien berbaring diatas abdomen dengan kepala miring ke salah satu
sisi
Tujuan
1. Memfasilitasi ekstensi penuh pada sendi panggul dan lutut
2. Mencegah kontraktur fleksi pada sendi pinggul dan lutut
3. Membantu drainase dari mulut sehingga dari mulut sehingga bermanfaat bagi klien
pasca operasi mulut atau tenggorok
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Letakkan klien dalam posisi terlentang di tengah tempat tidur
3. Gulingkan klien dan letakkan kedua lengan disisi bantal,dengan kedua
lengan fleksi.letakkan klien dalam posisi telungkup ditengah tempat tidur
yang datar
4. Miringkan kepala klien ke salah satu sisi dan sanggah dengan bantal
5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen antara diafragma,atau payudara
pada wanita dan Krista iliaka
6. Letakkan bantal dibawah kaki dari lutut hingga tumit
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ektremitas atas elevasikan
tangan dan lengan atas menggunakan bantal
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan
5. Posisi lateral
Merupakan posisi klien berbaring pada salah satu sisi tubuh dengan kepala menoleh ke
samping
Tujuan
1. Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
2. Menyediakan posisi tidur dan istirahat yang sesuai
3. Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan tumit
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Sarung tangan
Prosedur pelksanaan
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Letakkan klien dalam posisi terlentang di tengah tempat tidur
3. Tarik tangan dan kaki klien,yang terjauh dari anda ke arah anda hingga klien
miring
4. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien
5. Tarik dan posisikan bahu bawah kedepan sehingga bahu tidak menopang
tubuh
6. Letakkan bantal dibawah lengan atas
7. Letakkan bantal dibawah paha dan tungkai sehingga ekstremitas bertumpuh
secara paralel dengan permukaan tempat tidur
8. Letakkan guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan

6. Posisi sims/semipronasi
Merupakan posisi klien berbaring pada pertengahan antara posisi lateral dan
posisi pronasi,dan posisi ini lengan bawah ada diblakang tubuh klien sedangkan
lengan atas ada di depan klien.
Bertujuan
1. Memberikan kenyamanan
2. Melakukan hukna
3. Memberikan obat per anus (supositoria)
4. Melakukan pemeriksaan daerah anus
Alat dan bahan
1. Bantal
Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan seperti diuraikan di atas
3. Tempatkan kepala diatas tempat tidur
4. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang
5. Posisikan pasien dalam posisi dalam posisi miring yang sebagian
pada abdomen
6. Tempatkan bantal kecil dibawah kepala
7. Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang di fleksikan,yang
menyokong lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain di atas tempat
tidur
8. Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang di fleksikan, yang
menyokong tungkai setinggi panggul
9. Tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki
10. Turunkan tempat tidur
11. Observasi posisi kesejajaran tubuh,tingkat kenyamanan,dan titik
potensi tekanan
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
13. Catat prosedur termasuk: gerakan sendi kemampuan pasien
membantu bergerak dan kenyamanan pasien

Gambar: Posisi lateral

7. Posisi trendelenburg

Merupakan posisi klien berbaring di atas tempat tidurdengan posisi kepala


lebih rendah dari kaki

Bertujuan

Melancarkan peredaran darah ke otak

Alat dan bahan

1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Balok penopang kaki tempat tidur (opsional)
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam kedaan berbaring terlentang
4. Tempatkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien
5. Tempatkan batal dibawah lipatan lutut
6. Tempatkan balok penopang dibagian kaki tempat tidur
7. Atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki
pasien
8. Cuci tangan
4. Posisi dorsal recumbent
Merupakan posisi klien terlentang dengan kedua tungkai ditekuk
dan sedikit direnggangkan serta kedua telapak kaki memijat kasur.
Bertujuan
1. Perawatan daerah genitalia
2. Pemeriksaan genitlia
3. Posisi pada proses persalinan
Alat dan bahan
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring(telentang)
4. Pakaian bawah dibuka
5. Tekuk lutut dan direnggangkan
6. Pasang selimut untuk menutupi area genitalia
7. Cuci tngan setelah prosedur dilakukan
5. Posisi litotomi
Merupakan posisi klien terlentang dengan kedua
tungkai di angkat ,lutut di tekuk kea rah dada dan
tungkai bawah ditopang oleh kedua orang perawat.
Bertujuan
1. Pemeriksaan alat genitalia
2. Proses persalinan
3. Pemasangan alat kontrasepsi
Alat dan bahan
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut/kain penutup
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring(telentang)
4. Angkat kedua paha dm tarik ke atas abdomen
5. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat celcius
terhadap paha
6. Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangka kaki
ditempat tidur khusus untuk posisi litotomi
7. Pasang selimut
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Posisi genu pektoral (knee chest)
Bertujuan
1. Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid
Alat dan bahan
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Minta pasien untuk mengambil posisi
menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada matras tempat tidur
4. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal
pasien
5. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

Bertujuan

1. Melatih otot skele untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse


2. Mempertahankan kenyamanan pasien
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (diagnostik,fisik,dll)
Alat dan bahan
Kursi roda
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan diatas
3. Bantu pasien untuk posisi duduk ditepi tempat tidur. Siapkn kursi roda
dalam posisi 45°C terhadap tempat tidur
4. Pasang sabuk pemindah bila perlu
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan
tidak licin
6. Renggangkan kedua kaki anda
7. Fleksikan panggul dan lutut anda,sejajar lutut anda dengan lutut klien
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan
tempatkan tangan anda di skapula pasien
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil melurukan
panggul dan tungkai anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak
fleksi
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut
11. Tumpukan dari kaki yang jauh dari kursi
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi
untuk menyokong
13. Fleksikan panggul dan lutut anda sambil menurunkan pasien ke kursi
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk
15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
16. Observasi pasien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.
Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan
17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan
Memindahkan pasien oleh dua atau tiga perawat
Tujuan
Memindahkan pasien dari ruang per ruangan lain untuk tujuan tertentu
(pemeriksaan diagnostik,pindah ruangan ,dll)
Alat dan bahan
1. Brangkar atau tempat tidur
2. Bantal (bila perlu)

Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan diatas
3. Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang
berdiri berdampingan menghadap tempat tidur pasien.
4. Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh
pasien(kepala dan bahu,panggul,paha dan pergelangan kaki).
5. Masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yang
mendekat ketempat tidur didepan, lutut agak pleksi.
6. Lengan pengangkat ditempatkan dibawah kepala dan
bahu,panggul,paha,dan pergelangan kaki pasien,dengan jari jemari
mereka menggengam sisi tubuh pasien
7. Pengangkat menggulingkan pasien ke arah dada mereka
8. Pada hitungan ke-3 pasien di angkat dan digendong ke dada perawat
9. Pada hitungan ke-3 yang ke-2 perawat melangkah ke belakang dan
menumpuh salah satu kaki untuk mengarah ke brangkar/tempat tidur
lain,dengan bergerak ke depan bila perlu
10. Perawat dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah
brangkar/tempat tidur dengan memfleksikan lutut dan panggul ereka
siku mereka pada setinggi tepi/tempat tidur
11. Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien,tempatkan pagar tempat
tidur pada posisi terpasang
12. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
13. Observasi pasien untuk menentukan respon terhadap
pemindahan.observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan
adanya titik tekan
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
15. Catat prosedur dalam catatan keperawatan

Membantu pasien berjalan


Bertujuan
1. Memulihkan kembali toleransi aktivitas
2. Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot
Alat dan bahan
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
pasien
2. Uraian berikut membantu pasien berjalan tanpa
menggunakan alat
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Minta pasien untuk meletakkan tangan disamping
badan atau memegang telapak tangan perawat
4. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan
lengan tangan pada bahu pasien
5. Bantu pasien untuk berjalan
6. Observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur
(frekuansi nadi dan tanda hipotensi ortostatik)
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

8. Catat tindakan dan respon pasien


MOBILISASI
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas.

Tujuan dari mobilisasi antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia


2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Mobilisasi

1. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa
melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat .

2. Proses penyakit dan injuri

Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya;
seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang
baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban.
Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu misalnya;
CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
3. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang
anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang
biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya
dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.

4. Tingkat energy

Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda
mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.

5. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang
remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat
kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.

Tipe persendian dan pergerakan sendi

Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 macam persendian yaitu sendi yang dapat digerakan
(diartrosis) dan sendi yang tidak dapat digerakan (siartrosis).

Toleransi aktifitas

Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler
seperti Angina pektoris, Infark, Miokard atau pada klien dengan immobilisasi yang lama akibat
kelumpuhan.Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisasi, saat
mobilisasi dan setelah mobilisasi.

Tanda – tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain :

a) Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur


b) Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi orthostatik.
c) Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal.
d) Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan.
e) Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak stabilan
posisi tubuh.
f) Status emosi labil.
Masalah fisik

Masalah fisik yang dapt terjadi akibat immobilitasi dapat dikaji / di amati pada berbagai sistim
antara lain :

Masalah muskuloskeletal

Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral, tulang dan
kerusakan kulit.

Masalah urinary

Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran ,infeksi saluran kemih dan inkontinensia urine.

Masalah gastrointestinal

Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan,diarrhoe dan konstipasi.

Masalah respirasi

Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan asam
basa (CO2 O2).

Masalah Kardiovaskuler

Terjadinya hipotensi orthostatik, pembentukan trombus.

Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain :


1. Perbaikan status gisi
2. Memperbaiki kemampuan monilisasi
3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif
4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh).
5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya
dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.

Anda mungkin juga menyukai