Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Emosi Peserta

Didik dan Problematika

Kelompok 5
Anggota Kelompok

1. Devina Nur Izati (230131608818)


2. Dhiva Febriana Santoso (230111610535)
3. Admalia Bunga Citra (230121606678)
4. Khoirina Najwa Azzahra (230131603983)
5. Fajar Dini Wulandari (230121605951)
6. Diah Mawarni (230121605997)
7. Afiq Fatturrohman Vidiansyah (230111608653)
8. Rania Yasmin K. H (230121605135)
9. Silvi Aziza Malandika (230151609084)
10. Fahmia Novasari (230111605192)
Anggota Kelompok

11. Olivia Novena Widyaputri (230121601212)


12. Aurora Venesianta (230111609297)
13. Silvia Ovilianti (230111604700)
14. Amelia Wahyu Turizqi (230111600391)
15. Diva Misgianti (230121604277)
16. Luvinahayu Natami Hamzah (230141605270)
17. Casaluna Prameswari Putri Wahyudi (230141600956)
18. Salsabil fadhilah asywaq (230121606364)
19. Farras Daniswara (230131608322)
20. Hilya Sabrina Rahm Nur Asy Syifa'(230121606739)
PENGERTIAN
• Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik
pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu
tertentu menuju kedewasaan

• Emosi berasal dari bahasa Latin movere, yang berarti menggerakkan atau bergerak, dari kata tersebut
emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk bertindak. (Goleman, 1995)

• Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan
secara badaniah dalam bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar dan kondisi mental,
seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya
disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku. (Lazarus, 1991)
TEORI

Walgito (1997) mengemukakan tiga teori emosi, yaitu: teori sentral, teori
berpikir, dan teori kepribadian. Adapun sebagai berikut:

a. Teori sentral
Teori atau pendapat ini dikemukakan oleh Cannon, menurut teori ini, gejala
kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu.
TEORI
b. Teori periferal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli dari Amerika Serikat Bernama William James
(1842-1910) . Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala kejasmanian bukanlah
merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi emosi yang dialami
individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian.

c. Teori kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, di mana pribadi tidak dapat
dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah karena itu,
maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian

.
Pentingnya Mempelajari
Perkembangan Emosi Peserta
Didik
• Mampu mengelola stres dan kecemasan, membangun hubungan
yang positif, serta menghadapi berbagai tantangan dan setbacks
dengan lebih tangguh (Durlak et al., 2011).
• Mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
• Membuka potensi peserta didik.
• Membangun hubungan yang lebih kuat, menerapkan strategi
pengajaran yang efektif, serta menciptakan lingkungan belajar
yang optimal bagi semua peserta didik (Durlak et al., 2011).
KARAKTERIS
TIK
Usia 0-8 minggu Usia 8 minggu-1
tahun
Perasaan psikis sudah mulai berkembang,
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh
anak merasa senang atau tersenyum bila
emosi. Emosi anak sangat
melihat mainan yang tergantung di depan
berkesinambungan dengan perasaan matanya. Mulai ada penguraian emosi,
indrawi atau fisik, dengan kualitas yaitu dari perasaan senang jasmaniah
perasaan: senang dan tidak senang. menjadi tidak senang, marah, takut,
jengkel, dan terkejut.
KARAKTERIS
Usia 1-3 tahun
TIK Usia 4-6 tahun

• Menyadari dirinya berbeda/bertolak belakang dengan


Perasaan emosi anak sudah mulai keinginan orang lain sehingga orang lain tidak selamanya
terarah pada sesuatu seperti orang, memenuhi keinginannya.
benda, atau makhluk lain. Pada fase ini • Berkembang pula harga diri yang menuntut pengakuan
anak bersifat labil atau mudah berubah dari lingkungannya sehingga muncul sikap keras
dan mudah terpengaruh tetapi tidak kepala/menentang, menyerah, penurut yang diikuti rasa
lama. percaya diri kurang dan sifat pemalu.
KARAKTERIS
Usia SD (6-12 tahun)
TIK Fase dewasa

Masa remaja adalah fase puncak emosionalitas.


Fase ini adalah fase dimana
Perkembangan emosi yang tinggi. perkembangan
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang seseorang sudah harus mampu
sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial. mengenali perasaan yang ada pada
Emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah dirinya, dan tahu bagaimana harus
tersinggung/marah atau mudah sedih/murung).
melampiaskan
FAKTOR YANG
MEMENGARUHI
KEADAAN ANAK
SECARA INDIVIDU
PENGALAMAN BELAJAR

KONFLIK-KONFLIK DALAM PROSES


PERKEMBANGAN
LINGKUNGAN KELUARGA
TAHAPAN
PERKEMBANGAN
• Perkembangan emosi perserta didik usia pra sekolah

Perkembangan emosional peserta didik terjadi saat respons emosional


semakin terkait dengan situasi sosial, atau orang-orang di sekitar
mereka, dan rangsangan yang simbolis atau abstrak. Anak cenderung
berperlaku agresif seperti memberontak atau menentang kehendak
orang lain.
TAHAPAN
PERKEMBANGAN
2. Perkembangan emosi peserta didik usia sekolah dasar

Penting untuk memahami bagaimana perkembangan dan dampak


emosi terhadap penyesuaian sosial dan pribadi. Pola-pola emosi
yang terjadi pada masa anak-anak adalah rasa takut, malu/canggung,
khawatir, marah, cemburu, duka cita, keingintahuan, gembira dan
kasih sayang.
TAHAPAN
PERKEMBANGAN
3. Perkembangan emosi peserta didik usia remaja (SMP/SMA)

Masa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa. Selama periode ini,
individu mengalami kematangan yang cepat dalam hal fisik, sosial, dan
emosi. Ini merupakan periode yang sulit bagi remaja sendiri, serta bagi
keluarga dan lingkungan mereka. Perubahan psikologis dan fisik yang
dialami remaja juga dipengaruhi oleh perubahan fisik.
Bentuk Emosi menurut Djali
(2008)

Marah Takut Bahagia Cinta

Terkejut Jijik Sedih


IMPLIKASINYA

Dalam lingkungan pendidikan, seorang pendidik memiliki peran


untuk membantu menumbuhkan kemampuan anak untuk memahami
diri sendiri, mengekspresikan emosi secara tepat, memotivasi diri,
mengatur keadaan emosi, memecahkan masalah dengan segala
risikonya, menyelesaikan konflik, berempati, serta menyadarkan
bahwa emosi serta ketakutan yang dialami merupakan bagian dari
pertumbuhan
IMPLIKASINYA
Contoh tentang pengaruh-pengaruh emosi terhadap perilaku individu dalam
pembelajaran, diantaranya adalah:
• Memperkuat dan melemahkan semangat apabila timbul rasa senang atau
kecewa atas hasil belajar yang dicapai.
• Menghambat konsentrasi belajar apabila sedang mengalami ketegangan emosi.
• Menggangu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
• Suasana emosional yang dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi
sikapnya dikemudian hari.
IMPLIKASINYA
Emosi mempengaruhi cara belajar anak, yaitu :
(a) menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan
(b) reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi
kebiasaan
(c) emosi merupakan suatu bentuk komunikasi
(d) suasana emosional yang dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya dikemudian hari.
PROBLEMATIKA
• Munculnya perilaku sosial
• Konflik dengan orang tua
• Mudah digerakkan dalam perilaku destruktif
• Kurang mampu menjaga kebersihan dan
kerapian diri
• Memiliki kecenderungan suka bermain
PROBLEMATIKA
• Ketidakpatuhan
• Tantrum
• Membutuhkan orang dewasa untuk
membingbingnya
• Memiliki ego untuk selalu menang
• Perilaku agresif
• Penakut
Kesimpulan
Perkembangan emosional adalah suatu keadaan yang kompleks, perubahan emosi pada peserta
didik sangat memengaruhi bagaimana interaksinya dengan lingkungan sosial, lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat. Pemahaman mendalam terhadap perubahan emosional
peserta didik memungkinkan pengembangan strategi pendidikan yang lebih efektif dan
mendukung. Setiap tahapan perkembangan sebaiknya harus ada pendampingan dan seorang
penasehat yaitu orang tua dan guru. Keduanya merupakan kunci dalam meraih kematangan
emosi, maka dari itu mereka harus peduli dan peka dalam mengamati perkembangan emosi
anak.
ANY
QUESTION?
?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai