Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN

KEPERAWATAN
SEHAT JIWA PADA
ANAK PRA SEKOLAH

Disusun oleh : lita novalia


LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental sejahtera
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktip yang utuh
dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua
segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan
dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan
memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam
lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain. (keliat,2011)
masa prasekolah merupakan pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan tahap perkembangan anak
selanjutnya. Usia lima tahun pertama kehidupan merupakan
masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini
berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi,
sehingga masa pra sekolah disebut sebagai “ masa
keemasan” ( golden period) “
PENGERTIAN
Anak usia prasekolah adalah fase
perkembangan individu sekitar 3-6 tahun,
ketika anak memiliki kesadaran tentang
dirinya sebagai pria atau wanita, dapat
mengatur diri dalam buang air (toilrting
training) dan mengenal beberapa hal yang
dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya)
(Yusuf, 2011).
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA MASA PRA SEKOLAH
1. Perkembangan fisik

usia 3 tahun : mampu berjalan, berlari, melompat dan


mengangkat satu kaki dalam beberapa detik, anak mampu
menumpuk 9-10 kubus, mampu membuat coretan lingkaran
namun belum mampu membuat garis.

usia 4 tahun: mampu berdiri dengan 1 kaki, berjalan melingkar,


jinjit, menangkap bola dengan 2 tangan, menggambar garis
dengan 3 bagian dan memakai sepatu dengan model sederhana.

usia 5 tahun : gigi sudah mulai kropos atau gripis,


mampumelompat tinggi, belajar berenang, menangkap dan
melempar bola, mampu berlari dengan mengkoordinasikan lengan
dan tangan , menggunakan pensil secara baik, menggunting dan
menggambar orang dengan bagian tubuh.
2. Perkembangan Psikoseksual
Pada usia 3 tahun : anak mampu mengena jenis
kelamin sendiri dan orang lain dan mulai meniru peran
dan mulai meniru peran dan sikap di lingkungan
sekitarnya.

Pada usia 4 tahun : perkembangan seksual semakin


matang ditandai dengan kemampuan mengenal dan
menjelaskan perbedaan jenis kelamin, serta bermain
peran sesuai dengan jenis kelaminnya.

Pada usia 5 tahun : anak mulai belajar memeahami


peran dari setiap jenis kelamin dan dapat menerima
penjelasan tentang adanya kemungkinan kekerasan
seksual pada anak.
3. perkembangan kognitif
usia 3 tahun : anak mulai belajar melihat dan meniru sesuatu
di sekitarnya, memahami konsep waktu, banyak bertanya
tentang lingkungan. Takut pada sesuatu yang spesifik,
berimajinasi dan belajar mengenal warna dan angka.

usia 4 tahun : egosentris anak mulai berkurang, perhatian


pada lingkungan berkembang , beranalogi dengan sifat yang
berlawanan semisal panas dan dingin, lebih memahami peran
dalam lingkungannya, mengelompokkan benda sesuai dengan
persamaannya. Perkembangan bahasa pada usia 3 tahun
ditandai dengan anak mengerti nama, umur, membuat
kalimat dari 3-4 kata, banyak bertanya, dan mempunyai
sekitar 900 kata.

