(0 – 1 tahun) A. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL EMOSI (perasaan / afeksi) melibatkan hubungan perubahan fisiologis dan perilaku yang tampak. Fungsiemosi ialah penyesuaian diri dan kelangsungan hidup (adaptation and survival), dan komunikasi. Emosi yang muncul berupa menangis, senyum sosial dan ketakutan. Emosi merupakan elemen dasar dari kepribadian. Emosi merupakan sinyal awal untuk untuk mengetahui perasaan bayi, merupakan indikator yang penting untuk perkembangan. Pengalaman sosial di dalam keluarga tergantung pada : 1. Peran ibu tidak hanya untuk memberi makan dan pengasuhan tetapi memberikan kenyamanan kontak tubuh secara dekat/ kelekatan karena berdampak pada pencapaian psikososial dan perkembangan kognitif. 2. Peran ayah merupakan bagian dari perawatan bayi dan keseluruhan peran dalam keluarga. Keterlibatan seorang ayah yang sering / intens dan positif dengan anaknya mulai dari infancy berkaitan secara langsung untuk kesejahteraan anak dan perkembangan fisik kognitif sosial. B. TEORI KELEKATAN “Keterhubungan psikologis yang abadi diantara sesama manusia” menurut–Bowlby- Ikatanawal yang terbentuk akan berdampak pada pembentukan hubungan yang berlanjut sepanjang hidup melalui perilaku refleks. Sindrom deprivasi maternal merupakan suatu kondisi dimana anak kekurangan kasih sayang orangtua terutama ibu. Kekurangan kasih sayang ini bisa karena intensitas pertemuan yang terlalu singkat ataupun kurangnya perhatian meskipun ibu berada di depan mata. Masa infant mulai menerima perbedaan laki-laki dan perempuan sebelum muncul perilaku sampai berbicara. Bayi merespon berbeda pada suara laki-laki dan perempuan, menyebutkan perbedaan wajah, menggunakan label gender untuk mendeskripsikan individu di dunia sosial. C. ISU – ISU PERKEMBANGAN Perkembangan Kepercayaan Erikson dalam teori psikososial “trust versus mistrust” (usia 0 – 3 tahun). JELASKAN ! Lingkunganyang berperan IBU dan hasil jika tuntas OPTIMIS. MENGAPA ? Mengembangkan kelekatan adalah timbal balik, ikatan emosional yang bertahan antara bayi dan ibu / pengasuh. PERIODE TODDLERHOOD (USIA 1 – 3 TAHUN) A. Perkembangan psikososial Sejakmasa infancy, perkembangan kepribadian saling berkaitan dengan hubungan sosial, hal ini yang disebut perkembangan psikososial. Emosimerupakan reaksi subyektif terhadap pengalaman berhubungan dengan perubahan fisiologis dan perilaku. Tanda-tanda pertama emosi adalah menangis untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka. A. LANJUTAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Karakteristik kepribadian merupakan ekspresi perasaan, berpikir, bertindak yang pengaruh dari bawaan dan lingkungan sehingga berdampak pada cara anak merespon hal lain dan untuk beradaptasi dengan hubungan sosial. Perkembangan psikososial meliputi emosi (emotions), temperamen (temperament) / watak, pengalaman sosial awal dalam keluarga. Karakteristikperkembangan psikososial dimulai sejak lahir sampai usia 36 bulan. 1. EMOSI Pola karakteristik seseorang terhadap reaksi emosi mulai berkembang selama infancy dan hal ini merupakan elemen dasar dari kepribadian. EMOSI juga berkaitan dengan suatu budaya tertentu. Tanda-tanda pertama emosi sejak lahir adalah menangis, lalu senyuman dan tawa, senyum sosial, senyum antisipatif. Emosi muncul sejak lahir kemudian berkembang seiring dengan pertambahan usia. Menjelang usia 3 tahun, memperoleh kesadaran diri dan pengetahuan mengenai standar penerimaan sosialnya, aturan, keinginan, perilaku melawan. Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Emosi berhubungan dekat setelah kelahiran karena pengalaman emosi dipengaruhi oleh perkembangan otak dan dapat memiliki pengaruh jangka panjang pada struktur otak. Empat fase utama dalam pengorganisasian otak terkait dengan perubahan emosi antara lain : 1. fase 3 bulan pertama : perbedaan emosi dasar dimulai saat korteks selebral mulai berfungsi, membawa persepsi kognitif dalam permainan. Tidur REM dan perilaku refleks termasuk senyum spontan mulai berkurang. 2. fase 9 – 10 bulan : lobus frontal mulai berinteraksi dengan sistem limbik membentuk reaksi emosional. 3. fase ketiga usia 2 tahun : mengembangkan kesadaran diri, kesadaran emosi dan aktivitasnya. Perubahan ini bertepatan dengan pergerakan fisik yang besar dan perilaku eksplorasi berkaitan dengan mielinisasi lobus frontal. 4. fase keempat usia 3 tahun : perubahan hormonal dalam sistem jaringan saraf otonomi bertepatan dengan munculnya evaluasi emosi. ALTRUISME (altruistic)/ perilaku altruistik adalah aktivitas yang bertujuan untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Perilakualtruistik muncul secara alami pada periode toodler. Lingkungan sangat berpengaruh seberapa sering anak terlibat dalam altruisme. EMPATI adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dasar awal munculnya empati pada periode infant bereaksi pada ekspresi emosi orang lain, evaluasi sosial. Empatitergantung pada kognisi sosial, kemampuan untuk memahami bahwa orang lain memiliki kondisi mental dan mengukur perasaan dan tindakan orang lain. Cerminneuron (mirror neurons) yang terdapat dalam sel otak khusus mendasari empati dan altruisme. APA ITU EMPATI DAN ALTRUISME ? Cerminneuron merupakan neuron yang bekerja ketika seseorang melakukan sesuatu / mengamati orang lain melakukan sesuatu. 2. temperamen Adalahsesuatu yang menentukan karakteristik seseorang, cara biologis dasar untuk bereaksi terhadap individu / sesuatu. Temperamen tidak hanya tentang reaksi terhadap dunia luar tetapi juga mental, emosional, fungsi perilaku. Temperamen memiliki dimensi emosi tetapi relatif konsisten dan bertahan. Ada3 pola temperamen anak yaitu “mudah”, “sulit”, “lambat”. CONTOHNYA SEPERTI APA ? B. ISU-ISU PERKEMBANGAN PERIODE TOODLER Anak mengekspresikan kepribadiannya dan berinteraksi dengan orang lain, anak menjadi lebih aktif dan kadang- kadang memulai hubungan. Pengasuh dapat membantu anak mendapatkan keterampilan komunikasi, kompetensi sosial dan motivasi untuk patuh pada harapan orangtua. Isu perkembangan ada 3 yaitu : munculnya kesadaran akan diri, pertumbuhan otonomi (self determination) dan sosialisasi. 1. Munculnya kesadaran akan diri sendiri KonsepDiri adalah citra tentang diri kita sendiri yang merupakan keseluruhan gambaran kemampuan dan sifat. Konsep diri terbentuk mulai dari masa infant saat bayi merespon perlakuan yang diterimanya, emosi yang menyenangkan / tidak dalam pengalamannya sangat penting dalam pertumbuhan konsep tentang diri. Kesadaran konseptual mengenai diri berkembang pada usia 15 – 18 bulan. Perkembangan tersebut terjadi dalam interaksi dengan pengasuh saat bermain “cilukba”, kesadaran menjadi meningkat mengenai perbedaan dalam dirinya dengan orang lain. Usia 20 – 24 bulan anak mulai menggantikan kata ganti orang pertama yang merupakan tanda lain dari kesadaran diri. Usia 19 – 30 bulan mulai menggunakan istilah deskriptif dan evaluatif pada dirinya sendiri. Perkembangan bahasa yang cepat memungkinkan anak untuk berpikir dan bicara tentang dirinya dan orangtuanya. 2. Pertumbuhan otonomi Kematangan anak secara fisik, kognitif dan emosi mendorong untuk dapat mandiri dan untuk mengeksplorasi hidupnya. Menurut Erikson, mengidentifikasi periode 18 – 36 bulan sebagai tahap kedua dari perkembangan kepribadian yaitu “otonomi versus malu dan ragu” (autonomy versus shame and doubt) yang ditandai dengan kontrol eksternal ke kontrol diri. JELASKAN ! Yang muncul utama selama tahap ini adalah kehendak / keinginan. Toilet training adalah langkah penting dari otonomi dan kontrol diri / pengendalian diri, juga bahasa. Ketika anak lebih mampu membuat keinginan yang dikenal, anak menjadi lebih berkuasa. Kebebasan yang tidak terbatas merupakan hal yang tidak baik. Malu dan ragu juga diperlukan anak periode toodler sehingga membutuhkan orang dewasa untuk mengatur batasan yang sesuai dan membantu anak mengenali kebutuhan terhadap batasan tersebut. 3.Sosialisasi (perkembangan moral) adalah proses saat anak mengembangkan kebiasaan, keterampilan, nilai dan motif yang membuat bertanggung jawab, menjadi anggota yang produktif dari kelompok sosial. Patuh pada orangtua merupakan langkah pertama menuju kepatuhan pada standar sosial. Internalisasi (internalization) adalah selama proses sosialisasi anak mentaati peraturan / perintah bukan karena mendapat hadiah / menghindari hukuman, tetapi anak membuat standar kelompok sosial sendiri. C. Kontak dengan anak lainnya 1. Saudara Kandung Hubungan persaudaraan memainkan peran yang berbeda dalam sosialisasi. Konfliksaudara menjadi pembelajaran dan keterampilan dalam pemahaman hubungan sosial yang dibawa dalam hubungan di luar rumah. 2. Anak Lainnya Menunjukkan pertumbuhan ketertarikan pada individu di luar rumah dan meningkatnya pemahaman berhadapan dengan teman sebaya. Toddler belajar meniru / imitasi dengan anak lainnya. Imitasi terhadap aksi anak lain mengarahkan anak untuk belajar komunikasi verbal lebih lancar. PERKEMBANGAN MASA BALITA / PRA SEKOLAH/ EARLY CHILDHOOD (USIA 3 – 6 TAHUN) A. Memahami dan Mengatur Emosi Kemampuan untuk memahami dan mengatur / mengontrol perasaan adalah hal yang penting dalam perkembangan awal masa anak. Anakyang memiliki kemampuan memahami perasaan juga memiliki kemampuan mengontrol perasaannya pada orang lain dan lebih peka pada perasaan orang lain. Kemampuan mengatur perasaan membantu anak mengarahkan perilakunya dan kemampuan melakukan pertemanan. Anakprasekolah dapat berbicara mengenai perasaannya dan kadang dapat memahami perasaan orang lain. Mediatontonan yang baik sangat berpengaruh pada perkembangan emosi dan membantu untuk mengenali emosi. Identitasgender merupakan kesadaran jenis kelamin yang dibangun pada anak usia dini bawa dirinya laki- laki/perempuan karena aspek penting dalam pembentukan konsep diri dan perilaku antara laki-laki dan perempuan. Tahap perkembangan psikososial Erikson tahap ketiga dengan teori inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt) untuk menyeimbangkan konflik muncul keinginan untuk merencanakan/melakukan aktivitas dan muncul kesedihan yang dimiliki terhadap rencana anak. CONTOHNYA ? B. Bermain Bermain berkontribusi dalam aspek perkembangan. Melalui bermain, anak menstimulasi perasaan, melatih otot, mengoordinasikan antara mata dengan gerakan, menguasai fungsi tubuhnya dengan baik, membuat keputusan, mendapat kemampuan baru. Anak membutuhkan waktu untuk bermain eksplorasi bebas, permainan fisik. Tingkat kognitif dalam bermain yaitu : 1.bermain fungsional (dimulai infancy) disebut bermain gerak berisi praktik pengulangan dalam gerakan otot besar. 2.bermain konstruktif yaitu menggunakan obyek / material untuk membuat sesuatu. 3.bermain dramatis yaitu bermain pura-pura/ fantasi/ imajinatif. 4. bermain sosial JELASKAN MASING-MASING CONTOH DIATAS ! Relasi dengan Kawan Sebaya dalam Bermain • Kawan-kawan sebaya merupakan agen sosialisasi yang kuat karena menyediakan sumber informasi dan sumber perbandingan dengan dunia di luar keluarga. • Bermain pada masa kanak-kanak awal dapat memiliki fungsi afiliatif dengan kawan-kawan sebaya, melepaskan ketegangan, meningkatkan perkembangan kognitif, dan ekplorasi. C. Pengasuhan
Bentuk disiplin mengacu pada metode
pembentukan karakter dan mengajarkan kontrol diri dan perilaku yang dapat diterima masyarakat. Teknikpenguatan dan hukuman (reinforcement dan punishment), hukuman fisik (corporal punishment) bertujuan untuk memperbaiki / kontrol terhadap perilaku anak tetapi juga berasosiasi negatif dalam perkembangan kognitif. Penguatan positif yang direkomendasikan untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan teguran verbal, waktu time out untuk memberikan kesempatan anak tenang kembali / menghilangkan hak khusus untuk menurunkan perilaku yang tidak diinginkan. Semua itu dilakukan dengan positif, suportif dan hubungan kasih sayang orangtua anak. Gaya Pengasuhan Menurut Baumrind yaitu : 1.pola asuh otoriter : menekankan pada kontrol dan kepatuhan yang tidak boleh dipertanyakan oleh anak. 2. pola asuh permisif : menekankan pada ekspresi diri dan regulasi diri, tidak mengontrol, jarang menghukum, cenderung hangat. 3. pola asuh otoritatif : menekankan individualitas anak, memadukan penghargaan anak dengan usaha untuk tetap sesuai dengan nilai sosial. Pengasuhan yang salah
Pengasuhan yang salah terhadap anak dapat berupa
kekerasan fisik, mengabaikan anak, kekerasan seksual, dan kekerasan emosional. Perlakuan yang salah terhadap anak dapat membuat anak memiliki risiko untuk mengalami masalah-masalah akademis, emosi dan sosial. Perlakuan orangtua kepada anak sesuai taraf perkembangan. • Tahun pertama, interaksi orangtua-anak difokuskan mulai dari kegiatan pengasuhan rutin (memberi makan, mengganti popok, memandikan), ke arah kegiatan yang bersifat bukan pengasuhan (bermain serta pertukaran tatapan dan suara). • Tahun kedua dan ketiga, persoalan disiplin, menjauhkan anak dari kegiatan-kegiatan yang membahayakan dan hukuman fisik. • Lebih dari tiga tahun, orangtua membuat penalaran, nasihat-nasihat moral, dan memberi atau tidak memberi hak-hak khusus. Thank you