Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL MANDIRI KE-2

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


MKDK 4002

Oleh:
Iftita Kharisma Rosi
857727258

PGSD BI
UPBJJ SEMARANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
LEMBAR SOAL
TUGAS TUTORIAL II

Jawablah pertanyaan dengan benar, jelas, dan gunakan bahasaIndonesi!


1. Jelaskan 3 fase perkembangan otak anak usia dini!
2. Jelaskan perkembangan fisik motorik!
3. Jelaskan penyesuaian terhadap perubahan psikologis!
4. Jelaskan faktor yang berkaitan dengan perkembangan fisik!
5. Jelaskan perkembangan sosial anak menurut Hurlock, 1990!
6. Jelaskan perkembangan emosi kanak-kanak menurut Zeman?
7. Jelaskan perkembangan anak usia remaja!
8. Jelaskan implikasi teori kognitif Vygotsky pada proses pembelajaran!
SELAMAT MENGERJAKAN, SEMOGA SUKSES!
LEMBAR JAWAB

1. Ada 3 fase perkembangan otak anak usia dini, yaitu: otak primitif, otak limbik, otak
pikir.
a. Otak primitif : berfungsi mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola
gerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan
memproses informasi yang masuk dari pancaindra. Saat menghadapi bahaya atau
ancaman, otak primitif menyiapkan reaksi “hadapi atau lari” bagi tubuh.
b. Otak limbik : berfungsi memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan
benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Otak primitif dapat
diperintah mengikuti kehendak otak pikir, saat lain otak pikir dapat ‘dikunci’ untuk
tidak melayani otak limbik dan primitif selamakeadaan darurat, baik yang nyata
maupun yang tidak nyata.
c. Otak pikir : berfungsi menerima masukan dari otak primitive dan otak limbik, yang
terlibat besar dalam bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif,
serta tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir
untuk melahirkan gagasan dan tindakan. Namun, ia butuh waktu untuk memproses
informasi, termasuk image, dari otak primitive dan otak limbik.
2. Perkembangan fisik motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak yang berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak
sehingga setiap Gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang
komplek dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan fisik motorik terbagi menjadi 2 yaitu motoric halus dan kasar
a. Motorik halus : menurut Susanto (2011: 164) gerakan halus yang melibatkan
bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja karena tidak
memerlukan tenaga. Semakin baiknya gerakan motorik halus membuat anak dapat
berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus,
menganyam kertas, menajamkan pensil dengan rautan pensil, dan sebagainya.
b. Motorik kasar : memerlukan koordinasi otot-otot anak tertentu yang dapat
membuat mereka melompat (melompat ke depan, ke belakang dan ke samping),
memanjat (naik turun tangga dan memanjat pohon), berlari (kecepatan berlari,
berbelok ke kanan/kiri tanpa kesulitan serta mampu berhenti dengan mudah) dan
menaiki sepeda.
3. Penyesuaian terhadap perubahan psikologis merupakan suatu kemampuan seseorang
dalam menyesuaikan diri pada aspek perubahan psikologinya yang mencakup emosi
dan tingkah laku. Berikut, uraian mengenai penyesuaian terhadap perubahan
psikologis.
a. Penyesuaian tentang emosi: Remaja cenderung memiliki tingkatan emosi yang
tinggi dan meluap-luap pada fase ini (Elida, 2006: 69). Contoh remaja yang
dikucilkan oleh teman sebaya di sekolah bisa disebabkan oleh remaja tersebut
mengembangkan emosi negative dalam berhubungan sehingga remaaj kurang
mampu menguasai tugas perkembangannya.
b. Penyesuaian tentang perilaku: Perilaku yang sering muncul pada fase remaja ini
adalah kebiasaan menyendiri di kamar (Elizabeth B.H., 1980: 192). Pada fase ini,
orangtua harus lebih paham karena orangtua merupakan orang yang memiliki
hubungan terdekat dengan remaja yang mengalami pubertas
4. Faktor yang berkaitan dengan perkembangan fisik adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal: segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang keberadaannya
memengaruhi dinamika perkembangan. Yang termasuk dalam faktor internal antara
lain sebagai berikut.
• Kondisi individu : Individu berkembang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan
fisik dan psikisnya.
• Kemampuan penyesuaian pribasi dan sosial individu : Faktor ini berkaitan dengan
bagaimana individu menempatkan diri dalam lingkungannya.
• Genetik : Bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh factor keturunan, factor
bawaan, jenis kelamin, ras atau suku bangsa.
• Pengaruh hormon : Hormon yang paling berpengaruh ialah hormon pertumbuhan
somatotropin dikeluarkan oleh kelenjar pituitary.
b. Faktor eksternal: segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberadaanya
memengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Faktor eksternal meliputi:
• Faktor teman sebaya : Makin bertambahnya umur anak makin luas untuk
mengadakan hubungan- hubungan dengan teman-teman sebayanya.
• Pendidikan : Pendidikan keluarga, pendidikan formal di sekolah, maupun
pendidikan masyarakat.
• Nutrisi : Nutrisi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
• Budaya : Sikap dan perilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya yang ada di
lingkungan tempat tinggal.
• Media massa : Dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami
pertumbuhan danperkembangan dengan pesat.
