4. Gembira
Setiap orang pada berbagai usia mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada
umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa.
Dengan perasaan menyenangkan seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan diri.
Pada dasarnya semua anak menempuh tahapan sosialisasi. Kurangnya kesempatan
anak untuk bergaul secara baik dengan orang lain dapat menghambat perkembangan
sosialnya.
KEGIATAN BELAJAR 2
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
A. Karakteristik dan Tingkah Laku Sosial
Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periodenya. Ciri-
cirri tersebut adalah sebagai berikut :
1. Periode Bayi
1-2 Bulan Belum mampu membedakan objek dan benda
3 bulan 1. Otak mata sudah kuat dan mampu melihat pada orang atau objek dan
mengikuti gerakan
2. Telinga sudah mampu membedakan suara. Mulai mampu membedakan
objek dan orang, siap belajar untuk menjadi manusia sosiaL.
3. Senyum sosial (social smiles) apabila orang yang dikenalnya datang dan
menangis apabila ditinggal.
4 bulan Memperlihatkan tingkah laku, memperhatikan apabila ada orang yang
bicara, membuat penyesuaian dengan tertawa padanya.
4-6 bulan Tersenyum dengan bayi lain.
5-6 bulan Bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak.
7 bulan Kadang- kadang agresif, menjambak, menyakar, dan sebagainnya.
6-8 bulan Memegang, melihat, merebut benda dari bayi lain.
7-9 bulan Mengikuti suara- suara, tingkah laku yang sederhana.
9-13 bulan Meniru suara, mengeksplorasi bayi lain,menjambak dan sebagainya. Bisa
bermain dengan peermainan tanpa komunikasi.
12 bulan/1 Mengenal larangan.
tahun
13-18 bulan Mulai minat terhadap bayi lain.
15 bulan Memperlihatkan minatyang tinggi terhadap orang dewasa dan selalu ingin
dekat serta mutasi dengan mereka.
24 bulan (2 Dapat membantu melakukan aktivitas sederhana. Menggunakan permainan
tahun) sebagai alat untuk hubungan sosial. Di sini mereka bermain bersama, tetapi
tidak ada interaksi – salutary a paralel play.
KEGIATAN BELAJAR 3
Secara anak usia ini membutuhkan cinta dan kasih sayang serta memerlukan kesabaran
dalam mendidiknya. Sebagaimana yang telah di ungkapkan Erickson (Santrock, 2005) bahwa
usia 0-2 tahun merupakan masa krisis pertama yaitu fase trust mistrust (percaya vs tidak
percaya). Fase ini merupakan landasan invidu dalam menilai orang lain. Jika orang tua dapat
memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup, maka anak melampaui krisis ini dengan
baik, artinya ia percaya lingkungannya, karena dapat memenuhi kebutuhannya.
B, FASE 3 TAHUN
Pada usia ini anak mengalami masa egosentris. Pada masa ini anak memahami dirinya
sebagai sental atau pusat segala sesuatu. Ciri yang sangat menonjol pada masa ini rasa
kepemilikannya yang sangat tinggi sehingga membuatnya sulit berbagi dengan yang lain.