Anda di halaman 1dari 30

MODUL 4

Pengenalan Teori dan Tahapan


Perkembangan Sosial dan
Emosional
MKDK4002 : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

KELOMPOK 4

Nanang Nurjaman
Yossi Dio Maharani
Desi Kurniasari
Rina Nurul Inayah
KB 1 : Perkembangan Emosi,Temperamen, dan Keterikatan (
Attachment )
1. Definisi Emosi

Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika seseorang berada dalam interaksi yang penting baginya dengan
ditandai oleh perilaku yang mencerminkan ( mengekspresikan ) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang sedang berada
dalam suatu kondisi atau transaksi ( santrock ,2012) .
Yang dimaksud dengan “ mengekspresikan rasa “ tentunya dapat menggambarkan banyak hal, seperti rasa senang,sedih, takut,
marah dan lain-lain.

apakah emosi seorang bayi sama dengan emosi anak - anak dan orang dewasa ?

Beberapa orang tua mengungkapkan bahwa seorang bayi mulai dapat mengekspresikan rasa tertarik,terkejut,senang ,marah, dan
takut pada usia satu bulan ke atas. Jika memang benar maka sejalan dengan pertambahan usia kemampuan untuk mengekspresikan
emosi pun akan semakin kompleks.
B. TAHAPAN PERKEMBANGAN EMOSI
Perhatikan gambaran tahap perkembangan emosi yang dapat di
ekspresikan sesuai dengan usia pada tabel beerikut :
Coba perhatikan dengan seksama tabel 1.4 .disana terlihat bahwa emosi terbagi menjadi dua
kategori,yaitu pada usia lahir hingga tujuh bulan yang dinamakan basic emotions dan pada
usia satu tahun hingga dewasa disebut dengan complex emotions ?

Basic emotions adalah sekumpulan emosi yang muncul saat bayi terlahir atau tahun pertama
tumbuh kembangnya. Beberapa ahli percaya bahwa hal tersebut telah diprogram secara biologis.
Saat dilahirkan , bayi mulai tersenyum saat bertemu dengan orang yang sering berinteraksi
dengannya, kemudian pada usia 2-7 bulan muncul marah, takut, gembira sedih dan terkejut.

Complex emotions adalah tahap sadar diri atau dapat mengevaluasi diri yang muncul pada usia 1
tahun ke atas dan sebagian bergantung pada perkembangan koognitif , kemampuan diri , self –
conscious , self-evaluations, serta stimulus lingkungan sekitar. Pada tahap ini, emosi yang dapat di
ungkapkan sangatlah beragam
Mari kita refleksikan bersama
Bayangkan ( atau mungkin anda tidak perlu
membayangkan jika anda pernah mengalaminya ) anda
adalah seorang guru ditingkat sekolah dasar.lalu anda
menyaksikan dua peserta didik berkelahi hingga ada
yang terluka, apa yang akan anda lakukan ?

Menurut anda , apakah jika dilakukan stimulus


perkembangan emosi yang baik, kejadian ini dapat
dihindari ?
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak sebagai berikut :
1. DEFINISI TEMPERAMEN

Emosi dan Temperamen sama ?


Tempramen adalah kecenderungan seseorang untuk merespon dengan cara yang
dapat diprediksi terhadap peristiwa lingkungan,termasuk merespon tingkat
aktivitas,lekas marah,ketakutan, dan kemampuan bersosialisasi (shaffer &
Kipp,2014). Gillibrand dkk(2016) mengungkapkan bahwa tempramen merupakan
kecendrungan yang menjadi dasar umum untuk berperilaku dengan cara
tertentu.hal ini menunjukan stabilitas,berkelanjutan,ketergantungan dan
kemunculan dini, stabilitas disini bermakna bahwa tingkat yang sama relatif
terhadap rekan-rekan seusia yang sama dari waktu ke waktu. Kemudian, berlanjut
atau continuity bermakna tentang perilaku terkait sesuai dengan usia. Berbicara
tentang temperamen,apakah hubungan emosi dengan temperamen ?
Setelah kita mengetahui definisi temperamen ,temperamen juga memeiliki penegertian sebagai sebuah emosi yang
dimiliki seseorang dan bersifat turun temurun serta mempengaruhi kepribadianseseorang. Dengan pengertian
tersebut , bukan berarti temperamen itu memiliki arti sama dengan emosi
emosi ada ketika terdapat interaksi yang berlangsung,sedangkan temperamen merupakan sifat turun menurun
sehingga bersifat tetap dan stabil.
Dalam sebuah penelitian, temperamen pada anak diklarifikasi menjadi tiga sebagai berikut :