Pada usia 5 tahun : perkembangan bahasa semakin meningkat


dengan 2100 kosakata. Mengenal minimal 4 warna, mengenal
nama hari dalam seminggu,nama bulan dan dapat mengikuti 3
perintah sekaligus.
4. perkembangan psikososial
Menurut Erikson ( dalam pott dan Mandleco,
2012), karakteristik perkembangan
psikososial anak pra sekolah adalah rasa
inisiatif vs rasa bersalah, dimana anak sangat
energik dalam bermain dengan meniru sikap
orang dewasa, bermain bersama teman,
berbagi mainandan bermain dengan aturan
sederhana
5. perkembangan moral
Anak usia pras sekolah mulai belajar
meminta maaf, mengucapkan terima kasih
dan mulai perhatian terhadap orang lain.
Spiritual anak pun mulai berkembang dengan
meniru kegiatan agama, sikap orangtua, dan
belajar memahami konsep tuhan dalam
bahasa anak.
KONSEP JIWA PADA ANAK PRA
SEKOLAH
Mittman dalam nakita (1981;2008) mengemukakan
beberapa masalah umum yang terjadi pada anak
usia pra sekoalah :
1. Tidak patuh
Ada 3 bentuk ketidakpatuhan : melakukan
instruksi tapi terpaksa, tidak mau melakukan
instruksi, atau sengaja melakukan yang bertolak
belakang dengan instruksi. Penyebab prilaku tidak
patuh antara lain : pola pengasuhan yang serba
membolehkan atau terlalu disiplin , pola
pengasuhan yang tidak konsisten, orang tua yang
mengalami stres, ataupun anak terlalu pandai.
2.Tempertantrum
Tempetantrum merupakan kemarahan yang
meledak-meledak yang berupa hilangnya
kontrol diri seperti menjerit-jerit, memaki-
maki, merusak barang, dan berguling-guling
dilantai.
Penyebab tantrum karena reaksi instingtif
saat frustasi, diserang atau keinginan tidak
terpenuhi, meniru, ketidakmampuan
mengutarakan isi secara komunikatif.
3. Agresif: verbal atau fisik
Prilaku agresif adalah prilaku yang dapat
membuat luka pada diri sendiri atau orang lain.
Agresi biasanya berupa agresi fisik seperti
memukul, melempar, mendorong, meludahi dan
lain-lain. Agresi psikis seperti memanggil nama
dengan tidak hormat, mengejek, memerintah,
member label, bertengkar dan mengancam .
anak yang agresif cenderung impulsive, mudah
marah, tidak matang, sukar menerima kritik
dan mudah frustasi. Penyebabnya antara lain
karena prustasi dalam kehidupan sehari-hari
atau karena pengaruh daya khayal anak. Anak
yang sering menonton film –film agresif
cenderung lebih agresif daripada anak lain pada
umumnya.
4. Menarik diri
Anak yang menarik diri tidak mau terlihat dalam
kontak sosial dengan teman-temannay. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh masalah lain seperti
kesulitan bersekolah, gangguan kepribadian, dan
masalah-masalah emosional. Namun bisa juga
terjadi pada anak-anak yang terlalu pandai atau
terlalu kreatif seringkali mengalami masalah ini.
Cara berpikir yang berbeda membuat teman-
teman seusianya tidak dapat menerima mereka
sehingga dia terkucilkan. Anak-anak menarik diri
disebabkan oleh rasa takut terhadap orang lain,
kurangnya keterampilan sosial seperti anatri,
berbagi, menyumbangkan ide, atau orang tua
yang tidak suka pada teman sebayanya.
5. Impulsif
Anak yang impulsif bertindak secara spontan
secara mendadak, memaksa, dan tidak sengaja.
Ia tidak memikirkan akibat dari tindakannya.
Anak usia prasekolah masih wajar jika
menunjukkan beberapa prilaku impulsif
mengingat kematangan kognitif dan emosinya
masih belum berkembang sepenuhnya. Namun
untuk kasus-kasus yang ekstrim, impulsivitas
dapat disebabkan oleh penyakit organic ,
kecemasan ( karena cemas tidak dapat berpikir
rasional), dan pengaruh budaya atau
pengasuhan.
6. Terlalu aktif
Anak yang terlalu aktif biasanya masih bisa
mengikuti kegiatan belajar, namun pada saat
tertentu ia menjadi sangat aktif dan jika
ditelusuri penyebnya bisa dari factor internal
maupun eksternal. Factor internal seperti
kondisi emosi, kejenuhan belajar, dan
kebutuhan akan perhatian anak. Sedangkan
factor eksternal karena manajemen kelas yang
kurang baik, pelajaran yang kurang
menantang, ataupun karena karakteristik
guru.
7. Kurang mampu berkonsentrasi
Beberapa anak kurang mampu berkonsentras. Anak
yang kurang mampu berkonsentrasi bias karena
mengalami gangguan pemusatan perhatian (attention
deficit disorder) , tetapi ada kemungkinan
disebabkan oleh factor emosional ataupun terlalu
banyak minat. Penyebab kurangnya perhatian antara
lain karena gangguan perkembangan syaraf ,
temperamen, gangguan perceptual ( penglihatan dan
pendengaran), tidak dapat membedakan antara
figure dan latar belakang ( misalnya tidak dapat
membedakan mana suara yang bising atau mana
suara guru), tidak dapat memahami keurutan
seringkali bingung dan menjadi tampak seperti tidak
memperhatikan. Kecemasan dan rasa tidak aman,
kurangnya kematangan emosi juga dapat menjadi
penyebab kurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian.
8. Suka melamun
Melamun merupakan kegiatan yang wajar pada
anak. Melamun menjadi masalah ketika dilakukan
pada saat yang tidak tepat. Jika anak melamun
sampai tidak dapat memperhatikan instruksi guru
dan melaksanakan tugasnya maka melamun
menjadi masalah. Kegiatan melamun berlebihan
dapat terjadi ketika realita kehidupan anak tidak
memuaskan sehingga lebih memilih berhayal
daripada memikirkan kenyataannya.
9. Egois
Anak yang egois hanya peduli dengan dirinya
sendiri, hanya berfokus pada kesejahteraan
dirinya sendiri tanpa peduli orang lain. Anak usia
prasekolah umumnya masih egosentris karena
dunianya masih terpusat pada dirinya sendiri,
karena merasa dirinya dan dunia sekitarnya adalah
satu. Penyebab prilaku egois dapat dikarenakan
berbagai ketakutan , seperti takut dekat dengan
orang lain, takut ditolak dan takut perubahan.
Anak yang banyak merasakan ketakutan seringkali
memandang berbagai perubahan dalam hidupnya
sebagai sesuatu yang mengancam dirinya. Ia
memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya
dan memahami sudut pandang orang lain dianggap
sebagaisuatu perubahan yang menakutkan.
10. Terlalu tergantung
Prilaku ketergantungan meliputi mencari perhatian,
kasih sayang atau bantuan dari orang lain secara
berlebihan. Ciri-ciri terlalu tergantung antara lain:
sering merengek, menangis, sering menyela pembicaraan
orang tua, menuntut orang lain membantunya melakukan
sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya, tidak
punya inisiatif lebih menunggu bantuan oranng dewasa,
memerlukan kedekatan fisik, suka mencari perhatian
atau mengharapkan orangtua sering mengawasinya
berbicara dengannya, melihat apa yang telah dibuatnya.
Setelah usia 4 tahun jika anak masih menangis ketika
ditinggal ibunya berarti bahwa ia menunjukkan prilaku
ketergantungan.penyebab prilaku ketergantunganadalah
adanya penguatan dari orangtua, rasa bersalah orangtua,
pola pengasuhan yang permisif, mencari perhatian orang
tua, perasaan egois, dan perasaan ditolak.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRA SEKOLAH

1. Pengkajian Keluarga
a. Pengetahuan keluarga
b. Peran orangtua

2. Anak
a. Perkembangan fisik, yang perlu dikaji antara lain :
 Berat badan anak , biasanya meningkat kira-kira 2,5 kg per
tahun. Berat badan rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-
kira 21 kg terkait dengan nutrisi anak.
 Pertumbuhan anak ( tinggi badan 2-3 inchi per tahun )
 Perkembangan motorik pada anak, terjadi peningkatan
koordinasi otot besr dan halus, sehingga mereka dapat
berlari dbaik, berjalan naikdan turun dengan mudah dan
belajar untuk melompat.
3.Perkembangan koognitif, yang perlu dikaji
antara lain :

 Pengetahuan anak yang ber Pengetahuan anak yang


berhubungan dengan pengalaman konkret.
 Perkembangan moral usia anak terkait dengan
pemahaman tentang perilaku yang disadari secara
sosial benar atau salah.
 Perkembangan bahasa anak ternasuk kosakata, yang
memungkinkan penggabungan berbagai personifikasi
yang berbeda.
4. Perkembangan psiko-sosial
 Bagaimana hubungan anak dengan teman
sebayanya.
 Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah
menjadi lebih sosial, mereka berganti dari bermain
paralel ke jenis asosiatif.

5. Persepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui
keluarga, pola hidup mereka, sensasi pada
tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang
tua untuk melakukan aktivitas sehari-hari
yang biasanya membantu anak- anak
mengembangkan perilaku sehat mereka,
berpakaian dan makan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Keterlambatan perkembangan
Tujuan umum:
Setelah dilakukan pengkajian kecemasan
keluarga dapat berkurang.
tujuan khusus:
• Keluarga mampu mengenali masalah
• Keluarga mampu memutuskan tindakanyang
tepat untuk mengatasi kecemasan
INTERVENSI
 Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan
kecemasannya

 Anjurkan keluarga untuk tetap


mempertahankan mekanisme koping keluarga
dalam menghadapi masalah.

 Anjurkan klien untuk mengurang stressor yang


menyebabkan kecemasan

 Anjurkan keluarga untuk meminta bantuan dari


tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi
masalah kesehatan
2.Kesiapan peningkatan perkembangan pra
sekolah
Tujuan :
 Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik
yang optimal
 Menciptakan keterampilan berbahasa
 Pembentukan identitas dan peran sesuai
jenis kelamin
INTERVENSI :
 Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
 Anjukan pemberian makanan yang bergizi
seimbang.
 Kaji pemberian vitamin dan imunisasi dengan
(booster)
 Ajarkan kebersihan diri.
 Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
 Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan
motorik kasar (kejar-kejaran) papan seluncur,
sepeda bola, tangkap bola, dll)
 Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan
menggunakan motorik halus (belajar menggambar
menulis, mewarnai, menyusun balok, dll)
LANJUTAN…..

 Menciptakan lingkungan aman dan nyaman


bagi anak yang bermain di rumah
 Kaji keterampilan bahasa yang dikuasai anak
 Berikan kesempatan anak bertanya dan
bercerita.
 Sering mengajak untuk berkomunikasi
 Ajari anak belajar membaca
 Kaji keterampilan adaptasi psikososial anak
 Berikan kesempatan anak untuk bermain
dengan teman sebaya
 Berikan dorongan dan kesempatan ikut
perlombaan.
LANJUTAN……

 Latih anak berhubungan dengan orang lain yang


lebih dewasa
 Kaji identitas dan peran sesuaijenis kelamin
 Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
 Ajari mengenal jeniskelamin sendiri dan
membedakan dengan jenis kelamin anak lain
 Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
KESIMPULAN
Anak usia prasekolah (3-6 tahun) memiliki
potensi yang besar untuk segera berkembang,
potensi tersebut akan berkembang apabila
diberikan layanan berupa kesempatan
melakukan kegiatan motorik yang dilatih atau
digunakan sesuai dengan perkembangan anak
tersebut. Besar kecilnya naluri bergerak bagi
anak tidak selalu sama.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai