Anda di halaman 1dari 4

CARA MENGATASI RASA TAKUT PADA ANAK USIA DINI SAAT DI

DALAM KELAS

[How to overcome fear in early childhood in the classroom]

Fitria Firdasari1, Ari Purnomo Endah Aflahani2

1,2
pendidikan anak usia dini [PAUD] Universitas Islam Nahdlatul Ulama
e-mail:231340000251@unisnu.ac.idape.aflahani@unisnu.ac.id

Abstrak. Penelitian di TK Pertiwi 02 Dongos menghasilkan beberapa masalah seperti kurangnya


disiplin pada anak anak saat pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini mungkin disebabkan oleh
banyak faktor yang salah satu diantaranya adalah kurangnya perhatian dari guru untuk mengwasi
anak. Alasan pemilihan topik ini yakni untuk mengulas tentang rasa takut pada anak usia dini
ketik berbaur dengan teman-temannya agar dapat mengoptimalkan atau mengurangi rasa takut
pada anak tersebut kelak. Rasa takut yang ada pada setiap orang adalah hal yang normal, namun
apabila rasa takut tersebut terlalu berlebihan atau terus-menerus maka harus lebih diperhatikan.
Metode penelitian pada artikel ini menggunakan teknik observasi untuk mengamati perilaku pada
anak saat pembelajatan sedang berlangsung dan untuk mengetahui sikap atau perliaku pda setiap
anak. Melalui metode ini, dikumpulkan beberapa infromasi setelah melakukan penelitian. Peran
orang tua sangat penting ketika anak menghadapi rasa takut dengan memberi dukungan dan
perhatian, anak dapat merasa nyaman dan aman sehingga dapat mengontrol emosinya sendiri.

Keywords: (rasa takut,anak usia dini, di dalam kelas)

Abstrak. Research at TK Pertiwi 02 Dongos resulted in several problems such as lack of discipline
in children while learning was in progress. This may be caused by many factors, one of which is
the lack of attention from the teacher to supervise the child. The reason for choosing this topic is to
review the fear of early childhood when mingling with his friends in order to optimize or reduce
the fear of the child in the future. Fear that exists in everyone is normal, but if the fear is too
excessive or persistent then it must be paid more attention. The research method in this article
uses observation techniques to observe behavior in children while learning is in progress and to
find out the attitude or behavior of each child. Through this method, some information was
collected after conducting research. The role of parents is very important when children face fear
by providing support and attention, children can feel comfortable and safe so that they can control
their own emotions.

Keywords: (fear, Early childhood, in the classroom)

[Pendahuluan, masalah dan tinjauan pustaka]

Usia dini merupakan fase kehidupan dimana individu mengalami peningkatan seacra

spesifik dalam perkembangannya. Perkembangan usia dini meliputi berbagai aspek

perkembangan, yaitu: nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif bahasa, fisik motorik, dan

seni. Perkembangan sosial emosional anak adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan

1
orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat interaksi anak dengan orang

lain dimulai dari orang tua, saudara, teman bermain hingga masyarakat luas. Terdapat anak usia

dini yang merasa takut apabila berbaur dengan teman-temannya.Menurut Hurlock, secara umum

pola perkembangan emosi anak meliputi 9 aspek, yaitu rasa takut, malu, khawatir, cemas, marah,

cemburu, duka cita, rasa ingin tahu dan gembira. Berikut penjelasannya secara terperinci:

1. Rasa takut, yaitu perasaan yang khas pada anak. Hampir setip fase usia, seorang anak

mengalami ketakutan dengan kadar yang berbeda-beda. Rangsangan yang umumnya

menimbulkan rasa takut pada bayi adalah suara yang terlalu keras, binatang

menyeramkan, kamar gelap, tempat yang tinggi, dan keseendirian.

2. Rasa malu, yaitu ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari hubungan dengan orang

lain yang tidak dikenal. Rasa malu ini selalu disebabkan oleh sesama manusia. Rasa malu

baru akan dimiliki bayi yang usianya di atas 6 bulan. Alasannya, pada usia bayi ini telah

mengenal orang yang sering dilihatnya dan orang yang asing sama sekali.

3. Rasa khawatir, yaitu khayalan ketakutan atau gelisah tanpa alasan. Perasaan ini timbul

karena membayangkan situasi berbahaya yang mungkin akan meningkat. Biasanya,

kekhawatiran in terjadi pada anak di atas usia 3 tahun. Bahkan semakin besar atau semakin

bertambah usianya, rasa khawatir tersebut semakin sering dialami.

4. Rasa cemas, yaitu keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang

mengncam atau yang dibayangkan. Rasa cemas ditandai dengan kekhawatiran,

ketidakenakan, dan prasangka yang tidak baik dan tidak bisa dihindari oleh seseorang,

disertai dengan perasaan tidak berdaya dan pesimistis.

5. Rasa marah, yaitu sikap penolakan yang kuat terhadap apa yang tidak ia sukai. Dalam

pandangan anak, ekspresi kemarahan merupakan jalan yang paling cepat untuk menarik

perhatian orang lain. Semakin tinggi kemarahan anak, semakin keras pula ia menunjukkan

sifat marahnya, mulai dari diam, berkata keras, gerak verbal, hingga tindakan-tindakan

anarkis lainnya.

6. Rasa cemburu, yaitu perasaan ketika anak kehilangan kasih sayang. Anak yang sedang

cemburu merasa dirinya tidak tenteram dalam hubungannya dengan orang yang

dicintainya. Perilaku cemburu menunjukkan bahwa anak-anak berusaha membenarkan

atau membuktikan diri mereka tidak mempunyai saingan.

7. Rasa duka cita, yaitu suatu kesengsaraan emosional (trauma psikis) yang disebabkan oleh

hilangnya sesuatu yang dicintai. Reaksi anak ketika duka cita adalah menangis atau situasi

tekanan, seperti suka tidur, hilangnya selera makan, hilangnya nikmat terhadap hal-hal

yang ada di depannya, dan sebagainya.

8. Rasa ingin tahu. Setiap anak memiliki naluri ingin tahu yang sangat tinggi. Mereka

menaruh minat terhadap segala sesuatu di lingkungan mereka, termasuk diri mereka

sendiri. Rasa ingin tahu ini biasanya diekspresikan dengan membuka mulut,

menengadahkan kepala, dan menegrutkan dahi.

9. Kegembiraan dan kesenangan, yaitu merupakan emosi keriangan atau rasa bahagia. Di

kalangan bayi, emosi kegembiraan ini berasal dari fisik yang sehat, situasi yang ganji,

2
permainan yang mengasyikkan dan sebagainya. Reaksi yang diekspresikan anak ketika

senang dan gembira adalah tersenyum atau tertawa, mendengkur, mengoceh, merangkak,

berdiri, berjalan dan berlari.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan model

pendekatan studi kasus. Menurut Nawawi (dalam Sugiyono, 2012) metode kualitatif adalah suatu

keadaan yang objektif yang bertuliskan berdasarkan fakta kemudian diambil kesimpulan

umumnya. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah TK Pertiwi 02 desa Dongos,

kecamatan Kedung, kabupaten Jepara. Pebeliti melaksanakan penelitian selama satu hari. Subjek

pada penelitian ini merupakan satu anak perempuan yang berusia 5 tahun.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, yang bertujuan untuk

mengumpulkan data-data yang releva. Instrumen penelitian yang digunakan yakni ponsel yang

bertujuan untuk mendokumentasikan kegiatan, pulpen untuk menulis informasi yang didaptkan

dari hasil pengamatan, dan buku sebagai catatan dari informasi-informasi yang sudah didapat.

Berdasarkan hasil observasi, anak usia 5 tahun tersebut tidak seperti teman-temannya yang lain

yang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dia akan merasa takut dan hendak menangis

apabila kegiatan belajar dilaksanakan dengan sistem mengelompok. Guru juga membujuk anak

tersebut beberapa kali agar ikut berbaur dengan teman-temannya dan tidak merasa takut.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Proses penelitian di TK Pertiwi 02 Dongos memiliki beberap kendala seperti, salah satu

anak merasa takut saat berbaur bersmaa teman-temannya, anak-anak rata-rata keluar saat

pembelajaran sedang berlangsung untuk membeli jajan aau bermain. Guru tidak sepenuhnya

dapat mengawasi atau mengontrol anak. Saat guru sedang menjelaskan, ada juga anak yang

berjalan jalan sendiri disekitar ruangan kelas dan hal tersebut sangat mengganggu anak-anak yang

lain karena tidak dapat belajar dengan tenang. Raung kelas terbagi menjadi 3, satu diantaranya

dilaksanakan diluar bersama anak-anak yang cenderung aktif. Perbedaannya dengan anak-anak

yang berada didalam ruangan adalah anak yang diluar dapat lebih banyak menghasilkan mainan

atau kerajinan lainnya sedangkan anak-anak yang berada didalam ruang kelas lebih sedikit

menghasilkan mainan. Hal ini dikarenakan anak yang berada diluar senang melakukan sesutau

dengan cepat. Untuk menangani rasa takut pada anak, orangtua perlu melakukan pengasuhan

yang baik seperti menuruti kemua anak karena dengan cara tersebut merupakan cara tercepat

untuk menangani rasa takut anak, namun tidak efektif dilakukan. Selanjutnya orangtua membuat

3
kesepakatan atau perjanjia dengan anak, memberi pujian pada anak ketika berhasil menangani

rasa takutnya dan dapat memberikan reward sebagai penghargaan.

Kesimpulan

Hasil penelitian di TK Pertiwi 02 Dongos yaitu anak-anak lebih sering keluar untuk

bermain dan membeli jajan saat jam pembelajan sedang berlangsung. Hal ini terjadi mugkin

karena anak merasa jam pembelejaran terlalu lama atau jam istirahat lebih sedikit waktunya.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terim kasih saya haturkan kepada ibu Ari Purnomo Endah Aflahani, S. Psi., S.Pd.I. M.A.
selaku dosen mata kuliah psikologi pendidikan dan saya juga mengucapkan terima kasih pada guru-guru di
TK Pertiwi 02 Dongos yang sudah membantu saya dalam memenuhi tugas ini.

[Justify, palatino linotype 10, spacing 1.0]

Daftar Pustaka

Sabarrudin, dkk (2022). Perilaku insecure pada anak usia dini. (unpublish dissertations). Institut
Agama Islam Negeri Batusangkar, Indonesia

Lubis, Mira Yanti . (2019). Mengembangkan sosial emosional anak usia dini melalui bermain.
Jurnal pendidikan anak usia dini,2(1), 47-58

Khaironi, M. (2017). Pendidikan karakter anak usia dini. Jurnal golden age universitas
hamzanwadi,1(2), 82-89

Anzani, R, W., & Insan, I. K. (2020). Perkembangan sosial emosi pada anak prasekolah. Jurnal
pendidikan dan dakwah, 2(2), 180-193. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa

Azzahra, I, M., & Diana, R, R. (2021). Dinamika perilaku takut pada anak usia dini. (unpublish
dissertations). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

 ‫َبَر َك ُهللا ِلى َو َلُك ْم‬ 

Anda mungkin juga menyukai