Anda di halaman 1dari 34

Perkembangan

Psikososial
3 Tahun
Pertama

Kelompok 3
Anggota Kelompok :
1. Nadilla Rahma Putri Alvares (2110321009)
2. Fania Nefaldy (2110321031)
3. Fijay Akbar (2110321022)
4. Nurul Sahhidayana (2110321005)
5. Mulya Stefani (2110321001)
6. Izzatul Zahra Syahida (2110321042)
7. Pavita Angraini S.F (2110321041)
8. Adinsa Alvi Syahra (2110321043)
9. Septiani Olsa Triananda (2110321002)
Sub Materi
Dasar-Dasar Masalah Masalah
Perkembangan Perkembangan Perkembangan
Psikososial pada Bayi pada Batita

Pengaruh
Hubungan dengan Penitipan anak
Penganiayaan
anak lain saat orang tua
bekerja
Dasar-Dasar
Perkembangan 1. EMOSI
Psikososial
2. TEMPERAMEN

3. Pengalaman
Sosial Awal
5.
4. Jenis Kelamin
(Gender)
Kesedihan

1. Emosi Kegembiraan

Ketakutan

Emosi reaksi yang subjektif terhadap


pengalaman yang terkait dengan perubahan
psikologis dan perilaku.
Apakah emosi itu juga
dapat dipengaruhi oleh
Budaya?
Sorotan Psikososial Bayi dan Balita
Perkembangan, Lahir hingga 36
Bulan
Yuk! Simak video berikut ini!!
https://youtu.be/ti5cT0wpY6s
Perkembangan emosional adalah proses yang
teratur di mana emosi yang kompleks terungkap
dari yang lebih sederhana.

Menurut salah satu model


perkembangan emosi yang banyak
digunakan (Lewis, 1997) sebagai berikut : 2. Emosi sadar diri, seperti rasa malu,
empati, dan iri hati, muncul hanya
1. Segera setelah lahir, bayi setelah anak-anak mengembangkan
menunjukkan tanda-tanda kesadaran diri: pemahaman kognitif
kepuasan, minat, dan kesusahan. Ini bahwa mereka memiliki identitas yang
adalah difus, refleks ive, sebagian dapat dikenali, terpisah dan berbeda
besar respon fisiologis terhadap dari dunia mereka yang lain.
Kesadaran diri ini tampaknya muncul
stimulasi sensorik atau proses antara 15 dan 24 bulan. Kesadaran
internal. Selama enam bulan diri diperlukan sebelum anak-anak
berikutnya, keadaan emosi awal ini dapat menyadari menjadi fokus
berdiferensiasi menjadi emosi yang perhatian, mengidentifikasi dengan
sebenarnya: kegembiraan, kejutan, apa yang "diri" lain rasakan, atau
kesedihan, jijik, dan kemudian berharap mereka memiliki apa yang
kemarahan dan ketakutan— reaksi dimiliki orang lain.
terhadap peristiwa yang memiliki
makna bagi bayi.
Perkembangan emosional adalah proses yang
teratur di mana emosi yang kompleks terungkap
dari yang lebih sederhana.

3. Sekitar usia 3 tahun, setelah memperoleh


kesadaran diri ditambah banyak pengetahuan
tentang standar, aturan, dan tujuan yang diterima
masyarakat mereka, anak-anak menjadi lebih
mampu mengevaluasi pikiran, rencana, keinginan,
dan perilaku mereka sendiri terhadap apa yang
dianggap pantas secara sosial. Hanya dengan
begitu mereka dapat menunjukkan emosi evaluasi
diri dari kebanggaan, rasa bersalah, dan rasa malu
(Lewis, 1995, 1997, 1998).
2. Temperamen
(Perangai)
Bagaimana perilaku.

Temperamen Bukan apa yang orang


lakukan.

Namun bagaimana mereka


melakukannya.
Tiga Pola Temperamental (menurut
New York Longitudinal Study) :

1. Anak "Mudah"
2. Anak "Sulit"
Memiliki suasana hati dengan
intensitas ringan hingga sedang, Menampilkan intens dan sering
biasanya positif. negatif .
Merespon dengan baik kebaruan Suasana hati sering menangis
dan perubahan. dan keras serta juga tertawa
Mudah menerima makanan baru. keras.
Merespon dengan buruk terhadap
Tersenyum pada orang asing. hal baru dan perubahan.
Mudah beradaptasi dengan situasi Tidur dan makan tidak teratur.
baru. Menerima makanan baru secara
Menerima sebagaian besar frustasi perlahan.
dengan sedikit keributan. Mencurigai orang asing.
Beradaptasi dengan cepat dengan Menyesuaikan diri secara
rutinitas baru dan aturan perlahan dengan situasi baru.
permainan baru.
Tiga Pola Temperamental (menurut
New York Longitudinal Study) :

3. Anak "Lambat-Pemanasan"
Memiliki reaksi yang agak intens, keduanya positif
dan negatif.
Merespon secara perlahan terhadap hal-hal baru
dan perubahan.
Tidur dan makan lebih teratur dari pada anak yang
sulit, kurang teratur dari anak yang mudah.
Menunjukkan respons awal yang agak negatif
terhadap rangsangan baru (dengan makanan,
orang, tempat atau situasi baru).
3. Pengalaman Sosial Paling
Awal : Bayi dalam Keluarga

Peran Ibu : Peran Ayah :


Bayi memiliki kebutuhan yang Peran ayah pada dasarnya
harus dipenuhi jika mereka adalah konstruksi sosial
ingin tumbuh secara normal. Keterlibatan ayah yang sering
Salah satu kebutuhan ini dan positif dengan anaknya,
adalah ibu yang merespons sejak bayi, secara langsung
dengan hangat dan cepat berkaitan dengan
kepada bayinya. kesejahteraan anak dan
perkembangan fisik, kognitif,
dan sosialnya.
4. Gender : Perbedaan Bayi
Laki-laki dan Perempuan
Salah satu perbedaan perilaku paling awal antara anak
laki-laki dan perempuan, muncul antara usia 1 dan 2
tahun, yaitu terletak pada preferensi mereka untuk
memilih mainan dan aktivitas bermain, serta dalam
memilih teman bermain dengan teman yang berjenis
kelamin sama.

Antara usia 2 dan 3 tahun, anak laki-laki dan


perempuan cenderung mengatakan lebih banyak
kata-kata yang berkaitan dengan gender mereka
sendiri (seperti "traktor" versus "kalung") daripada
kata-kata yang berbeda gender dengannya.
Bagaimana orangtua membentuk
Perbedaan Gender?
Orangtua di AS cenderung berpikir bahwa bayi laki-
laki dan perempuan sangat berbeda dari yang
sebenarnya terlihat.
Orangtua AS mulai mempengaruhi kepribadian anak
laki-laki dan perempuan sejak dini. Ayah, khususnya,
mempromosikan jenis kelamin, proses dimana anak-
anak belajar perilaku yang budaya mereka anggap
sesuai untuk setiap jenis kelamin.
Masalah Perkembangan pada Bayi

Developing Trust
Developing Attachment
Emotional Communication with
Caregivers: Mutual
Regulation
Social Referencing
Developing
Trust
TRUST VS MISTRUST
(ERICKSON)

KEY
Sensistif, responsif, dan pengasuhan yang
konsisten
Developing Attachment:
Strange Situation
Avoidant Attachment :
Secure Attachment :
Jarang menangis,
Ibu sebagai tempat
menghindari ibunya,
aman, kooperatif
tidak meminta
dan tidak impulsif
bantuan

Resistent Attachment : Disorganized-Disoriented


Sangat terikat namun Attachment: Kedekatan
agresif, susah dibuat tidak baik, tampak bingung
nyaman dan takut, berperilaku
sebaliknya dari
kebanyakan
Why??
WORKING MODELS
Attachment
Q-set
(AQS)

MRI checkk Neural basis for attachment: Area


!! tertentu pada otak
The Role Of
Temperament

Irritabilitas tinggi

Insecure Attachment
Anxiety

Stranger Anxiety
Anxiety

Separation Anxiety
Long-Term Effect of
Attachment

Secure Insecure
Attachment : Attachment :
Positive Vibes Negative Vibes
Intergenerational Transmission of
Attachment Patterns

Secure >> Secure


Insecure >> Insecure
Masalah
Perkembangan
pada Bayi
3. Emotional Communication with
Caregivers: Mutual Regulation
4. Social Referencing
Proses dimana bayi dan pegasuh Referensi sosial yaitu memahami
mengkomunikasikan keadaan situasi ambigu dengan mencari
emosional satu sama lain dan persepsi orang lain untuk
merespon dengan tepat. memandunya dalam bertindak.
Bayi yang sangat muda dapat Referensi sosial dapat memainkan
merasakan emosi yang peran dalam perkembangan masa
diekspresikan oleh orang lain dan balita.
dapat menyesuaikan perilaku
mereka
Masalah Perkembangan PERKEMBANGAN
pada Batita OTONOMI
sebagai tahap kedua dalam perkembangan
kepribadian, otonomi versus rasa malu dan
ragu, yang ditandai dengan pergeseran dari
kontrol eksternal ke kontrol diri. Setelah
melewati masa bayi dengan rasa
kepercayaan dasar di dunia dan kesadaran
PERASAAN DIRI YANG MUNCUL diri yang terbangun, balita mulai mengganti
penilaian mereka sendiri dengan pengasuh
mereka
Konsep diri terbentuk dan
berkembang dari pengalaman yang
dimiliki oleh anak, seperti dari
suatu pola yang dimana terjadi PERKEMBANGAN MORAL :
secara konsisten sehingga SOSIALISASI DAN
membentuk konsep dasar diri dan INTERNALISASI
orang lain. Sosialisasi adalah proses dimana anak
mengembangkan kebiasaan, keterampilan,
nilai-nilai, dan motif yang membuat
mereka bertanggung jawab. Kepatuhan
terhadap orang tua dapat dijadikan acuan
sebagai langkah awal untuk menuju
kepada kepatuhan standar masyarakat.
Sosialisasi bertumpu pada internalisasi
standar-standar tersebut.
Hubungan
Siblings
Hubungan saudara kandung memainkan peran yang berbeda
dalam sosialisasi dengan orang lain. (Vandell, 2000).

dengan Kemampuan dan pengetahuan yang dipelajari melalui


interaksi dengan saudara akan menentukan bagaimana
hubungan dan interaksi yang terjalin dengan orang lain di luar

Anak Lain rumah

ketika bayi mulai bergerak dan menjadi lebih tegas, mereka pasti akan berkonflik
dengan saudara kandung. Konflik saudara kandung meningkat secara dramatis
setelah anak yang lebih muda mencapai usia 18 bulan (Vandell & Bailey, 1992). Selama
beberapa bulan berikutnya, adik-adik mulai berpartisipasi lebih penuh dalam interaksi
keluarga dan menjadi lebih terlibat dalam perselisihan keluarga. Saat melakukannya,
mereka menjadi lebih sadar akan niat dan perasaan orang lain. Mereka mulai
mengenali perilaku seperti apa yang akan membuat marah atau kesal seorang kakak
laki-laki atau perempuan dan perilaku apa yang dianggap nakal” atau “baik” .

Sociability with Nonsiblings


Bayi dan balita menunjukkan minat pada orang-orang di luar rumah,
terutama orang-orang seukuran mereka. Anak akan belajar dengan
meniru satu sama lain. Sosiabilitas juga dipengaruhi oleh
pengalaman; bayi yang menghabiskan waktu dengan bayi lain, seperti
di penitipan anak, menjadi lebih mudah bergaul daripada mereka
yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah.
Pengaruh Penitipan Anak saat Orang Tua Bekerja
Salah satu dampak ibu bekerja di luar rumah, yaitu dilakukannya penitipan anak. Yang
dimana pada data longitudinal terdapat 900 anak Eropa, dan Amerika dari National
Institute of Child Health and Human Development (NICHD), menunjukkan adanya efek
negatif pada perkembangan kognitif pada usia 15 bulan hingga 3 tahun ketika ibu
bekerja 30 jam atau lebih.
Elemen terpenting dalam kualitas perawatan/pengasuhan adalah :
1. Memberi perawatan yang merangsang interaksi dengan orang dewasa yang responsif
2. Pergantian staf pengasuh
3. Stabilitas pengasuhan yang memfasilitasi koordinasi antara orang tua dan penitipan
anak.
Sayangnya, sebagian besar pusat penitipan anak tidak memenuhi semua pedoman
yang direkomendasikan untuk pengasuhan berkualitas (Bergen, Reid, & Torelli, 2000;
NICHD Early Child Care Research Network, 1998c, 1999a; Tabel 6-5).
Penganiayaan
Bentuk-bentuk Penganiayaan :

Pelecehan Fisik : Pengabaian :


pukulan, Kegagalan
tendangan, memenuhi
goncangan dan kebutuhan
pembakaran dasar anak

Penganiayaan
emosional : Pelecehan
teror, Seksual
eksploitasi,
ejekan
Beberapa bayi
meninggal
karena : Failure To Thrive : Sering kali
diabaikan , kurangnya nutrisi yang
tidak memadai. Kemiskinan menjadi
faktor risiko terbesar untuk hal ini.

Shaken Baby Syndrome (SBS) : Sering terjadi


pada anak dibawah 2 tahun, ketika orangtua atau
pengasuh frustasi atau marah karena tangisan
bayi lalu mengguncang bayi dengan keras.
penganiayaan pada anak juga
dilihat dari faktor lingkungan

Characteristics of Abuse and


Neglectful Parents and Families.
Terjadi karena permasalahan
keluarga seperti kemiskinan, Community Characteristics
tingkat pendidikan yan rendah, and Cultural Values
alcholic, depresi dan perilaku
antisosial.
Long-Term Effects
of Maltreatment

Helping Families in Trouble


Konsekuensi jangka panjang
penganiayaan berupa : kesehatan
Pelayanan bagi anak-anak fisik, mental, dan emosional yang
korban kekerasan meliputi buruk. gangguan perkembangan
tempat penampungan, otak, kesulitan kognitif, bahasa
pendidikan mengasuh anak dan akademik, masalah hubungan
dan terapi. sosial.

pada remaja : akademik yang


buruk, kenakalan, kehamilan,
narkoba, dan bunuh diri.
REFERENSI
Papalia, dkk. 2009. Human Development. New York : McGraw-Hill
Thank You!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS FOR US?

Anda mungkin juga menyukai