Anda di halaman 1dari 18

MINI RESET

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil


Belajar Mahasiswa

Dosen Pengampu : ISHAQ MATONDANG, S.Psi., M.Si.

OLEH :

Nama : Mely Sundari (2183131033)

Rueben F M Pasaribu

Elsa M P Manullang

Grace Fricswilla Simalango

Phillipus Telaumbanua

Kelas : Regular-C (2019)

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan tugas mini riset ini dalam keadaan
sehat.
Tugas ini kami susun dari mata kuliah Psikologi Pendidikan Program Studi Pendidikan
Bahasa Perancis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Selanjutnya kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ishaq Matondang selaku dosen pembimbing mata
Psikologi Pendidikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan tugas ini,
maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari Bapak Ibu dan teman teman
sekalian demi kesempurnaan tugas ini.

Medan, 21 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................4

BAB II...........................................................................................8

Kajian Teori Dan Kerangka Pemikiran....................................8

BAB III.........................................................................................13

Metode Pelaksanaan...................................................................13

BAB IV.........................................................................................15

Hasil Dan Pembahasan...............................................................15

BAB V...........................................................................................17

Kesimpulan Dan Saran...............................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanjaya (2011:219) mengatakan ada beberapa bentuk penggunaan komputer


sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi: (a) penggunaan
Multimedia Presentasi yaitu multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan
materimateri yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan
kelompok besar. Kelebihannya adalah dapat menggabungkan semua unsur seperti teks,
video, animasi, gambar, grafik dan suara; (b) CD Multimedia Interaktif yaitu CD
interaktif dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang studi.
Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media
secara lengkap yang meliputi suara, animasi, video, teks dan grafis; (c) pemanfaatan
Internet yaitu pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa
untuk belajar secara mandiri.

Mahasiswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan,


museum, database, dan mendapatkan sumber primer. Mahaiswa dan dosen tidak perlu
hadir secara fisik di kelas, karena mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar dan
mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan
komputer yang telah ditetapkan secara online. Istilah blended learning pada awalnya
digunakan untuk menggambarkan mata pelajaran yang mencoba menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Selain blended learning ada
istilah lain yang sering digunakan di antaranya blended learning dan hybrid learning.
Istilah yang disebutkan tadi mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran
atau kombinasi pembelajaran. Thorne (2003:2) menggambarkan blended learning
sebagai

It represents an opportunity to integrate the innovative and technological advances


offered by online learning with the interaction and participation offered in the best of
traditional learning.

4
Sedangkan Bersin (2004:56) mendefinisikan blended learning sebagai: the
combination of different training “media” (technologies, activities, and types of events)
to create an optimum training program for a specific audience. The term “blended”
means that traditional instructor-led training is being supplemented with other electronic
formats. In the context of this book, blended learning programs use many different forms
of elearning, perhaps complemented with instructor-led training and other live formats.

Berdasarkan pendapat tersebut, Blended learning sebagai kombinasi


karakteristik pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran elektronik atau
Blended learning. menggabungkan aspek Blended learning (format elektronik) seperti
pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi audio synchronous dan
asynchronous dengan pembelajaran tradisional “tatap muka”. Proses penyelenggaraan e-
learning, dibutuhkan sebuah Learning Management System (LMS), yang berfungsi untuk
mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning. Sering
juga LMS dikenal sebagai CMS (Course Management System), umunya CMS dibangun
berbasis web, yang akan berjalan pada sebuah web server dan dapat diakses oleh
pesertanya melalui web browser (web client). Server biasanya ditempatkan di
universitas/sekolah atau lembaga lainnya, yang dapat diakses darimanapun oleh
pesertanya, dengan memanfaatkan koneksi internet.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik dengan


pendidik dengan menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses transfer ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap (moral) dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik. Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target
belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi
belajar siswa dan kratifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan
selalu berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan
menggunakan berbagai cara, salah satunya penggunaan media pembelajaran.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat


membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan

5
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu,
sehingga yang menjadi target dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat
signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial,
budya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan IPTEK tersebut perlu penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang
berkaiatan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah
media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru, sehingga mereka
dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan
berhasil guna.

Hasil penelitian telah memperlihatkan media telah menunjukkan keunggulanya


membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta
lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh para siswa. Media memiliki kekuatan-
kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah laku mereka
kearah perubahan yang kreatif dan dinamis. Sehubung dengan hal itu, peran media
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana perkembangannya saat ini media bukan
lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang penting dalam sistem
pendidikan dan pembelajaran.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan
a) Untuk mengetahui tingkat motivasi dan hasil belajar siswa yang menggunakan Media
Pembelajaran dengan yang tidak menggunakan.
b) Untuk memotivasi guru-guru diluar sana yang belum menggunakan Media
Pembelajaran.
c) Untuk mengetahui dampak positif penggunaan meia pembelajaran di bidang
pendidikan.

