2. Pematangan
Ketika anak berkembang secara mental, ia juga menjadi matang secara
emosional. Telah dibuktikan melalui eksperimen oleh para psikolog bahwa
perkembangan emosi anak tergantung pada tingkat kematangan anak.
3. Pelatihan
Watson telah membuktikan bahwa anak-anak belajar melalui pengkondisian. Dia
melakukan percobaan pada bayi berusia sembilan bulan. Bayi itu ditunjukkan
seekor tikus dan di latar belakang terdengar suara keras. Setelah beberapa waktu
terlihat bahwa bayi itu mulai menangis saat melihat tikus itu.
4. Kesehatan
Anak-anak dengan kesehatan yang baik mampu mengendalikan emosi mereka
dengan cara yang lebih baik. Anak-anak yang lemah tetap mudah tersinggung,
mudah bersemangat, dan emosinya tidak stabil.
5. Kecerdasan
Anak-anak yang cerdas secara emosional stabil. Anak-anak dengan kecerdasan
rendah memiliki emosi yang tidak stabil.
6. Hubungan keluarga
Hubungan anggota keluarga satu sama lain dan bagaimana mereka
mengekspresikan emosi mereka mempengaruhi perilaku emosional anak. Jika
perilaku orang tua stabil dan mereka mengekspresikan emosinya dengan tenang
dan seimbang, anak juga akan belajar mengekspresikan emosinya secara
seimbang.
Jika orang tua berteriak marah, menunjukkan perilaku kekerasan, bayi juga
mengadopsi perilaku yang sama dan menunjukkan amarah. Dia akan melempar
mainannya dan barang-barang lainnya dengan marah. Terlalu memanjakan
membuat anak menjadi keras kepala dan tidak disiplin. Orang tua yang tidak
bisa memberikan waktu kepada anaknya atau tidak menunjukkan kasih sayang,
anaknya menjadi penurut atau introvert.
7. Lingkungan sosial
Sama seperti keluarga, lingkungan, sekolah, anggota masyarakat memberikan
pengaruh pada perkembangan emosional anak. Jika lingkungan masyarakat
tegang dan emosional, anak juga akan menjadi tidak stabil secara emosional.
Jika orang-orang di sekitar stabil secara emosional, mereka mengekspresikan
emosi mereka dengan cara yang disetujui secara sosial. Jika orang memiliki
kendali atas emosinya, anak juga meniru dan mengikuti pola yang sama
mengenai emosinya. Dia akan belajar mengendalikan emosinya dengan lebih
baik dan akan selalu mencoba untuk mengkonfirmasi cara mengekspresikan
emosinya yang disetujui secara sosial.