Anda di halaman 1dari 19

SOP ROM Pasif dan ROM Aktif

Latihan ROM
Pengertian
Tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap,meliputi kegiatan sendi secara rutin dan efektif.
Tujuan
Mencegah kontraktur
Meningkatkan tonus, massa, dan kekuatan otot
Melancarkan sirkulasi perifer
Prosedur
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
o Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan.
o Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus
b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku
c. Gerakan memutar pergelangan tangan :
o Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam telapak tangan pasien
o Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup)
d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
o Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien
o Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah
e. Gerakan memutar ibu jari:
Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari
tangan

2. Latihan pasif anggota gerak bawah


o Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
o Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai
o Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus
3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah
a. Latihan I
o Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas
o Letakan kedua tangan diatas kepala
o Kembalikan tangan ke posisi semula
b. Latihan II
o Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat
o Kembalikan ke posisi semula
c. Latihan III
o Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas
o Kembalikan ke posisi semula
d. Latihan IV
o Tekuk siku yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat
o Luruskan siku kemudian angkat ketas
o Letakan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e. Latihan V
o Pegang pergelangan tangan yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat angkat keatas dada
o Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar
f. Latihan VI
o Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan
o Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat
g. Latihan VII
o Letakan kaki yang seht dibawah yang kontraktur
o Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang
kontraktur
o Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.
h. Latihan VIII
o Angkat kaki yang kontraktur mengunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm
o Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi
o Kembali ke posisi semula dan ulang sekali lagi
i. Latihan IX
o Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan tangan
Satu
o Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien
o Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya
o Kembali keposisi semula dan ulangi sekali lagi

SOP ROM
Standar Operasional Prosedur
Pelatihan ROM (Range Of Motion)
                                                                                            

A.    Definisi
Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan
kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma. Dimana
klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif
ataupun pasif. Atau juga dapat di definisikan sebagai jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh
menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
B.    Tujuan
1.      Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.
2.      Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.

C. Manfaat
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
b. Mengkaji tulang sendi, otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah

D.    Jenis ROM
1.      ROM aktif : Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
2.      ROM pasif : Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif).

E.    Indikasi
1.    Klien dengan tirah baring yang lama.
2.    Stroke atau penurunan tingkat kesadaran.
3.    Kelemahan otot.
4.    Fase rehabilitasi fisik.

F.     Kontra Indikasi
1.  Klien dengan fraktur.
2.  Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial.
3.  Trombus/emboli pada pembuluh darah.
4.  Kelainan sendi atau tulang.
5.  Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).

GERAKAN ROM AKTIF


1.      Fleksi
2.      Ekstensi
3.      Hiperekstensi
4.      Rotasi
5.      Sirkumsisi
6.      Supinasi
7.      Pronasi
8.      Abduksi
9.      Adduksi
10.  Oposisi
LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH
   
a.      Latihan I
-          Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas.
-          Letakkan kedua tangan diatas kepala.
-          Kembalikan tangan ke posisi semula.
b.      Latihan II
-          Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat.
-          Kembalikan keposisi semula.

c.       Latihan III
-          Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas.
-          Kembalikan ke posisi semula.
d.      Latihan IV
-          Tekuk siku yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat.
-          Luruskan siku kemudian angkat ke atas.
-          Letakkan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e.       Latihan V
-          Pegang pergelangan tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat angkat ke atas
dada.
-          Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah keluar.
f.       Latihan VI
-          Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan.
-          Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat.
g.      Latihan VII
-          Letakkan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur.
-          Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang
kontraktur.
-          Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.
h.      Latihan VIII
-          Angkat kaki yang kontraktur menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3cm.
-          Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi.
-          Kembalikan ke posisi semula dan ulang sekali lagi.
i.        Latihan IX
-          Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan
tangan yang lain.
-          Dengan tangan yang lainnya penokong memegang oinggang pasien.
-          Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya.
-          Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sekali lagi.
Definisi ambulasi

Membantu pasien untuk berjalan atau turun dari tempat tidur agar menggerak-gerakkan
anggota tubuh sejak dini.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan membantu


pasien ambulasi.