• Status sosial ekonomi keluarga : Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat
memengaruhi pola asuhan terhadap anak.
5. Perkembangan sosial anak menurut Hurlock, 1990 terbagi atas dua yakni
perkembangan sosial anak pada masa kanak-kanak awal dan perkembangan social anak
pada masa kanak-kanak akhir. Pada masa kanak-kanak awal ditandai sebagai berikut.
• Setelah pada masa bayi cenderung melakukan permainan yang bersifat menyendiri,
mulai menunjukkan minat yang nyata untuk memilih teman dan berusaha kontak
sosial. Ada yang bersama-sama, tetapi bermain sendiri-sendiri, tidak bermain
dengan anak lain.
• Anak mulai terlibat dalam kegiatan yang menyeruoai kegiatan anak -anak lain.
• Pada sekitar usia 3 tahun, anak mulai bermain pura-pura, misalnya bermain
purapura menjadi dokter untuk merawat orang sakit.
• Pada akhir tahun ketiga, anak menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.
Sedangkan pada masa kanak-kanak akhir, perkembangan sosialnya ditandai dengan
hal-hal berikut.
• Pada masa sekolah, anak belajar memperoleh keterampilan dan pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya.
• Keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain, serta
keterampilan sekolah dan keterampilan bermain.
• Anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi
bagian dari kelompok yang mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan
pola perilaku, nilai-nilai dan minat anggota-anggotanya.
• Menunjukkan minat yang nyata terhadap teman-temannya dan berusaha
mengadakan kontak sosial.
• Terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain
• Menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.
6. Perkembangan emosi anak-anak menurut Zeman adalah sebagai berikut:
a. Usia 2 tahun : Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati yaitu mulai
memiliki kemampuan membaca tanda-tanda emosi seseorang, memahami bahwa
orang lain merupakan satuan yang berbeda dari diri sendiri dan menempatkan diri
sendiri dalam posisi orang lain.
b. Usia 3 tahun: Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi dikendalikan
dengan hadirnya orang dewasa. Namun, di sekitar teman sebaya, anak kurang mau
menekan perilaku emosi negatif.
c. Usia 4 tahun: Anak sudah mampu menunjukkan ekspresi emosi eksternal yang
tidak selalu sama dengan keadaan emosi internal.
d. Usia 5 tahun: Anak sudah mampu memahami tentang keadaan emosi orang lain
dengan mengacu pada sebab akibat dari emosi serta dengan mengobservasi dan
menjadi sensitif terhadap tanda-tanda perilaku yang mengidentifikasikan distress
emosi. Anak juga mulai mampu memprediksi pengalaman orang lain dan ekspresi
emosi orang lain. Contohnya memprediksi bahwa anak yang gembira akan mau
berbagi mainan yang dimilikinya.
e. Usia 7-11 tahun: Anak mulai menunjukkan bermacam-macam keterampilan
pengaturan diri seperti mempunyai pemahaman yang sangat baik dan memerankan
aturan budaya. Anak mengetahui kapan waktu untuk mengendalikan ekspresi
emosi serta mempunyai keterampilan mengatur emosi secara efektif untuk
menutupi emosinya dalam cara yang seusia dengan masyarakat.
7. Perkembangan anak usia remaja merupakan salah satu periode dalam perkembangan
dalam masa remaja. Menurut WHO (dalam Sarwono, 2011) remaja merupakan suatu
masa ketika:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual / kriteria biologis.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa atau kriteria sosial psikologis.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan
yang relatif lebih mandiri atau kriteria sosial ekonomi.
Masa perkembangan anak usia remaja juga ditandai dengan ketertarikannya dalam
suatu minat tertentu, mulai dari minat rekreasi, pribadi, sosial, pendidikan,
vokasional, religious, dan minat simbol status. Pada tahap perkembangan kognitif,
anak usia remaja mulai mampu menalar secara abstrak dalam situasi yang
menawarkan beberapa kesempatan untuk melakukan penalaran deduktif hipotesis
dan berfikir proposisional. Mereka juga mampu memahami kebutuhan logis dari
pemikiran proposisional serta memperbolehkan penalaran tentang premis (alasan)
yang kontradiktif dengan realita. Sementara pada perkembangan emosional, anak
pada masa remaja mempunyai kapasitas untuk mengembangkan hubungan jangka
panjang, sehat, dan berbalasan. Kemudian, mampu memahami perasaan sendiri dan
mempunyai kemampuan untuk menganalisis mengapa mereka merasakan perasaan
dengan cara tertentu. Lalu Pada usia remaja mereka juga sudah mampu mengelola
emosinya.
8. Teori Vygotsky menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan guru
seolah-olah hanya menjadi pemandu, bukan pemimpin agar peserta didik menemukan
makna mereka masing-masing. Ada beberapa contoh kegiatan yang dapat
diimplikasikan dengan teori Vygotsky dalam proses pembelajaran diantaranya.
• Peserta didik harus didorong untuk berbicara dengan keras ketika terlibat dalam
latihan pemecahan masalah.
• Guru dapat menentukan keterampilan dan memutuskan jenis dukungan apa yang
diperlukan, kapan memberikan dukungan, dan berapa banyak dukungan yang
diperlukan oleh individu.
• Mengemas pembelajaran sesuai perkembangan siswa, guru hendaknya terampil
dalam menguraikan tugas dan menyesuaikan metode presentasi.
• Guru merancang tugas kolaboratif untuk mendorong pembelajaran kooperatif.
• Guru dapat menggunakan bahasa lintas kurikulum dan fase pendidikan untuk
mengembangkan fungsi mental yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai