Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN ANGGOTA


MASYARAKAT
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Ilmu-ilmu Sosial yang diampu
oleh Ibu Putri Mahanani, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Devintya Dita Sawitri (190151602748)
Putri Rohadatul Aisy (190151602493)
Reza Bernando Sinaga (190151602523)
Rumondang Mei Sandora S (190151602455)
Yasmin Mu’taz (190151602439)
Yohana (190151602413)
Zhafyra Firdausa Athallah H (190151602427)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MARET 2021
1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul
yang kami ambil dari makalah ini adalah “Kedudukan dan Peran Individu sebagai Pribadi dan
Anggota Masyarakat”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Ilmu-
Ilmu Sosial dan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan tim penyusun
sendiri. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami juga mengucapkan terima
kasih.

Malang, 15 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1 Kedudukan dan Peran Individu ................................................................................... 2
2.2 Pranata Sosial dan Hubungannya dengan Nilai dan Norma Sosial .......................... 8
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk hidup berkelompok atau dengan kata lain
manusia adalah makhluk sosial. Maksudnya selain sebagai individu, manusia juga
sebagai makhluk sosial. Bahan ajar unit-8 ini akan mengajak Anda untuk memahami
individu (manusia) sebagai anggota masyarakat dan bagaimana masyarakat terhimpun
menjadi kelompok sosial. Kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan mutlak,
sebab tanpa berkelompok individu tidak dapat hidup secara wajar.
Dalam kehidupan kelompok terjadi interaksi sosial baik antar individu, antar
kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Untuk menciptakan kehidupan
yang aman, tertib, dan sejahtera maka kelompok sosial menciptakan aturan atau norma-
norma. Individu sebagai anggota kelompok sosial, harus tunduk/mentaati norma-norma
yang berlaku di dalam masyarakat kelompoknya. Agar norma tetap dipatuhi oleh
warganya maka bagi pelanggar norma dikenai sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran
yang dilakukan oleh anggota masyarakat tersebut. Pemahaman tentang kedudukan diri
manusia ditengah-tengah manusia lain sangat bermanfaat bagi kita, lebih-lebih dengan
anak didik yang berasal dari keluarga dan latar belakang kehidupan yang beraneka
macam dan memiliki sistem nilai yang berbeda-beda pula.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat?
2. Apa status, peran, dan fungsi individu dalam masyarakat?
3. Bagaimana Pranata Sosial dan Hubungannya dengan Nilai dan Norma Sosial yang
ada di masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Manusia Sebagai Individu dan Sebagai Anggota Masyarakat
2. Untuk mengetahui status, peran, dan fungsi individu dalam masyarakat
3. Untuk mengetahui Pranata Sosial dan Hubungannya dengan Nilai dan Norma Sosial
yang ada di masyarakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan Peran Individu


a. Pengertian Individu
Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu berasal dari kata latin
: “individuum”, artinya “yang tak terbagi”. Jadi individu merupakan suatu sebutan yang
dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas (Abu Ahmadi,
1991;74). Untuk menyebut individu sering digunakan “orang seorang” atau “manusia
perseorangan”. Sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas
subsistem jasmani (fisik-bilogis) dan subsistem (mental-psikologis).
Ketika seorang anak lahir sampai usia kanak-kanak awal, ia belum mengenal siapa
dirinya. Melalui proses sosialisasi yang diawali di lingkungan keluarganya, anak mulai
mengenal siapa dirinya. Ia mulai mengenal tentang ’’aku’’ (self). Hal ini terus tumbuh
berkembang sampai seseorang terbentuk kepribadiannya secara utuh. Kepribadian adalah
keseluruhan prilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-
psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan. Yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental–psikologisnya, jika mendapat
rangsangan dan lingkungan (N. Sumaatmadja,1996:29).
Tumbuhnya individu menjadi manusia yang memilki kepribadian karena
dipengaruhi dua faktor, yakni faktor bembawaan dan faktor lingkungan. Faktor pembawa
yang dia miliki berupa potensi fisik-biologis dan potensi mental psikologis. Kedua potensi
ini dibawa seseorang sejak dia lahir. Faktor kedua yang juga memberikan pengaruh besar
bagi perkembangan pribadi seseorang adalah faktor lingkungan hidup manusia, baik
lingkungan sosial, lingkungan budaya, maupun lingkungan alam.
Ketika manusia sudah besar atau sudah dewasa pun, seseorang tidak bisa
mencukupi semua kebutuhan hidupnya oleh diri sendiri. Kebutuhannya akan makan,
pakaian, perumahan, dan sebagainya tidak akan mungkin bisa dipenuhi oleh dirinya
sendiri. Ia membutuhkan bantuan orang lain. Dengan kata lain, ada saling ketergantungan
antara sesama manusia ada saling hubungan dengan manusia lainnya. Disinilah letak
kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Jadi seorang manusia berkedudukan bukan
sebagai mahkluk individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial
manusia hidup dalam suatu masyarakat, baik dalam lingkungan masyarakat kecil maupun
masyarakat luas. Menurut Ralph Linton masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang
telah hidup dan berkerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
menganggap dari mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya seperti
bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman atau

2
arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi Individu itu adalah kondisi internal dari seorang
manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri
yaitu :

• Naluri mempertahankan kelangsungan hidup


• Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan
• Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan
Dalam realita kehidupan masyarakat baik individu maupun kelompok selalu terkait
satu dengan yang lain ketika terjadi interaksi sosial, karena itu peran setiap individu sangat
mempengaruhi komunitas di mana seseorang berada. Peran adalah kumpulan dari perilaku
yang secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang yang
menempati posisi sosial yang diraihnya ataupun diberikan dalam konteks hidup
bermasyarakat.
Ralph Linton berpendapat bahwa peranan (role) merupakan aspek dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Dengan demikian antara peranan dan
kedudukan keduanya tidak dapat dilepas pisahkan karena saling ketergantungan satu
dengan lainnya. Tidak ada peran tanpa kedudukan atau sebaliknya tidak ada kedudukan
tanpa peran. Setiap individu mempunyai serangkaian peran yang berasal dari berbagai pola
dalam pergaulan hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa peran menentukan apa yang
diperbuat bagi masyarakat dan apa yang bisa diharapkan dari masyarakat.
Menurut Ely Chinoy dalam Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pentingnya
peranan karena hal tersebut mengatur perilaku seseorang yang menyebabkan seseorang
pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga yang
bersangkutan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan komunitasnya. Hubungan-
hubungan sosial yang terjalin dalam masyarakat itulah mecerminkan adanya hubungan
antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.
Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan
menghendaki agar seorang pria bila berjalan dengan seorang wanita harus berada di sebelah
luar. Dari penjelasan tersebut maka dapat dipahami fungsi dan peran masing-masing
individu dalam lingkungan di dalamnya tidak terlepas dari eksistensinya dalam setiap
aktivitas yang dilakukannya baik dalam kehidupan pribadi maupun kelompok.
Berikut peranan dan fungsi individu :
1. Manusia sebagai Individu

Individu dalam bahasa Perancis berarti orang seorang. Kata ini mengacu pada
manusia atau satu orang manusia. "In-dividere" berarti makhluk individual yang tidak
dapat dibagi-bagi lagi. Kata sifatnya "individual", menunjuk pada satu orang dengan
ciri-ciri khas yang melekat pada dirinya dan sekaligus untuk membedakan dengan
masyarakat. Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan
kepadanya identitas khusus, disebut sebagai "kepribadian".

3
Banyak pakar yang memberikan pengertian tentang kepribadian. Dari beberapa
konsep atau pengertian tentang kepribadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian adalah ciri-ciri / karakteristik watak individu yang konsisten yang
berkenaan dengan sikap, keinginan, pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat,
berpikir, dan merasakan khususnya apabila individu itu berhubungan dengan orang lain
atau menanggapi suatu keadaan di lingkungannya. Kepribadian mempunyai
karakteristik yang konsisten dan mencirikan kepribadian secara normal. Karakteristik
kepribadian tersebut merupakan perpaduan antara bawaan atau warisan yang dibawa
sejak lahir dengan faktor lingkungan.
Faktor bawaan atau warisan yang dimiliki oleh individu maupun kondisi
lingkungannya tidaklah sama, sehingga tidak akan terjadi dua individu memiliki
kepribadian yang sama. Jadi setiap individu mempunyai kepribadian sendiri-sendiri
yang berbeda dengan kepribadian individu lain. Menurut Koentjaraningrat, unsur-unsur
kepribadian meliputi: (a) Pengetahuan, (b) Perasaan, (c) Dorongan Naluri. Uraian
secara panjang lebar ada dalam unit 8, oleh karena itu Anda dipersilahkan membaca
dan mempelajarinya dengan baik.

2. Individu dan Konteksnya dalam Masyarakat

Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu


lain yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari individu untuk
menjadi pribadi tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga oleh
kelompok sekitarnya. Dalam proses untuk menjadi pribadi, individu dituntut mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada. Lingkungan tersebut meliputi
lingkungan fisik dan non fisik (psikis).

3. Individu dan Kelompok Sosial

Kecenderungan manusia untuk hidup berkelompok sebenarnya bukanlah


sekedar suatu naluri atau keperluan yang diwariskan secara biologis semata-mata. Akan
tetapi dalam kenyataannya manusia berkumpul sampai batas-batas tertentu juga
menunjukkan adanya suatu ikatan sosial tertentu. Mereka berkumpul dan saling
berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar manusia merupakan suatu kebutuhan dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Individu yang satu pasti akan
membutuhkan individu yang lain, karena seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri
tanpa bantuan individu lain. Jadi kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan
mutlak. Maka timbullah kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan
manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama.
Menurut Soerjono Soekanto, suatu himpunan manusia dapat dikatakan
kelompok sosial apabila:
• Ada kesadaran dari setiap anggota bahwa ia merupakan bagian dari kelompok
yang bersangkutan
• Ada interaksi timbal balik antara anggota kelompok satu dengan anggota lainnya
4
• Ada sesuatu yang dimiliki bersama, misalnya: tujuan, cita-cita, idiologi, dan
kepentingan
• Berstruktur, berkaidah, dan memiliki pola perilaku
• Bersistem dan berproses
Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis,
tetapi dinamis, selalu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan baik dalam
aktivitas maupun bentuknya
4. Interaksi Sosial

Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan


sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok-
kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi
sosial dapat terjadi karena adanya komunikasi, jadi komunikasi di sini sangatlah
penting artinya. Komunikasi berarti seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang
lain baik berwujud pembicaraan, gerak, maupun sikap
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial, pengertian ini menunjukkan
pada hubungan-hubungan yang dinamis. Interaksi sosial juga merupakan kunci dari
semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama
Dengan demikian jelas sekali bahwa interaksi sosial itu sangat penting dalam
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam kehidupan di sekolah. Bentuk-bentuk
interaksi sosial dapat berupa: kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
pertikaian (conflict), dan akomodasi (accomodation)

5. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan telah
didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat. Perubahan yang terjadi tidak selalu
sama, ada yang lambat (evolusi) dan ada yang cepat (revolusi).
Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, kondisi baru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan masyarakat. Sebaliknya revolusi, perubahan yang terjadi dapat
direncanakan atau tanpa rencana.
Faktor-faktor yang mendasari terjadinya perubahan sosial bisa bersumber dari
dalam masyarakat (intern) dan bisa juga dari luar masyarakat (ekstern). Faktor-faktor
intern, antara lain:
• Perubahan jumlah penduduk;
• Penemuan baru;
• Pertentangan (konflik) social;
• Pembrontakan atau revolusi.

5
Adapun faktor-faktor ekstern dapat disebabkan oleh lingkungan fisik yang ada
di sekitar manusia, misalnya: bencana alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perkembangan komunikasi, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mendorong proses perubahan antara lain:

• Kontak dengan kebudayaan lain,


• Kemajuan pendidikan,
• Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju,
• Sistem terbuka lapisan masyarakat,
• Penduduk yang heterogen,
• Ketidakpuasan masyarakat terhadap aspek-aspek kehidupan,
• Nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
Selain faktor- faktor yang mendorong, ada juga faktor-faktor yang
menghambat yaitu:

• Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain,


• Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat,
• Sikap masyarakat yang sangat tradisional,
• Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat,
• Rasa takut akan terjadinya perubahan kebudayaannya,
• Sikap tertutup terhadap hal-hal baru / asing,
• Adat atau kebiasaan,
• Hambatan- hambatan yang bersifat idiologis,
• Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak dapat diperbaiki.

b. Pengertian Kedudukan (Masyarakat)


Unsur berikutnya dari masyarakat itu ialah bahwa orang-orang ada di dalamnya
hidup bersama dan dalam waktu yang cukup lama. Dalam kebersamaan yang lama itu
terjdi pula didalamnya proses sosial atau interaksi sosial. Selanjutnya, orang-orang
yang membentuk masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu
kesatuan. Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama, dimana mereka
menciptkan nilai, norma, dan kebudayaan bagi kehidupan mereka.
Di bawah ini gambaran lengkap tentang masyarakat, menurut Anderson dan
Parker mengemukakan ciri-ciri suatu masyarakat :

• Adanya sejumlah orang;


• Tingal dalam suatu daerah tertentu;
• Mengadakan atau mempunyai hubungan yang tetap/teratur satu sama lain
• Sebagai akibat hubungan ini membentuk satu sistem hubungan antarmanusia;
• Mereka terlibat karena memiliki kepentingan bersama;
• Mempunyai tujuan bersama dan bekerja sama

6
• Mengadakan ikatan /berdasarkan unsur-unsur sebelumnya
• Berdasarkan pengalaman ini, akhirnya mereka mempunyai solidaritas dan
perasaan berbagi rasa
• Sadar akan saling ketergantungan satu sama lain
• Berdasarkan sistem yang terbentuk, dengan sendirinya membentuk norma-
norma.
• Berdasarkan unsur-unsur diatas akhirnya membentuk kebudayaan bersama
melalui hubungan antar manusia.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan
kumpulan individu-individu yang telah cukup lama bergaul mengikuti tata cara yang
sama sehingga merupakan satu kesatuan. Yang dapat disebut masyarakat yaitu jumlah
minimal anggota suatu masyrakat itu dua orang, sedangkan jumlah maksimal tidak
terbatas. Oleh karena itu dalam pengertian sosiologi, naik keluarga maupun keluarga
besar dapt juga disebut masyarakat. Orang-orang dalam satu kampung atau satu desa
yang khas dapat disebut sebagai masyarakat kampung atau masyarakat desa. Istilah
masyarakat dapat juga digunakan untuk menyebut masyarakat yang berdasarkan suku,
misalnya masyarakat Jawa, masyarakat Sunda, masyarakt Bali, masyarakat Batak, dan
sebagainya; atau juga untuk menyebut masyarakat dari suatu negara, misalnya
masyarakat Indonesia, masyarakat Malaysia, dan sebagainya.
Status adalah jenjang atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau dari satu
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Adapun peran diartikan sebagai
suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi atau tugas seseorang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa status dan peran merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Status menunjuk pada siapa orangnya, sedangkan peran menunjukkan apa
yang dilakukan oleh orang itu.
Menurut S. Bellen, ada beberapa jenis status dan peran sosial dalam masyarakat, yaitu:
1. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam
kenyataan (actual roles)
2. Peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved roles)
3. Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles)
4. Peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah
Dalam hubungan antara individu dengan masyarakat sangat erat dan saling
mempengaruhi serta saling tergantung. Masyarakat ada karena ada individu-individu yang
membentuknya. Sebaliknya, individu tidak mungkin bisa hidup tanpa ada masyarkat yang
mendukungnya. Individu berkembang pribadinya karena dipengaruhi oleh lingkungan
sosial, yakni lingkungan masyarakatnya sebaliknya, ada individu-individu tertentu yang
juga bisa mempengaruhi terhadap kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, BJ. Habibie
(Presiden RI). Adalah seorang individu yang mempunyai pengaruh sangat besar bagi
masyarakat lingkungannya, termasuk pada seluruh masyarakat indonesia.

7
Dalam hubungan antara individu dan masyarakat siapakah yang harus diutamakan
atau dipentingkan. Dalam kaitan ini ada beberapa faham yang berbeda yang membahasnya.
Faham liberalitas yang banyak dianut oleh negara-negara barat, memandang bahwa
kepentingan individulah yang harus didahulukan atau diutamakan, karena setiap individu
memiliki hak-hak asas yang perlu dijunjung tinggi. Kepentingan bersama masyarakat tidak
boleh mengganggu atau mengesampingkan hak-hak individu. Setiap individu diberikan
kesempatan untuk melaksanakan hak-haknya seluas-luasnya. Persaingan antara individu
dilakukkan secara bebas tanpa batas. Oleh karena itu ada kecenderungan bahwa pihak yang
kuat yang akan selalu menang dan pihak yang kuat bisa menindas terhadap pihak yang
lemah.
Bertentangan dengan faham di atas ialah faham komunisme dan sosialisme yang
menyatakan bahwa kepentingan masyarakat yang harus diutamkan. Sedangkan
kepentingan atau hak-hak individu bisa diabaikan. Dlam pandangan ini, masyarakatlah
yang dianggap segala-galanya, sehingga individu-individu tidak begitu dianggap berarti,
hanya sebagai alat saja dari mesin raksasa masyarakat.
Dalam kaitannya dengan hubungan antara individu dan masyarakat, faham
manakah yang dianut oleh bangsa Indonesia, apakah menganut komunisme/sosiallisme
ataukah mengikuti liberalisme. Bangsa Indonesia tidak menganut kedua faham tersebut,
melainkan memiliki pandangan sendiri, yakni pandangan pancasila. Falsafah Pancasila
tidak mengambil salah satunya dan tidak pula memadukannya. Pancasila memandang
bahwa perlu ada keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam hubungan antara
individu dijamin dan dihargai, tetapi tidak boleh sampai mengesampingkan kepentingan
masyarakat. Dalam pandangan Pancasila, hubungan yang selaras, serasi dan seimbang
antara individu dan masyarakat itu harus dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.

2.2 Pranata Sosial dan Hubungannya dengan Nilai dan Norma Sosial
Pranata sosial berasal dari istilah inggris social institution. Istilah sosial
institution ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di
indonesia, ada yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (selo soemarjan
dan soemardi, 1964; soerjono soekanto, 1982), lembaga sosial (abdul Syani, 1994),
pranata sosial (Koentjaraningrat, 1985), dan bangunan sosial. Istilah yang akan
digunakan disini adalah pranata sosial, karena social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Pranata sosial dalam pengertian sosial ilmu sosial tidaklah sama persis dengan
istilah lembaga dalam arti wadah atau badan. Pranata sosial pada dasar bermula dari
adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Pemenuhan-pemenuhan
kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan sehingga akhirnya diperlukan adanya
norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut. Norma-norma tersebut akhirnya
berkembang menjadi pranata sosial, yang ada dasarnya diciptakan untuk memeuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia itu.

8
Manusia juga memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan tuhannya, maka
lahirlah pranata agama. Pranata-pranata yang ada di bidang agama ini misalnya mesjid,
jagad, wakaf, gereja dan sebagainnya kebutuhan manusia lainnya, misalnya di bidang
pendididkan, maka melahirkan pranata pendidikan yang dapat berwujud dalam bentuk
sekolah dasar, sekolah lanjutan, sekolah menengah unuversitas, pondok pesantren.
Madrasah dan sebagainya. Kebutuhan untuk mendapatkan dan mendistribusikan
barang (sandang, pangan, jasa, dll) merupakan dasar bagi lahirnya pranata ekonomi.
Kebutuhan di bidang politik akan melahirkan pranata politik yang berkaitan dengan
pengaturn penggunaan kekuasaan. Pranata politik ini akan berkaitan dengan pranata
negara, pemerintah, parlemen, desa dan sebagainya. Dari urutan diatas, anda dapat
menemukan beberapa contoh pranata sosial, misalnya : pranata keluarga, pranata
agama, pranata ekonomi, pranta pendidikn, pranata politik, dan sebagainya. Banyaknya
pranata sosial dalam masyarakat tergantung dari kompleksitas masyarakat itu. Semakin
kompleks suatu masyarakat, maka semakin banyak kebutuhannya. Dan berarti semakin
banyak pula pranata sosialnya.
Pranata-pranata sosial yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi sebagai
berikut:
1. Memberikaan pedomaan pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadap masalah-masalah dalam
masyarakat yang bersangkutan.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (social control) yaitu sistem pengawasan masyarakat
terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Menurut Hendropuspito, nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat
karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan hidup bersama. Hal-hal yang
dihargai masyarakat dapat berupa orang, benda, hewan, sikap, perbuatan, perilaku, cara
berfikir, dan pandangan. Nilai-nilai tersebut sifatnya masih abstrak, oleh karena itu harus
dijabarkan ke dalam hal-hal yang sifatnya lebih kongkrit, yang disebut dengan norma.
Menurut Th. L. Vanhoeven, dalam bahasa Latin, norma berasal dari kata "normalis" yang
berarti: menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman. Dengan demikian norma juga
berarti kaidah (patokan, standar, ukuran). Norma-norma yang ada dalam masyarakat
mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda.
Himpunan norma atau kaidah itu disebut pranata sosial. Jadi yang dimaksud dengan
pranata sosial adalah himpunan kaidah atau norma yang bertujuan untuk menata atau
mengatur pola kelakuan warga masyarakat tertentu yang lahir dari hubungan-hubungan
sosial yang menyangkut kedudukan dan peran sosialnya dalam masyarakat.

9
D. Hendropuspito membagi pranata sosial berdasar fungsinya, yaitu:

• Pranata kekeluargaan (family institution);


• Pranata perekonomian (economic institution);
• Pranata pendidikan (educational institution);
• Pranata religi (religius institution);
• Pranata seni dan rekreasi (aesthetic and recreation institution);
• Pranata ilmiah (scientific institution).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masyarakat adalah, kelompok besar manusia yang relatif permanen, berinteraksi
secara permanen, menganut dan menjunjung suatu sistem nilai dan kebudayaan, dan self
supporting (memenuhi kebutuhan sendiri). Setiap individu memiliki kedudukan (status) dan
peran yang berbedabeda, setiap individu harus berperilaku dan berperan sesuai dengan
kedudukannya agar diterima dan diakui keberadaannya di dalam masyarakat. Di dalam
masyarakat berlaku sanksi, tujuannya adalah untuk menjaga keutuhan, keseimbangan, dan
kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompoknya dapat tercapai. Ada beberapa jenis
peran di dalam masyarakat, antara lain:

• peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan
(actual roles),
• peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved roles),
• peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles)
• peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah.
Norma yang berlaku di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-
beda dari yang lemah sampai yang terkuat. Agar norma dipatuhi oleh anggota masyarakat,
maka bagi yag melanggar norma dikenai sanksi. Berat ringannya sanksi disesuaikan dengan
jenis pelanggarannya. Pranata sosial adalah, himpunan kaidah atau sistem norma yang
bertujuan menata atau mengatur pola kelakuan warga masyarakat tertentu yang lahir dari
interaksi sosial yang menyangkut kedudukan dan peran sosial yang berkaitan dengan
aktivitas masyarakat, khususnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mendasar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sumaatmadja, Nursid, dkk. 1997. Konsep Dasar IPS. Jakarta. Universitas Terbuka (diakses
pada, 15 Maret 2021)
Samlawi, Fakih dan Bunyamin Maftuh. Konsep Dasar IPS. Bandung (diakses pada, 15 Maret
2021)
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.uksw.edu/bitstr
eam/123456789/17162/2/T2_752015016_BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiPqYzIxrLvAh
V_7XMBHTP1AUYQFjAHegQIGRAC&usg=AOvVaw0Vbjrj6TNckQf-FCGZBddm
(diakses pada, 15 Maret 2021)
file:///C:/Users/WINDOWS%2010/Downloads/Documents/kajian_ips_8.pdf (diakses pada,
15 Maret 2021)

12

Anda mungkin juga menyukai