Persiapan Alat
 Alas kaki pasien
 Alat bantu berjalan ( kruk, kursi roda, walker,dll)

Persiapan Pasien
 Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
 Putuskan bersama seberapa jauh dan kemana pasien akan berjalan

Persiapan Petugas
 Menggunakan APD yang terdiri dari Sarung tangan bersih k/p

Pelaksanaan Tindakan
 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada pasien/keluarganya
 Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
 Perawat membantu pasien untuk menggeser kaki ke samping tempat tidur
 Perawat meminta pasien untuk duduk disamping tempat tidur dan meminta
pasien untuk menggerakkan kakinya
 Perawat membantu pasien untuk menggunakan alas kaki
 Perawat membantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri dengan kedua tangan
pasien memegang pundak kiri dan kanan perawat kemudian berdiri untuk
keseimbangan
 Perawat memegang pasien dari samping tempat tidur menuju kursi dengan
cara : Perawat dan pasien berjalan berdampingan (tangan pasien merangkul pundak
perawat dan tangan perawat memegang pinggang pasien)
 Perawat mendudukkan pasien di atas kursi
 Perawat melihat respon pasien apabila ditemukan kelelahan pasien dianjurkan
istirahat sebentar sebelum dilanjutkan untuk kembali ke tempat tidur
 Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
 Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan
dan mohon undur diri
 Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan di dalam catatan
terintegrasi

SOP Ambulasi
AMBULASI ISTIRAHAT DAN  TIDUR

A.  Prinsip Ambulasi Istirahat dan Tidur


aman dan sesuai dengan. Body affigment
B.  Tujuan
meningkatkan rasa nyaman dan aktivitas klien
C.  Alat
brankar. kursi roda, tempat tidur, kursi
D. Macam- macam ambulasi istirahat dan tidur
1)   Menggambarkan Dan Memperagakan Prosedur Membantu Pasien Untuk Duduk Di
Tempat Tidur.
Prosedur:
      Posisikan tubuh anda menghadap ke bagian kepala tempat tidur. Pcrtahankankaki anda yang ter
auh dari tempat tidur pada posisinya.
      Kunci posisi di dekat lengan (pasien dan perawat)
      Tahan pasien dengan lengan yang lain, angkat kepala dan leher.
      Angkat pasien ke posisi duduk.sesuai posisi tempat tidur. Beri bantal untuk menopang dan
kenyamanan.
2)   Menggambarkan Dan Memperagakan Prosedur Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur
Atau Sebaliknya Ke Brankart
Prosedur:
      Pasien diangkat oleh tiga orang perawat.
Perawat I (paling tinggi) berdiri di bagian kepala
Perawat II berdiri di bagian pinggang
Perawat III berdiri di bagian kaki
Ketiganya berdiri pada sisi kanan
      Lengan kin perawat I di bawah kepala dan pangkal  lengan pasien, lengan kanan di bawah
bokong. (bila pasien gemuk, maka lengan kanan perawat I melalui badan pasien ke bawah
pinggang, sehingga berpengangan  dengan pergelangan tangan. kiri perawat II)
      Lengan kiri perawat II di bawah pinggang, lengan kanan di bawah bokong.
      Lengan perawat III, keduanya mengangkat seluruh tungkai.
      Setelah siap, salah satu perawat memberi aba-aba untuk mengangkat bersama-sama.
      Dengan langkah yang sama, mulai berjalan bersama-sama menuju ke teempat tidur/brankar yang
telah disiapkan
      Kemudian posisi diperbaiki dan selimut dipasang/dirapihkan.

3)   Prosedur Mendudukan Klien Di Sisi Tempat Tidur.


Prosedur :
 Posisikan klien miring menghadap perawat
 Tinggikan kepala tempat tidur dan posisi perawat di kepala tempat tidur.
 Letakkan tangan perawat di bawah bahu klien dan sokong kepala dan leher klien. Letakkan
tangan yang lain di bagian pinggul klien.
 Gerakkan kaki ke pinggir tempat tidur. Tarik paha klien dan agak di putar sehingga kaki klien
terjuntai ke lantai, secara bersamaan angkat bagian bahu sampai klien duduk.
 Evaluasi respon klien

