Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

MACAM -MACAM POSISI PASIEN

DOSEN :

Ns. Muhamad Idris, S.Kep, MKK

DI SUSUN OLEH :

SUNDARI (2720210119)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2021

Macam-Macam Posisi Pasien


1
1. Posisi Fowler (Setengah Duduk)

Posisi Fowler

 a. Pengertian

Posisi Fowler merupakan posisi setengah duduk dimana bagian kepala tempat tidur ditinggikan
45°-60° dan lutut pasien sedikit ditinggikan tanpa tekanan untuk membatasi sirkulasi di tungkai
bawah.

b. Tujuan

 Untuk mengurangi komplikasi akibat immobilisasi


 Untuk meningkatkan rasa nyaman
 Untuk meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada
dan ventilasi paru
 Untuk mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

c. Indikasi

Pasien dengan kesulitan Pernafasan dan masalah jantung.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring .


 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal
 Minta bantuan bila diperlukan
 Jelaskan prosedur pada pasien

 Tinggikan kepala tempat tidur membentuk sudut 45°-60° untuk posisi fowler tinggi, dan
sudut lebih kecil dari 45° (sekitar 20°-30°untuk posisi semi fowler)
2
 Berikan bantal pada bagian bawah punggung pasien
 Letakkan bantal kecil atau gulungan di bawah paha
 Rapikan pasien dan dokumentasikan

2. Posisi Lithotomi (Dorsal Sakral)

Posisi Lithotomi

a. Pengertian

Posisi lithotomi adalah sikap pasien terlentang dimana paha diangkat dan ditekuk ke arah
perut. Oleh karena itu posisi ini sukar dipertahankan, maka digunakan penahan untuk kaki
tersebut.

b. Tujuan

 Untuk memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, mislnya vaginal taucher,


pemeriksaan rectum, dan sistoscopy.
 Untuk memudahkan pelaksamaam proses persalinan, operasi ambeien, pemaangan alat
intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.

c. Indikasi

 Pada pemeriksaan genekologis


 Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra,
rectum, vagina dan kandung kemih.

d. Prosedur

3
 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila diperlukan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Pasang bantal di bagian kepala.
 Mintalah pasien mengangkat paha dan menekuk ke arah perut, lalu pertahankan tungkai
bawah berada sejajar dengan posisi lutut.
 Pasangkan alat penyangga kaki.
 Lakukan pemeriksaan sesuai kebutuhan.
 Rapikan pasien dan dokumentasikan.

3. Posisi Dorsal Recumben

Posisi Dorsal Recumben

a. Pengertian

Dorsal Rekumben adalah posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggungnya


dimana hubungan antar bagian dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik,
dengan lutut dinaikkan.

b. Tujuan

Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

c. Indikasi

 Pada pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina, dan anus.
 Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

d. Prosedur

4
 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Letakkan gulungan handuk kecil di bawah area belakang lumbal.
 Letakkan bantal di bawah bahu atas, leher dan kepala.
 Tempatkan papan kaki atau bantal lunak di bawah telapak kaki.
 Letakkan bantal di bawah lengan bawah yang pronasi, mempertahankan lengan atas
sejajar dengan tubuh pasien.
 Letakkan gulungan tangan di dalam tangan.
 Rapikan pasien dan dokumentasikan.

4. Posisi Supinasi (Terlentang)

Posisi Supinasi

a. Pengertian

Supinasi adalah posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggungnya dimana hubungan
antar bagian dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.

b. Tujuan

Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasiliatsi penyembuhan terutama pada pasien


pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

c. Indikasi

5
 Pasien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan tertentu (misalnya anestesi
spinal).
 Pasien dengan kondisi yang sangat lemah atau koma.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.


 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Letakkan gulungan handuk kecil di bawah area belakang lumbal.
 Letakkan bantal di bawah bahu atas, leher dan kepala.
 Letakkan trochanter rolls atau bantal pasir (sandbags) sejajar dengan permukaan lateral
paha. Letakkan bantal kecil atau gulungan dibawah tumit untuk mengelevasikan tumit.
 Tempatkan papan kaki atau bantal lunak di bawah telapak kaki.
 Letakkan bantal di bawah lengan bawah yang pronasi, mempertahankan lengan atas
sejajar dengan tubuh pasien.
 Letakkan gulungan tangan di dalam tangan.
 Rapikan pasien dan dokumentasikan.

5. Posisi Pronasi (Tengkurap)

Posisi Pronasi

a. Pengertian

Posisi pronasi adalah pasien tidur dalam posisi telengkup berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal.
c. Tujuan

6
 Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang.
 Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

c. Indikasi

 Pasien yang menjalani bedah mulut atau kerongkongan.


 Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.


 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Cuci tangan dan jaga privasi pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Putar pasien dengan posisi lengan di atas dekat badan dengan siku lurus. Letakkan
abdomen pada pusat temapat tidur yang rata.
 Putar kepala pasien pada satu sisi dan sokong dengan bantal kecil.
 Letakkan bantal kecil di bawah abdomen bagian bawah diafragma.
 Sokong lengan pada posisi fleksi setinggi bahu.
 Sokong kaki bawah dengan bantal untuk menaikkan jari kaki.
 Lengkapi langkah 9-13 dan rapikan pasien.
 Lakukan dokumentasi.

6. Posisi Lateral (Miring)

Posisi Lateral

a. Pengertian

7
Posisi lateral adalah posisi miring di mana pasien bersandar ke samping dengan sebagian besar
berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Hal yang harus di perhatikan:

 Kesejajaran tubuh harus sama ketika berdiri.


 Struktur tulang belakang harus dipertahankan.
 Kepala harus di sokong pada garis tengah tubuh.
 Rotasi tulang belakang harus di hindari.

b. Tujuan

 Mempertahankan bady aligment.


 Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
 Meningkatkan rasa nyaman.
 Untuk mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang
menetap.

c. Indikasi

 Pasien yang ingin istirahat


 Pasien yang ingin tidur
 Pasien dengan posisi Fowler atau Dorsal Recumben dalam waktu yang lama.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.


 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Rendahkan bagian kepala temapat tidur seluruhnya atau serendah yang dapat di toleransi
pasien.
 Posisikan pasien di sisi tempat tidur.
 Putar pasien ke sisi dalam.
 Letakkan bantal di bawah kepala.
 Bawa bahu maju ke depan.
 Letakkan kedua lengan pada posisi agak fleksi. Lengan atas di sokong dengan bantal
setinggi bahu.
 Letakkan bantal yang keras di belakang punggung pasien.
 Letakkan bantal di bawah kaki bagian atas yang semi fleksi setinggi pinggul dari lipat
paha hingga ke kaki.
 Letakkan bantal pasir sejajar dengan permukaan telapak kaki yang menggantung.
 Rapikan pasien dan dokumentasikan.

7. Posisi Sim’s

8
Posisi Sim's

a. Pengertian

Posisi Sim’s berbeda dengan posisi miring pada distribusi berat badan pasien. Pada posisi Sim’s
berat badan berada pada tulang ilium anterior, humerus dan klavikula. Posisi Sim’s Berada
antara posisi miring dan telungkup.

b. Tujuan

 Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi.


 Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter mayor otot pinggang.

c. Indikasi

 Pasien tidak sadar.


 Pasien paralisis.
 Pasien yang akan di enema.
 Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal.
 Untuk tidur pada wanita hamil.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.


 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Letakkan pasien pada posisi terlentang.
 Berikan pasien posisi lateral berbaring sebagian pada abdomen.
 Letakkan bantal kecil dibawah kepala.
 Letakkan bantal dibawah lengan atas yang fleksi, sokong lengan setinggi bahu. Sokong
lengan lain pada matars/kasur.

9
 Letakkan bantal di bawah kaki atas yang fleksi, sokong kaki setinggi pinggul.
 Letakkan bantal pasir sejajar dengan permukaan telapak kaki.
 Rapikan pasien dan dokumentasikan.

8. Posisi Trendelenberg (Kepala Lebih Rendah Dari Kaki)

Posisi Trendelenberg

a. Pengertian

Trendelenberg adalah posisi kepala lebih rendah dari kaki dengan posisi terlentang.

b. Tujuan

Meningkatkan aliran darak ke otak pada pasien hipotensi atau shock.

c. Indikasi

 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.


 Pasien shock.
 Pasien hipotensi.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.


 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.

10
 Pasien dalam keadaan berbaring telentang, letakan bantal di antara kepala dan ujung
tempat tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.
 Letakkan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus
dengan meninggikan bagian kaki pasien.
 Awasi dan catat vital sign dan respon pasien.
 Rapikan dan berikan kenyamanan pada pasien.
 Dokumentasikan pada catatan keperawatan.

9. Posisi Genu Pectoral (Knee Chest)

Posisi Genu Pectoral

a. Pengertian

Genu pectoral adalah posisi berlutut dimana dada dan kepala pasien mengenai matras/tempat
tidur.

b. Tujuan

Memudahkan pemeriksaan daerah rectum, sigmoid, dan vagina.

c. Indikasi

 Pasien hemorrhoid.
 Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina. .

d. Prosedur

11
 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.
 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan
alat bantu yang digunakan pada posisi awal.
 Minta bantuan bila di perlukan.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat tidur rata.
 Anjurkan pasien untuk berbaring menghadap tempat tidur, dan tempatkan satu bantal di
bawah wajah.
 Mintakan pasien untuk menungging dan mengangkat bokongnya sampai dinding perut
menggantung dan hanya dada, kedua lutut serta kaki yang menyentuh tempat tidur.
 Rapikan pasien dan cuci tangan.
 Dokumentasikan pada catatan keperawatan.

10. Posisi Orthopneic

Posisi Orthopneic

a. Pengertian

Posisi orthopneic adalah posisi duduk dengan menyandarkan kepala pada penopang yang sejajar
dada, seperti pada meja.

b. Tujuan

12
Untuk memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan
tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.

c. Indikasi

Pada pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

d. Prosedur

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama pasien berbaring.


 Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Dudukkan pasien di tepi tempat tidur dengan meja dihadapannya.
 Alasi meja dengan bantalan dan posisikan dengan ketinggian yang sesuai.
 Posisikan kepala pasien menyandar dimeja dengan lengan juga dimeja untuk
menyokongnya.
 Rapikan pasien dan cuci tangan.
 Dokumentasikan pada catatan keperawatan. 

Demikianlah informasi singkat mengenai macam-macam posisi pasien, ssSemoga bermanfaat


dan menambah wawasan kita semua.

13

Anda mungkin juga menyukai