6
d) Untuk mengatahui cara penggunaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan
yang efektif.
2. Manfaat
Menambah wawasan kita semua mengenai Media Pembelajaran terutama Blended Learning

7
BAB II

Kajian Teori & Kerangka Pemikiran

A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
perantara atau pengantara. Dalam bahasa Arab media adalah (‫ ) ئل سا و‬atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berikut pendapat tentang media yang
dikemukakann oleh para ahli yaitu:

a. Gerlach dan Ely ( 1972 ) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap

b. Fleming mengatkan bahwa media yang sering diganti dengan mediator yaitu penyebab
atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya[1]

c. Heinich, Molenda, dan Russel ( 1990 ) diungkapkan bahwa media is a channel of


communication.

d. AECT ( Association for Education and Communication Technology ) mendefinisikan


media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi

e. NEA ( Educations Association ) mendefenisikan sebagai benda yang dapat


dmanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi
efektifitas program instruktional

Dari defenisi-defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa pengertian


media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audio ( siswa ) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya. Jadi menurut Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

8
B. Kriteria Pemilihan Media

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. Dengan beraneka ragamnya media maka masing-masing media mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan antara lain:

1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang
harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan
operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku

2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
Sesuai atau tidaknya anatara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada
hasil pembelajaran siswa

3. Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam
memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang
pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam
memilih media pengajaran.

C. Kerangka Pemikiran

Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan pesan kepada siswa agar pesan itu sampai kepada siswanya. Dengan
adanya media pembelajaran memudahkan seorang guru dalam melakukan proses belajar
mengajar. Sungguh banyak alat-alat dan strategi yang digunkan untuk dijadikan media
pembelajaran apalagi pada saat sekarang ini. peralatan serbah canggih. Maka
seharusnyalah kita menggunakan media pembelajarn untuk melakukan prosen belajar
mengajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

D. Media dan Kegiatan Belajar Mengajar

1. Guru dan Media Pembelajaran

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik
yang berkenaan dengan sarana pisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga

9
pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan
kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih
teratur.

Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan
mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi
moderen yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.
Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru
dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran disekolah untuk
pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Semakin maju perkembangan masyarakat dan ekslarasi teknologi moderen, maka


semakin besar dan berat tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidikan dan pengajar
disekolah. Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap
guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan/pengajaran. Oleh sebab itu guru harus mempunyai keterampilan dalam
memilih dan menggunakan media pendidikan /pengajaran.[6]

2. Media sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat abntu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri. Karena memeng gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media maka
bahan pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama
bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.

Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukatran yang bervariasi. Pada
satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada
bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran. Bahan
pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik.
Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi untuk melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar
mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam
tenggang waktu yang cukup lama.Walaupun begitu penggunaan media sebagai alat bantu

10
tidak bisa sembarang menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan dan
mempertimbangkan tujuan.

Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar
mengajar dan gurulah yang mempergunakannya untah membelajarkan anak didik demi
tercapainya tujuan pengajaran.

3. Media sebagai Sumber Belajar

Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai umtuk
dikosumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi
teramil dari berbagai sumber. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar
sekarang.

Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang
digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Media sebagai
sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan
ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan
perumusan tujuan internasional dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri dan
sebagainya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa
manipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang
disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar. [7]

4. Prinsif Pemanfaatan media Pembeajaran

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap
kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian
penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa . Hal ini perlu ditekankan
sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kebutuhan siswa.

Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa maka


ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran

11
b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa

d. Media yang digunakan harus memerlukan efektivitas dan efisien

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam


mengoperasikannya

12
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian

Untuk menjalankan penelitian ini kami menggunakan metode kuantitatif dengan


pendekatan eksperimen semu. Desain yang digunakan adalah “Pretest-Posttest Non
Equivalen Control Group Desain”. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Tujuan kami menggunakan metode
penelitian kuantitatif adalah untuk menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah
populasi. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel eksperimen dan variabel
terikat.

B. Langkah Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan untuk mendapatkan hasil


yang valid. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara lain:

· Pelaksanaan observasi

· Mengamati sikap dan perilaku mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran

· Menganalisis hasil hipotesis

· Penyusunan laporan

13
B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Bahasa Prancis kelas
C angkatan 2018 sebanyak 21 orang.

C. Tempat & Waktu

Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Bahasa Prancis Universitas Negeri


Medan. 15 April 2019.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Yaitu tehnik


analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga
memberikan informasi yang berguna.

14
BAB IV

Hasil & Pembahasan

Berdasarkan hasil hipotesis 1 menggunakan pada taraf signifikansi 0,05


diperoleh bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang diajarkan
pembelajaran berbasis media blended learning dibandingkan siswa yang diajarkan
pembelajaran konvensional. dimana nilai F hitung sebesar 6,753 lebih besar dari nilai F tabel
sebesar 4,001 dan level signifikansi sebesar (P) 0,012 lebih kecil dari (α) 0,05. Rata-rata skor
motivasi belajar kelas eksperimen sebesar 13,55. Rata-rata skor motivasi belajar kelas kontrol
sebesar 8,81. Rata-rata skor motivasi belajar sesudah pembelajaran lebih besar dibanding
rata-rata skor motivasi belajar sebelum pembelajaran. Perbedaan rata-rata peningkatan skor
motivasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 4,74.

Berdasarkan hasil hipotesis 2 menggunakan pada taraf signifikansi 0,05


diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang diajarkan
pembelajaran berbasis media blended learning dibandingkan siswa yang diajarkan
pembelajaran konvensional. dimana nilai F hitung sebesar 26,240 lebih besar dari nilai F
tabel sebesar 4,001 dan level signifikansi (P) sebesar 0,000 < (α) 0,05. Rata-rata skor hasil
belajar kelas eksperimen sesudah pembelajaran lebih tinggi dibanding rata-rata skor hasil
belajar sebelum pembelajaran. Perbedaan rata-rata skor hasil belajar kelas eksperimen
sebesar 38,23, sedangkan perbedaan rata-rata skor hasil belajar kelas kontrol sebesar 24,84.
Perbedaan rata-rata peningkatan skor hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebesar 13,39. Berdasarkan hasil hipotesis 3 menggunakan pada taraf signifikansi 0,05
diperoleh bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapan pembelajaran
blended learning. dimana nilai t hitung sebesar 9,406 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar -
1,697 untuk taraf kesalahan 5% serta level signifikansi (P) sebesar 0,000 < (α) 0,05. Rata-
rata skor motivasi belajar yang diukur sebelum pembelajaran blended learning sebesar 83,97.
Kemudian setelah diberi pembelajaran dengan memanfaatkan blended learning sebanyak
lima kali pertemuan, motivasi belajar diukur lagi dan diperoleh rata-rata motivasi belajar
97,52 yang artinya ada peningkatan rata-rata sebesar 13,55.

Berdasarkan hasil hipotesis 3 menggunakan pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh bahwa ada
peningkatan motivasi belajar mahasiswa akibat penerapan pembelajaran blended learning.
dimana nilai t hitung sebesar 9,406 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar -1,697 untuk taraf

15
kesalahan 5% serta level signifikansi (P) sebesar 0,000 < (α) 0,05. Rata-rata skor motivasi
belajar yang diukur sebelum pembelajaran blended learning sebesar 83,97. Kemudian setelah
diberi pembelajaran dengan memanfaatkan blended learning sebanyak lima kali pertemuan,
motivasi belajar diukur lagi dan diperoleh rata-rata motivasi belajar 97,52 yang artinya ada
peningkatan rata-rata sebesar 13,55.

Berdasarkan data hasil nilai pelajaran masih banyak mahasiswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar minimal yakni 70, rata-rata dari siswa baru mencapai
ketuntasan 67. Selain masih rendahnya ketuntasan belajar, motivasi dan hasil belajar
mahasiswa juga masih rendah, dari hasil pengamatan peneliti terlihat masih kurangnya
persiapan mahasiswa ketika waktu pelajaran dimulai di kelas proses pembelajaran sering
terlambat karena mahasiswa dengan sengaja mengulur waktu untuk masuk ke ruang
komputer.

Berdasarkan hasil hipotesis 4 menggunakan pada taraf signifikansi 0,05


diperoleh bahwa ada peningkatan hasil belajar mahsiswa akibat penerapan pembelajaran
blended learning. dimana nilai t hitung sebesar -19,628 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar -
1,697 untuk taraf kesalahan 5% serta level signifikansi (P) sebesar 0,000 < (α) 0,05. Rata-
rata skor hasil belajar yang diukur sebelum pembelajaran blended learning sebesar 39,35.
Kemudian setelah diberi pembelajaran dengan menerapkan blended learning sebanyak lima
kali pertemuan, hasil belajar diukur lagi dan diperoleh rata-rata hasil belajar 77,58 yang
artinya ada peningkatan hasil belajar rata-rata sebesar 38,23.

16
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan sebagai berikut:

(1) terdapat perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang diajarkan media
pembelajaran blended learning dibandingkan siswa yang diajarkan pembelajaran
konvensional;

(2) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan pembelajaran blended
learning dibandingkan siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional;

(3) ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning;

(4) ada peningkatan hasil belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning.

B. Saran

Pendidik atau calon pendidik hendaknya memiliki kemampuan teknologi yang


mumpuni agar proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning dapat berjalan
dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Brophy, J. 2010. Motivating students to learn (3rd ed.). New York: Routledge

Cepi Riyana. 2011. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran: Blended
learning. Artikel tik, 21-24. 13 Oktober 2011, dari http://kurtek.upi.edu/tik/content/blend
ed.pdf. Cole, J., & Foster, H. 2008. Using moodle (2nd ed.). California: O’Reilly Media,
Inc.

http://idr.uin-antasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TI-Kelas%20Khusus.pdf

www.jurnalpembelajaran.com

18

Anda mungkin juga menyukai