Anda di halaman 1dari 11

SUMBANGAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN

Penulis
Kelompok 5
Anggota : 1. Nur Habibah Zuhria 2113051006
2. AM. Pramboedi Wicaksono 2113051033
3. Tasya Dwi Shinta 2113051039
4. Muhammad Rois Masimin 2113051063
5. Bayu Aji Tyastono 2113051075
6. Nata Prayoga 2113051081

Kelas :C
Prodi : Pendidikan Jasmani
Mata Kuliah : Landasan kependidikan
Dosen : Drs. Lungit Wicaksono S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua, salawat beserta salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Berkat rahmat Allah Swt Yang Maha kuasa, penyusun dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Sumbangan Pendidikan Dalam
Pembangunan” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penyusun
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.
Lungit Wicaksono S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Perpustakaan Universitas Lampung yang
telah memberikan fasilitas, sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.
Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materil dan doa, sehingga
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun menerima saran
dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata, penyusun sampaikan
terimakasih.

Bandar lampung, 07 November 2021


Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................ii
Daftar Isi ..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan ........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya
2.2 Sumbangan pendidikan pada pembangunan ……………………………
2.3 Pembangunan sistem pendidikan nasional

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan.....................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena
sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu pendidikan
juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor
pembangunan. Terdapat suatu kesan bahwa persepsi masyarakat umum
tentang arti pembangunan lazimnya bersifat menjurus. Pembangunan
semata-mata hanya ruang lingkup pembangunan material atau
pembangunan fisik berupa gedung, jembatan,pabrik, dan lain-lain. Padahal
sukses tidaknya pembangunan fisik itu justru sangat ditentukan oleh
keberhasilan di dalam pembangunan rohaniah/spiritual, yang secara bulat
diartikan pembangunan manusia, dan yang terakhir ini menjadi tugas
utama pendidikan. Persepsi yang keliru tentang arti pembangunan, yang
menganggap bahwa pembangunan itu hanya semata-mata pembangunan
material dapat berdampak menghambat pembangunan sistem pendidikan,
karena pembangunan itu semestinya bersifat komprehensif yaitu
mencakup pembangunan manusia dan lingkungannya. Paparan materi ini
bermaksud memberikan gambaran yang komprehensif tenang
pembangunan manusia dan lingkungannya. Di dalam bagian ini akan
dikemukakan tiga hal berturut-turut,yaitu :
 Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya.
 Sumbangan pendidikan pada pembangunan.
 Pembangunan sistem pendidikan nasional.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disampaikan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya ?
2. Bagaimana Sumbangan pendidikan pada pembangunan ?
3. Bagaimana Pembangunan sistem pendidikan nasional ?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas tujuan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui dan memahami Esensi pendidikan dan pembangunan
serta titik temunya.
2. Mengetahui dan memahami Sumbangan pendidikan pada
pembangunan
3. Mengetahui dan memahami Pembangunan sistem pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta


Titik Temunya
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan
dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan
dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada
pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dansejenisnya.Seperti yang
dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional
adalahpembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa yang menjaditujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu
dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengandemikian dapat
meningkatkan martabatnya selaku makhluk.Jika pembangunan bertolak dari
sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhanhajat hidup manusia
sesuai dengan kodratnya sebagai manusia maka dalam ruang gerak
pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga
sebagai “subjek” pembangunan.Sebagai objek pembangunan manusia
dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalamhal ini pembangunan
meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan
jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran,
sikap diri, sikap sosial,dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang
positif serta keterampilan kerja.Manusia sebagai sasaran pembangunan
wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke keadaan
“aktual”. Fuad hasan menyatakan : “Manusia adalah makhlukyang terentang
antara “potensi” dan “aktualisasi” (manusia dan citrannya, juni 1985).
Diantara dua kutub itu terentang upaya pendidikan. Dalam hubungan ini
perlu dicatat bahwa pendidikanberperan mengembangkan yaitu
menghidupsuburkan potensi-potensi “kebaikan” dan sebaliknya
mengerdilkan potensi “kejahatan”. Potensi-potensi kebaikan yang perlu
dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuanberusaha, berkreasi,
kesediaan menerima kenyataan, berpendirian, rasa bebas yang bertanggung
jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan
bekerjasama, menerima,melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan,
menghormati hak orang lain dan seterusnya. Manusia dipandang sebagai
“subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya
menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap
saranalingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.Uraian di atas
menunjukkan “status”pendidikan dan pembangunan masing-masing
dalamesensi pembangunan serta antar keduanya.
1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan
merupakanusaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan
dan hasilpembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan
sarana, danseterusnya).

