Anda di halaman 1dari 12

MENGKAJI PENANGAN KASUS ANAK USIA DINI

TUGAS MATA KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING

DISUSUN OLEH

TUTI ALAWIAH (01425S1DO18029)


TITA PUSPITASARI (01425S1D0118028)
RINAH AULIA (01425S1D0118027)

PRODI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH BOGOR
BOGOR 2019
A.PENGERTIAN PERMASALAHAN PADA ANAK
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo,N,1993 :
55) Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang
terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. (Soekidjo,N,1993 : 58) Perilaku diartikan
sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apa-
bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rang-
sangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
(Notoatmojo,S, 1997 : 60) Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari. (Robert Kwik, 1974, sebagaimana dikutip
oleh Notoatmojo,S 1997)
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya perilaku adalah segala perbuatan/tindakan
dan perkataan individu yang dapat diamati,dicatat dan dipelajari secara langsung serta
dirasakan oleh individu itu sendiri dan orang lain. Sedangkan perilaku bermasalah ada-
lah segala perbuatan/tindakan dan perkataan individu yang menggangu orang lain dan
menggangu dirinya sendiri terutama pada pemenuhan tugas-tugas perkembangannya,
dan interaksi terhadap orang lain.

1.Faktor – faktor yang mempengaruhi permasalahan anak usia dini


Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis dan sosial adalah:
a.Kecerdasan.
b.Ingatan.
c.Perasaan.
d.Kemauan.

.2.Jenis - jenis Permasalahan Anak


Setiap anak memiliki permasalahan yang berbeda-bada dan sangat kompleks.
Permasalahan tersebut biasa mengakibatkan perubahan kepribadian anak yang
cenderung menjadi lebih agresif, pendiam/pemurung, periang/suka humor dan lain-lain.
Anak hiperaktif biasanya paling sulit diatur karena cenderung ugal-ugalan. Dia lebih
suka aktivitas fisik yang tidak terkontrol.
Anak yang pendiam/pemurung biasanya lebih suka menyendiri dan merasa malas untuk
bergabung dengan teman-teman yang lain karena anak tipe ini memang tampak
membosankan dan kurang pandai mengambil hati teman-temannya.
Anak yang periang/humoris biasanya paling disukai anak-anak lain. Anak seperti ini
memiliki banyak teman dan pandai bergaul.
'Mendampingi Anak ketika Bermasalah' yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Ke-
budayaan (Kemendikbud) menyebutkan ragam masalah anak di usia dini, sebagai beri-
kut:
a. Mengompol
Ada banyak alasan mengapa anak masih sering mengompol. Mulai dari tubuh anak
yang masih dalam tahap perkembangan, produksi urin di malam hari yang tinggi, hing-
ga kurang optimalnya edukasi tentang toilet training.
b. Sulit Makan
Anak juga mulai sulit makan, seperti mengemut makanan, tidak suka sayuran, pilih-
pilih makanan, hingga suka berkeliaran saat makan. Maka peka dan kreatiflah untuk
membujuk anak saat makan.
c. Kecemasan di Tempat Baru
Anak mulai aktif mengeksplor, bukan hanya tentang pengetahuan diri namun juga
lingkungan dan sosialnya. Di masa awal, bisa jadi ia memiliki kecemasan di tempat
baru.
d. Memukuli dan Menggigit Teman
Konflik teman sebaya pada anak usia PAUD, umumnya tak jauh dari memukul hingga
menggigit teman. Entah karena berebut mainan, iri, atau merasa diabaikan. Mengajari
anak tentang diri, kejujuran, menghargai orang. Setidaknya, mulailah dengan
membiasakannya berkata 'tolong, maaf, dan terima kasih

2.ASPEK-ASPEK PERMASALAHAN PADA ANAK.


a.Aspek emosional
1). Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu di
perhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau
dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan agar
anak bebas dari rasa takutnya selain itu juga dapat pula dilakukan untuk Memanfaatkan
imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
2). Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan
ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung me-
lukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul.
Cara menanganinya dengan melalui :
• Bermain peran
• Belajar mengenal perasaan
• Belajar berteman melalui permainan beregu
• Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
• Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
3 Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada
seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Cara menanganinya dengan melalui :
• Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangkan
• Belajar bergabung melalui permainan
• Mengajar cara mulai berteman
• Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok

b.aspek bahasa
Berbohong
Ø melakukan kebohongan
Ø melakukan kecurangan,
Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan me-
lalui cerita pendek yang dapat dengan mudah dipahami dan diingat oleh anak Anda.
Berikan umpan balik tentang dampak perilaku bohong anak Anda terhadap dirinya dan
orang lain. dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin melanggar aturan. Se-
dangkan sikap galak hanya membuat anak takut. Katakan apa yang tidak boleh dil-
akukan dengan nada bicara yang tidak menekan dan jelas, sehingga anak dapat me-
mahaminya dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti “Jangan” atau “Tidak boleh”.
Lebih baik gunakan kalimat positif, mencuri dan merusak mainan teman itu tindakan
yang dilarang oleh Allah, dan berdosa. Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat
dosa.

c.aspek berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Untuk anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan
berbicara.Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang
di sekelilingnya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa
ibu,pada masa fase bayi,dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa,dimana anak
dapat mendengar dan mudah memahami bahasa lisan.ketika anak sudah bisa mengenal
dan paham arti bahasa ibunya, maka perkenalkanlah bahasa budaya sekitar sedikit-demi
sedikit,agar anak tidak kacau dalam berbahasa, Menenangkan hati anak, Membiarkan
anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua aktivitasnya, Jangan memotong
pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya terputus-
putus, Melakukan terapi bicara.
d. kurang mengerti perkataan orang tua dan guru
Cara Memahami anak sebagai pribadi yang berkembang yang dimaksudkan di
sini adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam berkembang. Sudah
tentu, tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara berpikir dan memahami
segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua tidak bisa memaksa-
kan kehendak terhadap anaknya agar mengikuti cara berpikir dan memahami sesuatu
sebagaimana orangtuanya.

e.Asfek fisik motorik


· 1).Malnutrisi (Kurang gizi)
Cara menanganinya : Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada
penampilan fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan
makanan serta kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi
pada anak. Dengan pemberian program “4 sehat 5 sempurna”.
2).Ketidakmampuan mengatur keseimbangan
Cara menaganinya : Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur
keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan
anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak canggung. Masalah
pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular atau sistem
yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh.

3).Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik


Cara menanganinya : Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan
yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan.
Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi gerakannya juga tampak ka-
cau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya. Hal
yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan
untuk berlatih dan ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motori-
knya. Untuk alasan yang terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan
dokter.
4).Belum bisa mewarnai dengan rapi
Cara menanganinya : Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah
dengan member gambar menarik untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai
kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam warna yang
disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang me-
nyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus.
Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih
kesabarannya dalam menyelesaikan satu pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke
pekerjaan lain.

e. Asfek kognitif
· Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris),
seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek yang nyata pada anak karena
anak masih berfikir secara abstrak. Berpikir kritis, menjadi kebutuhan individu sejak
dini agar mereka mampu menjalani segalanya secara benar. Berpikir kritis adalah ke-
mampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai pernyataan dan
mengambilkan keputusan yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki
dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot.
1).Anak sulit berimajinasi
Cara Menangani : upaya seorang guru Taman kanak-kanak untuk mengatasi
anak yang sulit berimajinasi pada saat menggambar. Strategi yang diterapkan guru ter-
sebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak untuk menggambar sesuatu
sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak untuk
bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.

KESIMPULAN
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi denganorang-
orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia
dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani sedini mungkin agar tidak mengganggu
perkembangan pada tahap selanjutnya. Permasalahan anak tidak hanya menjadi
tanggung jawab guru di sekolah saja, tetapi juga harus ada kerjasama dengan orang tua
dan masyarakat. Dengan adanya penanganan sedini mungkin diharapkan permasalahan
anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan pada tahapan kehidupan beri-
kutnya.Yang paling utama dalam menangani permasalahan yang ada adalah kita harus
sabar, ulet dan telaten dalam menghadapi permasalahan yang ada. Pemberian motivasi
positif terhadap anak didik.
D. Pilihlah jawaban yang di anggap paling benar!
1. Salah satu ciri dari anak yang bermasalah,yaitu.....
a. pemalu
b. hiperaktif
c. Paling sulit di atur
d.hiperaktif
2. Perilaku manusia adalah suatu aktifitas manusia itu sendiri menurut ....
a. Soekidjo,N,1993:55
b. Robert kwik
c. Notoatmojo.s1995
d. hurlock
3. Berikut ini ragam anak bermasalah menurut kemendikbud kecuali ....
a.mengompol
b.tantrum
c.mudah diatur
d.sulit makan
4. Bersikap tegas akan membuat anak tak ingin melaggar aturan,cara tersebut me rupa-
kan….
a. Untuk menangani anak yang melakukan kebohongan
b. Untuk menangani anak yang tertib
c. Untuk menangani anak yang sulit berbahasa
d. Untuk menangani anak yang jujur
5. Salah satu ciri anak yang bermasalah dalam berbahasa adalah ....
a.Ketidakmampuan dalam berhitung
b. Lebih suka aktifitas fisik yang tidak terkontrol
c.ketidakmampuan dalam mendengar dan memahami bahasa lisan
d.senang berbicara
6. Salah satu cara menangani anak yang pemalu,kecuali.....
a.melibatakn anak pada kegiatan yang menyenangkan
b.belajar bergabung melalui permainan
c.dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
d.bermain peran
7. Anak yang sulit berimajinasi biasanya merupakan ciri dari aspek .....
a. Aspek kognitif c. Aspek fisik motorik
b. Aspek bahasa d. Aspek berbahasa
8. Salah satu faktor yang menyebabkan anak sering mengompol adalah
a. Terlalu banyak aktifitas di malam hari
b. Produksi urin di malam hari yang tinggi
c. Terlalu sering minum
d. Terlalu banyak bermain
9. Anak yang pendiam atau pemurung mempunyai kebiasaan yaitu....
a. Sulit diatur c. Lebih suka menyendiri dan malas bermain
b. Pandai bergaul d.suka aktifitas fisik yang sulit di kontrrol
10.berikut ini cara menangani anak yang agresif,kecuali.....
a. Bermain peran
b. Belajar mengenal perasaan
c. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
d. Mengajari cara berbicara

II Essay
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1.jelaskan pengertian tentang perilaku bermasalah!
2.bagaimana cara menangani anak yang mempunyai rasa penakut!
3.sebutkan 3 jenis permasalahan pada anak!
4.jelaskan pengertian perilaku menurut Robert kwik,1997!
5. sebutkan cirri - ciri anak yang agresif!
E.Kunci jawaban.
I.pilihan ganda
1.c.paling sulit di atur.
2.a.soekidjo N 1993:55.
3.c.mudah diatur.
4.a.untuk menangani anak yang melakukan kebohongan.
5.c.ketidakmampuan dalam mendengar dan memahami bahasa lisan.
6.d.bermain peran.
7.a.aspek kognitif.
8.b.produksi urin yang tinggi dimalam hari.
9.c.lebih suka menyendiri dan malas bermain.
10.d.mengajari cara berbicara.

II.Essay.
1.perilaku bermasalah yaitu perkataan atau perbuatan individu yang meng ganggu
orang lain dan dirinya sendiri terutama pada pemenuhan tugas-tugas perkembangan.
2.cara menanganinya yaitu dengan cara melakukan aktifitas penuh tantangan agar anak
semakin berani dan terbebas dari rasa takut.
3.Tiga jenis permasalahan pada anak
1.agresif
2.pendiam/pemurung
3.pemalu
4. periaku menurut Robert kwik,1974,yaitu tindakan atau perilaku suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari
5.ciri – ciri anak yang agresif dianntaranya adalah
- sulit diatur
- selalu melakukan aktifitas fisik
- sering memaksakan kehendak
- sering menyalahkan orang lain dll
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Arsyad, & Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Pengembangan Keprofesian Berke-
lanjutan (PKB) Bagi Guru Melalui Program Induksi Guru Pemula (PIGP).
Seminar Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor. 2 (2), 12-22.
Arsyad, Arsyad, & Sulfemi, Wahyu Bagja. (2013). Pengaruh Persepsi Guru Tentang
Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru Ter-
hadap Kinerja Guru (Studi Kasus Di SMK Muhammadiyah 6 Kabupaten Bo-
gor). Fascho 2 (1), 1-9.
Arsyad, Arsyad dan Sulfemi, Wahyu Bagja (2019). Korelasi Penguasaan Materi Pem-
belajaran Oleh Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Admin-
istrasi Perkantoran di SMK Pelita Bogor. Edutecno. 20 (2), 1-20
Sugiri, Sugiri & Sulfemi, Wahyu Bagja. (2011). Pendidikan Multi Kultur di Sekolah
Berbasis Keagamaan. Edutecno. 3 (2), 11-20
Sudirman, Sudirman & Sulfemi, Wahyu Bagja. (2010). Korelasi Antara Konsep Diri
Guru dengan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 1 Pamijahan Kabupaten
Bogor. Edutecno 2 (2), 10-19.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Kompetensi Profesionalisme Guru Indonesia dalam
Menghadapi MEA. Prosiding Seminar Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor.
1 (1), 62-77.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Perundang-Undangan Pendidikan. Bogor : Program
Studi Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Modul Pembelajaran Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Manajemen Kurikulum di Sekolah. Bogor : Visi Nusan-
tara Maju.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Desmiati, Zulaicha. (2018). Model Pembelajaran Missouri
Mathematics Project Berbantu Media Relief Experience dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendas Mahakam . 3 (3), 232-245.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Asosiatif Layanan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Dengan Motivasi Membaca Siswa di Kabupaten Bogor. Edutecno. 19 (2), 1-
10.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Manajemen Pendidikan Multi Kultur. Bogor : STKIP
Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Budaya. Bogor :
STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Mayasari, Nova. (2019). Peranan Model Pembelajaran Val-
ue Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkat-
kan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan. 20. (1). 53-68.
Sulfemi, Wahyu Bagja., & Yuliana, Desi. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Dis-
covery Learning Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan Kewar-
ganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 (1),
17-30.
Widaryanto dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Korelasi Penguasaan TIK Guru Dengan
Kemampuan TIK Peserta Didik. Edutecno, 14 (1), 1-10.
Widaryanto dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Korelasi Penguasaan TIK Guru Dengan
Kemampuan TIK Siswa. Edutecno, 14 (1), 1-10.
Yusfiriadi, Yusfiriadi, & Sulfemi, Wahyu Bagja. (2011). Pemberdayaan Unit Produksi
Melalui Pendekatan Manajemen Stratejik di SMK Pertiwi Kabupaten Bogor.
Edutecno 3 (1), 1-10
Yusfiriadi, Yusfiriadi, & Sulfemi, Wahyu Bagja. (2012). Penyelewangan Dana Dalam
Dunia Pendidikan. Fascho 1 (1), 1-9.
Zarkasih Putro,M.si dkk (Bimbingan dan konseling Anak usia dini).
https://allohmahabesar 88 wordpress.com https://kumparan.com
https://www.compasiana.com https://hanycenk.blogspot.com
https://hellosehat.com www.clepkes.go.id https://www teknotal.xyz
https://agroedupolitan.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai