Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


PDGK4407
UNIVERSITAS TERBUKA
MASA REGISTRASI 2023.1

1. Untuk didiagnosa sebagai penyandang tunagrahita, individu harus memiliki tiga


ciri penting untuk diperhatikan, jelaskan ketiga ciri tersebut secara singkat!

2. Menurut anda, apa perbedaan mendasar dari definisi tunagrahita menurut


American Association on Mental Deficiency (AAMD) dengan definisi tunagrahita
menurut American Association on Mental Retardation (AAMR), jelaskan secara
singkat!

3. Mengapa kondisi emosional anak tunadaksa cenderung mengalami hambatan,


dan bagaimana cara anda sebagai guru mengoptimalkan kondisi emosionalnya
jika anak tersebut ada di sekolah umum tempat anda mengajar?

4. Berdasarkan beberapa definisi yang telah anda pelajari mengenai anak tunalaras,
jelaskan beberapa komponen yang penting diperhatikan untuk menentukan
batasan anak tunalars?!

5. Mengacu pada kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak tunalaras, jelaskan
pendapat anda terkait pemberian hukuman fisik pada siswa yang kerap
membolos, membangkang, berkelahi, dan kondisi serupa lainnya?
Jawab
1. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki 3 hal, yaitu
 keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum di bawah rata-rata,
maksudnya kekurangan itu harus benar-benar meyakinkan sehingga yang
bersangkutan memerlukan layanan pendidikan khusus. Anak tunagrahita
memiliki iq paling tinggi 70
 ketidakmampuan dalam perilaku adaptif, maksudnya yang bersangkutan
tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan usianya
 Terjadi selama periode perkembangan (sampai usia 18 tahun).
2. Menurut AAMD seseorang dapat dinyatakan tunagrahita setidaknya harus
memiliki 3 ciri : fungsi intelektual dibawah rata-rata, kekurangan dalam tingkah
laku penyesuaian, dan terjadi pada usia perkembangan.
Sedangkan menurut AAMD lebih menekan kan pada prilaku adaptif dan kurang
menekankan pada IQ nya

3. Latih anak untuk percaya diri


Biasakan anak untuk mengajak berbaur dengan orang lain bisa di sekolah
maupun di tempat umum. Dengan begitu anak akan merasa aman dan biasa saja
hidup di tengah masyarakat.
 Ciptakan hubungan baik antara anak dan guru
Hubungan baik antara anak tunadaksa dan guru sangatlah penting. Keakraban
yang terjadi bisa membuat anak nyaman untuk bercerita maupun berdiskusi,
kadang kala anak juga bisa menumpahkan keluh kesahnya pada guru sehingga
akan memiliki jiwa yang lebih sehat.
 Salurkan emosi buruk anak pada hal tertentu
Hal ini penting supaya anak bisa menyalurkan emosi negatifnya. Guru bisa
menyediakan peralatan melukis, menggambar, atau alat produktifitas lainnya.
Biarkan anak tunadaksa berekspresi sesuai keinginannya, atau lebih bagus
diarahkan supaya menjadi suatu hal yang produktif.
 Buat suasana sekolah yang penuh dengan rasa optimisme
Ciptakan suasana sekolah yang penuh optimisme maksudnya adalah interaksi
yang terjadi antara guru dan anak mengarah pada hal yang positif. Dukungan,
motivasi, kasih sayang, kedisiplinan akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi
yang antusias mengenai masa depan, tetapi pola asuh yang selalu mengenalkan
kegagalan, pesemisme, kemalangan tidak akan membuat anak maju bahkan
malah mundur.

4. Batasan anak tunalaras menurut Departemen Pendidikan Kebudayaan (1977: 13)


adalah anak yang berumur 6-17 tahun dengan karakteristik bahwa anak tersebut
mengalami gangguan atau hambatan emosi dan berkelainan tingkah laku
sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Batasan menurut Kauffman (1977) mengenai anak dengan gangguan perilaku
adalah anak yang secara nyata dan menahun merespon lingkungan tanpa ada
kepuasan pribadi namun masih dapat diajarkan perilaku-perilaku yang dapat
diterima oleh masyarakat dan dapat memuaskan pribadinya.
Maka dapat dikatakan pengertian anak tunalaras adalah anak yang mengalami
hambatan emosi dan tingkah laku sehingga mengalami kesulitan penyesuaian
diri dan hal ini mengganggu situasi belajarnya.
5. Menurut saya hukuman fisik memeiliki Dampak yang negative terhadap anak.
Dampak kekerasan terhadap anak pada aspek psikologis cukup mendalam.
Adanya trauma yang berkepanjangan dapat berujung menjadi serangan panik
hingga depresi. Hal ini juga bisa memicu timbulnya pikiran-pikiran serta perilaku
negatif, seperti penyalahgunaan alkohol, narkoba, hingga penyimpangan seksual.

Anda mungkin juga menyukai