Anda di halaman 1dari 9

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ROM (RANGE OF MOTION)

Nama : Florentina Lisa Pratama


Kelas/NIM : A3/131911133125

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ROM (RANGE OF MOTION)

1. Definisi
ROM (Range of Motion) adalah latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi
dan peregangan otot. ROM dilakukan dengan menggerakkan dengan semua bagian tubuh dari
kepala, bahu, lengan, tangan, jari, pinggul, dan kaki. ROM pada pasien dibedakan menjadi:
a. ROM Aktif adalah ROM yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien.
b. ROM Aktif dengan pendampingan adalah ROM yang dilakukan oleh pasien sendiri
dengan pendampingan oleh perawat atau keluarga. Peran perawat atau keluarga dalam
latihan ini adalah memberikan dukungan atau bantuan untuk mencapai gerakan ROM
yang diinginkan.
c. ROM Pasif adalah ROM yang diberikan kepada pasien dengan pendampingan penuh oleh
perawat atau keluarga. Keluarga atau perawat berperan sebagai pelaku ROM, atau yang
melakukan ROM pada pasien.
2. Indikasi
ROM dilakukan kepada pasien dengan indikasi, sebagai berikut:
a. Pasien dengan kelemahan otot.
b. Pasien dengan immobilitas fisik.
c. Pasien dengan hambatan mobilitas fisik akibat penurunan kekuatan otot dan kekauan
sendi, seperti pasien stroke atau penurunan kesadaran.
d. Pasien dengan risiko gangguan integritas kulit/luka tekan/luka dekubitus akibat tirah
baring dengan jangan waktu yang lama.
e. Pasien yang sedang dalam tahap rehabilitasi fisik.
3. Tujuan
a. Mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.
b. Mempertahankan mobilitas dan fungsi sendi dan otot.
c. Mencegah atropi dan kontraktur muskuloskletal.
d. Memfasilitasi sirkulasi dan mencegah komplikasi vaskular akibat imobilisasi.
e. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.
4. Kontraindikasi
a. Kelainan sendi atau tulang.
b. Pasien tahap imobilisasi karena kasus penyakit jantung.
c. Sendi yang terinfeksi atau fraktur.
d. Pasien dengan hipermobility.
5. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Mobilisasi Fisik b.d. Penurunan kekuatan otot d.d. Mengeluh sulit menggerakkan
ektremitas, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun.
Risiko Gangguan Integritas Kulit d.d. Penurunan mobilitas.
Risiko Luka Tekan d.d. Penurunan mobilisasi.
6. Tahap Persiapan Latihan ROM
a. Melihat dan meninjau kembali rekam medis dan diagnosis medis yang ditegakkan, serta
meninjau keperluan dilakukannya latihan ROM.
b. Meninjau kembali catatan dokter tekait pembatasan aktivitas khusus.
c. Riwayat faktor yang mengkontraindikasi jenis, jumlah, dan area latihan ROM.
d. Mencuci tangan sebelum mengunjungi pasien.
e. Melakukan pengkajian mengenai rentang pergerakan saat ini di setiap area tubuh pasien.
f. Menilai kemampuan fisik dan mental pasien untuk melakukan aktivitas ROM.
g. Mempersiapkan alat yang diperlukan untuk latihan ROM.
1) Sarung tangan atau handscoon.
2) Alat APD seperti masker, jika pasien berisiko menularkan penyakit melalui
airborne atau droplet.
3) Catatan rekam medis, lembar dokumentasi kegiatan perawatan, dan dokumen lain
yang diperlukan.
7. Tahap Implementasi Latihan ROM
No Kegiatan
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan usia, kemudian
mencocokkan data pasien yang tertera di gelang identifikasi pasien dengan data rekam
medis pasien.
2. Menjelaskan indikasi, tujuan, dan prosedur Latihan ROM pada pasien dan keluarga.
3. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan di dekat pasien.
4. Atur tinggi tempat tidur senyaman mungkin dan rendahkan pelindung sisi tempat
tidur di sisi dimana kita akan berkerja.
5. Menjaga privasi pasien dengan memasang sampiran atau menutup pintu/tirai/jendela
6. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon.
7. Melakukan TTV (TD, Nadi, RR) sebelum melakukan Latihan ROM
Tahap Interaksi
1. Melakukan ROM dari sisi atas dan diteruskan ke sisi bawah tubuh pada satu sisi
tubuh, kemudian lakukan pada sisi tubuh yang lain dan dilakukan selama 8 hitungan
atau semampu pasien melakukannya. Selain itu, amati respons pasien terhadap latihan
yang dilakukan, jika pasien merasa tidak kuat dan meringis tanda nyeri, maka perlu
peninjauan kembali untuk tetap melakukan latihan ROM pada area tersebut atau
menghentikannya.
2. ROM sisi Kepala, bila memungkinkan pasien duduk, maka posisikan pasien duduk
dengan gerakan:
 Rotasi : palingkan kepala ke kanan dan kiri
 Fleksi, ekstensi, dan hiperekstensi : gerakan kepala menyentuh dada kemudian
ditegakkan seperti normalnya, dan kepala sedikit didengakkan ke atas.
 Fleksi lateral : gerakkan kepala ke samping kanan dan kiri hingga telinga dan
bahu bersentuhan.

3. Leher
 Rotasi : putar leher ½ lingkaran kemudian berhenti dan lakukan pada arah mulai
yang berlawanan
4. Bahu
 Fleksi : menaikkan lengan dari posisi samping tubuh naik ke atas kepala, siku
lurus, rentang 180
 Ekstensi : mengembalikkan lengan ke posisi di samping tubuh, siku lurus rentang
180
 Hiperekstensi : menggerakkan lengan ke belakang tubuh, siku lurus, rentang 45-
60
 Abduksi : angkat lengan 90, siku lurus, menjauhi tubuh.
 Adduksi : mengembalikkan lengan ke sisi tubuh, mendekati tubuh.
 Rotasi dalam (internal) : siku fleksi, memutar bahu dengan memutar bahu ke sisi
dalam tubuh.
 Rotasi luar (eksternal) : siku fleksi, memutar bahu dengan memutar bahu ke sisi
luar tubuh.
 Sirkumduksi : siku lurus dan lengan lurus memutar di depan tubuh

5. Siku
 Fleksi : menekuk tangan mendekati tubuh
 Ekstensi : meluruskan tangan 180

6. Lengan bawah dan pergelangan tangan


 Supinasi : memutar lengan bawah dan pergelangan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas.
 Pronasi : memutar lengan bawah dan pergelangan tangan sehingga telapak
tangan menghadap bawah.
7. Pergelangan tangan
 Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah.
 Ekstensi : menggerakkan telapak tangan sejajar lurus dengan lengan bawah.
 Hiperekstensi : menggerakkan telapak tangan ke atas dan belakang sejauh
mungkin
 Ulnar fleksi : menekuk pergelangan tangan miring ke kelima jari (arah
luar/abduksi)
 Radial fleksi : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari (arah
dalam/adduksi)

8. Jari Tangan
 Fleksi : membuat genggaman.
 Ekstensi : meluruskan jari tangan.
 Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.
 Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain.
 Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan

tion
9. Ibu jari
 Fleksi : menggerakan ibu jari ke arah permukaan telapak tangan.
 Ekstensi : menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari telapak tangan.
 Abduksi : menjaukan ibu jari ke arah samping 90
 Adduksi : mendekatkan ibu jari sejajar dengan empat jari.
 Oposisi : menyilangkan ibu jari dan menempelkannya ke jari kelingking dan jari
lain.

10. Pinggul
 Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan
 Ekstensi : mengembalikkan tungkai sejajar tubuh
 Hiperekstensi : menggerakkan tungkai ke belakang tubuh
 Abduksi : menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
 Adduksi : menggerakkan tungkai ke samping tubuh mendekati tubuh
 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai ke arah dalam
 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tubuh
 Sirkumduksi : menggerakkan tungkai rotasi melingkar

11. Lutut
 Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang dan tekuk lutut.
 Ekstensi : mengembalikkan dan meluruskkan tumit
11. Kaki
 Inversi : menggerakkan telapak kaki ke dalam
 Eversi : menggerakkan telapak kaki ke luar

12. Mata kaki


 Dorsifleksi : menggerakkan kaki sehingga telapak kaki menekuk ke atas
 Plantarfleksi : menggerakkan kaki sehingga telapak kaki menekuk ke bawah

13. Jari-jari kaki


 Fleksi : menekuk jari kaki ke bawah
 Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki
 Abduksi : merenggangkan jari-jari kaki
 Adduksi : merepatkan jari-jari kaki

Terminasi
1. Kembalikan pasien pada posisi nyaman.
2. Tunggu sekitar 4-5 menit supaya pasien dapat kembali pada kondisi stabil lalu periksa
TTV (TD, Nadi, RR) pasien
3. Pasang pelindung pada bed klien.
4. Bereskan alat-alat
5. Lepaskan handscoon dan cuci tangan
6. Lakukan evaluasi pada klien
 Evaluasi perasaan klien setelah dilakukannya latihan ROM
 Evaluasi perasaan nyeri ketika perawat melakukan latihan ROM
 Apakah ada hal yang ingin ditanyakan pasien kepada perawat
 Evaluasi rentang pergerakan pasien saat ini dan rentang pergerakan pasien yang
dapat dikembangkan kembali
 Evaluasi tanda atau gejala komplikasi akibat immobilitasi yang terlihat ketika
melakukan latihan ROM
7. Menyampaikan hasil ringkasan kegiatan Latihan ROM yang telah dilakukan,
membuat jadwal pertemuan Latihan ROM kembali, jika perlu, memberikan afirmasi
dan motivasi positif, dan mengucapkan terima kasih.
Dokumentasi
1. Hal yang perlu didokumentasikan setelah Latihan ROM dilakukan:
 Hasil TTV (TD, Nadi, RR) sebelum dan sesudah dilakukannya Latihan ROM
 Area dilakukannya Latihan ROM.
 Area rentang pergerakkan yang terbatas dan tingkat keterbatasan
 Area pergerakkan pasif dan area pergerakkan aktif
 Laporan nyeri atau ketidaknyamanan
 Tanda dan gejala intoleransi fisiologis terhadap aktivitas

REFERENSI:
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
Hosseini, Z.-S., Peyrovi, H., & Gohari, M. (2019). The Effect of Early Passive Range of Motion
Exercise on Motor Function of People with Stroke: a Randomized Controlled Trial. In
Journal of Caring Sciences (Vol. 8, Issue 1, pp. 39–44).
https://doi.org/10.15171/jcs.2019.006
Nurbaeni, J., Sudiana, I., & Harmayetty. (2010). LATIHAN ROM LENGAN MENINGKATKAN
KEKUATAN OTOT PADA PASIEN PASCA-STROKE (Range of Motion Exercise of Arms
Increases the Mucle Strength for Post Stroke Patients). 5, 15–20.

Anda mungkin juga menyukai