Latihan ROM
Pengertian
Tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap,meliputi kegiatan sendi secara rutin dan efektif.
Tujuan
Mencegah kontraktur
Meningkatkan tonus, massa, dan kekuatan otot
Melancarkan sirkulasi perifer
Prosedur
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
o Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan.
o Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus
b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku
c. Gerakan memutar pergelangan tangan :
o Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam telapak tangan pasien
o Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup)
d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
o Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien
o Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah
e. Gerakan memutar ibu jari:
Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari
tangan
SOP ROM
Standar Operasional Prosedur
Pelatihan ROM (Range Of Motion)
A. Definisi
Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan
kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma. Dimana
klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif
ataupun pasif. Atau juga dapat di definisikan sebagai jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh
menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
B. Tujuan
1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.
2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.
C. Manfaat
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
b. Mengkaji tulang sendi, otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
D. Jenis ROM
1. ROM aktif : Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
2. ROM pasif : Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif).
E. Indikasi
1. Klien dengan tirah baring yang lama.
2. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran.
3. Kelemahan otot.
4. Fase rehabilitasi fisik.
F. Kontra Indikasi
1. Klien dengan fraktur.
2. Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial.
3. Trombus/emboli pada pembuluh darah.
4. Kelainan sendi atau tulang.
5. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).
c. Latihan III
- Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas.
- Kembalikan ke posisi semula.
d. Latihan IV
- Tekuk siku yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat.
- Luruskan siku kemudian angkat ke atas.
- Letakkan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e. Latihan V
- Pegang pergelangan tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat angkat ke atas
dada.
- Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah keluar.
f. Latihan VI
- Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan.
- Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat.
g. Latihan VII
- Letakkan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur.
- Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang
kontraktur.
- Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.
h. Latihan VIII
- Angkat kaki yang kontraktur menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3cm.
- Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi.
- Kembalikan ke posisi semula dan ulang sekali lagi.
i. Latihan IX
- Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan
tangan yang lain.
- Dengan tangan yang lainnya penokong memegang oinggang pasien.
- Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya.
- Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sekali lagi.
Definisi ambulasi
Membantu pasien untuk berjalan atau turun dari tempat tidur agar menggerak-gerakkan
anggota tubuh sejak dini.
Tujuan
Persiapan Alat
Alas kaki pasien
Alat bantu berjalan ( kruk, kursi roda, walker,dll)
Persiapan Pasien
Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
Putuskan bersama seberapa jauh dan kemana pasien akan berjalan
Persiapan Petugas
Menggunakan APD yang terdiri dari Sarung tangan bersih k/p
Pelaksanaan Tindakan
Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada pasien/keluarganya
Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
Perawat membantu pasien untuk menggeser kaki ke samping tempat tidur
Perawat meminta pasien untuk duduk disamping tempat tidur dan meminta
pasien untuk menggerakkan kakinya
Perawat membantu pasien untuk menggunakan alas kaki
Perawat membantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri dengan kedua tangan
pasien memegang pundak kiri dan kanan perawat kemudian berdiri untuk
keseimbangan
Perawat memegang pasien dari samping tempat tidur menuju kursi dengan
cara : Perawat dan pasien berjalan berdampingan (tangan pasien merangkul pundak
perawat dan tangan perawat memegang pinggang pasien)
Perawat mendudukkan pasien di atas kursi
Perawat melihat respon pasien apabila ditemukan kelelahan pasien dianjurkan
istirahat sebentar sebelum dilanjutkan untuk kembali ke tempat tidur
Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan
dan mohon undur diri
Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
Perawat melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan di dalam catatan
terintegrasi
SOP Ambulasi
AMBULASI ISTIRAHAT DAN TIDUR
Latihan Ambulasi
a) Duduk di atas tempat tidur
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badanya dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.
Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
Bantu pasien untuk duduk dan beri penompang/bantal.
c) Membantu berjalan
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
Anjurkan psien untuk meletakan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan anda.
Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengaan bahu pasien.
Bantu pasien berjalan.
Ambulasi
Teknik Memindahkan
Ambulasi adalah kegiatan berjalan (Kozier dkk.1995). Mekanika tubuh yang benar dapat
mengurangi kepenatan dan ketegangan serta mencegah cedera yang serius dan memungkinkan
perawat untuk menggerakkan,mengangkat dan memindahkan pasien dengan aman dan
juga melindungi perawat dari cedera system musculoskeletal.
Perawatan yang dilakukan pada pasien imobilisasi adalah diubah posisi, dipindahkan diatas
tempat tidur, dan harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi ataupun brankar. Menurut Hegner
& Caldwell (2003. p. 198) perubahan posisi dapat menghindari :
1. Deformitus musculoskeletal dan kehilangan kalsium tulang.
2. Nutrisi kulit yang buruk dan berkembangnya luka karena tekanan.
3. Komplikasi pernapasan seperti pneumonia.
4. Berkurangnya sirkulasi yang dapat menyebabkan tromboflebitis dan kalkulus ginjal.
5. Kehilangan kesempatan pertukaran sosial antara pasien dan staf.
Menurut Potter & Perry (2005. p. 1215) Petunjuk umum yang harus di ikuti disetiap prosedur
perpindahan adalah sebagai berikut :
1. Naikkan sisi bergerak pada sisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan perawat untuk
mencegah pasien jatuh dari tempat tidur.
2. Tinggikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman.
3. Kaji mobilisasi dan kekuatan pasien untuk mencegah pasien yang dapat digunakan saat
memindahkan.
4. Tentukan kebutuhan akan bantuan.
5. Jelaskan prosedur dan gambarkan apa yang diharapkan dari pasien.
6. Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
d) Berikut ini merupakan prosedur teknik memindahkan pasien menurut Potter & Perry (2005
p.1227) :
Tabel :
Langkah Rasional
Persiapan untuk memindahkan
1. Kaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, paralisis Menentukan tingkat fisiologis dan kognitif
atau paresis, hipotensi ortostatik, toleransi pasien untuk berperan serta dalam teknik
aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat memindahkan.
kenyamanan dan kemampuan pasien
mengikuti intruksi.
2. Siapkan peralatan dan persediaan yang di
butuhkan :
a. Tranfer belt (bila diperlukan). Mengurangi risiko cedera. Sebaiknya
digunakan pada semua pasien yang
membutuhkan bantuan sedang sampai
maksimal atau memiliki risiko cedera
maupun jatuh.
b. Kursi roda (posisi kursi pada sudut 45 derajat Posisi kursi roda atau brankar memfasilitasi
dari tempat tidur: rem terkunci; perpindahan tempat tidur ke kursi roda atau
memindahkan kaki istirahat: rem tempat tidur dari tempat tidur ke brankar dengan cepat.
terkunci).
c. Brankar (posisi tempat tidur pada sudut 900:
rem brankar terkunci: rem tempat tidur
terkunci).
3. Jelaskan prosedur kepada pasien. Mendukung kerjasama pasien dan
pemahaman tentang prosedur serta
keuntungan mobilisasi.
4. Tutup pintu/gorden. Mendukung privasi.
5. Cuci tangan. Mengurangi perpindahan infeksi.
2. Cuci tangan
3. Observasi pasien untuk menentukan respon
berpindah. Observasi kesejajaran tubuh yang Menguarngi risiko cedera system
benar dan adanya tekanan. musculoskeletal dari posisi yang tidak tepat.
4. Catat prosedur pada catatan perawat Mengurangi transmisi infeksi.
Mengurangi risiko cedera dari perpindahan
berikutnya dan pengaturan posisi.
MENGATUR POSISI
Posisi Fowler
Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
Posisi Sim’s
Pengertian
posisi sims
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang
illium, humerus dan klavikula.
Tujuan
Posisi Trendelenberg
Pengertian
posisi trendeleberg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Tujuan
dorsal recumben
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan)
di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta pada proses
persalinan.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi
Posisi Lithotomi
Pengertian
lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Tujuan
Indikasi
genu pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa
tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.
Supinasi
Pengertian
suspinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien
pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi
pronasi
Tujuan
Posisi lateral
lateral
Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada
pada pinggul dan bahu.
Tujuan