Anda di halaman 1dari 3

Interaksi Sosial

Mata Kuliah : Sosiologi


Dosen : Abdul Naharong
Disusun oleh : Salsabilla Zafira Leonita
Prodi : Hubungan Internasional
NIM : 119105100


1. Apa yang dimaksud dengan interaksionisme simbolik?
Jawab : Pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Herbert Mead. Dari kata
interaksionisme sudah nampak bahwa sasaran pendekatan ini ialah interaksi
sosial; kata simbolik mengacu pada penggunaan symbol-simbol dalam
interaksi.

2. Jelaskan pengertian simbol menurut Leslie White, berikan contoh!


Jawab: Leslie White mendefinisikan symbol sebagai “ a thing the value or meaning
which is bestowed upon by those who use it “. Jadi symbol merupakan sesuatu
yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang mempergu-
nakannya. Menurut White makna atau nilai tersebut tidak berasal dari atau
ditentukan oleh sifat-sifat yang secara intrinsik terdapat di dalam bentuk
fisiknya. Makna suatu symbol menurut White, hanya ditangkap melalui cara
nonsensoris; melalui cara simbolik. Sebagai contoh : makna suatu warna terg-
antung pada mereka yang menggunakanya. Warna merah misalnya, dapat be-
rarti berani ( “merah berarti berani, dan putih suci”), dapat berarti komunis
(“kaum merah”), dll.

3. Sebutkan pokok pikiran interaksionisme simbolik menurut Herbert Blumer, jelaskan


dan berikan contoh!
Jawab : Menurut Blumer, pokok pikiran interaksionisme simbolik ada tiga; yang
pertama ialah bahwa manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing), atas
dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Dengan
demikian tindakan (act) seorang penganut agama Hindu di India terhadap
seekor sapi (thing) akan berbeda dengan tindakan seorang penganut agama
Islam di Pakistan, karena bagi masing-masing orang tersebut sapi tersebut
mempunyai makna (meaning) berbeda. Blumer selanjutnya mengemukakan
bahwa makna yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari inter-
aksi sosial antara seseorang dengan sesamanya. Mengapa dalam masyarakat
kita warna merah bermakna berani, dan putih suci? Makna yang diberikan
orang pada konsep ini muncul dari interaksi sosial. Pokok pikiran ketiga
yang dikemukakan Blumer ialah bahwa makna diperlakukan atau diubah
melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang dalam menghadapi
sesuatu yang dijumpainya. Yang hendak ditekankan Blumer di sini ialah
bahwa makna yang muncul dari interaksi tersebut tidak begitu saja diterima
oleh seseorang melainkan ditafsirkan terlebih dahulu. Apakah seseorang akan
menanggapi dengan baik ucapan “ selamat pagi “ atau “ assalamualaikum”
misalnya, tergantung pada penafsirannya apakah si pemberi salam tersebut
beritikad baik ataukah beritikad buruk.
4. Apa yang dimaksud dengan definisi situasi menurut W.I. Thomas? Jelaskan dan
berikan contoh!
Jawab : Berbeda dengan pandangan yang mengatakan bahwa interaksi manusia
merupakan pemberian tanggapan (response) terhadap rangsangan (stimulus)
maka menurut Thomas seseorang tidak segera memberi reaksi manakala ia
mendapat rangsangan dari luar. Menurutnya tindakan seseorang selalu di
dahului suatu tahap penilaian dan pertimbangan; rangsangan dari luar diselek
si melalui proses yang dinamakannya definisi atau penafsiran situasi. Dalam
proses ini orang yang bersangkutan memberi makna pada rangsangan yang
diterimanya itu. Dalam contoh diatas mengenai orang yang memberi salam,
maka rangsangan berupa ucapan “selamat pagi” diseleksi dan diberi makna.
Bila menurut definisi situasi seorang gadis ucapan “selamat pagi” dan seo-
rang laki-laki yang belum dikenalnya tidak dilandasi itikad baik, ia akan
cenderung memberikan reaksi berupa tindakan yang sesuai dengan penafsi-
rannya—misalnya mengabaikan salam tersebut.

5. Menurut Edward T. Hall, dalam situasi sosial orang cenderung menggunakan empat
macam jarak, jelaskan!
Jawab : a) Jarak Intim, yang berkisar antara 0-18 inci (0-45 cm), keterlibatan dengan
tubuh orang lain disertai keterlibatan intensif dari pancaindera--
penglihatan, bau badan, suhu badan, suara, sentuham kulit, hembusan
nafas. Interaksi pada jarak ini berlangsung, misalnya : antara orang yang
sedang bercita ataupun terlibat dalam olahraga jarak dekat seperti gulat.

b) Jarak Pribadi, berkisar antara 4-12 kaki ( 45 cm-1.22 m). Interaksi pada
tahap dekat dalam jarak ini cenderung dijumpai di antara orang yang
hubunganya dekat, misalnya suami-isteri. Interaksi pada tahap jauh dari
jarak ini terjadi antara orang yang saling menyentuh bila merentangkan
tangan—misalnya pada orang yang bersenam bersama. Pada jarak pribadi
ini rangsangan pada pancaindra mulai berkurang, terutama pada tahap
yang jauh.

c) Jarak Sosial, berkisar antara 4-12 kaki (1.22 m-3.66 m), orang yang berint-
eraksi dapat berbicara secara normal dan tidak saling menyentuh. Tahap
dekat dalam jarak ini dijumpai pada orang yang berinteraksi dalam perte-
muan santai atau terlibat dalam urusan yang informal. Tahap jauh, di pihak
lain, dijaga di antara orang yang terlibat dalam hubungan kerja secara
formal.

d) Jarak Publik, ( diatas 12 kaki atau 3.66 m ) dipelihara oleh orang yang
harus tampil di depan umum seperti politikus dan actor. Semakin besar
jarak, semakin keras pula suara yang harus dikeluarkan. Kata dan kalimat
yang diucapkan semakin dipilih dengan seksama.
6. Faktor-faktor apa saja yang menentukan pola interaksi menurut Karp dan Yoels?
Jawab : Faktor warna kulit, usia, jenis kelamin,penampilan fisik, bentuk
tubuh,pakaian, wacana

Anda mungkin juga menyukai