Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan salah satu kasus

pneumonia misterius pertama kali di laporkan di Wuhan, Provinsi Hubei.

Sumber penularan kasus ini masih belum di ketahui pasti, tetapi kasus pertama

dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tanggal 18 Desember hingga 29

Desember 2019,terdapat lima pasien yang di rawat dengan Acute Respiratory

Distress Syndrom (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020

kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan laporannya sebanyak 44 kasus tidak

sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai Provinsi lain di

China,Thailand, Jepang, dan Korea selatan (WHO, 2020).

Awalnya penyakit ini dinamakan sebagai 2019 novel corona virus

(2019-nCoV), kemudian World Health Organition (WHO) mengumumkan

nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Corona Virus Disease (COVID-19)

yang di sebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrom Corona virus-2

(SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia kemanusia dan telah

menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya.

Pada 12 maret 2020,WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.

Hingga tanggal 22 agustus 2020, terdapat lebih dari 22.5 juta kasus dan jumlah

kematian seluruh dunia 802 ribu. (WHO, 2020).

Indonesia pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 ketika 2

orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang, pada 9 april

1
2020, pandemi sudah menyebar ke 34 Provinsi yaituJakarta, Jawa Barat, dan

Jawa Timur sebagai Provinsi paling terpapar. Menunjukan kasus yang

terkonfirmasi penambahan kasus positif Covid-19 pada tanggal 27 April 2020

Jumlah kasus baru 214 pasien, menunjukkan jumlah kasus positif 9.096 pasien,

total jumlah pasien di rawat 7.180 orang, total jumlah pasien sembuh 1.151

orang, total jumlah pasien meninggal 765 jiwa, total jumlah Suspek 19.987

orang, total jumlah Probable 210.199 orang, total Spesimen diperiksa PCR

75.157 Spesimen dan 59.409 kasus dan bertambah lagi di 14 Mei 2020 jumlah

kasus konfirmasi baru 568 pasien,total jumlah kasus positif 16.006 pasien,total

jumlah pasien di rawat 11.445 orang, total jumlah pasien sembuh 3.518 orang,

total jumlah pasien meninggal 1.043 jiwa, total jumlah Suspek 33.672

orang,total jumlah Probable 258.639 orang, lokasi sebaran kasus konfirmasi

382Kabupaten/kota dan total kasus di Indonesia pada 23 Agustus mencapai

153.535 kasus (Kemenkes 2020).

Data dinas kesehatan Sulawesi Tengah dari bulan maret sampai dengan

22 agustus 2020 terkonfirmasi angka COVID-19 telah mencapai 345, pada

tanggal 22 agustus 2020 kasus baru COVID-19 pasien sembuh 206, dan yang

meninggal 8 pasien, dimana kasus Suspek mencapai 112 orang, pasien

Probable 27 orang dan yang terkonfirmasi COVID-19 238 orang (Dinkes

Sulteng 2020).

Data covid -19 pada tanggal 23 Agustus 2020 Kab. Toli-toli berjumlah

konfirmasi 18, Suspek 0, Probable 0, Kab. Donggala Konfirmasi 6,Suspek 50,

Kab. Sigi Suspek 8, Probable 3, Konfirmasi 6, Kab. Poso Suspek 8, Probable

2
7, Konfirmasi 18, Kab. Morowali Utara Suspek 4, Probable 1, Konfirmasi 17,

Kab. Buol Konfirmasi 9 suspek 55 probable 0, Kab. Parigi Moutong

Konfirmasi 1 suspek 7 probable 0, Kab.TojoUna-una Konfirmasi 6 suspek 4

probable 0, Kab Banggai Konfirmasi 0 suspek 9 probable 0, Kab Banggai

kepulauan Konfirmasi 27suspek 1 probable 0, Kab banggai laut Konfirmasi 7

suspek probable 0, Kab Morowali Konfirmasi 84 suspek 4 probable 0

(Kemenkes RI. 2020).

Adanya pandemic ini, banyak masyrakat yang terdampak darinya

banyak masyarakat yang mulai mencari perlindungan guna mencegah

penularan virus corona. Meski membuat panic dan di nilai menimbulkan

kerugian di sector ekonomi, rupanya virus corona membawa dampak baik bagi

masyarakat. Yaitu dampak positif 1 ; Akibat adanya pandemik Corona Virus,

masyarakat di tuntut untuk tetap di rumah saja. Lebih rajin mencuci tangan,

sadar akan kebersihan lingkungan, mengubah pola makan sehat, rajin olahraga,

berdoa (WHO, 2020). 2 ; Dampak negatif, Dampak Ekonomi Dengan adanya

tuntutan tetap di rumah saja, banyak pegawai yang harus di rumahkan dan

bahkan tidak memiliki pekerjaan sampingan untuk tetap mendapatkan rupiah.

Edukasi pembelajaran yang awalnya sangat efektif di lakukan dengan

pembelajaran tatap muka, kini berubah menjadi belajar secara online. Kematian

penambahan pasien meninggal dunia akibat Covid-19 pada Minggu

(19/7/2020) menjadi yang tertinggi selama pandemi. Dalam laporannya, juru

bicara pemerintah penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan,

sebanyak 127 orang meninggal dunia, 24 jam terakhir sejak sabtu (18/7/2020).

3
Penambahan tersebut membuat total jumlah pasien meninggal dunia akibat

Covid-19 sebanyak 4.143 orang (Dr. AmyWang, 2020).

Masalah kesehatan yang sedang menjadi isu hangat pada masyarakat di

Indonesia ditahun 2020 ternyata sangat berkaitan erat dengan kebersihan, cuci

tangan, memakai masker, dan jaga jarak 1-2 meter. Minimnya pelaksanaan

pencegahan Covid-19 yang terjadi saat ini dalam aktivitas sehari-hari akhirnya

berdampak pada timbulnya penyakit menular seperti COVID-19, dan penyakit

tidak menular. Meskipun penerapannya terkesan sederhana, masih banyak

masyarakat yang mengabaiakan (Kemenkes RI, 2020).

Data yang diperoleh dari hasil survei dan wawancara pendahuluan yang

peneliti lakukan pada tanggal 16 Mei 2020 di desa Sipi Kecamatan Sirenja

Kabupaten Donggala,bahwa ada salah satu masyarakat desa Sipi yang

terkonfirmasi Covid-19 karena telah berkontak minasi dengan salah satu

masyarakat didesa Tompe Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, yang di

nyatakatan Positif Covid-19, dan peneliti melakukan wawancara dengan 15

orang masyarakan di desa Sipi tentang bagaimana pengetahuan dan sikap

mereka terhadap Covid-19 yang sudah terkena di salah satu masyarakat desa

Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, dan peneliti memberikan

pernyataan apakah bapak/ibu mengetahui pencegahan COVID-19? dari hasil

wawancara 9 dari 15 orang responden menjawab belum mengetahui

sepenuhnya cara pencegahan Covid-19,dan 6 dari 15 orang menjawab

mengetahui cara pencegahan Covid-19 dan mereka bias menyebutkan sebagian

4
cara pencegahan Covid-19, dan juga sikap masyarakat di desa Sipi tersebut

masih dalam kategori kurang baik hal ini dapat di lihat ketika peneliti

mewawancarai tentang sikap responden, dimana 6 responden menjawab

mengetahui cara pencegahan Covid-19 tapi masih belum menerapkannya yang

dimana responden mengatakan bahwa di lingkungannya masih banyak

masyarakat yang belum tau cara pencegahan COVID-19, danhasil survey

peneliti bahwa masyarakat yang di desa Sipi hanya sebagian yang memakai

masker tapi sebagian besarnya mereka keluar tidak memakai masker, mencuci

tangan tapi tidak menggunakan sabun, dan dalam suasana lockdown

masyarakat di sana tidak mengikuti anjuran pemerintah.

Sehubungan dengan semakin meningkatnya angka kejadian COVID-19,

oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Pencegahan COVID-19 di Desa

Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diatas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana pengetahuan keluarga tentang pencegahan COVID-19 didesa

Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala?

2. Bagaimana sikap keluarga tentang pencegahan COVID-19 didesa Sipi

Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala?

5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap keluarga tentang

pencegahan COVID-19 didesa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten

Donggala.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengatahui pengetahuan keluarga tentang pencegahan COVID-19

didesa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.

b) Untuk mengetahui sampai dimana pemahaman keluarga tentang

pencegahan COVID-19 didesa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten

Donggala.

D. Manfaat Penelitian
1) Bagi keluarga desa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran

bagaimana pengatahuan dan sikap keluarga dan juga dapat menambah

wawasan keluarga tentang bagaimana cara pencegahan Covid-19 didesa Sipi

Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.

2) Bagi Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya

Sebagai referensi dan bahan bacaan untuk menambah wawasan

mahasiswa STIK Indonesia Jaya.

3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan

sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat dibangku

6
kuliah, khusunya tentang pengetahuan masyarakat tentang pencegahan

COVID-19.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pengetahuan


1. Definisi
Pengetahuan dari hasil tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi setelah

seseorangmelakukan penginderaan pada suatu objek tertentu dan adanya

stimulus, penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra

penciuman, penglihatan, pendengaran, perasaan dan perabaan. Sebagian besar

penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo,

2016).

Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, daritadinya

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses

mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui

proses pendidikan maupun melalui pengalaman. Pendidikan dan pengetahuan

merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Pengetahuan yang di peroleh seseorang tidak terlepas dari pendidikan

(Notoadmodjo, 2016).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2016) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4

macam, yaitu :

a. Pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan

pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan

yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara

8
objektif dengan tanpa adanya unsur subjektivitas. Pengetahuan kausal

yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab dan

akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa

berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan

esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu pernyataan

tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu

filsafat.

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang

berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan

yaitu sebagai berikut:

Pengetahuan (Knowledge) tahu diartikan hanya sebagai recall

(ingatan). Seseorang dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat

menggunakannya.

b. Pemahaman (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menginterprestasikan

secara benar tentang objek yang diketahui.

c. Penerapan (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah

memahami objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan

prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu objek.

9
e. Sintesis (synthesis) adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukan suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu

hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki.

f. Penilaian (evaluation) yaitu suatu kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu

kriteria atau Norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2016, faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk

menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua

aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap

positif terhadap objek tersebut. Pendidikan tinggi seseorang didapatkan

informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan.

10
b. Media massa/sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate

impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.

Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru.

Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

penyuluhan, yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

opini dan kepercayaan orang.

c. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi

timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

e. Pengalaman

11
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap

seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

g. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek

penelitian atau responden.

Menurut Arikunto (2015) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan

yang dapat dipergunakan untuk mengukur pengetahuan secara umum

dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif,

misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya

pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan pertanyaan

menjodohkan.

Arikunto (2015) menyatakan cara mengukur pengetahuan dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk

jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan

12
cara membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian

dikalikan 100% dan hasilnya presentase kemudian di golongkan menjadi 3

kategori yaitu :

Baik: 76-100%

Sedang: 56-75%

Kurang: <55% (Arikunto, 2010).

B. Tinjauan Umum tentang Sikap

1. Pengertian

Menurut Damiati (2017), sikap merupakan suatu ekpresi perasaan

seseorang yang merefleksikan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap

suatu objek. Kotler (2017) mengatakan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan

kecendrungan seseorang yang secara konsisten menyukai atau tidak

menyukai suatu objek atau gagasan. Menurut Sumarwan (2015), sikap

merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah

disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen

terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Menurut Umar

Husein (2016), sikap adalah evaluasi, perasaan, dan cenderung seseorang

yang relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan yang terdiri dari

aspek keyakinan dan evaluasi atribut.

2. Komponen Pokok sikap

Komponen Afektif: Komponen afektif berkaitan dengan emosi atau

perasaan konsumen terhadap suatu objek. Perasaan itu mencerminkan

13
evaluasi keseluruhan konsumen terhadap suatu objek, yaitu suatu keadaan

seberapa jauh konsumen merasa suka atau tidak suka terhadap objek itu

evaluasi konsumen terhadap suatu mereka dapat diukur dengan penilaian

terhadap merek dari “sangat jelek” sampai “sangat baik” atau dari “sangat

tidak suka” sampai sangat suka (Damiati, 2017).

Menurut Allport (2010) sikap terdiri dari 5 komponen pokok yakni:

a. Komponen Konatif: Merupakan komponen yang berkaitan dengan

kemungkinan atau kecenderungan bahwa seseorang akan melakukan

tindakan tertentu yang berkaitan dengan onjek sikap, komponen konatif

seringkali diperlukan sebagai suatu ekpresi dari niat konsumen untuk

membeli.

b. Komponen Kognitif: Komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe

seseorang mengenaiapa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek

sikap. Seringkali komponen ini dapat disamakan dengan pandangan

(opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversial.

c. Komponen Afektif: Komponen afektif merupakan perasaan individu

terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Masalah emosional

inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhadap perubahan-

perubahan yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

d. Komponen prilaku atau konatif dalam struktur sikap menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri

seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Melalui

14
tindakan dan belajar seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap

yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan

merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dari beberapa pengertian

diatas dapat disimpulakan bahwa sikap merupakan tanggapan reaksi

seseorang terhadap objek tertentu yang bersifat positif atau negatif yang

biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka, setuju atau

tidak setuju terhadap suatu objek tertentu.

e. Komponen Kognitif: Komponen pertama dari sikap kognitif seseorang

yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi

pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi tentang objek itu

yang diperoleh dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi yang

dihasilkannya biasanya membentuk keyakinan artinya keyakinan

konsumen bahwa objek sikap tertentu memiliki beberapa atribut dan

bahwa perilaku tertentu akan menyebabkan hasil tertentu. dimiliki

seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan, pendapat dan

keyakinan nyata. Sikap menempatkan seseorang dalam pikiran

untukmenyukai atau tidak menyukai. Melalui pengalaman baik dari diri

sendiri maupun orang lain akan menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi

untuk kedepannya. Respon kognitif, efektif dan perilaku erat kaitannya

dengan tahap pengambilan keputusan seseorang. Respon kognitif

seseorang berbeda dalam tahap mempelajari yaitu tahapan mengenal

masalah dan tahapan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mengatasi

masalah tersebut.

15
Tahapan ini disebut dengan tahapan afektif. Setelah alternatif

dipilih orang itu akan menggunakan pilihan tersebut untuk bertindak jika

tindakannya sesuai dengan apa yang dikehendaki maka ia akan

menggunakan cara ini untuk kejadian berikutnya atau sebaliknya akan

memilih alternativ lainnya jika tindakannya tidak sesuai dengan apa yang

dikehendakinya.

3. Fungsi Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012), mengklasifikasikan empat fungsi

sikap, yaitu:

a. Fungsi Utilitarian adalah fungsi yang berhubungan dengan prinsip-

prinsip dasar imbalan dan hukuman. Disini konsumen mengembangkan

beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk

memberikan kepuasan atau kekecewaan.

b. Fungsi Ekspresi Nilai Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu

merek produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih

didasarkan atas kemampuan merek produk itu mengekpresikan nilai-

nilai yang ada pada dirinya.

c. Fungsi Mempertahankan Ego Sikap yang dikembangkan oleh konsumen

cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun

perasaan internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

d. Fungsi Pengetahuan Sikap membantu konsumen mengorganisasi

infromasi yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya.

Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi

16
ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang

relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya.

4. Karakteristik Sikap

Menurut Ujang Sumarwan (2014) Sikap terdiri dari beberapa karakteristik,

yaitu :

a. Sikap selalu memiliki objek, yaitu selalu mempunyai sesuatu hal yang

dianggap penting, objek sikap dapat berupa konsep abstrak seperti

konsumen risme atau berupa sesuatu yang nyata.

b. Konsistensi sikap, sikap merupakan gambaran perasaan seorang

konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya.

Karena itu, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku.

c. Sikap Positif, Negatif dan netral berarti setiap orang memiliki

karakteristik valance dari sikap antara individu satu dengan yang

lainnya.

d. Intensitas sikap, sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk

akan variasi tingkatannya, ketika konsumen menyatakan derajat tingkat

kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas

sikapnya.

e. Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa

berubah.

f. Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa

sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

17
g. Keyakinan sikap adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran

sikap yang dimilikinya. Sikap seorang terhadap objek sering kali muncul

dalam konteks situasi (Ujang Sumarwan, 2014).

5. Pengukuran sikap

Sikap dapat diukur dengan menanyakan secara langsung pendapat

maupun pernyataan responden terhadap suatu objek tertentu. Selain itu

dapat dilakukan dengan beberapa pernyataan hipotesis kemudian

menanyakan pendapat responden mengenai pernyataan tersebut (Arikunto,

2010).

Pengukuran aspek sikap dapat menggunakan skala likert, pengukuran

tingkat sikap seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Tingkat sikap dikatakan baik jika responden mampu menjaawab

pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 76-100% dari seluruh

pernyataan dalam kuesioner

b. Tingkat sikap dikatakan cukup jika responden mampu menjawab

pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 56-75% dari seluruh

pernyataan dalam kuesioner

c. Tingkat sikap dikatakan kurang jika responden mampu menjawab

pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar <56% dari pernyataan

dalam kuesioner (Budiman, 2015).

18
C. Tinjauan Umum Corona Virus Disease (COVID-19)

1) Definisi

COVID-19 adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus

corona yang baru di temukan,sebagian besar orang yang terinfeksi virus

COVID-19 akan mengalami penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan

sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Kelompok besar virus yang

menyebabkan berbagai jenis penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus

seperti Severe Acute Repiratory Syndrome(SARS)dan Middle East

Respiratory Syndrome (MERS),orang lanjut usia (lansia)yang berusia di atas

60 tahun dan yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit

kardiovaskuler,diabetes,penyakit penafasan kronis,dan kanker,memiliki

resiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian (WHO, 2020).

Corona virus merupakan virus RNA starain tunggal positif, berkapsul

dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga

corona viridae. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus

dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein

merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur

utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan

masuknya virus ke dalam sel host (interaksi proteinS dengan reseptornya di

sel inang ) (Wang, 2020).

Corona virus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang

menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti

19
penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam

hidupnya (WHO, 2020).

2) Etiologi

Infeksi corona virus di sebabkan oleh virus corona itu sendiri.

Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:

Percikan air liur akibat batuk dan bersin (droplet), menyentuh tangan atau

wajah orang yang terinfeksi, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah

memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona,

tinjau atau feses (jarang terjadi). Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi

belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-

14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode

transmisi COVID-19 di duga bersumber dari hewan (WHO 2019).

3) Tanda dan Gejala

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya.

Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang,

dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona

yang terbilang ringan:

a. Hidung beringus.

b. Sakit kepala.

c. Batuk.

d. Sakit tenggorokan.

e. Demam.

f. Merasa tidak enak badan.

20
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan

gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan

pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

1. Demam (380C) bila pasien mengidap pneumonia.

2. Batuk dengan lendir.

3. Sesak napas.

4. Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu

tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang

dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia (PDIP, 2020).

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil

dalam kondisi kritis bahkan meninggal, sindrom klinis yang dapat muncul

jika terinfeksi (PDPI, 2020).

g. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi ringan. Gejala yang muncul berupa

gejala yang tidak spesifik, gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk,

dapat disertai dengan nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit

kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien

usia dan pasien immunocompromises presentase gejala menjadi tidak khas

atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan

demam dan gejala relative ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki

gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek (WHO, 13

Maret 2020).

21
h. Pneumonia ringan

Gejala dapat muncul seperti demam, batuk dan sesak. Namun tidak

ada tanda pneumonia berat (Chen H, Guo 2020).

i. Pneumonia berat

Gejala yang muncul di antara nya demam atau infeksi saluran

pernafasan tanda yang muncul yaitu Takipnea (prekuensi nafas >

30x/menit),distress pernafasan berat atau saturasi oksigen pasien > 90%

udara luar (Zhu H, Wang L, 2019).

Pasien infeksi pernafasan akut dengan tingkat keparahan ringan

sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:

1) Kontak erat dalam pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-19.

2) Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus

terkonfirmasi infeksi COVID-19 di wilayah/Negara yang terjangkit.

3) Memiliki riwayat perjalanan ke wuhan dan memiliki demam (suhu

>380C) atau riwayat demam (WHO, 2019).

j. Kasus suspek

Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tampa

pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke wilayah/Negara yang

terjangkit,dan tidak memilki satu atau lebih riwayat paparan di antara nya:

1. Riwayat kontak erat dengan kasus COVID-19

2. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan

pasien konfirmasi COVID-19 di wilayah//Negara yang terjangkit (sesuai

dengan perkembangan penyakit) (WHO, 2019).

22
k. Kasus probble

Pasien dalam pengawasan yang di periksakan untuk COVID-19 tetapi

inklusif atau tidak dapat di simpulkan atau seseorang dengan hasil

konfirmasi positif pan-coronavirus atau betah corona virus (Khemani RG,

2019).

l. Kasus terkonfirmasi

Seseorang yang secara ter laboratorium yang terkonfirmasi COVID-19

4 Klasifikasi

Namun, beberapa jenis virus corona menurut WHO (2020) juga bisa

menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:

a. Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).

b. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

5 Pneumonia.

SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke

beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia,

Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swis, Rusia, hingga Amerika Serikat.

Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkit 8.098

orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa akibat

penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut (Team NCPERE, 2019).

Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang

telah diidentifikasi, yaitu:

a. HCoV-229E.

b. HCoV-OC43.

23
c. HCoV-NL63.

d. HCoV-HKU1.

e. SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).

f. MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah) (Kemenkes, 2020).

COVID-19 atau dikenal juga dengan novel Corona virus menyebabkan

wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan

menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri

mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020 (Amato MB, 2020).

6 Faktor Risiko Infeksi Coronavirus  


Siapapun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil,

serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan

virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di

Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur

dan musim dingin (WHO, 2019).

Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau

negara yang rawan virus corona, juga beresiko terserang penyakit ini. Misalnya,

berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah

COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019 (WHO, 2020).

7. Komplikasi

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan

komplikasi pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak

ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan

kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian ( Huang, C., Wang

2019).

24
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan

komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia,

sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian ( WHO, 2020).

8. Pencegahan covid-19

Menurut Kemenkes, WHO, 2020. Pencegahan Covid-19 berikut upaya

yang bisa dilakukan: 

a. Cuci tangan

Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk menangkal virus

corona adalah dengan rajin mencuci tangan. Sebab, tangan adalah salah satu

anggota tubuh yang menjadi sumber penyakit. Cuci tangan dengan durasi

minimal 20 detik untuk membunuh virus corona menggunakan sabun dan

air bersih yang mengalir cuci tangan juga bisa memakai hand sanitizer

(kandungan alcohol 60 %). Setelah itu, keringkan tangan menggunakan

kain yang bersih atau tisu. Tindakan pencegahan yang satu ini dianggap

lebih efektif untuk membunuh kuman, bakteri, termasuk virus corona. Cuci

tangan merupakan langkah yang di sarankan oleh banyak pihak, termasuk

organisasi kesehatan dunia (WHO, 2019)

b. Hindari Sentuh Wajah

Telah di ketahui bahwa tangan dapat menjadi sumber penyakit sebab

sering terjadi kontak dengan benda maupun orang lain. sementara itu, virus

corona disinyalir dapat masuk tubuh manusia melalui segitiga wajah yakni

mata, hidung, dan mulut. Maka dari itu, hindari untuk menyentuh wajah

25
menggunakan tangan. Apabila terpaksa harus menyentuh wajah, maka

pastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun (WHO, 2019).

c. Etika Bersin dan Batuk

Terapkan etika bersin dan batuk dengan benar menggunakan siku

tangan bagian dalam atau tisu bersih. Sebab, cairan yang diproduksi pada

saat batuk dan bersin tersebut dapat menjadi media penularan virus corona.

Apabila anda menggunakan tisu, maka segera buang ketempat sampah dan

cuci tangan menggunakan sabun hingga bersih dan keringkan kembali

(WHO, 2020)

d. Memakai masker

Virus corona tidak menyebar melalui udara. Namun penggunaan

masker dapat meminimalisirkan penularan virus corona. Sebab, virus

corona dapat menyebar melalui droplets dan dapat masuk ke dalam tubuh

melalui selaput silent carrier lendir seperti mata, mulut, dan hidung.

Masker juga dapat di gunakan ketika seseorang hendak keluar dari rumah

dan dalam kondisi yang kurang sehat. Hindari untuk menggunakan satu

masker secara berulang-ulang. Sebab, masker dapat mengandung berbagai

jenis kuman, bakteri, dan virus setelah di pakai (WHO, 2019).

e. Hindari interaksi langsung

Cara sederhana guna menangkal virus corona yang kelima adalah

hindari interkasi secara langsung seperti berpelukan, berjabat tangan,

26
mencium tangan Dengan menghindari kontak kulit dengan orang lain, maka

anda dapat mengurangi penyebaran virus corona ( WHO, 2019).

f. Hindari berkumpul dalam jumlah banyak

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan kepolisian Republik

Indonesia telah membuat peraturan untuk tidak melakukan aktivitas

keramaian dalam pandemic virus corona (WHO, 2019)

g. Hindari penggunaan alat makan dan minum secara bergantian dengan

orang lain

maka dari itu selalu gunakan barang sendiri dan hindari untuk

meminjam barang pada orang lain. hal tersebut merupakan langkah yang

dapat dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus corona yang

berbahaya (WHO, 2019).

h. Social Distancing

Social atau physical distancing adalah salah satu imbauan yang

sering digunakan oleh berbagai pihak. Sebab, dengan menjaga jarak antara

satu sama lain dipercaya dapat mengurangi risiko penyebaran virus corona.

Selalu perhatikan jarak fisik dengan orang lain yakni minimal 1-2 meter.

Langkah ini dapat diterapkan saat berada di tempat umum ataupun saat di

luar rumah guna menangkal virus masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan

masalah kesehatan yang serius (WHO, 2019).

i. Cuci bahan makanan

Cuci selalu bahan makanan yang diperoleh sebelum mengolahnya.

Sebab, pada bahan makanan selalu saja terdapat kemungkinan adanya

27
kuman, bakteri, hingga virus corona. Anda dapat mencuci bahan makanan

sebelum di simpan didalam lemari pendingin dengan menggunakan larutan

hydrogen peroksida ataupun cuka yang dapat membunuh bakteri, kuman,

dan virus dengan cukup efektif ( WHO, 2019).

j. Bersihkan perabot rumah

Virus corona dapat menempel pada permukaan benda yang sering

terjadi interaksi. Maka dari itu, bersihkan selalu perabotan rumah secara

rutin. Bila perlu, semprotkan cairan disinfektan setiap pagi dan sore hari

yakni sebelum dan setelah beraktivitas guna membunuh virus corona

(Kemenkes, 2020).

k. Tingkatkan imun tubuh

Tidak hanya melakukan tindakan pencegahan di luar jaringan tubuh,

namun anda juga perlu melakukan tindakan pencegahan dari dalam tubuh.

Caranya adalah dengan meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh

terhadap berbagai virus termasuk virus corona covid-19. Dengan melakukan

aktivitas fisik secara rutin dan (WHO, 2019).

j. Tetap dirumah jika anda merasa tidak sehat

Jika anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari

bantuan medis dan hubungi mereka terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas

Nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah

anda.Tetap berada dirumah, kecuali ada urusan mendesak

m. Tidak berbelanja kepasar atau supermarket

n. Tidak melakukan perjalanan jauh

28
o. Beribadah di rumah

p. Menjalankan hobi dirumah

q. Mengonsumsi obat secara rutin ke dokter, atau sebaiknya pakai konsultasi

online

r. Sementara tidak menerima kunjungan anggota keluarga

s. Pakai komunikasi virtual untuk bertemu anggota keluarga (anak atau cucu)

t. Berolahraga ringan secara rutin setiap hari

u. Cukup tidur, malam 6-8 jam dan siang 2 jam

v. Makan makanan dengan gizi seimbang

9. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada

pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental,

lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass.

b. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah.

c. Saluran napas atas dengan swab tenggorokan (nasofaring dan orofaring).

d. Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan

endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal.

e. Bronkoskopi

f. Pungsi pleura sesuai kondisi

g. Pemeriksaan kimia darah

h. Biasakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum,

bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah Kultur darah untuk bakteri dilakukan,

29
idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda terapi antibiotik

dengan menunggu hasil kultur darah).

i. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan) (Dr.

Wang, Z 2019).

10. Tatalaksana Umum


a. Isolasi pada semua kasus (Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan

maupun sedang.)

b. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

c. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

d. Suplementasi oksigen Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan,

distress napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit

dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien

hamil

e. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

f. Terapi cairan

Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien

dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika pemberian

cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress napas atau oksigenasi.

Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit.Pemberian antibiotik empiris

g. Terapi simptomatik

Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya

jika memang diperlukan.

h. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana

pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.

30
i. Observasi ketat

j. Pahami komorbid pasien

Saat ini belum ada penelitian atau bukti tatalaksana spesifik pada

COVID-19. Belum ada tatalaksana antiviral untuk infeksi Corona virus yang

terbukti efektif. Pada studi terhadap SARS CoV, kombinasi lopinavir dan

ritonavir dikaitkan dengan memberi manfaat klinis. Saat ini penggunaan

lopinavir dan ritonavir masih diteliti terkait efektivitas dan keamanan pada

infeksi COVID-19. Tatalaksana yang belum teruji/terlisensi hanya boleh

diberikan dalam situasi uji klinis yang disetujui oleh komite etik atau melalui

Monitored Emergency Use of Unregistered Interventions Framework

(MEURI), dengan pemantauan ketat. Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk

mencegah pneumonia.COVID-19 ini (PDPI, 2020).

D. Landasan Teori

COVID-19 adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus corona

yang baru di temukan, sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19

akan mengalami penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa

memerlukan perawatan khusus. Kelompok besar virus yang menyebabkan

berbagai jenis penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus seperti Severe

Acute Repiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome

(MERS), orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dan yang

memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes,

penyakit penarfasan kronis, dan kanker, memiliki resiko lebih tinggi terkena

penyakit parah hingga kematian (WHO, 2020).

31
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu sedangkan

sikap adalah respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatau

stimulus dan objek ( Notoatmodjo, 2012).

Sikap adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap stimulus atau

objek (masalah, kesehatan, termasuk penyakit). Sikap yang terdapat pada

individu akan memeberikan warna corak tingkah laku ataupun perbuatan

individu yang bersangkutan. Sikap merupakan reaksi suatu objek (

Notoatmodjo, 2012).

E. Kerangka Pikir

Mengingat begitu pentingnya pengetahuan dan sikap keluarga tentang

pencegahan Covid-19 untuk mengatasi masalah ini dengan baik, di antaranya

dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan sikap keluarga tentang

pencegahan Covid-19. Pada penelitian ini beberapa variabel yang diteliti yaitu

pengetahuan dan sikap keluarga sedangkan variabel terikatnya yaitu

Pencegahan Covid-19. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pikir

dibawah ini

Pengetahuan
keluarga
Pencegahan
COVID-19

Sikap keluarga

Kerangka pikir penelitian : 2.1

32
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Berdasarakan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada

penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti tentang

karakteristik yang luas dari suatu populasi (Notoatmodjo, 2010).

2. Waktu Dan Lokasi Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan September 2020

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di desa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten

Donggala.

3. Variabel Dan Definisi Operasional

a. Variabel

Variabel dalam penelitia ini adalah pengetahuan dan sikap keluarga

tentang pencegahan COVID-19 .

b. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatau definisi yang mengenai variable

yang di rumuskan berdasarakan karakteristik variabel tersebut yang dapat

diamati.

33
1) Pengetahuan

Segala sesuatu yang di ketahui dan di pahami oleh masyarakat

tentang pencegahan COVID-19 yangterdiri dari, memakai masker,

mencuci tangan pakai sabun lalu di basuh dengan air mengalir, jaga jarak

1-2 meter, etika bersin dan batuk, hindari sentuh wajah, hindari interaksi

langsung, hindari perkumpulan dalam jumlah banyak, hindari berbagai

barang pribadi, social distancing, cuci bahan makanan, bersihkan perabot

rumah, tingkatkan imun tubuh, tetap dirumah jika anda merasa tidak

sehat, tetap berada dirumah, kecuali ada urusan mendesak, tidak

berbelanja kepasar atau supermarket, tidak melakukan perjalanan jauh,

beribadah di rumah, menjalankan hobi dirumah, mengonsumsi obat secara

rutin ke dokter, atau sebaiknya pakai konsultasi online, sementara tidak

menerima kunjungan anggota keluarga, pakai komunikasi virtual untuk

bertemu anggota keluarga (anak atau cucu), berolahraga ringan secara

rutin setiap hari, cukup tidur, malam 6-8 jam dan siang 2 jam, makan

makanan dengan gizi seimbang.

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 2 = Baik,jika responden menjawab benar

76%-100% dari total skor

34
1= Cukup,jika responden dan menjawab benar

56%-75% dari total skor

0= Kurang, jika respoden menjawab <55 % dari

total skor (Peneliti, 2020)

2) Sikap

Segala bentuk respon atau tanggapan masyarakat tentang

pencegahan COVID-19 meliputi memakai masker, mencuci tangan pakai

sabun lalu di basuh dengan air mengalir, jaga jarak 1-2 meter, etika

bersin dan batuk, hindari sentuh wajah, hindari interaksi langsung,

hindari perkumpulan dalam jumlah banyak, hindari berbagai barang

pribadi, social distancing, cuci bahan makanan, bersihkan perabot rumah,

tingkatkan imun tubuh, tetap dirumah jika anda merasa tidak sehat, tetap

berada dirumah, kecuali ada urusan mendesak, tidak berbelanja kepasar

atau supermarket, tidak melakukan perjalanan jauh, beribadah di rumah,

menjalankan hobi dirumah, mengonsumsi obat secara rutin ke dokter,

atau sebaiknya pakai konsultasi online, sementara tidak menerima

kunjungan anggota keluarga, pakai komunikasi virtual untuk bertemu

anggota keluarga (anak atau cucu), berolahraga ringan secara rutin setiap

hari, cukup tidur, malam 6-8 jam dan siang 2 jam, makan makanan

dengan gizi seimbang.

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

35
Hasil ukur : 2 = Baik jika diperoleh skor 80-100%

1 = Cukup jika di peroleh skor 65-79%

1 = Kurang baik jika di peroleh skor <65%

(Peneliti, 2020)

4. Jenis dan Pengumpulan Data

a. Jenis data yang dikumpulkan adalah:

1) Data primer

Data primer dalam penelitian ini di kumpulkan menggunakan metode

angket dimana, kuesioner diberikan kepada responden diminta untuk

memberikan jawaban pada setiap pernyataan yang tercantum dalam

kuesiner.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang secara langsung diperoleh peneliti

dari dukomen penduduk yang ada di Kantor desa Sipi.

3) Pengumpulan Data

Untuk data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan

tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

4) Kuesioner

Kuesioner adalah alat ukur berupa angket atau dengan beberapa

pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar, selain

itu pertanyaan–pertanyaan diajukan mengacu pada parameter yang sudah

dibuat peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Kuesioner

pengetahuan terdiri dari 17 item pernyataan dengan menggunakan skala

36
guttman dengan pilihan jawaban “benar” dan “salah”. Pernyataan positif

terdiri dari pernyataan (1, 2, 5, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17) dan apa bila

responden menjawab benar di beri nilai 1, apa bila responden menjawab

salah di beri nilai 0 , dan pernyataan negatif terdiri dari pernyataan (3, 4, 6,

7, 9, 16). Dimana bila responden menjawab benar di beri nilai 0 , apabila

responden menjawab salah di beri nilai 1. (Peneliti, 2020).

Untuk kuesioner sikap terdiri dari 17 item pernyataan dengan

menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawabannya itu sangat setuju

(SS) di beri nilai 5, setuju (S) di beri nilai 4, dan ragu-ragu (R) di beri nilai

3, kurang setuju (KS) di beri nilai 2, dan tidak setuju (TS) diberi nilai 1.

Kuesioner ini akan di isi oleh masyarakat, selama penelitian berlangsung

(Peneliti, 2020).

5) Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas

Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara

tepat. Uji validitas item dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi

produck moment dari pearson sebagai barikut :

N ( ∑ xY )−( ∑Y )
r xy X=
√¿¿ ¿¿

Ari Kunto (2009).

Keterangan :

r xv = koefisien korelasi

N= jumlah responden uji coba

37
X= skor tiap item

Y= skor seluruh item responden uji coba

Setelah menghitung ᵣ hitung, hal yangharus di lakukan adalah membandingkan ᵣ

hitung dan r table dengan taraf signifikat 5% jika r hitung> r table berarti valid

sebaliknya jika r hitung < r table berarti tidak valid. Uji validitas dilakukan untuk

mengukur pernyataan yang ada dalam angket, yaitu untuk mengetahui valid

atau tidaknya butir-butir soal dalam angket. Uji validitas yang dilakukan oleh

penulis adalah dengan mengujicoba angket penelitian kepada 20 masyarakat

dengan jumlah item pernyataan pengetahuan 23 pernyataan sikap 23 pernyataan

langkah pengujian validitas tersebut harus dibandingkan dengan r table dapat

diketahui bahwa r table untuk 20 responden dengan taraf signifikat 0,05 adalah

0,4438. Hasil uji validitas variable lingkungan masyarakat yang menggunakan

rumus produck moment dengan penggunaan software IBM SPSS V 16 FOR.

Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas adalah tingkah kestabilan suatu alat pengukur dalam

mengukur suatu gejala/kejadian. Tingginya reliabilitas suatu alat pengukur,

maka stabil pula alat bantu program IBM SPSS Statistik 20 dengan

menggunakan model alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan

reliabilitas, menurut Nunnally (1960) dalam Ghozali suatu instrumen dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebihbesar 0,6 (Ghazali, 2013;46).

Instrumen dikatakan reliabel apabila:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel, maka pernyataan reliable

b. Jika r alpha negatif atau < r tabel, maka pernyataan tidak reliabel.

38
5. Pengelolaan Data

Pengelolaan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdsarkan suatu kelompok data mentah

dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang

diperlukan (setiadi, 2015). Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam

pengelolaan data oleh peneliti, yaitu :e diting, coding, tabulating dan scoring.

1) Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan

koreksi apakah telah menjawab dengan lengkap atau belum. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai bisa

segera di lengkapi. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing setelah

menerima kuisioner yang telah diisi oleh responden, diperiksa kebenaran dan

kelengkapannya. Jika ada responden yang belum lengkap dalam mengisi

kuisioner, maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya.

2) Coding

Kegiataan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-tahap

jawaban responden agar lebih mudah dalam pengelolaan data selanjutnya.

Coding pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberi kode angka pada

setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengelolaan dan analisis data.

3) Tabulating

39
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuisioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan kedalam

table.

4) Entry

Entri adalah kegiatan memasukan data yang telah di kumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

5) Cleaning

Data atau pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di entri apakah sudah betul atau ada kesalahan pada saat

memasukan data.

6) Describing data

Yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah di kumpulkan.

6. Analisi Data

Tujuan analisis univariat adalah untuk menerangkan karakteristik

masing-maasing variabel, baik variabel bebas maupun terikat dengan melihat

disribusi frekuensi masing-masing variabel. Analisi univariat dilakukan

menggunakan rumus berikut (Notoatmodjo 2012):

f
P = x 100%
n

Keterangan : P : presentase

X : frekuensi

N : jumlah seluruh responden

40
7. Penyajian Data

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis dan di sajikan dalam

bentuk tabel disertai dengan penjelasan.

8. Populasi Dan Sampel


a.Populasi

Populasi adalah semua keluarga di desa Sipi kecamatan Sirenja

Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk 603 jiwa dan KK berjumlah

201, dan yang berumur 18 – 45 tahun

b. Sampel

Jumlah atau besar sampel dalam penelitian ini dapat di hitung berdsarkan

rumus Slovin dimana cara pengambilan sampel sebagai berikut :

N
n=
1+ N (d )2

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang di inginkan dalam hal

tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat 10%(0,1)makin

besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel.

N
n=
1+ N ( d ) 2

201
=
1+ 201 ( 0,1 ) 2

41
201
=
1+(201. 0,01)

201 201
= = =67
1+ 2,01 3,01

Sampel penelitian adalah keluarga (KK) desa Sipi kecamatan Sirenja

dengan jumlah sampel yaitu 67 responden.

c. Teknik sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2010). Cara pengeambilan

sampel ini dengan caraNonprobability sampling merupakan teknik

pengambilan sampel tidak di pilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih

menjadi sampel biasa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang

sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Yaitu sampling yang akan

digunakan adalah “Purposive Sampling” merupakan suatu teknik penetapan

sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti/tujuan dan masalah dalam peneliti (Nursalam, 2011).

d. Kriteria

Kriteria inklusi :

a) Keluarga yang ada didesa Sipi kecamatan Sirenja

b) Keluarga yang bisa baca tulis

c) Keluarga yang bersedia menjadi responden

42
d) Usia dewasa (18 – 45 tahun)

Kriteria eksklusi :

a) Keluarga yang tidak tahu berbahasa Indonesia, membaca dan menulis.

b) Keluarga dengan gangguan penglihatan

c) Keluarga dengan gangguan jiwa atau mental.

43
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Loasi Penelitan

Penelitan ini dilakukan di desa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten

Donggala. Desa Sipi adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sirenja

Kabupaten Donggala, luas wilayah desa Sipi seluas 12,500 ( Ha) yang terdiri

dari 5 dusun, jumlah keluarga di tahun 2020 761 kepala keluarga dengan

jumlah penduduk 3,365 jiwa1,469 laki-laki dan perempuan 1,896 jiwa

perempuan (Profil Desa Sipi, 2019).

Adapun batas-batas desa Sipi sebagai berikut :

1. Sebelah utara : Desa Balentuma

2. Sebelah selatan : Desa Jonooge

3. Sebelah timur : gunung

4. Sebelah barat : Desa Tg. Padang

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini di lakukan di wilayah Desa Sipi Kecamatan Sirenja

Kabupaten Donggala, Dengan mengambil satu desa, yaitu masyarakat desa Sipi

pada tanggal 09 september sampai 12 september 2020, dengan jumlah

responden 67 orang. Analisa yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

univariat.

44
1. Karakteristik Responden

a. Umur

Dalam penelitian ini umur responden dikelompokan berdasarkan

kelompok umur menurut Depkes RI (2009), yaitu 17-25 tahun (remaja akhir),

26-35 tahun (dewasa awal), dan 36-45 tahun (dewasa akhir).

Dapat di lihat dari tabel berikut ini :

No Umur responden Frekuensi Presentase (%)


1. Remaja akhir 25 43.5
2. Dewasa awal 25 43.5
3. Dewasa akhir 17 13
Total 67 100
Tabel 4.1 distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Desa Sipi

Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.

Sumber : data primer 2020

45
Berdasarkan tabel :4.1 diatas menunjukan bahwa total 100% keluarga

menjadi responden 67 orang yaitu remaja akhir 25 orang (43,5), dewasa awal

25 orang (43,5), dan dewasa akhir 17 orang (13).

Peneliti berasumsi, umur responden di desa sipi kecamatan sirenja

kabupaten donggala dimana paling banyak dalam kategori umur remaja akhir

dan dewasa awal di bandingkan dengan dewasa akhir dimana keluarga di desa

sipi kecamatan sirenja kabupaten donggala umur tersebut tergolong dalam

kemampuan dalam menganalisis sudah matang mencari berbagai sumber

informasi baik internet, orang lain, maupun tenaga kesehatan.

Menurut teori Nursalam (2014), umur mempengaruhi daya tangkap dan

pola fikir seseorang, semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya. Sehingga pengetahuan yang di peroleh

semakin baik, pada usia dewasa awal dan remaja awal individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan social lebih banyak melakukan

persiapan penyesuaian diri menuju usia tua dan banyak menggunakan waktu

untuk membaca.

b. Pendidikan Responden

Dari pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini mengenai

distribusi responden berdasarkan karakteristik pendidikan menurut Undang-

undang No 20 Tahun 2003 menjadi 3 kategori yaitu pendidikan rendah/dasar

(SD dan SMP), tingkat pendidikan menengah (SMA), dantingkat pendidikan

46
tinggi (Perguruan Tinggi). Adapun distribusi responden menurut pendidikan

dapat di perhatikan pada table berikut ini:

Tabel 4.2 distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan keluarga

tentang pencegahan covid-19 di desa sipi kecamatan sirenja

kabupaten donggala.

No Pendidikan terakhir Frekuensi Presentase (%)

responden
1. Pendidikan dasar 45 75.9
2. Pendidikan menengah 22 24.1
3. Pendidikan tinggi 0 0
Total 67 100
Sumber : data primer 2020

Berdasrkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa keluarga

memiliki pendidikan SD, SMP, SMA, MA, SI sebanyak (100%).

Peneliti berasumsi, keluarga di desa sipi kecamatan sirenja

kabupaten donggala lebih banyak berpendidikan dasar dibandingkan

berpendidikan menengah dimana pengetahuan dan sikap keluarga

sendiri dipengaruhi oleh factor pendidikan formal, akan tetapi

pengetahuan seseorang perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang

berpendidikan dasar mutlah berpengetahuan rendah pula, pengetahuan

dan sikap tidak diperoleh dari pendidikan formal saja akan tetapi dapat

diperoleh dari pendidikan non formal juga.

Menurut wied (1996) dalam wawan dan dewi (2010).

Menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah

47
atau tidaknya seseorang menyerao dan memahami pengetahuan yang

mereka peroleh, pada umunya semakin tinggi pendidikan seseorang

makin baik pula pengetahuannya.

c. Pekerjaan Responden

Dari hasil pengumpulan data dan pengolahan data yang dilakukan

peneliti, distribusi responden berdasarkan pekerjaan menurut Notoatmodjo,

2014. Mengkategorikan pekerjaan menjadi buruh, guru, petani, pedagang, PNS,

wiraswasta, dan URT. Adapun distribusi responden berdasarkan pekerjaan

dapat diperhatikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan keluarga di

Desa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.

No Pekerjaan responden Frekuensi Presentase (%)


1. URT 22 27.7
2. TANI 27 49.7
3. WIRASWASTA 10 13.0
4. WIRAUSAHA 1 1.0
5. BELUM BEKERJA 7 8.8
Total 67 100
Sumber : data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa keluarga yang memiliki

pekerjaan Urt (22,7%), Tani (49,7%), Wiraswasta (13.0%), Wirausaha (1.0%)

dan belum Bekerja (8.8%).

48
Menurut asumsi peneliti, keluarga di desa sipi kecamatan sirenja

kabupaten donggala lebih banyak bekerja sebagai tani dan URT di bandingkan

wiraswasta, wirausaha dan belum bekerja dimana dikarenakan pendidikan

keluarga yang di desa sipi kebanyakan berpendidikan dasar saja.

Menurut Notoadmojo (2015), setiap individu mempunyai perbedaan

struktur social, mempunyai perbedasan gaya hidup. Adapun jenis pekerjaan

seseorang akan berpengaruh terhadap banyaknya waktu yang dimiliki dalam

kegiatan yang ada di masyarakat.

2. Hasil Analisa Univariat

Pengetahuan adalah pembentukan pikiran asosiatif yang menghubungkan

atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan kenyataan atau

dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa

pemahaman mengenai kausilitas (sebab akibat) yang hakiki dan universal

dimana nilai dari presentase Baik: Nilai : 76 - 100%, Cukup : Nilai : 56 - 75%,

Kurang : Nilai : ≤ 55%.

49
Jumlah pengetahuan responden di desa Sipi Kecamatan Sirenja Kabupaten

Donggala.

No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)


1. Kurang 11 17.5
2. Cukup 40 61.8
3. Baik 16 20.7

Total 67 100
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan keluarga

tentang pencegahan covid-19 di desa sipi kecam an sirenja

kabupaten donggala.

Sumber : data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa pengetahuan pada 67

responden ialah pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (17.5%),

pengetahuan cukup sebanyak 40 responden (61.8%) dan pengetahuan baik

sebanyak 16 responden (20.7%).

Sikap responden segala bentuk responden atau tanggung jawab keluarga

tentang pencegahan covid-19 dalam presentase baik jika responden menjawab

50
benar 76%-100% dari total skor, cukup jika responden menjawab benar 56%-

75% dari total skor, kurang jika responden menjawab ≤55% dari total skor.

Jumlah sikap responden keluarga pencegahan covid-19 di desa sipi

kecamatan sirenja kabupaten donggala.

Tabel 4.5 distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap keluarga di desa sipi

kecamatan sirenja kabupaten donggala.

No Sikap Frekuensi Presentase (%)


1. Kurang 47 70.1
2. Cukup 19 28.4
3. Baik 1 1.5
Total 67 100
Sumber : data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa sikap pada 67 responden

ialah sikap kurang sebanyak 47 responden (70.1%). Sikap cukup sebanyak 19

responden (28.4%), dan sikap yang baik sebanyak 1 responden (1.5%).

C. Pembahasan

1. pengetahuan keluarga tentang pencegahan covid-19 di desa sipi kecamatan

sirenja kabupaten donggala.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa pengetahuan pada

67 responden ialah pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (17.5%),

pengetahuan cukup sebanyak 40 responden (61.8%) dan pengetahuan baik

sebanyak 16 responden (20.7%).

Menurut asumsi peneliti, pengetahuan responden di desa sipi

kecamatan sirenja kabupaten donggala masih banyak kategori cukup baik

51
40 dan baik 16 yang dimana hal ini bias di lihat dari jawaban kuesioner

pengetahuan hanya 11 responden yang memiliki kurang baik hal ini

berhubungan dengan umur, sehingga responden bisa mengetahui tentang

pencegahan covid-19 dan juga berdasarkan dari hasil pengeisian kuesioner

terbanyak yaitu pernyataan tentang COVID-19 adalah penyakit menular

(100%), salah satu cara untuk membunuh virus corona adalah dengan

mencuci tangan menggunakansabunlalu dibasuh dengan air bersih

yangmengalir ataudengan mencuci memakai handsalitizer (83%), jika

mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas segera meminta bantuan

dukun (74%), tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar rumah

(70%), hindari berkumpul dalam jumlah banyak (66%).

Dari table 4.1 kategori umur yang pengetahuannya kurang

didominasi oleh kelompok umur dewasa akhir yaitu sebesar 13% dari 67

responden. Dari data crosstable pengetahuan dengan umur diperoleh

pengetahuan cukup dewasa awal dan remaja akhir dengan jumlah

responden 25-25 responden. Peneliti berasumsi pengetahuan kelompok

umur remaja akhir dan dewasa awal hal ini disebabkan karena semakin

meningkatnya usia seseorang akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.

Hal ini sesuai teori Huclock (1998) dalam notoatmodjo (2014) yang

mengatakan semakin tinggi usia seseorang akan semakin mudah

beradaptasi dengan lingkungan dan semakin cukup umur seseorang maka

52
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.

Table 4.2 menjelaskan pendidkan dasar pengetahuannya baik

75.9% dan cukup besar dibandingkan dengan pendidikan menengah.

Hal ini sesuai dengan pendapat notoadmodjo (2017) pengetahuan

umumnya dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh orang tua,

guru, dan media masa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi

pendidikan seseorang , maka akan semakin mudah untuk menerima,serta

mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Hal ini menyimpulkan

bahwa semakin tinggi pengetahuan keluargaberhubungan dengan

pendidikan responde.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Heyman (2020)

menunjukan bahwa dari 10.96 responden dengan mencuci tangan tangan

menggunakan air dan sabun 91,7% responden, menghindari kontak

langgsung terhadap orang yang lagi sakit (83,6%), menutup hidung dengan

tissue ketika bersin atau batuk (81,3%). Dan menggunakan masker ketika

memiliki gejala saluran napas(78,5%) namun hanya lebih dari separuh

respondsen pengetahuannya bagus tentang pencegahan COVID-19.

1. Sikap keluarga tentang pencegahan COVID-19 di desa sipi kecamatan

sirenja kabupaten donggala.

53
2. Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa sikap pada 67

responden ialah sikap kurang sebanyak 47 responden (70.1%). Sikap

cukup sebanyak 19 responden (28.4%), dan sikap yang baik sebanyak 1

responden (1.5%).

Peneliti berasumsi bahwa sikap responden kurang baik

(70.1%).hal ini juga di karenakan di mana pengetahuan responden baik

belum menunjukan sikap positif mengenai pencegahan COVID-19. Hal

ini disebabkan oleh pikiran, keyakinan,emosi dan karakter kepribadian

individu tersebut.

Dari tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa total 100% keluarga tentang

pencegahan COVID-19 yang menjadi responden 67 orang yaitu remaja

akhir dan dewasa awal (87%) dari 67 responden. Dari data crosstable

sikap dengan umur di peroleh sikap responden baik 1 dan cukup 19

paling banyak pada remaja akhir.

Hal ini sesuai dengan teori mednick, Higgins dan kirschenbaum bahwa

pembentukan sikap dipengaruhi olej tiga factor, yaitu social seperi

norma dan budaya,karakter kepribadian individu dan informasi yang

selama ini di terima oleh individu (Terry, 2015).

Hal ini sesuai dengan penelitian Zhong (2020). Mayoritas masyarakat

baik Indonesia maupun Cina telah melakukan upaya pencegahan

COVID-19 walaupun belum semua bentuk usaha yang di lakukan

dimana sikap positif hanya 49.4% dimana sikap negatif 50.8%

memengaruhi kepercayaan atau sikap seseorang.

54
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan anlisis pada bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan tentang pengetahuan dan sikap keluarga tentang

pencegahan Covid-19 didesa Sipi Kecamatan Sirenja kabupaten Donggala

adalah sebagai berikut.

1. Pengetahuan kelurga tentang penyakit Covid-19 didesa Sipi Kecamatan

Sirenja Kabupaten Donggala dalam kategori cukup baik.

2. Sikap keluarga tentang pencegahan penyakit Covid-19 didesa Sipi

Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala dalam kategori baik.

B. Saran

1. Bagi Desa Sipi

Di harapkan kepada pemerintah desa agar selalu mengontrol,

memotivasi, membimbing, mengayomi masyarakatnya terutama kepala

keluarga untuk menambah pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 dan

masalah-masalah kesehatan lainnya melalui penyuluhan-penyuluhan dan

penyebaran media informasi terkait Covid-19 dari tenaga kesehatan.

2. Bagi keluarga

Di harapkan kepala keluarga yang sudah memiliki pengetahuan dan

sikap yang baik agar mempertahankan pengetahuan dan sikap tersebut dan

teruslah menambah ilmu-ilmu pengetahuan melalui media informasi, begitu

55
juga dengan kepala keluarga yang masih memiliki pengetahuan kurang baik

agar mencari ilmu-ilmu dari media informasi.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharpkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, juga

diharapkan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 atau yang menyangkut segala hal

tentang tanda-tanda dan gejala penyakit Covid-19 pada keluarga agar dapat

terus berkembang kedepannya.

56

Anda mungkin juga menyukai