2.2 Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan


Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa
segi :
(a) Segi sasaran
(b) Segi lingkungan
(c) Segi jenjang pendidikan
(d) Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar
menjadi manusia yangberkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalahterwujudnya citra manusia yang
dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawai.Prof. Dr. Slamet
Imam Santoso menyatakan bahwa tujuan pendidikan menghasilkan
manusiayang baik. Manusia yang baik dimanapun ia berada akan
memperbaiki lingkungan.

2. Segi Lingkungan Pendidikan.

1). Lingkungan KeluargaDi dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai


kebiasaan yang baik (habit formation)tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
2). Lingkungan SekolahDi lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta
didik dibimbing, untuk memperluasbekal yang telah diperoleh dari
lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan,keterampilan, dan sikap.
Bekal yand dimaksud baik brupa bekal dasar, lanjutan, (dari SD dan sekolah
lanjutan) ataupun bekal kerja yang langsung dapat digunakan secara
aplikatif(Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi).
3). Lingkungan MasyarakatDi lingkungan masyarakat (pendidikan non
formal), peserta didik memperoleh bekalpraktis untuk berbagai jenis
pekerjaan. Khususnya mereka yang tidak sempat melanjtukanproses
belajarnya melalui jalur formal.

a. Jenjang Segi Pendidikan


Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan
pendidikan tinggi (PT)memberikan bekal kepada para peserta didik
secara bersinambungan. Pendidikan dasarmerupakan basic education
yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah
danpendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika
pendidikan menengahnyaberkualitas, dan pendidikan menengah
berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.Dengan basic
education pada pendidikan dasar juga diartikan bahwa pendidikan
dasarmemberikan bekal dasar kepada warga negara yang tidak
sempat melanjutkan pendidikan untukdapat melibatkan diri kedalam
gerak pembangunan.

b. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan


Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain :
bidang ekonomi,hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan
komunikasi, pertanian, pertambangan,pertahanan, dan lain-lain.
Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya
mungkindikerjakan hanya diisi oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan seperti yang dibutuhkan.Orang-orang yang dimaksud
hanya tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.Uraian tentang
sumbangan pendidikan pada pembangunan seperti dikemukakan
diatasdapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pada langkah pertama, pendidikan menyiapkan manusia sebagai
sumber dayapembangunan. Kemudian manusia selaku sumber daya
pembangunan membangunlingkungannya.
b. Pada instansi terakhir, manusialah yang menjadi kunci
pembangunan. Kesuksesanpembangunan sangat tergantung kepada
manusiannya.
c. Pendidik memegang peranan penting karena merekalah yang
menciptakan manusiapencipta pembangunan.

2.3Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional


Pada bagian ini akan dikemukakan dua hal, yaitu :

1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun


Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Manusiahanya mengejar kesempurnaan, tetapi tidak pernah akan menyatu dengan
kesempurnaan itusendiri. Jadi logi jika sistem pendidikan yang merupakan sarana
bagi manusia untukmengantarkan dirinnya menuju kepada kesempurnaan itu juga
perlu disempurnakan. Disampingitu pula pengalaman manusia juga berkembang.
Itulah sebabnya mengapa sistem pendidikansebagai sarana yang menghantar
manusia untuk menemukan jawaban atas teka-teki mengenaidirinnya.Selanjutnya
persoalan pendidikan juga dapat dilihat sebagai persoalan nasional
karenapendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa. Jika masyarakat
Indonesia (menurutrencana pembangunan) pada pelita VI berubah dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri,tentunnya pola pikir dan prilaku yang
dilandasi oleh situasi dan kondisi agraris harus berubahkearah situasi dan kondisi
dimana manusia disibukkan dengan kegiatan industriUntuk dapat menyongsong
suasana hidup yang diperlukan itu sistem pendidikan harusberubah. Jika tidak,
maka pendidikan sebagaian agent of social change(agen perubahan sosial)tidak
berfungsi sebagaimana mestinnya. Strukturnya, kurikulumnya, pengelolaannya,
tenagakependidikannya mau tidak mau harus dengn tuntutan baru tersebut.

2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan

Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain
bertalianerat, yaitu :
- Aspek filosofis dan keilmuan
- Aspek yuridis atau perundang-undangan- Struktur- Kurikulum yang meliputi
materi, metodologi, pendekatan, orientasi
a). Hubungan Antar Aspek-Aspek
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang
lain, karenamemberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain. Artinya,
struktur pendidikan, kurikulum,dan lain-lain yang lain itu harus mengacu kepada
aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspekyuridis.
b). Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Bagi kita
pengembangansifat kodrati manusia itu paralel dengan jiwa Pancasila. Filsafat
Pancasila ini menggantikansecara total falsafah pendidikan penjajah. Penjajah
memfungsikan pendidikan sebagai saranauntuk menghasilkan tenaga kerja yang
terampil tetapi bersifat bergantung dan loyal kepadapenjajah. Pendidikan yang
sehat harus merupakan titik temu antara “teori” dengan “praktek”,demikian kata
J. H. Gunning, “Theorie zonder praktijk is voor genieen, praktijk zonder theorie
isvoor gekken en schurken”. Teori tanpa praktek hanya cocok bagi orang-orang
pintar, sedangkanpraktek tanpa teori hanya terdapat para orang gila.
c). Aspek Yuridis
Kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya
kebutuhan akanpenyempurnaan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan-kebutuhan barutersebut. Jelasnya sistem pendidikan perlu
disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat dilakukandengan mendasarkan diri
pada Undang-Undang Pendidikan.

 Isi UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN)


lebihkomprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun 1989 ini
mencakup semua jalur, jenis,dan jenjang pendidikan.
 Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No. 4/1950 dan
UU No. 22/61.Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal seperti :

1). Masih memberi peluang untuk dilengkapi dengan peraturan-


peraturanpemerintah dan keputusan menteri.
2). Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional (Bab XIV, pasal
48) yangbertugas memberikan masukan dan saran-saran kepada
pemerintah/menteripendidikan.
3). Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan
keluargadalam menyelenggarakan pendidikan sehingga pendidikan dapat
mengarahkepada keserasian pemenuhan tujuan negara di satu pihak dan
kepentinganrakyat banyak di pihak yang lain pada masa mendatang.

d). Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat mengatur (seperti
UUPendidikan yang lalu), tetapi juga memiliki kekuatan hukum yang bersifat
memaksa.d) UU No. 2 Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa depan.

e) Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya
pembenahanstruktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan,
lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat
dari perkembangan sosial budaya danpolitik.Terjadinnya perubahan struktur
dalam sistem pendidikan kita dapat disebut antara lain :pendidikan guru pada
zaman penjajahan belanda dapat dikenal apa yang disebut CVO (Cursusvoor
Volks-Onderwijs) dengan lam studi 2 tahun sesudah sekolah rakyat (SR) 5 tahun,
Normalschool, yang lama studinnya 4 tahun sesudah SR 5 tahun, setara dengan
SGB (Sekolah GuruBawah)

f) Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikuler berubah,
makakurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai
materinya, orientasinya,pendekatannya ataupun metodenya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula-mula membangun
manusiannya,selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi
sumber daya pembangunan.Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran
lingkungan fisik maupun yang bersasaranlingkungan sosial yaitu diri manusia itu
sendiri.Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan, maka
diharapkanlingkungannya akan terbangun dengan baik.Sumbangan pendidikan
terhadap pembangunan dapat dilihat dari segi sasarannya,lingkungan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan sektor kehidupan.Secara khusus sumbangan pendidikan
terhadap pembangunan adalah pembangunan ataspenyempurnaan sistem
pendidikan itu sendiri.

3.2. Saran
Demikian makalah Pengamalan Pancasila dalam mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang diampu oleh Bapak Drs. Lungit Wicaksono S.Pd., M.Pd. yang
tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Pemakalah sadar bahwa ini merupakan
proses dalam menempuh pembelajaran, untuk itu pemakalah mengharapkan kritik
serta saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami. 
Diharapkan dari pembahasan diatas dapat menambah pengetahuan yang lebih
mendalam untuk pembaca makalah Pengamalan Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai