OLEH :
Rueben F M Pasaribu
Elsa M P Manullang
Phillipus Telaumbanua
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan tugas mini riset ini dalam keadaan
sehat.
Tugas ini kami susun dari mata kuliah Psikologi Pendidikan Program Studi Pendidikan
Bahasa Perancis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Selanjutnya kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ishaq Matondang selaku dosen pembimbing mata
Psikologi Pendidikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan tugas ini,
maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari Bapak Ibu dan teman teman
sekalian demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................4
BAB II...........................................................................................8
BAB III.........................................................................................13
Metode Pelaksanaan...................................................................13
BAB IV.........................................................................................15
BAB V...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Sedangkan Bersin (2004:56) mendefinisikan blended learning sebagai: the
combination of different training “media” (technologies, activities, and types of events)
to create an optimum training program for a specific audience. The term “blended”
means that traditional instructor-led training is being supplemented with other electronic
formats. In the context of this book, blended learning programs use many different forms
of elearning, perhaps complemented with instructor-led training and other live formats.
5
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu,
sehingga yang menjadi target dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat
signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial,
budya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan IPTEK tersebut perlu penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang
berkaiatan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah
media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru, sehingga mereka
dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan
berhasil guna.
1. Tujuan
a) Untuk mengetahui tingkat motivasi dan hasil belajar siswa yang menggunakan Media
Pembelajaran dengan yang tidak menggunakan.
b) Untuk memotivasi guru-guru diluar sana yang belum menggunakan Media
Pembelajaran.
c) Untuk mengetahui dampak positif penggunaan meia pembelajaran di bidang
pendidikan.
6
d) Untuk mengatahui cara penggunaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan
yang efektif.
2. Manfaat
Menambah wawasan kita semua mengenai Media Pembelajaran terutama Blended Learning
7
BAB II
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
perantara atau pengantara. Dalam bahasa Arab media adalah ( ) ئل سا وatau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berikut pendapat tentang media yang
dikemukakann oleh para ahli yaitu:
a. Gerlach dan Ely ( 1972 ) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
b. Fleming mengatkan bahwa media yang sering diganti dengan mediator yaitu penyebab
atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya[1]
8
B. Kriteria Pemilihan Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. Dengan beraneka ragamnya media maka masing-masing media mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang
harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan
operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku
2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
Sesuai atau tidaknya anatara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada
hasil pembelajaran siswa
3. Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam
memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang
pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam
memilih media pengajaran.
C. Kerangka Pemikiran
Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan pesan kepada siswa agar pesan itu sampai kepada siswanya. Dengan
adanya media pembelajaran memudahkan seorang guru dalam melakukan proses belajar
mengajar. Sungguh banyak alat-alat dan strategi yang digunkan untuk dijadikan media
pembelajaran apalagi pada saat sekarang ini. peralatan serbah canggih. Maka
seharusnyalah kita menggunakan media pembelajarn untuk melakukan prosen belajar
mengajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik
yang berkenaan dengan sarana pisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga
9
pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan
kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih
teratur.
Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan
mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi
moderen yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.
Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru
dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran disekolah untuk
pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Media sebagai alat abntu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri. Karena memeng gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media maka
bahan pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama
bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukatran yang bervariasi. Pada
satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada
bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran. Bahan
pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik.
Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi untuk melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar
mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam
tenggang waktu yang cukup lama.Walaupun begitu penggunaan media sebagai alat bantu
10
tidak bisa sembarang menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan dan
mempertimbangkan tujuan.
Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar
mengajar dan gurulah yang mempergunakannya untah membelajarkan anak didik demi
tercapainya tujuan pengajaran.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai umtuk
dikosumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi
teramil dari berbagai sumber. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar
sekarang.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang
digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Media sebagai
sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan
ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan
perumusan tujuan internasional dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri dan
sebagainya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa
manipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang
disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar. [7]
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap
kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian
penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa . Hal ini perlu ditekankan
sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kebutuhan siswa.
a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
11
b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Penelitian
B. Langkah Penelitian
· Pelaksanaan observasi
· Penyusunan laporan
13
B. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Bahasa Prancis kelas
C angkatan 2018 sebanyak 21 orang.
14
BAB IV
Berdasarkan hasil hipotesis 3 menggunakan pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh bahwa ada
peningkatan motivasi belajar mahasiswa akibat penerapan pembelajaran blended learning.
dimana nilai t hitung sebesar 9,406 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar -1,697 untuk taraf
15
kesalahan 5% serta level signifikansi (P) sebesar 0,000 < (α) 0,05. Rata-rata skor motivasi
belajar yang diukur sebelum pembelajaran blended learning sebesar 83,97. Kemudian setelah
diberi pembelajaran dengan memanfaatkan blended learning sebanyak lima kali pertemuan,
motivasi belajar diukur lagi dan diperoleh rata-rata motivasi belajar 97,52 yang artinya ada
peningkatan rata-rata sebesar 13,55.
Berdasarkan data hasil nilai pelajaran masih banyak mahasiswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar minimal yakni 70, rata-rata dari siswa baru mencapai
ketuntasan 67. Selain masih rendahnya ketuntasan belajar, motivasi dan hasil belajar
mahasiswa juga masih rendah, dari hasil pengamatan peneliti terlihat masih kurangnya
persiapan mahasiswa ketika waktu pelajaran dimulai di kelas proses pembelajaran sering
terlambat karena mahasiswa dengan sengaja mengulur waktu untuk masuk ke ruang
komputer.
16
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
(1) terdapat perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang diajarkan media
pembelajaran blended learning dibandingkan siswa yang diajarkan pembelajaran
konvensional;
(2) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan pembelajaran blended
learning dibandingkan siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional;
(3) ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning;
(4) ada peningkatan hasil belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Brophy, J. 2010. Motivating students to learn (3rd ed.). New York: Routledge
Cepi Riyana. 2011. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran: Blended
learning. Artikel tik, 21-24. 13 Oktober 2011, dari http://kurtek.upi.edu/tik/content/blend
ed.pdf. Cole, J., & Foster, H. 2008. Using moodle (2nd ed.). California: O’Reilly Media,
Inc.
http://idr.uin-antasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TI-Kelas%20Khusus.pdf
www.jurnalpembelajaran.com
18