Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP DASAR PKN DI SD

KOMPONEN-KOMPONEN PKN

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Dirgantara 20020048 ( Pembuat Makalah )


2. Jose Alpane 20020028 ( Pembuat PPT )
3. Adelia Agustina 20020069 ( Materi Civic Know Ledge )
4. Inggrid Diana Hidayahtulloh 20020064 ( Materi Civic Know Ledge )
5. Hesti Imel Lia Putri 20020051 ( Materi Civic Skills )
6. Faisal Gunawan 20020024 ( Materi Civic Skilss )
7. Asep Krismanto 20020061 ( Materi Civic Skilss )
8. Nadia Alawiyah 20020011 ( Materi Civic Dispositions )
9. Widi Susanti 20020038 ( Materi Civic Dispositions )
10. Salsabila Dwi Putri 20020032 ( Materi Civic Dispositions )
11. Puput Novita 20020015 ( Materi Pembentukan Warga Negara )
12. Andre Kusuma 20020045 ( Materi Pembentukan Warga Negara )
13. Cindy Pratiwi 20020063 ( Materi Pembentukan Warga Negara )

PENDIDIKAN GURU SEKOLOH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP AL ISLAM TUNAS BANGSABANDAR LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .... ......... ...................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalh ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulis .................................................................................. 2
BAB II PEMBAAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN DAN
TUJUANNYA.
2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ......................................... 2
2.2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ............................................... 4
B. PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN ( CIVIC KNOW LEDGE )
3.1 Pengertian Civic Know Ledge ........................................................ 4
3.2 Hakikat Civic Know Ledge .............................................................. 4
3.3 Unsur-Unsur Civic Know Ledge ...................................................... 5
3.4 Pentingnya Civic Know Ledge......................................................... 6
C. KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN ( CIVIC SKILLS )
4.1. Pengertian Civic Skills ..................................................................... 7
4.2.Apa Itu Civic Skills ........................................................................... 7
4.3.Isi Civic Skills Dalam PKN............................................................... 9
D. WATAK KEWARGANEGARAAN ( CIVIC DISPOSITIONS )
5.1. Pengertian Civic Dispositions ........................................................... 9
5.2. Ciri-Ciri Civic Dispositions............................................................. 10
5.3. Pembelajaraan PKN Untuk Civic Dispositions ............................... 10
E. PEMBENTUKAN WARGA NEGARA
6.1. Deskripsi Persepsi Tentang Karakteristik Utama
Warga Negara Yang Baik............................................................... 11

i
6.2. Deskripsi Tentang Karakteristik Yang Perlu Dimiliki Untuk Menjadi Warga
Negara Yang Baik. .......................................................................... 11
6.3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Membentuk Warga Negara
Yang Baik ...... ................................................................................ 12
6.4. Hambatan Yang Dihadapi Dalam Membentuk Warga Negara
Yang Baik. ..... ................................................................................ 12
6.5. Upaya Yang Dilakukan ................................................................... 13
BAB III PENUTUP
7.1. Kesimpulan ..... ................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,yang senantiasa
melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah yabg berjudul “ Komponen-Komponen PKN “. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PKN Di SD.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberi informasi bagi semua mahasiswa/i yang


membacanya dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semuanya.

Bandar Lampung, Maret 2021

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek penting dalam rangka mewujudkan pembangunan bangsa adalah
mutu pendidikan yang semakin meningkat. Pendidikan yang baik dan berkualitas
tentunya dapat meningkatkan harkat dan martabat masyarakat. Semakin hari, berganti
tahun, menyikapi era globalisasi yang datang tentu kualitas sumber daya manusia juga
harus semakin meningkat, itulah tantangan besar pendidikan di bagi bangsa Indonesia
pada saat sekarang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 35 ayat (1) menjelaskan bahwa untuk menilai mutu pendidikan di
Indonesia dilihat dengan delapan kriteria, yaitu isi (kurikulum), proses pembelajaran,
kompetensi lulusan, tenaga pendidik, sarana prasarana, pengelola pendidikan,
pembiayaan pendidikan dan penilaian pendidikan. Kurikulum menempati urutan
pertama dalam delapan kriteria tersebut yang menunjukkan bahwa kurikulum
mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan. Perubahan
kurikulum dapat mewujudkan mutu pendidikan yang semakin berkualitas. Demi
mewujudkan cita-cita luhur tersebut pemerintah dan terutama peran guru di dalam kelas
mempunyai peran andil yang sangat besar dan tidak bisa dipisahkan. Seorang guru
harus memiliki kompetensi yang baik, sehingga dengan kompetensi yang dimilikinya
tersebut akan mampu menyalurkan serta mengajarkan berbagai pengetahuan kepada
peserta didik dengan baik. Pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses
pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter
pribadi dan/atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara.

1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa hakikat Pendidikan Kewarnegaraan ?
2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Kewarnegaraan ?
3. Apa tujuan dari Pendidikan Kewarnegaraan ?
4. Apa saja ruang lingkup Pendidikan Kewarnegaraan itu ?
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Kewarnegaran
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Menciptakan warga negara yang baik


2. Membangun warga yang kreatif
3. Menciptakan warga Negara yang berilmu dan berpengetahuan
4. Membangun kesadaran warga Negara akan kepentingan bernegara
5. Untuk mengetahui ruang lingkup Pendidikan Kewarnegaraan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN


TUJUANNYA.
2.1. Pengertian Pendidikan Kewararganegaraan
Berawal dari istilah “Civic Education” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi Pendidikan Kewargaan dan akhirnya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
Istilah “Pendidikan Kewargaan” diwakili oleh Azra dan Tim ICCE (Indonesia Center
for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri Jakarta, sebagai pengembang Civic
Education pertama di perguruan tinggi. Penggunaan istilah ”Pendidikan
Kewarganegaraan” diwakili oleh Winaputa dkk dari Tim CICED (Center Indonesia for
Civic Education), Tim ICCE (2005: 6)

2
Menurut Kerr, citizenship or civics education is construed broadly to encompass the
preparation of young people for their roles and responsibilities as citizens and, in
particular, the role of education (through schooling, teaching, and learning ) in that
preparatory process. (Winataputra dan Budimansyah, 2007: 4)

Dari definisi Kerr tersebut dapat dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan


dirumuskan secara luas yang mencakup proses penyiapan generasi muda untuk
mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warga negara, dan secara khusus, peran
pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses
penyiapan warga negara tersebut.

Menurut Azis Wahab, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan media


pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh
tanggung jawab. Karena itu, program PKn memuat konsep-konsep umum
ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang cocok
dengan target tersebut (Cholisin, 2000:18)

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.

Berbeda dengan pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai


penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif
dalam masyarakatnya (Samsuri, 2011: 28).

Menurut Zamroni (Tim ICCE, 2005:7) pengertian pendidikan


kewarganegaraaan adalah: “Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui
aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat”.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada


pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006:49).

3
Pendapat lain, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan
antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi
warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Somantri, 2001: 154)

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diharapkan mempersiapkan peserta didik


menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hakikat NKRI adalah
negara kesatuan modern. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya
didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad
suatu masyarakt untuk membangun masa depan bersama dibawah satu negara yang
sama. Walaupun warga masyarakaat itu berbeda-beda agama, ras, etnik, atau
golongannya.

2.2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan memiliki beberapa tujuan :

1. Untuk menumbuhkan wawasan bernegara kepada setiap generasi muda bangsa


2. Untuk meningkatkan kwalitas warga negara yang lebih baik
3. Memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara
4. Meningkatkan nilai-nilai cinta tanah air dan rela berkorban demi nusa dan bangsa

B. PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN ( CIVIC KNOW


LEDGE )
3.1. Pengertian Civic Know Ladge
Civic knowledge adalah sebuah pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal
perlu diketahui dalam hal kewarganegaraan.

3.2. Hakikat Civic Know Ladge


Berdasarkan kompetensi yang perlu dikembangkan, terdapat tiga komponen utama
yang perlu dipelajari dalam pendidikan kewarganegaraan yaitu pengetahuan
kewarganegaran (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skill) dan watak
kewarganegaraan (civic dispostion). Tiga komponen civic education perlu dimiliki oleh
seorang warga negara agar menjadi cerdas, berkarakter dan partisipatif (Branson, dkk.

4
1999; Winarno, 2014). Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan
dengan apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara (Branson (1998: 16). Wahab
(2008 : 62) mengatakan bahwa “...kewarganegaraan yang dikembangkan haruslah
mengandung pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai, dan disposisi yang idealnya dimiliki
warga negara”. Jika warga negara sudah tercerdaskan dalam aspek-aspek tersebut, maka
tujuan PKn sudah dapat dikatakan berhasil.

Komponen pengetahuan (civic knowlwdge) mencakup bidang politik, hukum, dan


moral. Secara lebih rinci pengetahuan kewarganegara meliputi pengetahun tentang
prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan nonpemerintah, identitas
nasional, pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan
tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan tanggung-jawab warganegara, hak
asasi manusia, hak sipil dan hak politik (Depdiknas (b), 2002).

Civic knowledge “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya
diketahui oleh warga negara” (Branson, 1999: 8). Aspek ini menyangkut kemampuan
akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum
dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
bidang kajian multidisipliner.

Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan


tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan
proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional,
pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak
memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

Winataputra dan Dasim Budimansyah (2012: 199) menegaskan, civic knowledge


(pengetahuan kewarganegaraan) berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya
diketahui oleh warganegara.

3.3. Unsur-Unsur Civic Know Ladge


Civic klowlegde memiliki unsur-unsur sebagai berikut;

A. Politik :
a. Manusia sebagai zoon politikon (makhluk sosial)
b. Proses terbentuknya masyarakat politik
c. Proses terbentuknya bangsa
d. Asal usul negara
e. Unsur-unsur negara, tujuan negara, dan bentuk-bentuk negar

5
f. Kewarganegaraan
g. Lembaga politik
h. Model-model sistem politik
i. Lembaga-lembaga Negara
j. Demokrasi Pancasila
k. Globalisasi

B. Hukum :
a. Rule of law (Negara Hukum)
b. Konstitusi; c. Sistem hukum
c. Sumber hukum
d. Subyek hukum, obyek hukum, peristiwa hukum, dan sanksi hukum;
e. Pembidangan hukum
f. Proses hukum
g. Peradilan

C. Moral :
a. Pengertian nilai, norma, dan moral
b. Hubungan antara nilai, norma dan moral
c. Sumber-sumber ajaran moral
d. Norma-norma dalam masyarakat
e. Implementasi nilai-nilai moral Pancasila.

3.4. Pentingnya Civic Know Ladge


Pentingnya komponen pengetahuan kewarganegaraan yaitu untuk membekali
peserta didik agar dapat menjadi warga negara yang demokratis dengan menguasai
sejumlah pengetahuan, antara lain :

A. Memahami tujuan pemerintahan dan prinsip-prinsip dasar konstitusi


pemerintahan Republik Indonesia.
B. Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintahan daerah dan nasional
serta bagaimana keterlibatan warganegara membentuk kebijaksanaan
publik.
C. Mengetahui hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara
dan bangsa lain serta masalah-masalah dunia dan internasional.

6
C. KETERAMPILAN KEWARGANAGARAAN

( CIVIC SKILLS )

4.1. Pengertian Civic Skills


Civic skills merupakan keterampilan apa yang harus seharusnya dimiliki Page 10 6
oleh warga negara yang mencakup, keterampilan intelektual dan keterampilan
partisipasi. Civic disposition berkaitan dengan karakter privat dan publik dari warga
negara yang perlu dipelihara dan tingkatkan dalam demokrasi konstitusiona.

4.2. Apa Itu Civic Skills


Komponen esensial kedua dari Civic Education (Pendidikan Kewarganegaraan)
dalam masyarakat demokratis adalah keterampilan atau kecakapan-kecakapan
kewarganegaraan (civic skills). Branson (1998) menyatakan sebagai berikut :

“If citizens are to exercise their rights and discharge their responsibilities as
members of self-governing communities, they not only need to acquire a body of
knowledge such as that embodied in the five organizing questions just described, they
also need to acquire relevant intellectual and participatory skill”.

A. Civic Education yang bermutu itu mampu untuk :


a) Memberdayakan seseorang untuk mengidentifikasi atau memberi makna
yang berarti pada sesuatu yang berwujud seperti bendera, lambang Negara,
lagu kebangsaan, monumen nasional, atau peristiwa-peristiwa politik dan
kenegaraan seperti hari kemerdekaan.
b) Memberdayakan seseorang untuk member makna atau arti penting pada
sesuatu yang tidak berujud seperti nilai-nilai ideal bangsa, cita-cita dan
tujuan Negara, hak-hak mayoritas dan minoritas, serta konstitusionalisme.
c) Kemampuan untuk mendeskripsikan fungsi-fungsi dan proses-proses seperti
sistem cheks and balances atau judicial review menunjukkan adanya
pemahaman.
d) Berusaha mengembangkan kompetensi dalam menjelaskan dan
menganalisis.

7
Kecakapan berinteraksi (interacting) berkaitan dengan kecakapan-kecakapan
warga Negara dalam berkomunikasi (bertanya, menjawab, dan berunding dengan
santun) dan bekerja sama denga orang lain. Kemapuan berinteraksi meliputi
kemampuan berikut :
a) Mendengarkan dengan penuh perhatian
b) Bertanya dengan efektif
c) Mengutarakan pikiran dan perasaan
d) Melalui konflik melalui mediasi, kompromi dan kesepakatan.

B. Kemampuan memantau isu publik meliputi kemampuan berikut :


a) Meriset isu publik melalui studi pustaka hingga studi lapangan
b) Menghadiri pertemuan-pertemuan publik
c) Mengamati proses politik dan pengadilan

Mempengaruhi (influencing) mengisyaratkan pada kemampuan warga untuk


memengaruhi proses-proses politik dan pemerintahan, baik proses formal maupun
informal dalam masyarakat mulai dari level bawah sampai tingkat pemerintahan pusat.
Keahlian mempengaruhi isu publik ini meliputi kemampuan berikut :

a) Membuat petisi
b) Berbicara di depan umum
c) Bersaksi di depan badan-badan publik
d) Terlibat dalam kelompok advokasi
e) Membangun aliansi
f) Memberikan suara

Voting merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai alat dalam rangka
mempengaruhi jalannya kehidupan politik dan kebijakan politik. Selain voting, cara
lainnya adalah mengajukan petisi (permintaan secara tertulis yang ditandan tangani oleh
lebih dari seorang kepada pemegang otoritas untuk melakukan sesuatu), berpidato, atau
menunjukkan kebolehan di depan anggota-anggota badan publik, bergabung dengan
kelompok-kelompok advokasi (kelompok tindakan memperjuangkan masyarakat) dan
membentuk koalisi-koalisi. Seperti kecakapan-kecakapan interaksi dan memonitor,
kecakapan memengaruhi dapat dan seyogyanya dikembangkan secara sistematik

8
4.3. Isi Civic Skills Dalam PKN
A. Ada 2 isi dari civic skills, yaitu intellectual skills dan participatory skills.
1) Kecakapan intelektual (intellectual skills)
2) Mengidentifikasi (identifying) / menandai menunjukkan
3) Menggambarkan (describing) / memberikan ilustrasi atau uraian
4) Menjelaskan (explaining) / mengklarifikasi atau menafsirkan
5) Menganalisis (analyzing)
6) Menilai (evaluating) / mengevaluasi pendapat atau posisi
7) Mengambil dan mempertahankan posisi atas suatu isu (taking and defending
positions on public issue)
8) Kecakapan partisipatoris (participatory skills)
9) Berinteraksi (interacting) termasuk berkomunikasi terhadap obyek yang
berkaitan dengan masalah-masalah publik
10) Memantau (monitoring) masalah politik dan pemerintah terutama dalam
penangan persoala-persoalan publik
11) Memengaruhi (influencing) proses politik pemerintah baik secara formal
maupun informal

D. WATAK KEWARGANEGARAAN ( CIVIC DISPOSITIONS )


5.1. Pengertian Civic Dispositions
Komponen mendasar ketiga dari civic education adalah watak kewarganegaraan
(civic dispotision) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang
penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Branson
(1999: 23) menegaskan bahwa civic dispositions mengisyaratkan pada karakter publik
maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi
konstitusional. Selanjutnya,dalam mengembangkan civic disposition di sekolah, PPKn
sebagai program kurikuler mempunyai peran strategis untuk menanamkan pada siswa
intisari dari civic disposition yang didalamnya terkandung karakter privat yakni
tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat
manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publik juga sangat penting.
Kepedulian sebagai warganegara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law),
berpikir kritis, kemauan untuk mendengar, serta negoisasi dan berkompromi. Serta
menanamkan nilai karakter kepada siswa sehingga dapat menjadi warga negara yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berikir kritis dan bertindak esuai dengan amanat
Pancasila dan UUD 1945.
Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang
secara perlahan sebagai akibat dari pada yang dipelajari dan dialami oleh seseorang di
rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-organisasi civil society. Watak
kewarganegaraan (civic disposition) menunjuk pada karakter publik maupun privat
yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi. Secara singkat karakter
publik dan privat itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:

9
5.2. Ciri-Ciri Civic Dispositions
A. Ciri-ciri Watak Kewarganegaraan ( Civic Dispositions ) :

1. Menjadi anggota masyarakat yang independen.


2. Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi
dan politik
3. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu.
4. Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan
bijaksana.
5. Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat

5.3. Pembelajaran PKN Untuk Civic Dispositions


Sebagai pendidikan nilai atau karakter maka salah satu pendekatan pembelajaran
dalam PKn adalah pendekatan berbasis nilai (value based approach). Sikap salah satu
ranah amat menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar. Popham dalam Winarno
(2012:194) ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Pengembangan
civic dispotision dapat dilakukan melalui keikutsertaan siswa dalam project citizen, para
siswa memiliki satu kesempatan untuk mengembangkan berbagai watak
kewarganegaraan dari kewarganegaraan demokrasi seperti nilai politik, kepentingan
politik, toleransi politik, komitmen terhadap pelaksanaan hak kewarganegaraan
demokrasi, komitmen terhadap tanggung jawab kewarganegaraan demokrasi, komitmen
terhadap konstitusionalisme dan kecenderungan untuk berpartisipasi secara politik
(Budimansyah 2009:21).

E. PEMBENTUKAN WARGA NEGARA


6.1. Deskripsi Persepsi Tentang Karakteristik Utama Warga
Negara Yang Baik
Persepsi para guru peserta SM3T yang menjadi subjek dalam penelitian tentang
sosok warga negara yang baik berbeda-beda tetapi memiliki beberapa kesamaan.
Ketika diminta mengurutkan tiga teratas prioritas pengembangan dari daftar ciri-
ciri warga negara yang baik yang meliputi peduli sesama, bertanggung jawab,
mandiri, demokratis, dan kritis, ternyata sebanyak 18 dari 20 (90%) menyatakan
kepedulian terhadap sesama merupakan prioritas utama. Sedangkan sikap dan sifat
kritis menduduki uritan terakhir di dalam prioritas pengembangannya. Ada satu
guru yang menyebutkan ciri di luar daftar yang diberikan peneliti, yaitu ciri atau
sifat sederhana yang juga perlu dikembangkan.

10
6.2. Deskripsi Tentang Karakteristik Yang Perlu Dimiliki Untuk
Menjadi Warga Negara Yang Baik.
Peneliti juga mengungkap data tentang urgensi pengembangan ciri-ciri warga negara
yang baik di lokasi tempat mereka mengajar selama mengikuti program SM3T.
Instrumen yang kami gunakan merupakan elaborasi dari keenam ciri warga negara yang
baik, sebagaimana dikemukakan di muka. Berdasarkan jawaban atas angket yang
peneliti bagikan dapat dirangkum data tentang karakteristik sebagai prasyarat untuk
menjadi warga negara yang baik yang perlu dikembangkan sebagai berikut.
6.3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Membentuk Warga Negara
Yang Baik.
Para guru peserta SM3T melakukan beragam upaya untuk membentuk warga negara
yang baik sesuai dengan keyakinan mereka, baik di kelas lewat mata pelajaran yang
mereka ajarkan, khususnya PPKn, maupun program pembiasaan di lingkungan sekolah
serta di lingkungan masyarakat. Upaya yang mereka lakukan dalam rangka membentuk
warga negara yang baik dapat disajikan dalam tabel berikut:
No. Karakteristik Di kelas Di sekolah Di
Masyarakat
1 Kepedulian Ceramah, contoh dariPembiasaan, Les di
guru hidden Asrama,
curriculum pembiasaan,
2 Tanggung Jawab Ceramah Pembiasaan, Keteladanan,
keteladanan, Praktik
hidden langsung
3 Mandiri Ceramah, pemberianPembiasaan, Kunjungan ke
tugas, pembiasaan. keteladanan, Asrama guru.
hidden
4 Demokratis Ceramah, praktik Pembiasaan, Praktik
langsung, (misalnya keteladanan, langsung
hidden penentuan materi yang
curriculum akan diajarkan
atau kegiatan yang akan
dilakukan)
No. Karakteristik Di kelas Di sekolah Di
Masyarakat

11
5. Kritis Ceramah, praktikKeteladanan, Keteladanan
langsung. hidden dalam hidup
curriculum sehari-hari
6. Kesederhanaan Ceramah, keteladanan, Pembiasaan Keteladanan.
hidden curriculum

6.4. Hambatan Yang Dihadapi Dalam Membentuk Warga Negara


Yang Baik.
Dalam upaya pembentukan warga negara yang baik, para guru peserta SM3T
menghadapi sejumlah hambatan. Pertama, mereka dihadapkan pada kondisi sekolah
dengan keterbatasan sumber daya manusia (jumlah guru yang minim), sarana prasarana
(Ruang kelas, meja, kursi, papan tulis, buku paket), kultural (kebiasaan, mindset) yang
belum kondusif untuk pengembangan karakteristik warga negara yang baik. Kedua,
hambatan dari masyarakat.

Terjadi paradoks, di satu sisi mereka disambut bagaikan pahlawan, di sisi lain
ternyata tidak diimbangi dengan dukungan budaya akan pentingnya pembentukan
warga negara yang baik, dalam arti yang dituntut untuk mendukung kehidupan yang
demokratis, mandiri dan kritis. Bahkan ada salah satu sekolah yang mendukung kepala
sekolahnya untuk tetap tinggal di kota, sementara para guru secara bergantian
mengunjungi kepala sekolah ke kota untuk mengomunikasikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan sekolah. Alasan yang mereka kemukakan justru lebih efektif
terkait dengan urusan birokrasi. Sedangkan hambatan dari diri pribadi, yang bersifat
personal, baik dari para guru maupun para siswa.

6.5. Upaya Yang Dilakukan


Menyadari bahwa tidak mungkin mereka bisa mengatasi hambatan yang begitu
besar, para guru peserta SM3T merangkul semua pemangku kepentingan untuk mencari
solusi. Contoh nyata, dengan keberadaan para guru peserta SM3T, banyak guru PNS
yang semula enggan datang ke sekolah (bahkan ada yang dua bulan tidak hadir),
menjadi sering hadir di sekolah. Beberapa guru peserta SM3T bahkan harus mengajar
rangkap kelas dan rangkap sekolah. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang bahu-

12
membahu dengan masyarakat untuk membuat ruang kelas agar kegiatan belajar
mengajar menjadi kondusif.

BAB III
PENUTUP
7.1. KESIMPULAN
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia, melalui
mata pelajaran ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik untuk lebih
mencintai bangsa dan negara Indonesia ini. PKn meliputi pokok bahasan pengantar
PKn, Hak dan Kewajiban warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara,
demokrasi Indonesia, hak asasi manusi, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik
dan stategi nasional. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia
yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai
calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

13
DAFTAR PUSTAKA

2011 irfanramadhan4, work press “Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


https://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan
pegertian/#:~:text=Pendidikan%20kewarganegaraan%20adalah%20pendidikan%20ya
ng,dari%20apa%20yang%20di%20harapkan.

2008-2021 researchgate GmbH, All Rights Reserved “ Pengetahuan Kewarganegaran


( Civic Knowledge )
“https://www.researchgate.net/publication/341903512_PENGUATAN_PENGETAHUA
N_KEWARGANEGARAAN_CIVIC_KNOWLEDGE_DALAM_MENINGKATKAN_KES
ADARAN_HUKUM_MAHASISWA

2007, Murdiono “ Keterampilan Warga Negara ( Civic Skills )”


https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/21016

14

Anda mungkin juga menyukai