IDENTITAS NASIONAL
Politicol unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-bangsa.
Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru untuk bangsanya yang disebut
juga sebagai identitas nasional. Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak
bangsa didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional.
(Budi Juliandi, 2016: 36).
Dari pernyataan diatas terdapat dua jenis bentuk identitas, yaitu identitas primer
dan sekunder (Tilaar, 2007, Winamo, 2013). Identitas primer dinamakan juga identitas etnis
yaitu identitas yang mengawali terjadinya identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder
adalah identitas yang dibentuk atau direkontruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Identitas etnis yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan agar
memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas
nasional (Nurwardani et, al, 2016:34).
Karakter berasal dari bahasa latin “Kharakter”, “kharassein”, dan “kharax” yang
maknanya “tool for making”, “to engrove”, dan “Pointed Stake” yang dalam bahasa Perancis
menjadi “caractere”, sedangkan dalam bahasa indonesia dikenal “karakter” (Elmubarok
dalam Tukiran Taniredja et al, 2017:38). Dalam arti luas karakter berarti sifat kejiwaan,
akhlak, budi pekerti, tabiat, dan watak yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Dengan demikian, karakter bangsa dapat diartikan dengan watak atau sifat khas dari bangsa
Indonesia yang membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya. Menurut Max Weber
(Eka Darmaputra 1988:3 cara yang terbaik untuk memahami suatu masyarakat adalah dengan
memahami karakter (tingkah laku) anggotanya. Bangsa Indonesia memiliki salah satu
identitas nasional, yaitu Pancasila, dimana di dalamnya termuat nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
identitas nasional suatu bangsa akan membentuk karakter bangsa yang bersangkutan.