1. Temperamen anak yang mudah (easy child )

anak yang dengan mudah sekali bersosialisasi dengan orang lain,mudah di atur dalam aktivitasnya,dan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya

2. Temperamen anak yang susah di atur ( difficult child )

anak dengan temperamen ini sulit dalam melakukan aktifitasnya. Dalam bersosialisasi dengan oranng baru,mereka
takut dan mereka sering menangis bahkan ketika mereka tidur pun mereka gelisah.

3. Temperamen anak yang berada ditengah-tengah ( slow to warm up to child )

anak dengan temperamen ini memiliki respon yang lambat. Dalam mencoba sesuatu yang baru, mereka cenderung
bersikap pasif,tetapi ketika hal baru tersebut diulangi,mereka menjadi tidak tertekan
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi temperamen ?
2. Faktor yang mempengaruhi temperamen

Faktor Lingkungan

Faktor yang
mempengaruhi
temperamen

Faktor Biologis
Faktor lingkungan sangat berperan penting karena faktor inilah yang
mensstimulus atau mempengaruhi anak.faktor lingkungan sekitar kurang
baik dapat menyebabkan anak memiliki temperamen difficult child.oleh
karena itu, bagi orangtua dan pendidik, penting sekali untuk membuat
lingkungan pembelajaran yang ramah anak. Kemudian
faktor biologis atau yang sering disebut faktor keturunan. Faktor ini tentunya
menjadikan kondisi temperamen tersebut telah dibawa sejak lahir.
D. DEFINISI KETERIKATAN ( ATTACHMENT )

Keterikatan ( attachment ) adalah ikatan kuat ,abadi,dan kasih sayang yang du bagikan oleh
seseorang anak terhadap prang yang signifikan dekat dengan nya, biasanya seorang ibu
atau orang yang mengerti dan dapat memenuhi kebutuhan sang anak ( Gillibrand dkk,
2016)

Menurut Santrock ( 2007 ) , keterikatan merupakan ikatan emosional yang erat anatara dua
orang. Keterikatan ini megacu pada suatu relasi anatara dua orang yang memiliki perasaaan
yang kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal bersama untuk melanjutkan relasi itu.
Anak yang mendapatkan keterikatan yang cukup akan merasa dirinya aman (secure) dan
lebih positif terhadap kelompoknya menunjukan ketrikatan yang lebih besar terhadap orang
saat dia ajak bermain atau ketika di gendong. Sebaliknya ketika anak memiliki keterikatan
yang kurang aman ( insecure) ,akan takut pada orang asing dan akan merasa sedih ketika
ada moment yang mengharuskannya berpisah dengan ibu atau pengasuhnya.
E.TEORI-TEORI TERKAIT KETERIKATAN (ATTACHMENT )

Teori Teori koognitif


psikoanalisi

Teori Etologikal
Teori belajar
1. Teori Psikoanalisis

merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan hakikat dan


perkembangan kepribadian masusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam

teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-
konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut yang pada umumnya terjadi
pada anak-anak atau usia dini.
Menurut Freud ,pada tahap oral ,seorang bayi akan menciptakan ikatan
dengan orang yang dapat memenuhikebutuhannya.dalam hal ini tentunya
ibulah yang menjadi orang yang dapat membuat seorang bayi merasa
aman karena pad atahap ini ibuselalu memberikab makan untuk sang bayi
ketika dibutuhkan oleh karena itu teori psikoanalisis dalam keterikatan
dapat digambarkan dalam sebuah kalimat i love you because you feed me.
2. Teori Belajar
Teori belajar mengasumsikan bahwa seorang bayi akan
memiliki keterikatan terhadap orang yang akan
memberikan makan dan juga memenuhi kebutuhan
mereka, oleh karena itu pemberian makan pada seorang
bayi alasan pertama yaitu proses tersebut terjadi kontak
antara seorang ibu atau siapapun dengan bayi yang
menyebabkan meningkatnya ikatan antara keduanya .
Alasa kedua proses ketika sang ibu memmberikan
berbagai macam kenyamanan, seperti memebri makan,
menghangatkan, sentuhan, dan lain-lain. Oleh karena itu
teori belajar dalam keterikatan digambarkan dalam sebuah
kalimat i love you because you reward me artinya aku
mencintaimu karena kamu menghargaiku
3. Teori Kognitif

Menurut piaget,pada usia 7-9 bulan,seorang bayi sedang memasuki piaget’s fourth
sensorimotor substage , pada tahap ini anak sudah mulai pada fase mencari dan
menemukan objek ataupun seseorang yang bersembunyi darinya. Teori ini memicu
berdebatan bahwa teori yanng dikeluarkan oleh Freud mengenai pentingnya moment
memebrikan makan pada bayi dalam membangun keterikatan kurang tepat.apa yang
dilakukan oleh pengasuh utama yang menjadi contoh seorang anak dalam perkembangan
emosional.
Kemudian, dalam teori oni, juga disebutkan bahwa keterikatan adalah adanya hubungan
yang kuat yang membuat anak nyaman dan anak tahu bahwa ada ibu atau pengasuh
pertamanya yang akan selalu ada untuknya. Oleh karena itu teori kognitif
dalamketerikatan digambarkan dalam sebuat kalimat “ to love yo, i must know you will
always be there”
4. Teori Etologikal

Teori etologikal diturunkan dari bahsa yunani yaitu ethos yang


artinya kebiasaan. Dalam teori ini dipercaya bahwa perilaku wal
sudah diprogram secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan,
senyuman, dan isapan akan mendatangkan reaksi dari ibu serta
perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses tersebut
meningkatkan hubungan ibu dan anak juga sebaliknya . Hasil
dari respon biologis yang terprogram tersebutlah yang
menciftakan keterikatan yang saling menguntungkan. Teori
etologikal merupakan teori yang membeuat mereka memeiliki
keterikatan dan telah menjai sangat berpengaruh dalam
beberapa tahun terakhir ( shaffer & kipp, 2014 )
E. FASE PERKEMBANGAN KETERKAITAN

Fase perkembangan keterikatan ( attachment) merupakan Fase-fase


untuk menjelaskan capaian perkembangan keterkaitan sesuai dengan
usia menurutmenurut Bowlby dalam Gillbrand dkk (2016 ). Fase
perkembangan keterkaitan sesuai dengan capaian usia yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Fase perkembangan keterkaitan (attachment)
G. Faktor yang mempengaruhi keterikatan ( Attachment )

Berdiskusi tentang perkembangan keterikatan tentunya pasti akan


ada faktor -faktor yang mempengaruhinya bukan? Setiap proses
membangun keterikatan tentunya membutuhkan faktor-faktor
pendukung lainya
Sebentar!!!
Mari kita refleksikan bersama!
Ketika dulu waktu anda kecil siapakah yang Anda rasakan dekat dengan anda dan
membuat Anda bersedih ketika berpisah? Lalu, ketika Anda sudah dewasa,
siapakahora g tersebut kira kira apa yang membuat anda merasa sangat dekat dengan
orang-orang tersebut seandainya anda seorang guru kira kira apa yang dapat membuat
peserta didik nyaman dekat dengan anda?
MENURUT ERIKSON,FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI
KETERIKATAN ADLAAH SEBAGAI BERIKUT :
a. Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dan sosok yang lekat dengannya
perpisahan secara mendadak dapat menyebabkan trauma pada diri anak perpisahan yang mendadak itu
dimaksud seperti kematian orang tua, perceraian, dan lain-lain.

b. Penyiksaan emosional atau penyiksaan fisik


Memberikan hukuman yang lebih bersifat menyiksa emosional ataupun fisik dapat membuat anak tak
ingin terikat dengan figur yang menyiksanya sehingga dapat menyebabkan terjadinya keterikatan rapuh
dan tidak aman.

c. Pengasuh yang tidak stabil


Ketika anak sering berganti pengasuh akan menyebabkan sulit untuk melakukan keterikatan

d. Sering berpindah domisili


Sering berpindah domisili akan menyebabakan anak kesulitan menyesuaikan diri. Itu semua
mempengaruhinya untuk memiliki figur yang dekat denganya
e. Pola asuh yang tidak konsisten
Ketika pola asuh yang diterapkan kepada anak tidak konsisten, anak akan kebingungan
untuk mempercayai figur yang dekat dengannya. Hal ini dapat mempengaruhi pola
keterikatan yang terbentuk

f. Figur lekat yang mengalami masalah psikologis


Orang tua yang mengalami masalah emosional atau psikologis dapat menciftakan
masalah baru dalam berkomunikasi. Bahkan, terkadang anak menjadi sasaran
psikologinya
Menurut Gillibrand dkk ( 2016) , faktor yang mempengaruhi
keterikatan sebagai berikut :
1. Pengasuh yang sensitif dan responsif dapat mengembangkan
keterikatan yang aman
2. Pengasuh yang tidak konsisten ,lalai,terlalu intrusif, dan kasar
dapat menyebabkan terciftanya keterkaitan tidak aman
3. Faktor-faktor lingkungan seperti kemiskinan dan hubungan
pernikahan yang tidak baik menciftakan keterikatan yang tidak
aman
4. Karakteristik bayi dan juga karakter tempramental juga dapat
mempengaruhu kualitas juga karakter intreraksi yang terjadi
antara bayi dan pengasuhnya
5. Pengasuh dapat menentukan apakah keterkaitan yang tercipta
aman atau tidak kemudian, tempramen anak dapat menentukan
jenis rasa tidak aman yang ditunjukan seorang anak yang
disebabkan oleh pengasuh yang tidak peka.
Kita dapat mengoptimalkan faktor yang dapat membangun keterikatan yang aman. Hal tersebut dilakukan
karena penting bagi kita semua untuk membangun keterikatan aman anak sehingga keterikatan yang aman
dapat memberikan banyak manfaat bagi kita seperti dibawah ini :

1. Menumbuhkan rasa percaya diri

2. Menumbuhkan kedisiplinan

3. Mempengaruhi intelektualitas dan psikologis

4. Menumbuhkan harga diri dan kesejahteraan yang lebih baik pada remaja

5. Membantu remaja menghasilkan hubungan positif dengan teman sebayanya


H. KETERIKATAN PADA USIA DINI,KANAK-KANAK DAN REMAJA

Hubungan keterkaitan pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan hubungan yang
terjadi pada masa kanak-kanak. Ada beberapa hal yang membedakannya.
1. Figur keterkaitan pada masa dewasa berubah. Orangtua bukanlah satu-satunya
tempat berlindung dan berbagi mencurhkan kasih sayang. Figur keterikatan orang
dewasa biasanya lebih ditunjukan kepada sahabat, teman sebaya, atau pasangannya.
Sedangkan pada saat masa usia dini hingga kanak-kanak tentunya figur utama
adalah ibu atau pengasuhnya
2. Orang dewasa lebih bisa menolerasi perpisahan dengan figur dibandingkan kana-
kanak. Kemudian lebih ditekankan lagi bahwa hubungan orang dewasa dengan
figur keterikatan lebiih luas, seperti pertemanan,persahabatan, percintaan,pekerjaan
dan sebagainya.
LANJUT KE - KB 2
SILAHKAN DILANJUT YA !

Anda mungkin juga menyukai