Latar belakang
Manusia dan pendidikan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan. Dimanapun manusia itu berada, dipastikan akan butuh dengan
pendidikan, hal ini disebabkan karena fungsi utama dari pendidikan adalah
mengembangkan seluruh potensi manusia yang ada kearah yang lebih baik atau
kearah yang menjadi cita-cita manusia. Karenanya dapat dipastikan pendidikan tidak
akan berjalan tanpa kehadiran manusia. Dalam pendidikan, manusia berpean sebagai
subjek sekaligus objek pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat manusia?
2. Bagaimana prinsip antropologis keharusan dan kemungkinan pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sebagai humanisasi?
C. Pembahasan
a. Hakikat Manusia
Menurut Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang
terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya
berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan
bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative
Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME.
Adapun secara filosofis penolakan terhadap teori Evolusionisme antara lain didasarkan
kepada empat argument berikut ini:
1. Argumen Ontologis: Semua manusia memiliki ide tentang Tuhan.
2. Argumen Kosmologis: Segala sesuatu yang ada mesti mempunyai suatu sebab.
3. Argumen Teleologis: Segala sesuatu memiliki tujuan.
4. Argumen Moral: Dasar, sumber dan tujuan moralitas itu adalah Tuhan.
Menurut E.F. Schumacher (1980), manusia adalah kesatuan dari yang bersifat badani
dan rohani yang secara principal berbeda daripada benda, tumbuhan, hewan, maupun Tuhan.
Sejalan dengan ini Abdurahman Sholih Abdullah (1991) menegaskan: meski manusia
merupakan paduan unsure yang berbeda, ruh dan badan, namun ia merupakan pribadi yang
integral.
3. Individualitas/Personalitas
Manusia adalah individu atau pribadi, artinya manusia satu kesatuan yang tidak dapat
dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan
subjek yang otonom.
4. Sosialitas
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1985). Terdapat 3 jenis wujud kebudayaan, yaitu
(1) sebagai kompleks dari ide-ide, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, noma-norma, peraturan-
peraturan,dsb.
(2) sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam bermasyarakat, dan
(3) sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Kebudayaan memiliki nilai positif bagi kemungkinan eksistensi manusia, namun demikian
perlu dipahami pula bahwa apabila manusia kurang bijaksana dalam mengembangkan
dan/atau menggunakannya, maka kebudayaan pun dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan
yang mengancam eksistensi manusia.
6. Moralitas
Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia memiliki kata hati yang dapat
membedakan antara baik dan jahat. Adapun kebebasan untuk bertindak/berbuat itu selalu
berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya.
7. Keberagaman
8. Historisitas
9. Komunikasi/Interaksi
Dalam rangka mencapai tujuan hidpunya, manusia berinteraksi atau berkomunikasi.
Komunikasi ini dilakukannya baik secara vertikal yaitu dengan Tuhannya maupun secara
horizontal yaitu dengan alam dan sesame manusia serta budayanya dan bahkan dengan
dirinya sendiri.
10. Dinamika
Dinamika mempunyai arah horizontal (ke arah sesama dan dunia) maupun arah
transedental (Kearah yang Mutlak). Adapun dinamika itu adalah untuk penyempurnaan diri
baik dalam hubungannya dengan sesame, dunia dan Tuhan.
1. Prinsip Historisitas
Manusia berada dalam perjalanan hidup dan dalam perkembangan dan pengembangan
diri.
2. Prinsip Idealitas
Manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia ideal. Sosok ideal merupakan
gambaran manusia yang dicita-citakan atau yang seharusnya.
3. Prinsip Posibilitas/Aktualitas
Sebaik dan sekuat apapun upaya yang di berikan pihak lain (pendidik) kepada seseorang
(peserta didik) untuk membatunya menjadi manusia, tetapi apabila seseorang tersebut tidak
mau mendidik diri, maka upaya bantuan tersebut tidak akan memberikan kontribusi bagi
kemungkinan seseorang tadi untuk menjadi manusia.
Menurut Immanuel Kant dalam teori pendidikannya, menyimpulkan manusia dapat menjadi
manusia hanya melalui pendidikan.
1. Prinsip Potensialitas
Manusia akan dapat didik karena ia memiliki potensi untuk menjadi manusia ideal.
2. Prinsip Dinamika
Manusia (peserta didik) meniliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Manusia (peserta
didik) selalu aktif baik dalam aspek fisiologis maupun spiritualnya. Karena itu dinamika
manusia mengimplikasikan bahwa ia akan dapat dididik.
3. Prinsip Individualitas
Manusia (peserta didik) adalah individu yang emmiliki kesendirian (subjektivitas), bebas
dan aktif berupaya untuk menjadi dirinya sendiri.
4. Prinsip Sosialitas
Pendidikan hakikatnya berlangsung dalam pergaulan (interaksi/komunikasi) antar sesama
manusia (pendidik dan peserta didik)
5. Prinsip Moralitas
Pendidikan bersifat normatif artinya dilaksanakan berdasarkan system norma dan nilai
tertentu. Manusia berdimensi moralitas, karena manusia mampu membedakan yang baik dan
yang jahat.
https://ferdiansyahsaedik.wordpress.com/2012/07/19/manusia-dan-pendidikan/
http://dokumen.tips/documents/hakikat-manusia-dan-pendidikan-56206c024caf6.html
http://islamiyyah.mywibes.com/hakekat%20manusia%20menurut%20alquran