Page | 0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Dan anugerah-
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah makalah pengantar Pendidikan yang
berjudul “ Pendidikan dan pembangunan “
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah mengenai pembangunan dan Pendidikan ini
bisa memberi mannfaat ataupun inpirasi untuk pembaca.
Penyusun
Page | 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….sss…..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….…3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………3
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………….......3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..........4
2.1 Pengertian pendidikan dan pembangunan………………………………………...4
2.2 Esensi Pendidikan Dan Pembangunan Serta Titik Temunya …………………….5
2.3 Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan…………………………………...…5
2.4 Pembangunan System Pendidikan Nasional………………………………..….…7
2.5 Keragaman Persepsi Konsep Pembangunan..………………………………….....8
2.6 Peran Pendidikan Dalam Pembangunan……………………………………….....9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….....12
Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN
Page | 3
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangunan dalam arti yang terbatas pada bidang ekonomi dan industri saja beelumlah
menggambarkan esensi yang sebenarnya dari pembangunan, jika kegiatan-kegiatan tersebut
belum dapat mengatasi masalah yang hakiki yaitu terpenuhinya hajat hidup dari rakyat banyak
material dan spiritual.
Page | 4
Pembangunan ekonomi dan industri mungkin dapat memenuhi aspek tertentu dan kebutuhan
misalnya: kebutuhan akan sandangan, pangan, dan papan, tetapi mungkin tidak untuk kebutuhan
spiritual yang lain.
Bukankah kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang yang secara material cukup mampu,
tetapi secara spiritual menanggung banyak masalah.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang di bangun. Dalam hal ini
pembangunan meliputi ikhtiar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani,
dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan
sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja. Ikhtiar ini
disebut pendidikan.
Jadi pendidikan mengarah ke dalam diri manusia, sedangkan pembangunan mengarah ke luar
yaitu ke lingkungan sekitar manusia.
Jika pendidikan dan pembangunan dilihat sebagai suatu garis proses, maka keduanya merupakan
suatu garis yang terletak kontinu yang saling mengisi. Proses pendidikan pada suatu garis
menempatkan manusia sebagai titik awal. Pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup
masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk.
Pendidikan sebagai upaya yang bulat dan menyeluruh hasilnya tidak segera dapat diliat. Ada
jarak penantian yang cukup panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapainya hasil.
Jika pembangunan di pandang sebagai sistem makro maka pendidikan merupakan sebuah
komponen atau bagian dari pembangunan.
Page | 5
(a.) Segi sasaran.
(b.) Segi lingkungan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang di tunjukkan kepada peserta didik agar menjadi manusia
yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan
adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang
manusiawi.
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem.
Lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal),
lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan pra-jabatan
dan dalam jabatan.
1) Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation)
tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
2) Lingkungan Sekolah
3) Lingkungan Masyarakat
Page | 6
4) Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan tinggi (PT) memberikan
bekal kepada para peserta didik secara bersinambungan.
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain: bidang ekonomi, hukum,
sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan,
dan lain-lain.
Pembinaan dan pengenmbangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi oleh
orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang di butuhkan. Orang orang dimaksud hanya
tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.
Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat dididik
dan harus selalu dididik (demikian menurut Langeveld). Manusia adalah satu-satunya makhluk
yang dikarunia potensi untuk selalu menyempurnakan diri.
Bisa dikatakan manusia hanya akan mengejar kesempurnaan agar dekat dengan kesempurnaan,
tetapi tidak pernah akan menyatu dengan kesempurnaan itu sendiri.
Persoalan tentangf bagaimana wujud manusia sebagai makhluk yang ingin menyempurnakan
diri, tetapi yang tidak kunjung dapat sempurna itu, banyak dibahas oleh para filosofi di dalam
bidang filsafat antropologi.
Untuk dapat menyongsong suasana hidup yang diperlukan itu sistem pendidikan yang harus
berubah. Jika tidak, maka pendidikan sebagai an agent of social change (angen perubahan sosial)
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Strukturnya, kurikulum, pengelolaannya, tentang
kependidikan mau tidak mau harus disesuaikan dengan tuntutan baru tersebut.
Page | 7
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama bertali erat, yaitu:
a) Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek filosofi, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain, karena
memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain.
Meskipun aspek filosofi itu menjadi landasan tetapi tidak harus di artikan bahwa setiap terjadi
perubahan filosofi dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain itu secara
total.
Aspek filosofi berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan nasional yang
tentunya memberikan paluang bagi pengembangan sifat hakikat manusia yang bersifat kodrati
yang berarti pula bersifat wajar.
c) Aspek yuridis
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap.
d) Aspek struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur
pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang
satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e) Aspek kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikulum berubah, maka
kurikulum berubah pula. Kurikulum dalam sistem pendidikan persekolahan di negara kita telah
mengalami penyempurnaan dalam perjalanannya.
Page | 8
Terdapat pula ahli yang berpendapat seperti yang dinyatakan oleh Fletcher (1976) ,
pembangunan adalah suatu yang alami bagaimana manusia, masyarakat , dan Negara untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini dapat diibaratkan seperti halnya biji-
bijian atau sel tanaman yang akan berkembang menjadi dewasa.
Bila dianalisis secara filosofi pembangunan terjadi dalam ruang yang berinteraksi penuh dengan
factor budaya, sosial dan historis yang bersaman dalam satu kelompok atau masyarakat.
Hasil pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian
dan pengembangan yang dapat menghasilkan teknologi baru. Lembaga – lembaga penelitian dan
pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan-badan Penelitian dan
Pengembangan di setiap departemen, dan sebagainya, orang-orang terdidik hasil pendidikan
bekerja, dan menghasilkan berbagai teknologi baru.
Orang-orang terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang konstruksi yang
menghasilkan rancang bangun berbagai macam pabrik dan perusahaan. Pabrik-pabrik ini yang
akan menghasilkan berbagai barang kebutuhan hidup dan jasa.
Orang-orang terdidik hasil pendidikan menjadi pula masukan dalam pabrik-pabrik dan
perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja produktif yang memproses produksi barang-barang
kebutuhan hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasil barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat.
Orang-orang terdidik hasil pendidikan tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau, tetapi
juga sekaligus individu-individu atau kelompok individu yang melakukan perbaikan dan
penciptaan unsure-unsur budaya baru berdasarkan budaya lama yang telah dimilikinya. Mereka
inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-nilai budaya dalam masyarakat.
Page | 9
5) Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru yang mengkonsumsi barang-
barang dan jasa yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan. Sebagai
konsumen, mereka merupakan konsumen yang lebih banyak jenis kebutuhannya serta lebih kritis
dalam menggunakan barang-barang keperluan hidup dan jasa, apabila dibandingkan dengan
orang-orang yang tidak/kurang terdidik.
Page | 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan maka di harapkan
lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari segi sasarannya, lingkungan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan sektor kehidupan.
3.2 Saran
Bila pembangunan di Negara kita ingin maksimal, maka harus meningkatkan mutu
sumber daya manusianya lewat pendidikan yang lebih maju.
Meningkatkan dan meratakan pendidikan di seluruh Negara.
Memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, agar menunjang
peningkatan mutu pendidikan.
Page | 11
DAFTAR PUSTAKA
Page | 12