Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN RANGE OF MOTION (ROM)

Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas pasien seperti gangguan saraf, fungsi sistem
muscular, hambatan mobilitas, kelemahan dan keletihan oleh penyakit tertentu dan lain-lain.
Perawat harus dengan tempat membantu latihan aktivitas baik aktif maupun pasif dan melatih
berjalan dengan aman sebelum pasien bisa mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

Sebelum melakukan semua tindakan latihan range of movement (ROM) dan latihan jalan,
perawat harus melakukan persiapan termasuk mengkaji kekuatan otot, sendi, adanya paralisis,
tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi.

Perawat harus juga menyiapkan alat sesuai kondisi pasien pada waktu latihan jalan
seperti tongkat atau kruk dan lain-lain. Karena banyak klien dipulangkan ke rumah masih perlu
belum mampu melakukan aktifitas dan masih perlu asuhan berkelanjutan, maka perlu bagi
perawat mengajarkan kepada anggota keluarga klien bagaimana melatih ROM dan berjalan pada
pasien dengan aman dan tepat sehingga tidak menimbulka

A. Prinsip Dasar Latihan ROM

Range of movement (ROM) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas. ROM dapat dilakukan secara aktif atau pasif.
B. Jenis jenis rom

ROM Aktif : jika pasie n dapat melakukan secara mandiri, atau aktif dengan dengan bantuan
jika pasien melakukan sendiri , tetapi perlu bantuan orang lain

ROM Pasif : jika latihan dijalankan oleh seseorang.

Pasien dengan bed rest lama akan beresiko terjadi penurunan pergerakan sendi dan massa
otot. Latihan ROM memperbaiki mobilitas ekstermitas, mencegah kontraktur/atropi dan
memberikan kenyamanan.

C. Standar Operasional Prosedur (SOP) ROM Aktif dan Pasif

Pengertian Range of movement (ROM) ROM merupakan latihan gerak sendi yang dilakukan
oleh perawat kepada pasien.

D. Indikasi ROM

Pasien yang bedrest lama dan beresiko untuk terjadi kontraktur persendian .

E. kontra indikasi

1.  Klien dengan fraktur.

2.  Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial.

3.  Trombus/emboli pada pembuluh darah.

4.  Kelainan sendi atau tulang.

5.  Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).

F. gerakan rom aktif

1.      Fleksi

2.      Ekstensi

3.      Hiperekstensi

4.      Rotasi

5.      Sirkumsisi

6.      Supinasi

7.      Pronasi

8.      Abduksi
9.      Adduksi

10.  Oposisi

G. Tujuan ROM

Memperbaiki tingkat mobilitas fungsional ekstremitas klien, mencegah kontraktur dan


pengecilan

otot dan tendon, serta meningkatkan sirkulasi darah pada ekstremitas, menurunkan komplikasi

vaskular imobilisasi dan meningkatkan kenyamanan klien

H. manfaat
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang sendi otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
I. Persiapan Tempat dan Alat
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Balok drop food
4. Hanskoon
J. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan pelaksanaan
2. Mengatur posisi lateral lurus (terlentang biasa)
K. Persiapan Lingkungan
1. Menutup pintu dan jendela
2. Memasang tabir dan tirai
L. Pelaksanaan ROM Aktif dan Pasif
1. Leher

Letakkan tangan kiri perawat di bawah kepala pasien dan tangan kanan pada pipi/wajah pasien.

Lakukan gerakan:

Rotasi: tundukkan kepala, putar ke kiri dan ke kanan.


Fleksi dan ekstensi: gerakkan kepala menyentuh dada kemudian kepala sedikit
ditengadahkkan.

Fleksi lateral: gerakkan kepala ke samping kanan dan kiri hingga telinga dan bahu hampir
bersentuhan.

Observasi perubahan yang terjadi.

2. bahu

Fleksi/Ekstensi

Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan
lainnya.

Angkat lengan pasien pada posisi awal.

Lakukan gerakan mendekati tubuh.

Lakukan observasi perubahan yang terjadi. Misalnya: rentang gerak bahu dan kekakuan.

Abduksi dan Adduksi

Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan
lainnya.

Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat (ke arah samping).

Kembalikan ke posisi semula.

Catat perubahan yang terjadi. Misal: rentang gerak bahu, adanya kekakuan, dan adanya nyeri.

Rotasi Bahu

Atur posisi lengan pasien menjauhi dari tubuh (ke samping) dengan siku menekuk.

Letakkan satu tangan perawat di lengan atas dekat siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.

Lakukan rotasi bahu dengan lengan ke bawah sampai menyentuh tempat tidur.

Kembalikan lengan ke posisi awal.

Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap ke atas.

Kembalikan ke posisi awal.


Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak bahu, adanya kekakuan, dan adanya nyeri.

3. Siku

Fleksi dan Ekstensi

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan telapak mengarah ke tubuh
pasien.

Letakkan tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan
lainnya

Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat ke bahu.

Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang gerak pada siku,
kekakuan sendi, dan adanya nyeri.

Lengan bawah

Pronasi dan Supinasi

Atur posisi lengan pasien dengan siku menekuk/lurus.

Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan tangan pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.

Putar lengan bawah pasien ke arah kanan atau kiri.

Kembalikan ke posisi awal sebelum dilakukan pronasi dan supinasi.

Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak lengan bawah dan
kekakuan.

4. Pergelangan tangan
a. Fleksi dan Ekstensi

 Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk.

 Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang
pergelangan tangan pasien.

 Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

 Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang gerak


pergelangan dan kekakuan sendi.
 Jari-jari
 Fleksi dan Ekstensi

o Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang pergelangan.

o Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-jari ke bawah.

o Luruskan jari-jari (ekstensikan) kemudian dorong ke belakang (hiperekstensikan).

o Gerakkan kesamping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).

o Kembalikan ke posisi awal.

o Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan sendi.

 Lutut
 Fleksi dan Ekstensi

o Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain.

o Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

o Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh mungkin dan semampu
pasien.

o Turunkan dan luruskan lutut dengan tetap mengangkat kaki ke atas.

o Kembalikan ke posisi semula.

o Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

o Observasi perubahan yang terjadi. Missal, rentang gerak dan adanya kekakuan
sendi.

 Pergelangan kaki
 Fleksi dan Ekstensi

o Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas
pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.

o Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada atau ke bagian atas
tubuh pasien.

o Kembalikan ke posisi awal.


o Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan telapak kaki diarahkan ke
bawah.

o Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan kekakuan.

 Infersi dan Efersi

o Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita (pelaksana) dan
pegang pergelangan kaki pasien dengan tangan satunya.

o Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki
lainnya.

o Kembalikan ke posisi semula.

o Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.

o Kembalikan ke posisi awal

o Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan
sendi.

 Sikap Selama Pelaksanaan ROM

1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah

2. Menjamin Privacy pasien

3. Bekerja dengan teliti

4. Memperhatikan body mechanism.

 Evaluasi ROM

1. Tidak terjadi cedera

2. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan

3. Peningkatan rentang gerak sendi.

M. LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH

a. ssLatihan I

 Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas.


 Letakkan kedua tangan diatas kepala.
 Kembalikan tangan ke posisi semula.
b. Latihan II

 Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat.
 Kembalikan keposisi semula.

c. Latihan III

 Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas.


 Kembalikan ke posisi semula.

d. Latihan IV

 Tekuk siku yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat.


 Luruskan siku kemudian angkat ke atas.
 Letakkan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.

e. Latihan V

 Pegang pergelangan tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat angkat ke
atas dada.
 Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah keluar.

f. Latihan VI

 Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan.
 Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat.

g. Latihan VII

 Letakkan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur.


 Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki
yang kontraktur.
 Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-
pelan.

h. Latihan VIII

 Angkat kaki yang kontraktur menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3cm.
 Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi.
 Kembalikan ke posisi semula dan ulang sekali lagi.

i. Latihan IX

 Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur
dengan tangan yang lain.
 Dengan tangan yang lainnya penokong memegang oinggang pasien.
 Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya.
 Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sekali lagi.

Anda mungkin juga menyukai