KOMPONEN-KOMPONEN PKN
i
6.2. Deskripsi Tentang Karakteristik Yang Perlu Dimiliki Untuk Menjadi Warga
Negara Yang Baik. .......................................................................... 11
6.3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Membentuk Warga Negara
Yang Baik ...... ................................................................................ 12
6.4. Hambatan Yang Dihadapi Dalam Membentuk Warga Negara
Yang Baik. ..... ................................................................................ 12
6.5. Upaya Yang Dilakukan ................................................................... 13
BAB III PENUTUP
7.1. Kesimpulan ..... ................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,yang senantiasa
melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah yabg berjudul “ Komponen-Komponen PKN “. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PKN Di SD.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa hakikat Pendidikan Kewarnegaraan ?
2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Kewarnegaraan ?
3. Apa tujuan dari Pendidikan Kewarnegaraan ?
4. Apa saja ruang lingkup Pendidikan Kewarnegaraan itu ?
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Kewarnegaran
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Kerr, citizenship or civics education is construed broadly to encompass the
preparation of young people for their roles and responsibilities as citizens and, in
particular, the role of education (through schooling, teaching, and learning ) in that
preparatory process. (Winataputra dan Budimansyah, 2007: 4)
3
Pendapat lain, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan
antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi
warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Somantri, 2001: 154)
4
1999; Winarno, 2014). Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan
dengan apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara (Branson (1998: 16). Wahab
(2008 : 62) mengatakan bahwa “...kewarganegaraan yang dikembangkan haruslah
mengandung pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai, dan disposisi yang idealnya dimiliki
warga negara”. Jika warga negara sudah tercerdaskan dalam aspek-aspek tersebut, maka
tujuan PKn sudah dapat dikatakan berhasil.
Civic knowledge “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya
diketahui oleh warga negara” (Branson, 1999: 8). Aspek ini menyangkut kemampuan
akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum
dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
bidang kajian multidisipliner.
A. Politik :
a. Manusia sebagai zoon politikon (makhluk sosial)
b. Proses terbentuknya masyarakat politik
c. Proses terbentuknya bangsa
d. Asal usul negara
e. Unsur-unsur negara, tujuan negara, dan bentuk-bentuk negar
5
f. Kewarganegaraan
g. Lembaga politik
h. Model-model sistem politik
i. Lembaga-lembaga Negara
j. Demokrasi Pancasila
k. Globalisasi
B. Hukum :
a. Rule of law (Negara Hukum)
b. Konstitusi; c. Sistem hukum
c. Sumber hukum
d. Subyek hukum, obyek hukum, peristiwa hukum, dan sanksi hukum;
e. Pembidangan hukum
f. Proses hukum
g. Peradilan
C. Moral :
a. Pengertian nilai, norma, dan moral
b. Hubungan antara nilai, norma dan moral
c. Sumber-sumber ajaran moral
d. Norma-norma dalam masyarakat
e. Implementasi nilai-nilai moral Pancasila.
6
C. KETERAMPILAN KEWARGANAGARAAN
( CIVIC SKILLS )
“If citizens are to exercise their rights and discharge their responsibilities as
members of self-governing communities, they not only need to acquire a body of
knowledge such as that embodied in the five organizing questions just described, they
also need to acquire relevant intellectual and participatory skill”.
7
Kecakapan berinteraksi (interacting) berkaitan dengan kecakapan-kecakapan
warga Negara dalam berkomunikasi (bertanya, menjawab, dan berunding dengan
santun) dan bekerja sama denga orang lain. Kemapuan berinteraksi meliputi
kemampuan berikut :
a) Mendengarkan dengan penuh perhatian
b) Bertanya dengan efektif
c) Mengutarakan pikiran dan perasaan
d) Melalui konflik melalui mediasi, kompromi dan kesepakatan.
a) Membuat petisi
b) Berbicara di depan umum
c) Bersaksi di depan badan-badan publik
d) Terlibat dalam kelompok advokasi
e) Membangun aliansi
f) Memberikan suara
Voting merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai alat dalam rangka
mempengaruhi jalannya kehidupan politik dan kebijakan politik. Selain voting, cara
lainnya adalah mengajukan petisi (permintaan secara tertulis yang ditandan tangani oleh
lebih dari seorang kepada pemegang otoritas untuk melakukan sesuatu), berpidato, atau
menunjukkan kebolehan di depan anggota-anggota badan publik, bergabung dengan
kelompok-kelompok advokasi (kelompok tindakan memperjuangkan masyarakat) dan
membentuk koalisi-koalisi. Seperti kecakapan-kecakapan interaksi dan memonitor,
kecakapan memengaruhi dapat dan seyogyanya dikembangkan secara sistematik
8
4.3. Isi Civic Skills Dalam PKN
A. Ada 2 isi dari civic skills, yaitu intellectual skills dan participatory skills.
1) Kecakapan intelektual (intellectual skills)
2) Mengidentifikasi (identifying) / menandai menunjukkan
3) Menggambarkan (describing) / memberikan ilustrasi atau uraian
4) Menjelaskan (explaining) / mengklarifikasi atau menafsirkan
5) Menganalisis (analyzing)
6) Menilai (evaluating) / mengevaluasi pendapat atau posisi
7) Mengambil dan mempertahankan posisi atas suatu isu (taking and defending
positions on public issue)
8) Kecakapan partisipatoris (participatory skills)
9) Berinteraksi (interacting) termasuk berkomunikasi terhadap obyek yang
berkaitan dengan masalah-masalah publik
10) Memantau (monitoring) masalah politik dan pemerintah terutama dalam
penangan persoala-persoalan publik
11) Memengaruhi (influencing) proses politik pemerintah baik secara formal
maupun informal
9
5.2. Ciri-Ciri Civic Dispositions
A. Ciri-ciri Watak Kewarganegaraan ( Civic Dispositions ) :
10
6.2. Deskripsi Tentang Karakteristik Yang Perlu Dimiliki Untuk
Menjadi Warga Negara Yang Baik.
Peneliti juga mengungkap data tentang urgensi pengembangan ciri-ciri warga negara
yang baik di lokasi tempat mereka mengajar selama mengikuti program SM3T.
Instrumen yang kami gunakan merupakan elaborasi dari keenam ciri warga negara yang
baik, sebagaimana dikemukakan di muka. Berdasarkan jawaban atas angket yang
peneliti bagikan dapat dirangkum data tentang karakteristik sebagai prasyarat untuk
menjadi warga negara yang baik yang perlu dikembangkan sebagai berikut.
6.3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Membentuk Warga Negara
Yang Baik.
Para guru peserta SM3T melakukan beragam upaya untuk membentuk warga negara
yang baik sesuai dengan keyakinan mereka, baik di kelas lewat mata pelajaran yang
mereka ajarkan, khususnya PPKn, maupun program pembiasaan di lingkungan sekolah
serta di lingkungan masyarakat. Upaya yang mereka lakukan dalam rangka membentuk
warga negara yang baik dapat disajikan dalam tabel berikut:
No. Karakteristik Di kelas Di sekolah Di
Masyarakat
1 Kepedulian Ceramah, contoh dariPembiasaan, Les di
guru hidden Asrama,
curriculum pembiasaan,
2 Tanggung Jawab Ceramah Pembiasaan, Keteladanan,
keteladanan, Praktik
hidden langsung
3 Mandiri Ceramah, pemberianPembiasaan, Kunjungan ke
tugas, pembiasaan. keteladanan, Asrama guru.
hidden
4 Demokratis Ceramah, praktik Pembiasaan, Praktik
langsung, (misalnya keteladanan, langsung
hidden penentuan materi yang
curriculum akan diajarkan
atau kegiatan yang akan
dilakukan)
No. Karakteristik Di kelas Di sekolah Di
Masyarakat
11
5. Kritis Ceramah, praktikKeteladanan, Keteladanan
langsung. hidden dalam hidup
curriculum sehari-hari
6. Kesederhanaan Ceramah, keteladanan, Pembiasaan Keteladanan.
hidden curriculum
Terjadi paradoks, di satu sisi mereka disambut bagaikan pahlawan, di sisi lain
ternyata tidak diimbangi dengan dukungan budaya akan pentingnya pembentukan
warga negara yang baik, dalam arti yang dituntut untuk mendukung kehidupan yang
demokratis, mandiri dan kritis. Bahkan ada salah satu sekolah yang mendukung kepala
sekolahnya untuk tetap tinggal di kota, sementara para guru secara bergantian
mengunjungi kepala sekolah ke kota untuk mengomunikasikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan sekolah. Alasan yang mereka kemukakan justru lebih efektif
terkait dengan urusan birokrasi. Sedangkan hambatan dari diri pribadi, yang bersifat
personal, baik dari para guru maupun para siswa.
12
membahu dengan masyarakat untuk membuat ruang kelas agar kegiatan belajar
mengajar menjadi kondusif.
BAB III
PENUTUP
7.1. KESIMPULAN
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia, melalui
mata pelajaran ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik untuk lebih
mencintai bangsa dan negara Indonesia ini. PKn meliputi pokok bahasan pengantar
PKn, Hak dan Kewajiban warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara,
demokrasi Indonesia, hak asasi manusi, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik
dan stategi nasional. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia
yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai
calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
13
DAFTAR PUSTAKA
14