Anda di halaman 1dari 16

Volume 1 No.

1, Juni 2012

Critical Journal Review

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


“Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan “

RATIH PURNAMA SARI SINAGA


2183131024
PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS REG C 2018

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Jurnal merupakan salah satu sumber pembelajaran, materi, dan referensi yang dibuat
berdasarkan penelitian seseorang. Biasanya jurnal mengkaji dan membahas suatu topik
tertentu yang dirangkum dari berbagai aspek dengan metode penelitian tertentu.
Dalam membahas materi tentang perkembangan peserta didik kita tahu bahwa salah
satu fase dalam perkembangan yaitu remaja. Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu
di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima
informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980).
Remaja yang berusaha menemukan identitas dirinya dihadapkan pada situasi yang
menuntut harus mampu menyesuaikan diri bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi
juga pada lingkungannya, dengan demikian remaja dapat mengadakan interaksi yang
seimbang antara diri dengan lingkungan sekitar.
Berkaitan dengan itu, laporan “Jurnal Review” ini juga bermanfaat untuk
menganalisis beberapa aspek-aspek permasalahan terkait “Pemenuhan Psikologis Peserta
Didik tingkat SD/MI” dengan menggunakan metode penelitian, serta menambah ilmu
pengetahuan yang luas mengenai materi tersebut bagi para mahasiswa. Dan dengan
melakukan penulisan “Critical Journal Revew”, mahasiswa diwajibkan untuk membaca jurnal
dan buku lainnya yang akan direview materi dari buku dan jurnal tersebut. Serta laporan ini
dapat memberikan wawasan yang luas bagi para pembaca.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja di
panti asuhan.
2. Bagaimana kesulitan remaja dalam penyesuaian diri di berbagai lingkungan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja di
panti asuhan.
2. Mengetahui kesulitan remaja dalam penyesuaian diri di berbagai lingkungan.

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori – teori Penunjang


Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati
dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih
lanjut (Hurlock, 1980). Remaja yang berusaha menemukan identitas dirinya dihadapkan pada
situasi yang menuntut harus mampu menyesuaikan diri bukan hanya terhadap dirinya sendiri
tetapi juga pada lingkungannya, dengan demikian remaja dapat mengadakan interaksi yang
seimbang antara diri dengan lingkungan sekitar.
Penyesuaian diri menuntut kemampuan remaja untuk hidup dan bergaul secara wajar
terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas terhadap diri sendiri dan
lingkungannya (Willis, 2005). Penyesuaian diri akan menjadi salah satu bekal penting dalam
membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Penyesuaian diri juga
merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental
individu.
Banyak remaja yang tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya
karena ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan
keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat pada umumnya. Sehingga nantinya cenderung
menjadi remaja yang rendah diri, tertutup, suka menyendiri, kurang adanya percaya diri serta
merasa malu jika berada diantara orang lain atau situasi yang terasa asing baginya. Begitu
juga pada remaja yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan menjadi lingkungan
sosial yang utama dalam mengadakan penyesuaian diri.
Keberadaannya di panti asuhan membuat mereka mampu belajar mendapatkan
pengalaman bersosialisasi pertama kalinya baik dengan teman-teman panti atau pengasuh.
Remaja dituntut dapat berkembang dan menyesuaikan diri agar menjadi modal utama mereka
ketika berada dalam masyarakat luas. Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, maka remaja akan memiliki sikap negatif dan tidak bahagia. Penelitian
Hartini, N, 2000 (Jurnal Dinamika Sosial, vol 1, no.1, h.109-118) yang hasil penelitiannya
menunjukkan gambaran kebutuhan psikologis anak Panti Asuhan Putra Immanuel Surabaya
memiliki kepribadian yang inferior, pasif, apatis, menarik diri, mudah putus asa, penuh
dengan ketakutan dan kecemasan.
2.2 Metode Penelitian

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Definisi Operasional Variabel .
Penyesuaian diri merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk
mempertemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan, baik secara aktif maupun pasif
yang melibatkan respon mental dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan yang harmonis
antara diri dengan lingkungannya.Selain itu metode yang digunakan adalah Metode
Pengumpulan Data , Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan metode skala Metode Analisis Data, Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode statistika.
2.3 Hasil Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil Uji Validitas
a. Skala Penyesuaian Diri
Item skala penyesuaian diri dari 45 item terdapat 13 item yang gugur dengan koefisien -
0,019 sampai 0,141 dan 32 item yang valid dengan koefisien validitas berkisar antara
0,206 sampai 0,728.
b. Skala Dukungan Sosial
Sedangkan item skala Dukungan Sosial dari 60 item terdapat 13 item yang gugur dengan
koefisien -0,030 sampai 0,196 dan 47 item yang valid dengan koefisien validitas berkisar
antara 0,227 sampai 0,762.
Hasil Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabiitas dimulai setelah dilakukan uji validitas, kemudian item yang valid
dicari koefisiennya dengan teknik Cronbach Alpha.
a. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri
Hasilnya menunjukkan bahwa penyesuaian diri mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar
0,812 dan pada putaran kedua mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,914.
b. Reliabilitas dukungan sosial
Hasilnya menunjukkan bahwa pada putaran pertama dukungan sosial mempunyai
reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,911 dan pada putaran kedua mempunyai reliabilitas
Alpha (rtt) sebesar 0,933. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B-2.

Uji Asumsi
Uji Normalitas Sebaran Hasil uji normalitas pada variabel dukungan sosial menunjukkan
nilai K-S Z sebesar 0,953 dengan p sebesar 0,324 (p>0,05), sedangkan uji normalitas pada
variabel penyesuaian diri menunjukkan nilai K-S Z sebesar 0,709 dengan p sebesar 0,696

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

(p>0,05). Dari uji asumsi yang telah dilakukan ini menunjukkan bahwa kedua variabel
tersebut memiliki sebaran data normal.
Uji Linieritas Hubungan
Hasil uji linieritas di atas menunjukkan linieritas antara dukungan sosial dengan penyesuaian
diri. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari deviasi linieritas (p>0,05) yaitu sebesar 0,182 yang
artinya dari uji asumsi yang telah dilakukan memiliki hubungan linier.
Uji Hipotesis.
Uji hipotesis dengan teknik korelasi Product Moment hasilnya adalah rxy sebesar 0,339
dengan p sebesar 0,011 (p<0,05), berarti ada hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi penyesuaian diri pada
remaja dan semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula penyesuaian diri pada
remaja. Untuk itu hipotesis yang diajukan oleh penulis diterima.

2.4 Pembahasan
Penelitian ini subyek remaja yang mengisi skala berusia antara 13-18 tahun. Remaja
pada usia ini merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.Setiap tahap
perkembangannya remaja pastinya mengalami berbagai perubahan, baik perubahan fisik,
kepribadian, maupun perilaku sosial. Disinilah remaja mulai dituntut dapat berperan dengan
lingkungan sekitarnya.
Remaja selain bisa beradaptasi juga harus mampu menyesuaikan dirinya secara
psikologis. Karena pada masa ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkup yang lebih luas.
Namun kenyataannya masih banyak remaja yang kesulitan dalam penyesuaian dirinya
diberbagai lingkungan. Menurut Hurlock (1980, h.213) salah satu tugas perkembangan masa
remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai
tujuan dari pola sosialisasi, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Bagi remaja
yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan lingkungan sosial yang
utama dalam mengadakan penyesuaian diri. Penyesuaian diri mrupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh remaja untuk mempetemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan yang
melibatkan respon mental dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan yang selaras dan
harmonis antara diri dengan lingkungannya (Schneiders dalam Pramadi, 1996, h.334). Untuk
mencapai penyesuaian diri yang maksimal, remaja di panti asuhan juga memerlukan
dukungan sosial dari orangorang terdekat dilingkungannya yaitu dari pengasuh dan teman-
teman sesama penghuni panti asuhan.

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

2.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan menunjukkan hasilnya adalah
rxy sebesar 0,339 dengan p sebesar 0,011 (p<0,05) berarti ada hubungan antara dukungan
sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Hipotesis yang diajukan diterima.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Remaja pada usia 13-18 tahun merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju
dewasa. Setiap tahap perkembangannya remaja pastinya mengalami berbagai perubahan, baik
perubahan fisik, kepribadian, maupun perilaku sosial. Disinilah remaja mulai dituntut dapat
berperan dengan lingkungan sekitarnya. Remaja selain bisa beradaptasi juga harus mampu
menyesuaikan dirinya secara psikologis. Karena pada masa ini remaja mulai berinteraksi
dengan lingkup yang lebih luas.
Namun kenyataannya masih banyak remaja yang kesulitan dalam penyesuaian dirinya
diberbagai lingkungan. Menurut Hurlock (1980, h.213) salah satu tugas perkembangan masa
remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai
tujuan dari pola sosialisasi, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Bagi remaja
yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan lingkungan sosial yang
utama dalam mengadakan penyesuaian diri. Penyesuaian diri mrupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh remaja untuk mempetemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan yang
melibatkan respon mental dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan yang selaras dan
harmonis antara diri dengan lingkungannya.

Lampiran Jurnal yang direview

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

Banyak remaja yang tidak dapat mencapai negativis, takut melakukan kontak dengan
kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidak orang lain, lebih suka sendirian, menunjukkan
mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik rasa bermusuhan dan lebih egosentrisme.
dengan lingkungan keluarga, sekolah, Remaja membutuhkan dukungan dari
pekerjaan dan masyarakat pada umumnya. lingkungan. Dukungan sosial yang diterima
Sehingga nantinya cenderung menjadi remaja remaja dari lingkungan, baik berupa dorongan
yang rendah diri, tertutup, suka menyendiri, semangat, perhatian, penghargaan, bantuan
kurang adanya percaya diri serta merasa malu dan kasih sayang membuat remaja
jika berada diantara orang lain atau situasi menganggap bahwa dirinya dicintai,
yang terasa asing baginya. Begitu juga pada diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain.
remaja yang tinggal di panti asuhan, Jika individu diterima dan dihargai secara
lingkungan panti asuhan menjadi lingkungan positif, maka individu tersebut cenderung
sosial yang utama dalam mengadakan mengembangkan sikap positif terhadap
penyesuaian diri. Keberadaannya di panti dirinya sendiri dan lebih menerima dan
asuhan membuat mereka mampu belajar menghargai dirinya sendiri. Sehingga remaja
mendapatkan pengalaman bersosialisasi mampu hidup mandiri ditengah-tengah
pertama kalinya baik dengan teman-teman masyarakat luas secara harmonis (Kartika, D,
panti atau pengasuh. Remaja dituntut dapat 1986, dalam jurnal psikologi, Vol.1 No.2, h.1-
berkembang dan menyesuaikan diri agar 12) Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka
menjadi modal utama mereka ketika berada penulis tertarik melakukan penelitian tentang
dalam masyarakat luas. Apabila remaja tidak Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
dapat menyesuaikan diri dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Tujuan
lingkungannya, maka remaja akan memiliki Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
sikap negatif dan tidak bahagia. Penelitian menguji secara empirik hubungan antara
Hartini, N, 2000 (Jurnal Dinamika Sosial, vol 1, dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada
no.1, h.109-118) yang hasil penelitiannya remaja di panti asuhan. Tinjauan Pustaka
menunjukkan gambaran kebutuhan psikologis Penyesuaian diri didefinisikan sebagai
anak Panti Asuhan Putra Immanuel Surabaya interaksi yang kontinyu dengan diri sendiri,
memiliki kepribadian yang inferior, pasif, yaitu apa yang telah ada pada diri sendiri,
apatis, menarik diri, mudah putus asa, penuh tubuh, perilaku, pemikiran serta perasaan,
dengan ketakutan dan kecemasan. Sehingga dengan orang lain dan dengan lingkungan
anak panti asuhan akan sulit menjalin (Calhoun, 1990). Penyesuaian diri juga dapat
hubungan sosial dengan orang lain. Disamping Volume 1 No.1, Juni 2012 23 Jurnal Psikologi
itu, mereka menunjukkan perilaku yang Pitutur diartikan sebagai penguasaan, yaitu

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

memiliki kemampuan untuk membuat ia bersikap realistik yang kemudian mengarah


rencana dan mengorganisasi respon-respon pada penerimaan diri.
sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi c. Aspek self development dan self control,
segala macam konflik, kesulitan dan frustrasi- yaitu kendali diri berarti mengarahkan diri,
frustrasi secara efisien (Sunarto dan Hartono, regulasi pada impuls-impuls, pemikiran-
1994). Menurut Mappiare (1982) penyesuaian pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan
diri merupakan suatu usaha yang dilakukan tingkah laku yang sesuai. Kendali diri bisa
agar dapat diterima oleh kelompok dengan mengembangkan kepribadian kearah
jalan mengikuti kemauan kelompoknya. kematangan, sehingga kegagalan dapat diatasi
Seorang individu dalam melakukan dengan matang.
penyesuaian diri lebih banyak mengabaikan d. Aspek satisfaction, yaitu adanya rasa puas
kepentingan pribadi demi kepentingan terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan,
kelompok agar tidak dikucilkan oleh menganggap segala sesuatu merupakan suatu
kelompoknya. Sedangkan (Kartono, K, 2000) pengalaman dan bila keinginannya terpenuhi
menyebutkan penyesuaian diri adalah usaha maka ia akan merasakan suatu kepuasan
manusia untuk mencapai harmoni pada diri dalam dirinya.
sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa Menurut Soeparwoto, dkk (2004) faktor
permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, penyesuaian diri dikelompokkan menjadi dua
depresi, kemarahan dan lain-lain emosi bagian yaitu faktor internal dan faktor
negatif sebagai respon pribadi yang tidak eksternal.
sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. 1. Faktor internal
Menurut Alberlt & Emmons dalam Pramadi a. Motif, yaitu motif-motif sosial seperti motif
(1996) ada empat aspek dalam penyesuaian berafiliasi, motif berprestasi dan motif
diri, yaitu: mendominasi.
a. Aspek self knowledge dan self insight, yaitu b. Konsep diri remaja, yaitu bagaimana remaja
kemampuan mengenal kelebihan dan memandang dirinya sendiri, baik dari aspek
kekurangan diri. Kemampuan ini harus fisik, psikologis, sosial maupun aspek
ditunjukkan dengan emosional insight, yaitu akademik. Remaja dengan konsep diri tinggi
kesadaran diri akan kelemahan yang didukung akan lebih memiliki kemampuan untuk
oleh sikap yang sehat terhadap kelemahan melakukan penyesuaian diri yang
tersebut. menyenangkan dibanding remaja dengan
b. Aspek self objectifity dan self acceptance, konsep diri rendah, pesimis ataupun kurang
yaitu apabila individu telah mengenal dirinya, yakin terhadap dirinya.

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

c. Persepsi remaja, yaitu pengamatan dan c. Kelompok sebaya. Hampir setiap remaja
penilaian remaja terhadap objek, peristiwa memiliki teman-teman sebaya dalam bentuk
dan kehidupan, baik melalui proses kognisi kelompok. Kelompok teman sebaya ini ada
maupun afeksi untuk membentuk konsep yang menguntungkan pengembangan proses
tentang objek tertentu. penyesuaian diri tetapi ada pula yang justru
d. Sikap remaja, yaitu kecenderungan remaja menghambat proses penyesuaian diri remaja.
untuk berperilaku positif atau negatif. Remaja d. Prasangka sosial. Adanya kecenderungan
yang bersikap positif terhadap segala sesuatu sebagian masyarakat yang menaruh
yang dihadapi akan lebih memiliki peluang prasangka terhadap para remaja, misalnya
untuk melakukan penyesuaian diri yang baik memberi label remaja negatif, nakal, sukar
dari pada remaja yang sering bersikap negatif. diatur, suka menentang orang tua dan
e. Intelegensi dan minat, intelegensi lainlain, prasangka semacam itu jelas akan
merupakan modal untuk menalar. menjadi kendala dalam proses penyesuaian
Manganalisis, sehingga dapat menjadi dasar diri remaja.
dalam melakukan penyesuaian diri. Ditambah e. Hukum dan norma sosial. Bila suatu
faktor minat, pengaruhnya akan lebih nyata masyarakat benarbenar konsekuen
bila remaja telah memiliki minat terhadap menegakkan hukum dan norma-norma yang
sesuatu, maka proses penyesuaian diri akan berlaku maka akan mengembangkan remaja-
lebih cepat. remaja yang baik penyesuaian dirinya.
f. Kepribadian, pada prinsipnya tipe Penyesuaian diri remaja di panti asuhan
kepribadian ekstrovert akan lebih lentur dan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
dinamis, sehingga lebih mudah melakukan remaja untuk mempertemukan tuntutan diri
penyesuaian diri dibanding tipe kepribadian sendiri dengan lingkungan, baik secara aktif
introvert yang cenderung kaku dan statis. maupun pasif yang melibatkan respon mental
2. Faktor eksternal dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan
a. Keluarga terutama pola asuh orang tua. yang harmonis antara diri sendiri dengan
Pada dasarnya pola asuh demokratis dengan lingkungan tempat tinggalnya yaitu panti
suasana keterbukaan akan lebih memberikan asuhan (Prasetyo, E dan Ningtias, Y, 2007).
peluang bagi remaja untuk melakukan proses Bagi remaja yang tinggal di panti asuhan,
penyesuaian diri secara efektif. lingkungan panti asuhan merupakan
b. Kondisi sekolah. Kondisi sekolah yang sehat lingkungan sosial utama yang mereka kenal,
akan memberikan landasan kepada remaja sehingga remaja perlu melakukan
untuk dapat bertindak dalam penyesuaian diri penyesuaian diri sesuai dengan lingkungan
secara harmonis. dimana remaja berada yaitu panti asuhan dan

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

sesuai kebutuhan yang dituntut dari mencakup dua hal yaitu : a. Jumlah sumber
lingkungan tersebut agar proses pencapaian dukungan sosial yang tersedia, merupakan
keharmonisan dalam mengadakan hubungan persepsi individu terhadap sejumlah orang
yang memuaskan bersama orang lain dan yang dapat diandalkan saat individu
lingkungannya dapat tercapai. Orang lain yang membutuhkan bantuan (pendekatan
dimaksudkan yaitu pengasuh dan berdasarkan kuantitas). b. Tingkatan
temanteman sesama penghuni panti asuhan. kepuasan akan dukungan sosial yang diterima,
Di panti asuhan juga terdapat aturan-aturan berkaitan dengan persepsi individu bahwa
dan larangan-larangan tertentu yang telah kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan
ditetapkan yang harus dipatuhi oleh setiap berdasarkan kualitas). Hal di atas penting
remaja penghuni panti asuhan (Prasetyo, E dipahami oleh individu yang ingin
dan Ningtias, Y, 2007). Rook dalam Smet memberikan dukungan sosial karena
(1994) mengatakan bahwa dukungan sosial menyangkut persepsi tentang keberadaan
merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, (availability) dan ketepatan (adequancy)
dan ikatan-ikatan sosial tersebut dukungan sosial bagi seseorang. Dukungan
menggambarkan tingkat kualitas umum dari sosial bukan sekedar pemberian bantuan,
hubungan interpersonal. Ikatan dan tetapi yang penting adalah bagaimana
persahabatan dengan orang lain dianggap persepsi si penerima terhadap makna dari
sebagai aspek yang memberikan kepuasan bantuan tersebut. Hal itu erat hubungannya
secara emosional dalam kehidupan individu. dengan ketepatan dukungan sosial yang
Saat seseorang didukung oleh lingkungan diberikan, dalam arti bahwa orang yang
maka segalanya akan terasa lebih mudah. menerima sangat merasakan manfaat
Dukungan sosial menunjukkan pada bantuan bagi dirinya karena sesuatu yang
hubungan interpersonal yang melindungi aktual dan memberikan kepuasan. Menurut
individu terhadap konsekuensi negatif dari Sarafino dalam Oktavia, L (2002) dukungan
stres. Dukungan sosial yang diterima dapat sosial terdiri dari empat jenis yaitu : a.
membuat individu merasa tenang, Dukungan emosional. Dukungan ini
diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri melibatkan ekspresi rasa empati dan
dan kompeten. Sarason dalam Kuntjoro perhatian terhadap individu, sehingga individu
(2002) mengatakan bahwa dukungan sosial tersebut merasa nyaman, dicintai dan
adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku
dari orang- orang yang dapat diandalkan, seperti memberikan perhatian dan afeksi seta
menghargai dan menyayangi kita. Sarason bersedia mendengarkan keluh kesah orang
berpendapat bahwa dukungan sosial itu selalu lain. b. Dukungan penghargaan. Dukungan ini

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan satisfaction yang dikemukakan oleh Pramadi
setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, (1996, h.240). tingkat penyesuaian diri remaja
perasaan dan performa orang lain. diperoleh dari perolehan skor hasil pengisian
c. Dukungan instrumental. Bentuk dukungan skala. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari
ini melibatkan bantuan langsung, misalnya skala penyesuaian diri maka semakin tinggi
yang berupa bantuan finansial atau bantuan penyesuaian dirinya. Sebaliknya, semakin
dalam mengerjakan tugastugas tertentu. rendah skor yang diperoleh maka semakin
d. Dukungan informasi. Dukungan yang rendah penyesuaian diri remaja. Dukungan
bersifat informasi ini dapat berupa saran, sosial merupakan hubungan interpersonal
pengarahan dan umpan balik tentang yang di dalamnya berisi pemberian bantuan
bagaimana cara memecahkan persoalan. yang melibatkan aspek- aspek yang terdiri dari
Hipotesis Berdasarkan uraian teori di atas, informasi, perhatian emosi, penilaian dan
maka penulis mengajukan hipotesis sebagai bantuan instrumental yang diperoleh individu
berikut: Ada hubungan positif antara melalui interaksi dengan lingkungan, dimana
dukungan sosial dengan penyesuian diri hal itu memiliki manfaat emosional atau efek
remaja. Semakin tinggi dukungan sosial yang perilaku bagi penerima, sehingga dapat
diberikan maka semakin tinggi penyesuaian membantu individu dalam mengatasi
diri remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin masalahnya. Untuk mengukur dukungan sosial
rendah dukungan sosial yang diberikan maka remaja, penulis menggunakan skala dukungan
semakin rendah penyesuaian diri remaja. sosial yang disusun berdasarkan empat jenis
Metode Penelitian Definisi Operasional dukungan sosial menurut Sarafino dalam
Variabel Penyesuaian diri merupakan suatu Oktavia, L (2002, h.17-18) yaitu dukungan
usaha yang dilakukan oleh individu untuk emosional, dukungan penghargaan, dukungan
mempertemukan tuntutan diri sendiri dengan instrumental, dukungan informasi. Semakin
lingkungan, baik secara aktif maupun pasif tinggi skor yang diperoleh dari skala dukungan
yang melibatkan respon mental dan tingkah sosial maka semakin tinggi dukungan
laku, sehingga tercapai hubungan yang sosialnya. Sebaliknya, semakin rendah skor
harmonis antara diri dengan lingkungannya. yang diperoleh maka semakin rendah
Untuk mengukur penyesuaian diri remaja, dukungan sosialnya. Populasi dan Metode
penulis menggunakan skala yang disusun Pengambilan Sampel Adapun populasi dalam
berdasarkan aspek penyesuaian diri yaitu penelitian ini adalah seluruh remaja yang
aspek self knowledge dan self insight, aspek tinggal di Panti Asuhan Darul Hadlonah Kudus
self objectifity dan self acceptance, aspek self yang berusia antara 13 sampai 18 tahun.
development dan self control, aspek Teknik pengambilan sampel yang digunakan

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

adalah teknik Quota non random sampling. reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,812 dan pada
Adapun jumlah remaja yang tinggal di Panti putaran kedua mempunyai reliabilitas Alpha
Asuhan Darul Hadlonah ± 63 orang. Mereka (rtt) sebesar 0,914. b. Reliabilitas dukungan
masih duduk dibangku SMP dan SMU. Disini sosial Hasilnya menunjukkan bahwa pada
subyek yang akan diambil penulis untuk putaran pertama dukungan sosial mempunyai
dijadikan sampel penelitian sebanyak 55 reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,911 dan pada
orang. Metode Pengumpulan Data Data putaran kedua mempunyai reliabilitas Alpha
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan (rtt) sebesar 0,933. Hasil secara lengkap dapat
menggunakan metode skala. Skala yang dilihat pada lampiran B-2. Uji Asumsi Uji
digunakan dalam penelitian ini ada dua Normalitas Sebaran Hasil uji normalitas pada
macam yaitu skala yang mengungkap variabel dukungan sosial menunjukkan nilai K-
:penyesuaian diri dan dukungan sosial S Z Volume 1 No.1, Juni 2012 28 Jurnal
Metode Analisis Data Analisis data yang Psikologi Pitutur sebesar 0,953 dengan p
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sebesar 0,324 (p>0,05), sedangkan uji
statistika. Metode statistika yang dipakai normalitas pada variabel penyesuaian diri
dalam penelitian ini adalah teknik Korelasi menunjukkan nilai K-S Z sebesar 0,709 dengan
Product Moment. Hasil Penelitian Uji Validitas p sebesar 0,696 (p>0,05). Dari uji asumsi yang
dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas a. Skala telah dilakukan ini menunjukkan bahwa kedua
Penyesuaian Diri Item skala penyesuaian diri variabel tersebut memiliki sebaran data
dari 45 item terdapat 13 item yang gugur normal. Uji Linieritas Hubungan Hasil uji
dengan koefisien -0,019 sampai 0,141 dan 32 linieritas di atas menunjukkan linieritas antara
item yang valid dengan koefisien validitas dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Hal
berkisar antara 0,206 sampai 0,728. b. Skala ini ditunjukkan dengan hasil dari deviasi
Dukungan Sosial Sedangkan item skala linieritas (p>0,05) yaitu sebesar 0,182 yang
Dukungan Sosial dari 60 item terdapat 13 item artinya dari uji asumsi yang telah dilakukan
yang gugur dengan koefisien -0,030 sampai memiliki hubungan linier. Uji Hipotesis. Uji
0,196 dan 47 item yang valid dengan koefisien hipotesis dengan teknik korelasi Product
validitas berkisar antara 0,227 sampai 0,762. Moment hasilnya adalah rxy sebesar 0,339
Hasil Uji Reliabilitas Perhitungan reliabiitas dengan p sebesar 0,011 (p perubahan fisik,
dimulai setelah dilakukan uji validitas, kepribadian, maupun perilaku sosial. Disinilah
kemudian item yang valid dicari koefisiennya remaja mulai dituntut dapat berperan dengan
dengan teknik Cronbach Alpha. a. Reliabilitas lingkungan sekitarnya. Remaja selain bisa
Skala Penyesuaian Diri Hasilnya menunjukkan beradaptasi juga harus mampu menyesuaikan
bahwa penyesuaian diri mempunyai dirinya secara psikologis. Karena pada masa

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkup membawa efek positif yaitu sebagai
yang lebih luas. Namun kenyataannya masih pelepasan emosi dan mengurangi kecemasan.
banyak remaja yang kesulitan dalam Sehingga dalam hal ini remaja merasa dirinya
penyesuaian dirinya diberbagai lingkungan. diterima dan diperhatikan oleh lingkungan
Menurut Hurlock (1980, h.213) salah satu sekitarnya. Menurut House dalam Smet
tugas perkembangan masa remaja yang (1994, h.136) dukungan sosial merupakan
tersulit adalah yang berhubungan dengan hubungan interpersonal yang didalamnya
penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan berisi pemberian bantuan yang melibatkan
dari pola sosialisasi, remaja harus membuat aspek- aspek yang terdiri dari informasi,
banyak penyesuaian baru. Bagi remaja yang perhatian emosional, penghargaan dan
tinggal di panti asuhan, lingkungan panti bantuan instrumental yang diperoleh individu
asuhan merupakan lingkungan sosial yang melalui interaksi dengan lingkungan. Masing-
utama dalam mengadakan penyesuaian diri. masing dukungan tersebut memiliki manfaat
Penyesuaian diri mrupakan suatu usaha yang bagi si penerima nantinya. Sehingga dapat
dilakukan oleh remaja untuk mempetemukan membantu remaja dalam mengatasi
tuntutan diri sendiri dengan lingkungan yang masalahnya yaitu mengurangi stress,
melibatkan respon mental dan tingkah laku, kecemasan atau berbagai tekanan lainnya.
sehingga tercapai hubungan yang selaras dan Apabila remaja di panti asuhan mendapat
harmonis antara diri dengan lingkungannya cukup banyak dukungan sosial dari
(Schneiders dalam Pramadi, 1996, h.334). lingkungannya baik dari pengasuh maupun
Untuk mencapai penyesuaian diri yang teman-teman di panti asuhan dalam bentuk
maksimal, remaja di panti asuhan juga apapun akan membuatnya mampu
memerlukan dukungan sosial dari orang- mengembangkan kepribadian yang sehat dan
orang terdekat dilingkungannya yaitu dari memiliki pandangan positif, sehingga dirinya
pengasuh dan teman-teman sesama penghuni memiliki kemampuan untuk mengadakan
panti asuhan. Hurlock (1980, h.214) penyesuaian diri secara harmonis, baik
mengatakan bahwa remaja dapat terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
memperoleh dukungan sosial dari teman Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data
sebaya, berupa perasaan senasib yang yang dilakukan menunjukkan bahwa ada
menjadikan adanya hubungan saling hubungan antara dukungan sosial dengan
mengerti, simpati yang tidak didapat dari penyesuian diri remaja di panti asuhan. Hal ini
orang tuanya sekalipun. Dukungan dari orang- menunjukkan bahwa dukungan sosial
orang terdekat berupa kesediaan untuk berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada
mendengarkan keluhan- keluhan remaja akan remaja. Sedangkan dari sumbangan efektif

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

variabel dukungan sosial menunjukkan hasil rendah. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian
11,5%. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dan analisis data yang dilakukan menunjukkan
sosial hanya memberikan pengaruh yang kecil hasilnya adalah rxy sebesar 0,339 dengan p
terhadap penyesuaian diri pada remaja di sebesar 0,011 (p Volume 1 No.1, Juni 2012 30
panti asuhan. Berarti masih terdapat 88,5% Jurnal Psikologi Pitutur Simpulan Berdasarkan
variabel- variabel lain yang mempengaruhi hasil penelitian dan analisis data yang
penyesuaian diri. Misalnya : kondisi dilakukan menunjukkan hasilnya adalah rxy
lingkungan, penentu kultural, kondisi fisik, sebesar 0,339 dengan p sebesar 0,011 (p 2.
penentu psikologis, perkembangan dan Bagi Pengasuh di Panti Asuhan. Hendaknya
kematangan pada remaja dan lain-lain. pengasuh lebih memperhatikan anak-anak
Berdasarkan kategori variabel dukungan sosial asuhnya khususnya remaja yang mengalami
pada remaja di panti asuhan diperoleh data 3 kesulitan dalam penyesuaian dirinya. Selain
remaja (5,45%) memiliki tingkat dukungan mendapatkan bimbingan remaja di panti
sosial sangat tinggi, 17 remaja (30,91%) asuhan juga membutuhkan dukungan. Maka
memiliki tingkat dukungan sosial tinggi, 20 dari itu pengasuh diharapkan bisa
remaja (36,36%) memiliki tingkat dukungan meluangkan waktunya secara optimal dan
sosial sedang, 9 remaja (16,36%) memiliki memberikan dukungan- dukungan kepada
tingkat dukungan sosial rendah dan 6 remaja anak-anak asuhnya sehingga remaja merasa
(10,91%) memiliki tingkat dukungan sosial dirinya diperhatikan, diterima dan disayangi
sangat rendah, sedangkan kategori tingkat semua lingkungan panti. 3. Bagi Penelitian
penyesuaian diri diperoleh data 2 remaja Selanjutnya. Bagi penelitian selanjutnya yang
(3,64%) memiliki tingkat penyesuaian diri berkaitan dengan penyesuaian diri hendaknya
sangat tinggi, 14 remaja (25,45%) memiliki memperhatikan faktor-faktor lain yang
tingkat penyesuaian diri tinggi, 25 remaja mempengaruhi penyesuaian diri, misalnya:
(45,45%) memiliki tingkat penyesuaian diri konsep diri, sikap, intelegensi, kepribadian,
sedang, 11 remaja (20%) memiliki tingkat kondisi sekolah, teman sebaya dan lain
penyesuaian diri rendah dan 3 remaja (5,45%) sebagainya
memiliki tingkat penyesuaian diri sangat

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu
Volume 1 No.1, Juni 2012

Volume 1 No.1, Juni 2012 31 Jurnal Psikologi Pitutur Pensiun Diperumahan Papan Bestari
Daftar Pustaka Pasuruhan. Anima (Kajian Ilmiah Fakultas
Psikologi UNISULA ).
Effendi, R.W dan Tjahyono, E. 1999.
Hubungan Antara Perilaku Coping dan Shinta, E. 1995. Perilaku Coping dan
Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Pada Ibu Dukungan Sosial Pada Pemuda Penganggur
Hamil Anak Pertama. Anima, Volume 14. Studi Deskriptif Terhadap Pemuda
Nomor. 54. Halaman 214 – 227. Penganggur Diperkotaan. Jurnal Psikologi
Indonesia. Nomor 1. Halaman 1 -7.
Hartini, N. 2000. Deskripsi Kebutuhan
Psikologi Pada Anak Panti Asuhan. Jurnal Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta :
Dinamika Sosial. Volume 1. Nomor 1. Halaman PT Grasindo.
109-118.
Willis, S dan Sofyan. 2005. Remaja dan
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan Masalahnya. Bandung : CV. Alfabeta.
Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.
Jakarta : Erlangga.

Kartika, D. 1986. Dukungan Sosial dan Perilaku


terhadap Orang Lain. Jurnal Psikologi XXIII.
Nomor 1. Halaman 1 – 12.

Oktavia, L dan Basri, A.S. 2002. Hubungan


Antara Dukungan Sosial Yang Diterima Secara
Nyata dengan Ada atau Tidaknya Gangguan
Depresi Pasca Persalinan Pada Ibu Dewasa
Muda. Jurnal Psikologi Sosial. ISSN 0853-
3997. Volume 8. Nomor 1. Halaman 15-18.

Pramadi, A. 1996. Hubungan Antara


Kemampuan Penyesuaian Diri Terhadap
Tuntutan Tugas dan Hasil Kerja. Anima.
Volume XI. Nomor 43. Halaman 237 – 245
(Jurnal Penelitian kajian ilmiah Fakultas
Psikologi Universitas Surabaya).

Pramudiani, D. 2001. Kualitas Hidup Penderita


Penyakit Jantung Pasca Serangan Jantung
Ditinjau Dari Dukungan Sosial dan Interval
Waktu. Psikodimensia (Kajian Ilmiah
Psikologi). Volume 1. Nomor 2. Halaman 118 –
122.

Santrock, J.W. 2002. Live Span Development


(Perkembangan Masa Hidup). Edisi kelima.
Alih bahasa : Chausairi, A. Jakarta : Erlangga.
Septanti, Y. 2009. Hubungan Antara Dukungan
Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Masa

22
Jurnal Psikologi Pitutur individu

Anda mungkin juga menyukai