PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa,
sehingga pada masa ini emosi remaja tidak stabil Masa remaja adalah masa goncang yang
terkenal dengan berkecamuknya perubahan-perubahan emosional. Perubahan-perubahan
emosional pada remaja di pengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam individu itu sendiri dan
faktor dari lingkungan.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia
remaja cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik dengan lawan jenis
sehingga perlu pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi anaknya mengarah pada
emosi yang positif.
Seringnya terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah sehingga perlu upaya-
upaya yang dilakukan dalam mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol
dan mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki moral remaja.
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah Critical Book Report Perkembangan
Peserta Didik ini adalah :
1. Apa identitas buku yang dibandingkan ?
2. Bagaimana ringkasan buku yang dibandingkan ?
3. Apa kelemahan dan kelebihan kedua buku yang dibandingkan ?
4. Apa kesimpulan yang didapat sesudah membandingkan kedua buku ?
1.2 Tujuan Masalah
Tujuan dalam pembuatan makalah Perkembangan Peserta Didik adalah untuk
memenuhi salah satu kriteria penilaian tugas matakuliah dan untuk menjawab yang menjadi
pertanyaan dalam rumusan masalah yaitu mengetahui :
1. Identitas buku yang dibandingkan.
2. Ringkasan kedua buku yang dibandingkan.
3. Kelemahan dan kelebihan kedua buku serta kesimpulannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.IDENTITAS BUKU
A. Buku Pertama
Judul buku : Perkembangan Peserta Didik
Penulis : Prof.Dr.H.Sunarto & Dra.Ny.B.Agung Hartono
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun Terbit : 2008
ISBN : 978-979-518-826-1
Jumlah Halaman : 245 hlm
Bab Pembahasan : Perkembangan Emosi pada Remaja Usia Sekolah Menengah
Cover Buku
2
B. Buku Kedua
Judul buku : Perkembangan Peserta Didik
Penulis : Prof.Dr.Sudarwan Danim
Penerbit : Alfabeta,Bandung
Tahun Terbit : 2010
ISBN : 978-602-880-043-3
Jumlah Halaman : 182 hlm
Bab Pembahasan : Perkembangan Emosi pada Remaja Usia Sekolah Menengah
Cover Buku :
3
2.2 Ringkasan Isi Buku
Perkembangan emosi dapat dipelajari antara lain dengan cara atau metode berikut.
1. Belajar emosi dengan cara coba dan ralat (trial and error), terutama melibatkan aspek
reaksi. Anak mencoba-coba dalam mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang
dapat diterima.
2. Belajar dengan cara meniru (imitasi) dilakukan melalui pengamatan yang membangkitkan
emosi tertentu pada orang lain. Anak belajar bereaksi dengan cara yang sama dengan ekspresi
dari orang yang diamati dan ditiru perilakunya.
3. Belajar dengan cara mempersamakan diri (identifikasi) dengan orang lain yang dikagumi
atau mempunyai ikatan emosional dengan anak lebih kuat dibandingkan dengan motivasi
untuk meniru sembarang orang.
4. Belajar melalui pengkondisian berarti belajar perkembangan emosi dengan cara asoiasi
atau menghubungkan antara stimulus (rangsangan) dengan respon (reaksi). Pengkondisian
lebih cepat terjadi pada anak kecilyang mempelajari perkembangan perilaku karrena anak
kurang mampu menalar, dan kurang pengalaman.
5. Belajar melalui pelatihan (training) dibawah bimbingan dan pengawasan guru atau orang
tua. Dengan pelatihan, anak dirangsang untuk bereaksi terhadap hal-hal tertentu dan belajar
mengendalikan lingkungan atau emosi dirinya.
Pada diri setiap individu, termasuk peserta didik usia SD/MI, ada emosi dominan
yaitu satu atau beberapa emosi yang menimbulkan pengaruh terkuat terhadap perilaku
seseorang dan mempengaruhi kepribadian anak, khususnya dalam penyesuaian pribadi dan
sosial. Emosi dominan ini biasanya terbentuk dan bergantung pada lingkungan tempat anak
hidupa dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang berarti atau berpengaruh dalam
kehidupannya, seperti kondisi kesehatan, suasana rumah, hubungan dengan anggota keluarga,
hubungan dengan teman sebaya, perlindungan aspirasi orang tua, serta cara mendidik dan
bimbingan orang tua.
4
Emosi dominan ini akan mewarnai temperamen anak dan bersifat menetap. Anak
yang bertemperamen periang akan memandang ringan rintangan yang menghalangi
langkahnya. Demikian juga, besarnya pengaruh emosi yang menyenangkan seperti kasih
sayang dan kebahagiaan menyebabkan timbulnya perasaan aman yang akan membantu anak
dalam menghadapi masalah dengan penuh ketenangan, kepercayaan dan keyakinan dapat
mengatasinya, bereaksi terhadap rintangan denga ketegangan emosi yang minimal, dan dapat
mempertahankan keseimbangan emosi.
(1) pengendalian lingkungan dengan tujuan agar emosi yang tidak/kurang menyenangkan
dapat cepat diimbangi dengan emosi yang menyenangkan; dan
5
B. RINGKASAN ISI BUKU II
Masa remaja merupakan masa peralihan antara kanak kanak ke masa dewasa. Pada
masa ini, remaja mengalami perkembangan kematangan fisik, mental, sosial, dan emosi. Pada
masa ini, remaja memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar kobar sedangkan
pengendalian diri belum sempurna. Untuk itu, guru jangan sampai memadamkan emosi yang
berkobar itu, tetapi berusaha mengarahkan ke arah yang positif dan bermanfaat bagi remaja,
dengan memberikan pengarahan, bimbingan, dan menjadi contoh yang baik bagi remaja.
a. Mengenali emosi diri anak , mengenali perasaan anak sewaktu perasaan yang dirasakan
terjadi merupakan dasar kecerdassan emosional. kemampuan untuk memantau peraaan dari
waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahahaman anak.
b. Mengelola emosi, menangani perasan anak agar dapat terungkap dengan tepat kemampuan
untuk menghibur anak , melepasakan kecemasan kemurungan atau ketersinggungan, atau
akibat akibat yang muncul karena kegagalan.
c. Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang
sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan kasih sayang untuk memotivasi
anak dalam melakukan kreasi secara bebas.
e. Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita
mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan
emosional yaitu dengan memelihara hubungan.
f. Berkomunikasi dengan jiwa , Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus
memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri kita
menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan mampu
membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan anak dengan reaksi atau
penilaian.
Setelah mengetahui bagaimana tipe remaja dalam mengekspersikan dirinya, orang tua
sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam membimbing anaknya saat
masa remaja, dengan cara berikut :
6
Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi mengenai remaja dan perubahan2 yang terjadi
di dalam dirinya.
Kenali perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.
Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari perhatian orang tua serta reaksi
emosinya dalam menghadapi masalah.
Kenali perubahan lingkungan misalnya peran gender serta rasa keadilan antara pria dan
wanita; teman dan permasalahannya; naksir, ditaksir dan pacaran.
Tidak hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupananya yang baru tetapi
orang tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan2 dan menemukan cara terbaik
untuk menghadapinya.
Dampak kehadiran teman sebaya juga tidak selamanya meberi pengaruh yang positif
bagi perkembangan remaja. Bila orang tua kurang memberikan pengetahuan yang baik bagi
remaja, maka akibatnya bisa menimbulkan hal-hal yang negatif. Yang perlu diperhatikan agar
remaja tidak menyimpang dari aturan aturan dalam bersosialisasi yaitu :
1.Peran Disiplin. Remaja harus mampu mengatur waktu. Kapan belajar, kapan bermain
dengan teman sebaya dan kapan membantu orang tua.
2.Peran Kontrol Orang Tua. Orang tua tetap harus dapat mengontrol remaja dalam
berhubungan dengan teman-teman sebayanya.
3.Hindari lingkungan yang dapat membawa remaja ke arah pergaulan yang negatif.
4. Pandai-pandai dalam memilih bentuk kegiatan yang akan dimasuki.
5. Pilihlah teman yang memberi dampak/pengaruh yang positif terhadap kita.
6. Memiliki aturan-aturan yang jelas sebagai bekal pada saat bersosialisasi dengan teman-
teman remaja yang lain.
7
b. Mengungkapkan perasaan,
d. Mengelola perasaan,
e. Menunda pemuasan,
a. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi
masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.
b. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial.
c. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan.
d. Belajar memahami sudut pandang orang lain.
e. Belajar memahami sopan santun, yaitu perilaku mana yang dapat diterima dan mana
yang tidak.
f. Belajar bersifat positif terhadap kehidupan.
g. Belajar mengembangkan kesadaran diri.
Cara lain yang dapat digunakan sebagai intervensi edukatif untuk mengembangkan
emosi remaja agar dapat memiliki kecerdasan emosional adalah dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang di dalamnya terdapat materi yang dikembangkan oleh Daniel Goleman dalam
Ali dan Asrori (2010:74-75) yang kemudian diberi nama Self-Science Curiculum
sebagaimana dipaparkan berikut ini.
8
a. Belajar mengembangkan kesadaran diri
Caranya adalah mengamati sendiri dan mengenali perasaan sendiri, menghimpun kosakata
untuk mengungkapkan perasaan, serta memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan
respons emosional.
Caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk mengungkap pesan-pesan negatif yang
terkandung di dalamnya, menyadari apa yang ada di balik perasaan, menemukan cara-cara
untuk menangani rasa takut, cemas, amarah dan kesedihan.
Caranya adalah mempelajari pentingnya berolahraga, perenungan yang terarah, dan metode
relaksasi.
e. Belajar berempati
Caranya adalah memahami perasaan dan masalah orang lain, berpikir dengan sudut pandang
orang lain, serta menghargai perbedaan perasaan orang lain mengenai sesuatu.
f. Belajar berkomunikasi
Caranya adalah berbicara mengenai perasaan secara efektif, yaitu belajar menjadi pendengar
dan penanya yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan
sesorang dengan reaksi atau penilaian sendiri tentang sesuatu, serta mengirimkan pesan
dengan sopan dan bukannya mengumpat.
Caranya adalah menghargai keterbukaan dan membina kepercayaan dalam suatu hubungan
serta mengetahui situasi yang aman untuk membicarakan tentang perasaan diri sendiri.
9
i. Belajar menerima diri sendiri
Caranya adalah merasa bangga dan memandang diri sendiri dari sisi positif, mengenali
kekuatan dan kelemahan diri anda, serta belajar mampu untuk menertawakan diri anda
sendiri.
Caranya adalah belajar rela memikul tanggung jawab, mengenali akibat-akibat dari keputusan
dan tindakan pribadi, serta menindaklanjuti komitmen yang telah dibuat dan disepakati.
Caranya adalah dengan mengungkapkan keprihatinan dan perasaan anda tanpa rasa marah
atau berdiam diri.
Caranya adalah mau bekerja sama, memahami kapan dan bagamana memimpin, serta
memehami kapan harus mengikuti.
Caranya adalah memahami bagaimana melakukan konfrontasi secara jujur dengan orang lain,
orang tua atau guru, serta memahami contoh penyelesaian menang-menang (win-win
solution) untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu perselisihan.
10
2.3 PERBANDINGAN KEDUA BUKU
A. Kelebihan dan Kelemahan Buku Pertama
a. Kelebihan Buku Pertama
1. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami pembaca.
2. Bagian sub bab buku dibuat dengan jelas. Isi sub bab lengkap dan
terperinci.
3. Memiliki kajian lanjutan yang berupa pengetahuan umum yang lebih
luas mengenai sub bab. Dengan adanya kajian lanjutan tersebut pembaca
diajak untuk lebih mendalami dan lebih mengkaji lagi materi yang
disampaikan.
4. Dengan dipaparkannya materi tentang peran guru,orangtua, teman dan
keluarga maka kita sebagai pembaca bisa menerapkan sesuai dengan
peranan diri kita kita tempatkan sebagai apa . kita bisa mengetahui
peran-peran apa yang selayaknya kita terapkan untuk perkembangan
emosi peserta didik ataupun remaja usia menengah
b. Kelemahan Buku Pertama
1. Masih terdapat beberapa kesalahan pengetikan dalam buku
2. Jika dibandingkan dengan bab pembahasan pada buku kedua buku ini
tidak membahas tentang upaya mengembangkan emosi remaja dan
bagaimana implikasinya bagi pendidikan
3. Tidak memiliki soal latihan yang sangat membantu dalam mengasah
pemahaman pembaca.
11
B. Kelebihan dan Kelemahan Buku Kedua
a. Kelebihan Buku Kedua
1. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami pembaca
2. Memiliki soal latihan yang membantu pemahaman pembaca.
3. Terdapat bagan dan tabel serta gambar pendukung isi buku.
4. Bagian isi ditulis dengan jelas dan terperinci
5. Pada bab pembahasan ini memaparkan materi tentang peranan guru, orangtua,
keluarga untuk perkembangan emosi remaja usia menengah sehingga dengan
materi tersebut pembaca bisa membuatnya menjadi acuan untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menempatkan posisinya
sebagai apapun yang memang bisa mendukung perkembangan emosi peserta
didik atau remaja usia menengah selain itu juga pada buku ini menerapkan
bagaimana upaya mengembangkan emosi remaja dan bagaimana implikasinya
bagi pendidikan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas, kecewa
dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber tingkah laku nakal.
Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu dihindari. Cara
yang sangat penting untuk menghindari gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian dan bergerak,
kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan untuk mandiri dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.
3.2 Saran
Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :adanya model dari orang tua dan
guru serta orang dewasa lainnya dalam melahirkan emosi-emosi negatif,adanya latihan
beremosi secara terprogram di keluarga dan di sekolah, mempelajari secara mendalam
kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari
kondisi-kondisi itu, membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan
mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-orang yang dipercayainya.
13