PADA PASIEN
Posted on 11 Februari 2014 by briyudistira
1. Posisi Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepalatempat tidur lebih
tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
Indikasi
Cara kerja :
Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan
1. Mobilisasi
Cara / prosedur
1. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh
3. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari
tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut )
3.Posisi sim
Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).
Tujuan :
1. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
4. Mencegah dekubitus
Indikasi :
Cara kerja :
4. Posisi trendelenburg
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Alat dan bahan :
Indikasi :
2) Pasien shock
3) Pasien hipotensi.
Cara kerja :
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan)
diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada
proses persalinan.
Tujuan :
Indikasi :
1. Tempat tidur
2. Selimut
Cara kerja :
6. Posisi Litotomi
Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
Indikasi :
Cara kerja:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke
arah perut
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
4. Pasang selimut
Definisi :
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi :
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
Cara kerja :
1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
mencmpel pada kasur tempat tidur.
2. Pasang selimut pada pasien
Cari untuk:
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Mengatur tempat tidur pada posisi datar
4. Menganjurkan pasien bergeser pada posisi atas tempat tidur
5. Meninggikan bagian kepala tempat tidur dengan sudut 30 s/d 90 derajat
6. Memberikan bantalan tipis penyokong kepala leher dan bahu
7. Menggunakan bantal untuk menyokong tangan dan lengan bila tubuh bagian atas pasien di
imobilisasi
8. Memberi bantalan tipis untuk menyokong punggung
9. Memberi bantalan tipis dibawah paha
10. Memberi guling dibawah lutut
11. Memberi papan kaki
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Klien sesak nafas (penyakit jantung dan asma) atau gangguan pernafasan
2) Klien dengan resiko ulkus
3) Klien yang sedang makan atau minum
Kontraindikasi :
1) Fraktur tulang pelvis, post operasi abdomen
2) Faktur tulang belakang (vetebra lumbalis)
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Mengangkat bagian kaki tempat tidur dan pasang balok dibagian kaki kanan dan kiri tempat
tidur atau setel tempat tidur bagian kaki untuk dinaikkan dan sokong bagian paha dan lutut
sampai bahu dengan bantal k/p.
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Dilakukan pada yang shock
2) Pada klien dengan pemasangan skin traksi pada kaki
3) Dilakukan pada klien yang mempunyai penyakit pembuluh daerah peripheral
Kontraindikasi :
1) Pada klien yang mempunyai potensi peningkatan tekanan cranial
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Mengangkat bagian kaki tempat tidur dan pasang balok dibagian kaki kanan dan kiri tempat
tidur atau setel tempat tidur bagian kaki untuk dinaikkan dan sokong bagian paha dan lutut
sampai bahu dengan bantal k/p.
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
1.3 Memberikan Posisi Sim
Pengertian :
Tindakan memberikan pasien dalam posisi miring dan setengah tengkurap, yang bertumpu pada
salah satu sisi anterior.
Tujuan :
1. Mamfasilitasi drainage mulut dan mencegah aspirasi.
2. Mengurangi penekanan pada sacrum dan panggul.
3. Mempersiapkan pemeriksaan dan pengobatan area perineal.
4. Mempersiapkan prosedur enema.
Prosedur :
A. Pra Interaksi
1. Mempersiapkan alat:
• Bantal
• Guling
• Tempat tidur
2. Memverifikasi data
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Menggeser pasien kesamping tempat tidur berlawanan dengan arah posisi sims yang akan
dituju
4. Berdiri di samping pasien pada posisi yang akan dituju
5. Meletakan lengan pasien yang dekat dengan perawat sejajar dengan punggung pasien dan
tangan yang satunya ditekuk didepan dada
6. Menekuk lutut yang jauh dari perawat dan tarik kearah perut
7. Memegang bahu pasien dengan tangan kiri dan pinggang dengan tangan kanan.
8. Mendorong bahu dan pinggang pasien sehingga berada pada posisi setengah telungkup
9. Menggeser lengan yang berada dibawah tubuh pasien kebelakang dan letakkan tangan yang
satunya dibawah pipi pasien
10. Meletakkan bantal atau guling diantara kedua lulut
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Merencanakan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Meraapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Klien yang tidak mampu mengeluarkan sputum dari mulut
2) Pada klien yang mempunyai secret yang banyak agar tidak masuk ke paru-paru
3) Untuk pemeriksaan vagina atau rectum
4) Dilakukan pada pasien yang tidak sadar untuk mempemudahkan jalan masuk air dari mulut
klien
5) Pada ibu hamil atau punya tumor perut
Kontraindikasi :
1) Klien dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul
Prosedur :
A. Pra Interaksi
1. Mempersiapkan alat:
• Bantal bokong k/p
• Penyangga kaki
2. Memverifikasi data
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pitu, jendela, tirai
3. Memasang penyangga kaki
4. Menganjurkan pasien untuk tidur terlentang
5. Menggeser bokong kan pasien menarik kedua ke bagian tepi bawah tempat tidur
6. Meletakkan kedua kaki pada penyangga kaki atau anjurkan pasien menarik kedua paha dan
tekuk kearah perut. Sokong dengan bantal k/p
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Merencanakan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Meraapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Dilakukan pada klien untuk pemeriksaan kandung kemih
2) Dilakukan pada pemeriksaan girekologi
Kontraindikasi :
1) Pada klien dengan antritis berat
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Menganjurkan untuk berlutut diatas tempat tidur
4. Meletakkan bantal didepan pasien
5. Menganjurkan pasien menoleh kesalah satu sisi dengan kedua tangan memegang bagian atas
kepala
6. Menganjurkan pasien untuk merebahkan kepala dan dada diatas bantal dan tangan diatas
kepala
7. Menganjurkan pasien untuk memepertahankan paha tegak lurus dengan tempat tidur
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Pemeriksaan rectum dan perineum wanita atau selama prostoskopi (penempatan bidang
visualisasi pada rectum)
Kontraindikasi :
1) Klien dengan artritis atau kelainan bentuk persendian lainnnya
1.8 Memberi Posisi Lateral
Pengertian :
Tindakan membaringkan pasien pada salah satu sisi tubuh.
Tujuan :
1. Memudahkan perawatan (misal : menggosok gigi)
2. Memudahkan melayani kebutuhan sendiri (makan, minum, dll)
3. Mencegah terjadinya decubitus
Prosedur :
A. Pra Interaksi
1. Mempersiapkan alat :
• Bantal
• Guling
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Menggeser pasien kesisi tempat tidur yang berlawanan dengan posisi arah yang dituju
4. Menggeser bantal kearah posisi yang dituju
5. Menjauhkan tangan pasien yang berada didekat petugas dari badan pasien
6. Menyilangkan kaki pasien yang jauh dari petugas kearah petugas
7. Memegang bahu dan pinggul pasien dan tarik kearah petugas
8. Memberi guling dipunggung pasien
9. Meletakkan bantal dibawah lengan atas didepan dada pasien
10. Memberi bantal diantara kedua paha
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
Hal yang perlu diperhatikan :
• posisi ini umum diberikan pada tindakan alih baring, setiap 2 jam.
Indikasi :
1) Pada klien yang mengalami shock
2) Pada klien yang mengalami pembedahan daerah perut
3) Dilakukan pada klien yang sedang dilakukan pemeriksaan rectum dan pemberian obat-obatan
melalui anus
4) Mendengarkan nada tinggi dari murmur (BJ III) atau bunyi tambahan yaiti dengan posisi
lateral kiri
Kontraindikasi :
1) Pada klien yang mengalami gangguan pernapasan
1.9 Memberikan Posisi Prone
Pengertian :
Tindakan membaringkan pasien dalam posisi tengkurap
Tujuan :
1. mempersiapkan penatalaksanaan laminectomi
2. mencegah terjadi penekanan pada pasien dengan luka bakar punggung
Prosedur :
A. Pra Interaksi
1. Mempersiapkan alat :
• Bantal
2. Menverifikasi data
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu, jendela, tirai
3. Mengangkat bantal kepala
4. Menganjurkan pasien bergeser menjauhi posisi perawat
5. Meletakkan bantal tipis disamping perut dekat perawat
6. Memiringkan kepala pasien kearah perawat
7. Meletakkan tangan pasien yang dekat perawat berhimpit pada sisi tubuh
8. Menekuk lutut kaki yang jauh dari perawat
9. Menyilangkan lengan yang jauh dari perawat didepan dada pasien
10. Menarik pasien kearah perawat dengan salah satu tangan bahu dan tangan lainnya di pinggul
11. Meletakkan bantal dibawah kepala dan kaki
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Untuk klien yang baru sembuh dari pembedahan pada mulut atau kerongkongan.
2) Hanya dapat dilakukan pada klien yang punggungnya dapat diluruskan secara tepat, dan
dilakukan dalam waktu cepat.
Kontraindikasi :
1) Tidak disarankan untuk orang yang bermasalah pada daerah servikal atau lumbal tulang
belakang.
2) Untuk klien dengan masalah jantung dan pernafasan, karena akan menyebabkan mati lemas,
dan pembatasan perluasan dada.
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menutup pintu,jendela,tirai
3. Mengatur posisi tempat tidur datar
4. Membantu pasien bergeser kesisi atas tempat tidur
5. Meletakkan bantal dibawah kepala , bahu , dan leher
6. Meletakkan papan kaki pada telapak kaki
7. Meletakkan bantal dibawah kedua lengan
C. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
Indikasi :
1) Di lakukan pada ibu hamil muda
2) Dilakukan pada waktu pre dan post operasi
Kontraindikasi :
1) Pada klien dengan sesak nafas
2) Pada klien dengan fraktur lumbal
2. Alih Baring
Pengertian :
Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami imobilisasi dan mengharuskan
pasien melakukan gerakan gerakan untuk menghindari bedrest agar tidak menimbulkan ulcher
atau dekubitus
Tujuan :
1. Mencegah kerusakan integritas kulit
2. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi
Prosedur :
A. Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Fase Kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Merubah posisi dari terlentang ke miring
3. Menata beberapa bantal disebelah klien
4. Memiringkan klien kearah bantal yang disiapkan
5. Menekuk lutut kaki yang atas
6. Memastikan posisi klien aman
7. Merubah posisi dari miring ke terlentang
8. Menata beberapa bantal di sebelah klien
9. Menelentangkan klien kearah bantal yang disiapkan
10. Meluruskan kedua lutut
11. Memastikan posisi klien aman
12. Merapikan pasien
C. Fase Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Menginformasikan akan datang 2 jam lagi untuk merubah posisi
selanjutnya
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Daftar Pustaka
Elfin, Perry, Potter, 2000. Nursing Internention And Clinical Skills Second Edition, St Louis,
Missauri. Mosby. Inc.