Anda di halaman 1dari 7

Program Studi Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

TUGAS MANDIRI SEBAGAI PENGGANTI UTS

Mata Kuliah : Ikhtisar Kebudayaan Jawa


Pengajar : Dr. Darmoko, S.S., M.Hum.

Nama Mahasiswa : Arifa Syakura Khairunnisa


NPM : 2306215601

Tanda Tangan :
Petunjuk.
1. Jawaban soal-soal dikerjakan pada lembar ini.
2. Jawaban soal-soal dikirimkan ke alamat email: pak.darmoko@gmail.com dengan
subjek UTS IKJ dengan nama file: Nama Mahasiswa_UTS IKJ
3. Tugas mandiri pengganti UTS disampaikan paling lambat Minggu, 22 Oktober
2023 pukul 24.00 wib.

A. Kebudayaan Jawa dalam perspektif sejarah telah melalui dua zaman, yakni zaman
prasejarah dan zaman sejarah. Zaman prasejarah itu sendiri dibagi dalam tiga bagian
zaman, yakni Palaeolitikum, Mesolitikum, dan Megalitikum (terdiri dari zaman
Neolitikum dan zaman logam. Lalu dilanjutkan dengan zaman sejarah yang ditandai
dengan adanya tulisan dalam berbagai media, seperti pada batu, logam, kertas dsb.
Zaman sejarah diawali dengan masuknya pengaruh Hindu-Budha pada awal tarikh
masehi, diteruskan masuknya pengaruh Islam, pengaruh kolonial Eropa, dan
pengaruh kebudayaan global. Jelaskan secara lebih rinci perjalanan sejarah
kebudayaan Jawa dengan segala pengaruhnya dari masa- ke masa!. (Bobot: 20)
Jawaban :
Zaman prasejarah :
- Paleolitikum : ditemukan fosil manusia purba Meganthropus Palaeojavanicus,
1
(ditemukan di Sangiran), Pithecanthropus Modjokertemnsis atau Pithecanthropus
Robustus, dan Pithecanthropus Erectus, (ditemukan di Kepuhklagen, Perning,
Mojokerto , dan Sangiran), serta Homo Soloensis dan Homo Wadjakensis. Dengan
sistem berburu dan mengumpulka maknan yang sangat sederhana, hidup
berpindah-pindah sesuai sumber makanan di kelompok kecil. Dengan alat bantu
dari batu seperti kapak perimbas dan kapak penetak (chopper-chopping-tools).
Tradisi pembuatan alat-alat batu ini dikenal sebagai tradisi paleolitik (batu tua).
- Mesolitikum : munculah manusia purba lain dengan ras australomelanesid dan
mongolid. Sudah mulai menetap di perairan sungai, alat bantunya tidak hanya
terbuat dari batu tapi juga tulng tulang hewan, yaitu tradisi batu madya ( tradisi
mesolitik). Tradisi ini terutama menghasilkan jenis kapak batu yang disebut
kapak genggam Sumatera (pebble).
- Neolitikum ; masih manusia purba dengan ras australomelanesid namun sudah
bisa bercocok tanam, mengenal sistem penguburan,memelihara biatang yang
dijinakkan serta hidup menetap di kelompok-kelompok yang lebih besar. Alat
bantunya berupa kapak batu atau beliung persegi. Terbuat dari jenis batuan yang
bermutu, seperti kalsedon dan dikerjakan dengan teknik penangkasan dan
permukaannya diupam sehingga halus dan mengkilat. Merupakan suatu tradisi
baru yang disebut tradisi neolitik (batu baru). Mulai dikenal pemujaan roh
leluhur melalui upacara peguburan yang mencerminkan sikap masyarakat
terhadap kehidupan sesudah mati dan adanya hubungan antara yang ma ti
dengan yang masih hidup. Dibuat alat-alat seperti senjata, perhiasan, dan
gerabah , sebagai bekal kubur.
- Perundagian : tata kehidupan semakin kompleks, pembagian kerja menimbulkan
suatu golongan masyarakat, alat yang dihasilkan seperti kapak peruggu, nekara
dsb, baik untuk keperluan sehari hari maupun keperluan upacara dan acara adat
lainnya. Hingga masyknya kebudayaan India mempengaruhi kehisupan social
budaya masyarakat sejarah.

Zaman Sejarah :
- Hindhu-Budha : setelah masuknya pengruh India ke nusantara mulai berdiri
kerajaan-kerajaan berbasis Hindu-Budha, di berbagai daerah di nusantara,
seperti Mataram, Majapahit, Sriwijya dan masi banyak lagi. Muncul sistem

2
birokrasi dan tata masyarakat, dari mulai raja, hingga golongan budak. Karena
itu muncul juga kepercayaan, adat istiadat, serta kebudayaan pada zaman Hindu-
Budha saat itu, seperti aksara Sansekerta, penulisan prasasti, dibuatnya candi
candi sebagai tempat beribadah dan bayak lagi.
- Kerajaan Islam : masuknya agama Islam ke nusatara membawa perubahan
kebudayaan yang sigifikan bagi masyarakat nusantara saat itu. Seperti
mengubah kepercayaa pada benda mati, pada leluhur, serta kebiasaan dan
budaya hindu-udha lainnya. Namun tidak hanya mengubah tapi juga
memuculkan kebudayaan baru, seperti tembang tembang bernuansa islami,
pewayangan dengan cerita nabi, dan lain-lain sebagai sumber dakwah
penyebaran agama Islam.
- Pejajahan : banya budaya yag tetap dipertahakan, namun banyak juga yang di
akulturasikan dengan kebudayaan Belanda maupun negara pejajah lainnya
karea lamanya penjajahan.
- Masa sekarang : pada saat ini banyak kebudayaan khususnya kebudayaa jawa
yang hilang dikarenakan modernisasi, tidak adanya penerus untuk melestarian
kebudayaa tsb. dan banyak lagi. Namun masih banyak juga kebudayaan jawa
yang masih dilestarikan baik secara masyarakat, maupun secara turun temurun.
Seperti adat perinikahan, 7 bulanan, dll.

B. Kebudayaan Jawa dalam konteks religi dan upacara keagamaan memiliki daya tarik
tersendiri sebagai materi peneitian. Religi yang kita bedakan dari agama konteks
kehidupan bermasyarakat secara formal terkait dengan perjalanan kebudayaan yang
bermuara pada memori kolektif masyarakat dalam menjaga relasi (hubungan timbal

3
balik) baik langsung maupun tidak langsung antara manusia Jawa dengan Tuhannya.
Relasi tersebut bisa secara transenden maupun secara imanen. Di dalam berbagai
paham pun melatarbelakangi keberadaan religi dan upacara keagamaan di Jawa,
seperti monoteisme, politeisme, panteisme, dan lain-lain. Jelaskan sekelumit
kebudayaan Jawa konteks religi dan upacara keagamaan dengan berbagai paham
dan relasi timbal balik manusia dengan Tuhannya.! Berikan contoh beserta uraian
secukupnya pada praktek sosial yang sampai sekarang masih dapat kita temukan!.
(Bobot: 20)

Jawaban :

Mayoritas suku jawa beragama Islam, selain itu juga terdapat masyarakat
penganut agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Masyarakat jawa diketahui
masih mempercayai keberadaan arwah/roh leluhur dan makhluk halus seperti
tuyul, lelembut, dll. Masyarakat jawa juga memegang teguh kepercayaan kejawen
yaitu ajaran tata krama atau aturan dalam berkehidupan yang lebih baik. Kejawen
bukanlah agama tapi lebih condong ke tradisi, seni, budaya, sikap dll. Sejak awal
pemerintahan atau masuknya agama-agama ke masyarakat jawa, sudah muncul
berbagai kebudayan berbasis agama seperti contoh tradisi mudun lemah atau
tradisi slametan 7 bulanan bayi. Tradisi ini sudah ada sejak zaman hindu-budha,
yang sekarang diadaptasi dengan dimasukkan unsur gama seperti pembacaan doa,
dzikir dll. Atau upacara grebeg maulud yang dilaksanakan sebagai peringatan
Maulid Nabi degan basis kejawen, yang walaupun sebenarnya bertentangan
dengan akidah agama Islam. Nah dari sini kita tahu, bahwa kebudayaan bisa saja
sangat melekat dengan agama, namun bisa juga bertentangan dengan agama.
Tergantug dari sisi kepercyaan mana perspektif itu diambil, berbeda pula
pengaruh, dan pandangan baik buruknya dari kebudayaan yang ada di masyarakat
jawa tersebut.

C. Kebudayaan Jawa dalam perspektif pertumbuhan dan perkembangan bahasa dan


sastra sejak Jawa Kuno, Jawa Pertengahan, Jawa Baru Klasik, hingga Jawa Baru
Modern pun menarik mendapat perhatian sebagai materi penelitian. Bahasa dan
sastra Jawa dari masa ke masa mengalami perubahan bentuk dan nilai yang
menyertainya. Produksi bahasa dan sastra memiliki kepentingan-kepentingan
tertentu yaang dapat dikaitkan dengan aspek ideologi, politik, ekonomi, dan sosial,
4
disamping budaya itu sendiri. Jelaskan pernyataan-pernyataan tersebut dan berikan
contoh beserta uraian secukupnya pada praktek sosial yang sampai sekarang masih
dapat kita temukan.! (Bobot: 20)
Jawaban :
Pertumbuhan dan perkembangan sastra Jawa dibagi menjadi 4 yaitu :
- Periode Sastra Jawa Kuna (abad 9-14 M)
- Periode Sastra Jawa Pertengahan (abad 15-16 M)
- Periode Sastra Jawa Klasik (abad 16-19 M)
- Periode Sastra Jawa Modern (abad 20-sekarang)
Masing masing periode memiliki ciri khas dan keunikanya masing masing, mulai dari
genrenya pasa periode kuna, sastra jawa cenderung bergenre kakawin dan parwa,
namun setelah berkembang sekarang sastra jawa lebih memiliki beragam genre
seperti feminis, romantic, alam, dll. Sementara untuk Bahasa sama seperti sastra,
berkembang mengikuti perubahan zaman karena kebutuhan masyarakat itu sendiri.
misal pada zaman kuna, pada masa kerajaan-kerajaan menggunakan bahasa dan
aksara jawa kuna karena pada saat itu masyarakat masih kaku, apalagi harus sangat
menghormati raja dan atasanya dengan berbagai batasan, namun pada zaman
sekarang degan semua kesetaraan pengguaan bahsa pun berubah mengikuti
kebutuhan. Dan tentu saja sastra bisa sagat dikaitkan dengan politik, ekonomi,
ideologi maupun social, karena itu kembalilagi pada kebutuhan seorang pembuat
karya sastra tersebut, tujuan membuat karya sastra, baik untuk menggiring suatu
ideologi yang ia percayai, untuk mengambil keuntungan ekonomi, ataupun untuk
kepentingan politik.

D. Kebudayaan Jawa dalam konteks seni dan adat-istiadat yang mentradisi sebagai
bagian studi yang cukup mendapat perhatian bagi kalangan sarjana, karena
menyangkut hubungan antara manusia dengan kehidupan mereka. Kesenian dan
adat-istiadat nyaris tidak dapat dipisahkan dan selalu melekat pada fase-fase/
tahapan kehidupan sejak bayi dalam kandungan hingga meninggal. Strategi manusia
Jawa agar selalu dalam keadaan seimbang kehidupannya pun sering
menyelenggarakan ritual dan upacara. Ekspresi kesenian Jawa seperti pertunjukan
wayang, tayub, permainan nini thowok, seni kentrung, dll tidak dapat dilepaskan dari
ritual dan upacara. Konsep mitis acapkali menyertai produksi seni yang
mengaitkannya dengan adat-istiadat itu. Jelaskan pernyataan-pernyataa tersebut dan
5
berikan contoh beserta uraian secukupnya pada praktek sosial yang sampai sekarang
masih dapat kita temukan ! (Bobot: 20)
Jawaban : Masyarakat jawa memang cukup terkenal dengan kebudayaan dan
keseniannya yang bersifat mistis, dikarenakan kepercayaa masyarakat jawa yang
memang masih sangat berpegang teguh pada kepercayaan nenek moyang, leluhur,
maupun kejawen, karena itu pula banyak upcara ataupun adat istiadat yang memang
dioercayai sebagian masyarakat jawa untuk dilakukan atau harus dilaksanakan
sebeum melakukan suatu acara, ataupun suatu babak baru dalam hidupnya agar
diberi keselamatan oleh leluhur, maupun Tuhan.

E. Kebudayaan Jawa dalam perspektif sistem pengetahuan memberikan pemahaman


dan kesadaran kepada masyarakat pendukungnya bahwa dalam menapaki
kehidupan selalu terdapat ‘bekas-bekas’ yang terkoneksi ke dalam tatanan ruang dan
tatanan waktu. Tatanan ruang menyangkut arah/keblat di samping yang berorientasi

6
pada pola nol, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, dan sembilan.
Misalnya pola nol: pusat, punjer, poros dll; pola dua: bumi-angkasa, atas-bawah, dll,
pola tiga: pusat-gunung-laut; empat: utara, selatan, timur, dan barat, dan seterusnya.
Adapun tatanan waktu berorientasi pada lima dan tujuh. Misalnya pola lima: pon,
wage, kliwon, legi, paing: pola tujuh: senen, selasa, rebo, kemis, jemuah, setu, ahad.
Pemikiran tersebut acapkali terkoneksi dengan kehidupan manusia Jawa yang
‘terendapkan’ di dalam primbon, pawukon, ramalan/jangka, dsb. Jelaskan
pernyataan-pernyataa tersebut dan berikan contoh beserta uraian secukupnya pada
praktek sosial yang sampai sekarang masih dapat kita temukan ! (Bobot: 20)

Selamat Bekerja!

Anda mungkin juga menyukai