4)    Prosedur Memindahkan Klien Dari Tempat Tidur Ke Kursi Atau Di Kursi Roda


Prosedur :
 Lakukan tindakan mendudukan klien di sisi tempat tidur.
 Sangga, kedua aksila klien dengan kedua tangan dan letakkan kaki di depan  dan di samping klien.
Bantu klien berdiri.
 Dekatkan klien ke kursi & tekuk kaki perawat untuk mendudukan klien.
 Atur posisi klien agar nyaman dan sesuai body alligment

Latihan Ambulasi
a)      Duduk di atas tempat tidur 
Cara: 
      Jelaskan prosedur yang akan di lakukan. 
      Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badanya dengan telapak tangan
menghadap ke bawah. 
      Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien. 
      Bantu pasien untuk duduk dan beri penompang/bantal. 

b)      Turun dan berdiri 


Cara: 
      Jelaskan prosedur yang akan di lakukan. 
      Atur kursi roda dalam posisi dengan kedua kaki merenggang. 
      Fleksikan lutut dan pinggang Anda. 
      Anjurkan pasien untuk meletakan kedua tangannya di bahu anda dan letakkan kedua tangan
Anda di samping kanan dan kiri pinggang pasien 
      Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien. 
      Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi dan atur posisi agar nyaman 

c)      Membantu berjalan
Cara: 
      Jelaskan prosedur yang akan di lakukan 
      Anjurkan psien untuk meletakan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan anda. 
      Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengaan bahu pasien. 
      Bantu pasien berjalan.

 Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien 


Merupakan tindakan ke perawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau
tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur kebaranchard 
Cara: 
o  Jelaskan prosedur yang akan di lakukan 
o  Atur branchard dalam posisi terkunci 
o  Bantu pasien dengan2-3 perawat 
o  Berdiri mengahadap pasien 
o  Silangkan tangan di depan dada anda 
o  Tekuk lutut and,kemudian masukan tangan ke bawah tubuh pasien 
o  Perawat pertama meletakan tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang,peerawat kedua
meletakan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien,sedangkan perawat ketiga meletakan
tangan di bawah pinggul dan kaki 
o  Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard 
o  Atur posisi pasien di branchard

Ambulasi
Teknik Memindahkan
Ambulasi adalah kegiatan berjalan (Kozier dkk.1995). Mekanika tubuh yang benar dapat
mengurangi kepenatan dan ketegangan serta mencegah cedera yang serius dan memungkinkan
perawat untuk menggerakkan,mengangkat dan memindahkan pasien dengan aman dan
juga  melindungi perawat dari cedera system musculoskeletal.
Perawatan yang dilakukan pada pasien imobilisasi adalah diubah posisi, dipindahkan diatas
tempat tidur, dan harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi ataupun brankar. Menurut Hegner
& Caldwell (2003. p. 198) perubahan posisi dapat menghindari :
1.    Deformitus musculoskeletal dan kehilangan kalsium tulang.
2.    Nutrisi kulit yang buruk dan berkembangnya luka karena tekanan.
3.    Komplikasi pernapasan seperti pneumonia.
4.    Berkurangnya sirkulasi yang dapat menyebabkan tromboflebitis dan kalkulus ginjal.
5.    Kehilangan kesempatan pertukaran sosial antara pasien dan staf.

Menurut Potter & Perry (2005. p. 1215) Petunjuk umum yang harus di ikuti disetiap prosedur
perpindahan adalah sebagai berikut :
1.    Naikkan sisi bergerak pada sisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan perawat untuk
mencegah pasien jatuh dari tempat tidur.
2.    Tinggikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman.
3.    Kaji mobilisasi dan kekuatan pasien untuk mencegah pasien yang dapat digunakan saat
memindahkan.
4.    Tentukan kebutuhan akan bantuan.
5.    Jelaskan prosedur dan gambarkan apa yang diharapkan dari pasien.
6.    Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
d)   Berikut ini merupakan prosedur teknik memindahkan pasien menurut Potter & Perry (2005
p.1227) :

Tabel :
Langkah Rasional
Persiapan untuk memindahkan
1.    Kaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, paralisis Menentukan tingkat fisiologis dan kognitif
atau paresis, hipotensi ortostatik, toleransi pasien untuk berperan serta dalam teknik
aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat memindahkan.
kenyamanan dan kemampuan pasien
mengikuti intruksi.
2.      Siapkan peralatan dan persediaan yang di
butuhkan :
a.    Tranfer belt (bila diperlukan). Mengurangi risiko cedera. Sebaiknya
digunakan pada semua pasien yang
membutuhkan bantuan sedang sampai
maksimal atau memiliki risiko cedera
maupun jatuh.
b.    Kursi roda (posisi kursi pada sudut 45 derajat Posisi kursi roda atau brankar memfasilitasi
dari tempat tidur: rem terkunci; perpindahan tempat tidur ke kursi roda atau
memindahkan kaki istirahat: rem tempat tidur dari tempat tidur ke brankar dengan cepat.
terkunci).
c.    Brankar (posisi tempat tidur pada sudut 900:
rem brankar terkunci: rem tempat tidur
terkunci).
3.      Jelaskan prosedur kepada pasien. Mendukung kerjasama pasien dan
pemahaman tentang prosedur serta
keuntungan mobilisasi.
4.      Tutup pintu/gorden. Mendukung privasi.
5.      Cuci tangan. Mengurangi perpindahan infeksi.

Membantu Pasien Duduk Di Tempat


Tidur
1.    Lengkapi persiapan langkah 1-5.
2.      Letakkan pasien pada posisi terlentang. Memudahkan pengkajian kesejajaran tubuh
pasien yang terus menerus dan pemberian
tambahan perawatan seperti suksion dan
kebutuhan kebersihan.
3.      Pindahkan bantal dari tempat tidur. Mengurangi gangguan ketika pasien duduk di
tempat tidur
4.      Hadap kebagian kepala tempat tidur. Mengurangi perputaran tubuh perawat ketika
memindahkan pasien.
5.      Letakkan kaki terbuka dengan kaki yang Meningkatkan keseimbangan perawat dan
terdekat tempat tidur dibelakang kaki yang memungkinkan perpindahan berat badan
lain pasien.
6.      Letakkan tangan yang terjauh dari pasien Mempertahankan kesejajaran kepala vetebra
dibawah bahu, menyokong kepala dan serfikal serta memudahkan mengangkat
vertebra servikal tubuh bagian atas pasien
7.      Letakkan tangan lainnya diatas permukaan Memberi sokongan dan keseimbangan.
tempat tidur
8.      Tinggikan pasien pada posisi duduk dengan Meningkatkan keseimbangan perawat,
mengubah berat perawat dari kaki depan ke menghilangkan inersia dan memindahkan
kaki belakang berat pada arah dimana pasien dipindahkan.
9.      Dorong berlawanan dengan tempat tidur Membagi aktivitas mengangkat pasien pada
menggunakan lengan yang terletak di posisi duduk antara lengan dan kaki perawat
permukaan tempat tidur dan melindungi punggung dari ketegangan.
10.  Lakukan penyelesaian langkah 1-4 Penompang satu tangan berlawanan dengan
matras dan mendorong berlawanan dengan
matras seperti pasien terangkat, bagian dari
beban ini akan diangkat oleh otot punggung
dan dipindahkan melalui lengan ke matras.
Membantu pasien duduk disisi tempat
tidur
1.    Lengkapi persiapan langkah 1-5
2.      Tempatkan pasien pada posisi side Mempersiapkan pasien untuk pindah kesisi
laying menghadap perawat pada sisi tempat tempat tidur dan melindungi pasien dari
tidur dimana pasien akan duduk jatuh.
3.      Tinggikan bagian kepala tempat tidur dengan Menurunkan jumlah kekuatan yang
ketinggian yang di toleransi pasien diperlukan pasien dan perawat untuk
mengangkat pasien pada posisi duduk.
4.      Berdiri berlawanan dengan pinggul pasien Menempatkan pusat gravitasi perawat
mendekati pasien.
5.      Putar diagonal sehingga perawat berhadapan Mengurangi perputaran tubuh perawat karena
dengan pasien dan berada jauh sudut kaki perawat menghadap kearah gerakan.
tempat tidur
6.      Letakkan kaki terbuka dengan kaki terletak Meningkatkan keseimbangan dan
kepala tempat tidur berada didepan kaki lain memungkinkan perawat memindahkan berat
seperti pasien berada posisi duduk di sisi
7.      Letakkan lengan terdekat kepala tempat tidur tempat tidur.
dibawah bahu pasien menyokong kepala dan Mempertahankan kesejajaran kepala dan
leher leher saat perawat memposisikan duduk pada
8.      Letakkan lengan lain diatas paha pasien. pasien.
Menyokong pinggul dan mencegah pasien
jatuh kebelakang selama prosedur.
9.      Pindahkan tungkai bawah pasien dan kaki Menurunkan friksi dan tahanan.
diatas sisi tempat tidur Memungkinkan gravitasi untuk menurunkan
10.  Putar kearah bagian belakang tungkai tungkai pasien.
perawat, memudahkan tungkai atas pasien Memungkinkah perawat memindahkan berat
mengayun kebawah. dalam gerakan langsung.
11.  Pada saat bersamaan tindakan berat perawat
kebagian belakang tungkai dan elefasikan Mengurangi risiko jatuh
pasien
12.  Tetap berada di depan pasien sampai pasien
mencapai keseimbangan Menyokong kaki pasien dorso fleksi dan
memungkinkan pasien lebih mudah berdiri
13.  Turunkan ketinggian tempat tidur sampai disisi tempat tidur
kaki pasien menyentuh lantai Letakkan kursi untuk member kemudahan
14.  Lakukan penyelesaian langkah 1-4 untuk berpindah

Memindahkan pasien dari tempat tidur ke


kursi
1.    Lengkapi persiapan langkah 1-5
2.      Bantu pasien duduk disisi tempat tidur
Letakkan kursi pada posisi sudut  45 0pada Membantu perawat mempertahankan
tempat tidur kestabilan pasien selama pindah dan
3.      Gunakan transfer belt bila diperlukan mengurangi risiko jatuh.
4.      Pastikan pasien stabil, sepatu tidak Mengurangi risiko terpeleset selama
tergelincir berpindah
5.      Lebarkan kaki perawat menjadi terbuka
Memberikan keseimbangan dengan dasar
6.      Fleksikan pinggul dan lutut perawat, penyokong lebar.
luruskan lutut perawat sama dengan lutut Merendahkan pusat gravitasi perawat ke
pasien objek yang diangkat dan memberikan
7.      Genggam transfer belt dari bawah atau stabilisasi lutut ketika pasien berdiri.
mencapainya melalui aksila pasien dan Mengurangi tekanan aksila dan
letakkan tangan di scapula pasien mempertahankan kestabilan pasien.
8.      Tegakkan pasien untuk berdiri pada hitungan
ketiga dengan meluruskan pinggul dan Memberikan momentum tubuh pasien dan
tungkai perawat, jaga lutut sedikit fleksi memberikan sedikit usaha otot untuk
mengangkat pasien. Gunakan mekanika
9.      Pertahankan stabilitas tungkai lemah atau tubuh yang tepat untuk menaikkan pasien
paralisis dengan lutut berdiri.
Kemampuan berdiri sering dipertahankan
10.  Putar kaki yang terjauh dari kursi pada anggota tubuh yang paralisis atau lemah
11.  Intruksikan pasien untuk menggunakan dengan menyokong lutut untuk stabil.
lengan bersandar pada kursi untuk topangan Mempertahankan sokongan pada pasien
12.  Fleksikan pinggul dan lutut perawat selama selama mendapatkan ruang yang cukup bagi
menurunkan pasien ke kursi. pasien untuk bergerak.
13.  Kaji kesejajaran pasien yang sesuai untuk Meningkatkan kestabilan pasien.
duduk Mencegah cedera akibat mekanika tubuh
14.  Lakukan penyelesaian langkah 1-4 yang buruk.
Mencegah cedera pada pasien akibat
Melakukan dengan 3 orang pembawa kesejajaran tubuh yang buruk.
1.    Lengkapi persiapan langkah 1-5
2.      3 perawat yang hampir sama tinggi berdiri
bersebelahan menghadap sisi tempat tidur
pasien
3.      Setiap orang bertanggung jawab untuk 1 dari Mencegah perputaran tubuh. Kesejajaran
3 area : kepala dengan bahu, pinggul dan tubuh pasien dipertahankan.
paha dengan pergelangan kaki.
4.      Setiap orang membuat dasar sokongan ynag Mendistribusikan berat badan pasien.
lebar dengan kaki terdekat brankar berada
didepan dengan lutut sedikit fleksi.
5.      Lengan pengangkat diletakkan dibawah Meningkatkan keseimbangan dan
kepala dengan bahu, pinggul dan paha menurunkan pusat gravitasi pengangkat.
dengan tungkai bawah, dengan jari-jari
tangan mereka terkunci melingkari sisi Mendistribusikan berat pasien diatas lengan
bagian tubuh pasien yang lain. bawah pengangkat.
6.      Pengangkat memutar pasien kearah dada
mereka.
7.      Pada hitungan ke 3 pasien diangkat dan
dipegang kearah dada mereka Memindahkan beban kerja kedasar sokongan
8.      Pada hitungan ke 2 dari 3 perawat pengangkat.
melangkah ke belakang dan memutar kearah Memudahkan pengangkat bekerjasama dan
brankar. Memindahkan kedepan jika mengangkat pasien dengan aman.
diperlukan Memindahkan badan ke brankar.
9.      Perawat menurunkan pasien secara perlahan
ke pusat brankar dengan memfleksikan lutut
dan pinggul mereka sampai siku mereka
berada setinggi tepi brankar. Mempertahankan kesejajaran tubuh selama
10.  Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, pindah.
menempatkan ikat pinggang pengaman,
menyilangi pasien dan meninggikan sisi
bergerak.
11.  Lengkapi penyelesaian langkah 1-4 Mengurangi risiko cedera maupun jatuh
Penyelesaian pemindahan. akibat kesejajaran yang buruk.
1.    Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.

2.      Cuci tangan
3.      Observasi pasien untuk menentukan respon
berpindah. Observasi kesejajaran tubuh yang Menguarngi risiko cedera system
benar dan adanya tekanan. musculoskeletal dari posisi yang tidak tepat.
4.      Catat prosedur pada catatan perawat Mengurangi transmisi infeksi.
Mengurangi risiko cedera dari perpindahan
berikutnya dan pengaturan posisi.

Mendokumentasikan efektivitas asuhan


keperawatan. Mendukung konsistensi diantar
tenaga keperawatan.

Sumber : Potter & Perry (2005. p.1227-1231)

MENGATUR POSISI
Posisi Fowler

Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan

1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.


2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi

1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan


2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi

Posisi Sim’s
Pengertian

posisi sims
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi   ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang
illium, humerus dan klavikula.
Tujuan

1. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi


2. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
3. Memasukkan obat supositoria
4. Mencegah dekubitus
Indikasi

1. Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal


2. Pasien yang tidak sadarkan diri
3. Pasien paralisis
4. Pasien yang akan dienema
5. Untuk tidur pada wanita hamil.

Posisi Trendelenberg
Pengertian

posisi trendeleberg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Tujuan

1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.


2. Pasien shock.
3. pasien hipotensi.
Indikasi

1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut


2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi

Posisi Dorsal Recumben


Pengertian

dorsal recumben
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan)
di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta pada proses
persalinan.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi

1. Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus


2. Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

Posisi Lithotomi
Pengertian

lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Tujuan

1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina,taucher, pemeriksaan


rektum, dan sistoscopy
2. Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra
uterine devices (IUD), dan lain-lain.

Indikasi

1. Pada pemeriksaan genekologis


2. Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra,
rektum, vagina dan kandung kemih.

Posisi Genu pectrocal


Pengertian

genu pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.

Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

Indikasi

1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa
tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

Supinasi
Pengertian

suspinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien
pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi

1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu


2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
Posisi pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.

pronasi
Tujuan

1. Memberikan ekstensi  maksimal pada sendi lutut dan pinggang


2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi

1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan


2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

Posisi lateral

lateral
Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada
pada pinggul dan bahu.
Tujuan

1. Mempertahankan body aligement


2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Meningkankan rasa nyaman
4. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Indikasi

1. Pasien yang ingin beristirahat


2. Pasien yang ingin tidur
3. Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

Anda mungkin juga menyukai