SOSIOLOGI PEDESAAN
PERUBAHAAN SOSIAL MASYARAKAT
Disusun oleh :
Kelompok 4 / Kelas II B
Amallia Sari Pratama Putri 04.1.16.0822
Fikri Fatkhurrahman 04.1.16.0831
Fitri Rahmi Ramadanti 04.1.16.0832
Nidia Qurrota A’yun 04.1.16.0841
Riyyan Insani 04.1.16.0847
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul perubahaan sosial masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu
kami sangat menerima segala saran dan kritik sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga
yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan
oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat
pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan
masyarakat pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah
susunan dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya akan berpendapat
bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju, dan tidak berubah. Pernyataan
demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam
dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu
titik tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan,
alat transportasi modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita mengenai daerah
lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal
sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa
menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi
modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu
tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari
tempat tersebut.Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman
dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat
cepatnya sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering
berjalan konstan. Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi,
karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau
3
diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur
struktur masyarakat yang terkena perubahan.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui Faktor Pendorong Perubahan Sosial
2. Mengetahui Faktor Penghambat Perubahan Sosial
3. Mengetahui Karakteristik Perubahan Sosial
4. Mengetahui Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial
5. Mengetahui Aspek-Aspek Perubahan Sosial Pada Masyarakat Desa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti
bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peru-
bahan.
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu
masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan
dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-
perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan.
Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun
terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat,
dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada umumnya
menyangkut hal yang kompleks. Oleh karena itu Alvin L. Bertrand menyatakan
bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan
berpegang teguh pada faktor yang tunggal. Menurut Robin Williams, bahwa
pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah ketinggalan zaman, dan
ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakai interpretasi-interpretasi sepihak
yang mengatakan bahwa perubahan itu hanya disebabkap oleh satu faktor saja.
6
BAB III
PEMBAHASAN
2. Adanya sikap terbuka terhadap karya serta keinginan orang lain untuk maju
Sikap menghargai karya orang lain dan keinginan-keinginan untuk maju
merupakan salah satu pendorong bagi jalannya perubahan-perubahan. Apabila
sikap tersebut telah melembaga, maka masyarakat akan memberikan
pendorong bagi usaha-usaha untuk mengadakan penemuan-penemuan baru.
Pemberian hadiah nobel dan yang sejenisnya misalnya, merupakan pendorong
bagi individu-individu maupun kelompok-kelompok lainnya untuk
menciptakan karya-karya yang baru lagi.
3. Adanya sistem pendidikan formal yang maju sistem pendidikan yang baik
yang didukung oleh kurikulum adaptif maupun fleksibel misalnya, akan
mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial budaya.
Pendidikan formal, misalnya di sekolah, mengajarkan kepada anak didik
7
berbagai macam pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh para
siswa. Di samping itu, pendidikan juga memberikan suatu nilai-nilai tertentu
bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal
baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Namun jika dikelola
secara baik dan maju, pendidikan bukan hanya sekedar dapat mengajarkan
pengetahuan, kemampuan ilmiah, skill, serta nilai-nilai tertentu yang
dibutuhkan siswa, namun lebih dari itu juga mendidik anak agar dapat
berpikir secara obyektif. Dengan kemampuan penalaran seperti itu,
pendidikan formal akan dapat membekali siswa kemampuan menilai apakah
kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
jamannya atau tidak. Nah, di sinilah kira-kira peranan atau faktor pendorong
bagi pendidikan formal yang maju untuk berlangsungnya perubahan-
perubahan dalam masyarakat.
4. Sikap berorientasi ke masa depan adanya prinsip bahwa setiap manusia harus
berorientasi ke masa depan, menjadikan manusia tersebut selalu berjiwa
(bersikap) optimistis. Perasaan dan sikap optimistis, adalah sikap dan
perasaan yang selalu percaya akan diperolehnya hasil yang lebih baik, atau
mengharapkan adanya hari esok yang lebih baik dari hari sekarang.
Sementara jika di kalangan masyarakat telah tertanam jiwa dan sikap
optimistis semacam itu maka akan menjadikan masyarakat tersebut selalu
bersikap ingin maju, berhasil, lebih baik, dan lain-lain. Adanya jiwa dan sikap
optimistik, serta keinginan yang kuat untuk maju itupula sehingga proses-
proses perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat itu dapat tetap
berlangsung.
8
sama dengan orang atau golongan lain yang dianggapnya lebih tinggi dengan
harapan agar mereka diperlakukan sama dengan golongan tersebut.
Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinat-subordinat. Pada
golongan yang lebih rendah kedudukannya, sering terdapat perasaan tidak
puas terhadap kedudukan sosial yang dimilikinya. Keadaan tersebut dalam
sosiologi dinamakan “status-anxiety”. “Status-anxiety” tersebut menyebabkan
seseorang berusaha untuk menaikkan kedudukan sosialnya.
9
golongan tertentu, pembagian hasil pembangunan yang tidak merata, semakin
melebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, dan lain-lain, dapat
menyebabkan terjadinya kekecewaan dalam masyarakat. Bahkan jika
dibiarkan sampai berlarut-larut, hal semacam itu dapat mengakibatkan
terjadinya demo ataupun protes-protes yang semakin meluas, atau bahkan
kerusuhan-kerusuhan, dan revolusi. Dengan demikian adanya ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dapat mendorong bagi
bergulirnya perubahan-perubahan sosial budaya.
10
memotong padi sebagai mata pencaharian tambahan. Selain itu, adat dan
kebiasaan yang sukar mengalami perubahan biasanya berupa kepercayaan, sistem
mata pencaharian, cara berpakaian tertentu, dan lain-lain.
4. Hambatan Ideologis
Suatu perubahan dalam masyarakat akan sulit terjadi seandainya
berbenturan dengan ideologi atau paham yang diyakini oleh masyarakat tersebut,
Karena setiap unsur perubahan yang berkaitan dengan kepercayaan atau
keyakinan masyarakat akan ditolak sebab dianggap bertentangan dengan ideologi
mereka. Contohnya, masyarakat percaya bahwa Sebelum dilakukan pembangunan
Jalan Raya harus dilakukan ritual selamatan dahulu. Namun, perencana proyek
pembangunan tidak melaksanakan hal tersebut sehingga proyek akan ditolak
keberadaannya oleh masyarakat.
11
6. Kepentingan-Kepentingan yang Tertanam Kuat (Vested Interest)
Nilai-nilai tradisional akan menimbulkan suatu kepentingan-kepentingan
kolektif yang tertanam kuat di masyarakat. Hal tersebut juga akan mengganjal
sebuah perubahan sosial sebab pada hakikatnya sebuah perubahan itu berusaha
untuk meninggalkan nilai nilai lama guna menuju pada nilai nilai yang baru yang
lebih bermanfaat serta lebih sesuai dengan keadaan yang ada dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, seseorang yang mengharapkan suatu perubahan harus berani
membuang jauh nilai-nilai kepentingan seperti ini.
8. Hakikat Hidup
Ada masyarakat yang mempunyai kepercayaan bahwa baik buruknya
kehidupan ini telah diatur. Dorongan terjadinya perubahan dan penghambat
perubahan selalu ada di setiap masyarakat, tergantung besar kecilnya kekuatan
dalam menanggapi perubahan tersebut. Seandainya dorongan lebih kuat dibanding
hambatan perubahan sosial akan terjadi. Akan tetapi, apabila hambatan lebih kuat
dibanding dorongan, perubahan akan terganjal atau tidak terjadi.
12
muncul sebuah pandangan miring (stigma) adanya kelompok masyarakat yang
tidak mau berubah.
13
Secara tipologis, perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Proses sosial, yaitu hubungan timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, misalnya antara kehidupan ekonomi dengan kehidupan politik,
antara kehidupan hukum dengan kehidupan agama, dan lain sebagainya.
b. Segmentasi, yaitu suatu pembagian sebuah struktur sosial ke dalam segmen-
segmen atau bagian-bagian tertentu sesuai dengan kriteria yang
dimaksudkan.
c. Perubahan struktural, yaitu perubahan yang terjadi dalam sebuah susunan
yang berupa jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-
kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta
lapisan-lapisan sosial.
d. Perubahan-perubahan pada struktur kelompok, yaitu suatu perubahan yang
terjadi dalam struktur kelompok sosial, misalnya perubahan organisasi
sosial.
14
dari manipulasi dan monopoli yang dilakukan oleh kelompok tertentu
(penguasa dan pengusaha).
1. Perubahan Kecil
2. Perubahan Besar
15
kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, hubungan kerja, serta stratifikasi
masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi
industrialisasi, perubahan ini menyebabkan pengaruh secara besar-besaran
terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan
adanya perubahan mata pencaharian.
Contoh Perubahan Besar adalah adanya industrialisasi. Industrialisasi
sudah merubah masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan itu
memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat, seperti terlihat dalam
hubungan antarsesama. Pada masyarakat industri hubungan antar sesama lebih
didasarkan pada pertimbangan untung rugi. akan tetapi Pada masyarakat agraris,
hubungan antar sesama terbentuk sangat akrab dan menunjukkan adanya
kebersamaan, saling perduli dan gotong royong.
3. Perubahan Struktural
4. Perubahan Proses
16
rencana tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan,
kondisi dan keadaan, baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
17
- Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk melakukan perubahan.
Artinya bahwa di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas
terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan yang
diinginkan (lebih baik).
18
yang demokratis kita menentang segala jenis kekuasaan yang disalah gunakan .
H.A.R Tilaar (2000 ) mengemukakan bahwa, ”Kehidupan demokrasi adalah
kehidupan yang menghargai akan potensi individu, yaitu individu yang berbeda
dan individu yang mau hidup bersama.”
Demokrasi bukan hanya masalah prosedur atau susunan pemerintahan ,
akan tetapi merupakan masalah internalisasi nilai-nilai. Nilai – nilai dalam
demokrasi adalah nilai-nilai yang mengakui kehormatan dan martabat
manusia.Kehidupan demokratis tidak akan berkembang jika segala bentuk
kehidupan ditentukan oleh penguasa atau mereka yang memiliki power dari atas.
Konsekwensi dari kehidupan demokrasi adalah partisipasi dari segenap lapisan
masyarakat tanpa pandang suku , agama, budaya, adat istiadat dan sebagainya.
2. Globalisasi
19
berbagai fasilitas yang tersedia., seperti tehnologi canggih, belajar, berkomunikasi
dan bertukar informasi melalui internet.
Sunaryo Kartadinata ( 2000 ) mengemukakan, ”Kehidupan global telah
berdampak positif, karena telah meningkatkan harapan manusia akan setatus dan
mutu kehidupan yang lebih baik serta menempatkan penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan serta kemampuan berkomunikasi sebagai piranti utama untuk
mewujudkan harapan tersebut.” Globalisasi juga menimbulkan dampak negatif,
terutama bagi individu atau masyarakat yang belum siap untuk menghadapi
kehidupan tersebut, globalisasi mungkin akan menimbulkan berbagai persoalan
yang lebih kompleks serta sulit diatasi.
Emil Salim ( 1990 ) mengemukakan terdapat empat kekuatan gelombang
globalisasi yang kuat dan menonjol daya dobraknya yaitu
1. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin cepat, utamanya
dengan menggunakan berbagai tehnologi canggih, seperti komputer dan
satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-
akan menjadi sempit dan transparan.
2. Bidang ekonomi yang mengakar ke ekonomi regional dan atau ekonomi
global tanpa mengenal batas-batas negara.
3. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai
pertemuan internasional yang puncaknya pada Konferensi Tingkat
Tinggi ( KTT ) bumi atau nama resminya Konferensi PBB mengenai
Lingkungan Hidup dan Pembangunan ( UNCEF ) pada bulan Juni 1992 di
Rio de Jeneiro Brasil .
4. Bidang pendidikan dengan kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk
budaya nasional dan budaya-budaya nusantara.
5. Jika kita cermati, aspek globalisasi merupakan aspek yang memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan sosial pada umumnya dan
terhadap pendidikan pada khususnya. Sebagai sumber daya manusia yang
bergerak dibidang pendidikan, kita hendaknya tanggap terhadap tuntutan
global tersebut.
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Tehnologi, Tehnologi banyak
menghasilkan perangkat, seperti alat transportasi, telekomunikasi, komputer
20
dan peralatan perang perkembangan ilmu pengetahuan terkait dengan
landasan ontologis, epistemologis, dan eksiologisnya. Landasan
ontologis mengkaji objek ilmu itu sendiri. Objek ilmu adalah segala sesuatu
yang dapat dijangkau oleh alat indra atau melalui pengalaman manusia.
Landasan epistemologis mengkaji metodeyang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan yang disebut ilmu atau yang lazim disebut metode ilmiah. Redja
Mudyahardjo (1998 ) mengemukakan karakteristik metode ilmiah sebagai
berikut
a. Tonggak Aristoteles
Tokoh dari abad ini antara lain John Stewart Mill ( 1806-1873 ). Mill
merumuskan tehnik-tehnik induktif untuk menilai hubungan antar kesimpulan
dengan evidensi ( bukti-bukti ) atau hal-hal yang menjadi sumbernya. Ia
mengemukakan aturan-aturan pembuktian hubungan sebab akibat.
21
Tonggak Keempat ( Perkembangan Abad XX )
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu perubahan sosial
dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam
kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi
fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu kesimpulan yang dapat penulis temukan dari makalah ini adalah
setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial, dengan kata lain
perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat
dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu
tertentu dengan keadaannya pada masa lampau.
Tidak ada satu pun perubahan sosial yang tidak membawa pengaruh bagi
masyarakat. Perubahan sosial akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan
masyarakatnya, tetapi juga berdampak negatif. Dampak atau akibat dari
perubahan sosial yaitu semakin kompleksnya alat dan perlengkapan dalam
memnuhi kebutuhan hidup,majunya teknologi diberbagaibidang kehidupan,
industri berkembang maju, tercipta stabilitas politik,meningkatkan tarap hidup
masyarakat, dan sebagainya.
4.2. Saran
Dari pembahasan mengenai perubahan sosial ini, kami menyarankan agar
masyarakat desa mampu mengenali karakteristik desanya agar mampu mengikuti
perubahan sosial tanpa mengubah struktur desa tersebut. Sehingga unsur dari desa
tersebut tidak hilang dan masih mampu mempertahankan aspek-aspek yang ada
dalam desa tersebut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Veeger, Karel J, dkk. 1997. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Victory Jaya Abadi.
Giddens, Anthony, dkk. 2009. Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya.
Yogyakarta : Kreasi Wacana.
24