Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur

pada mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Kelompok 1 :

Zafira Hanifah Fitri : 1120001

Dinestia Fitri Cantika : 1120006

Anisa Afrianti : 1120015

Putri Ramadhani : 1120019

Isa Bela : 1120023

Dosen pembimbing :

Destuliadi,S.H.,M.H

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HK A)

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BUKITTINGGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan karunia, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik.

Shalawat dan salam semoga tetap mengalir deras pada pejuang kita yang
namanya populer dan berkibar di seluruh dunia, Nabi Muhammad SAW dengan
perjuangan beliaulah kita dapat berada dalam cahaya islam dan iman.

Selanjutnya pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, sehingga pemakalah
sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan dalam
penulisan makalah selanjutnya,

Akhirnya pemakalah berdo’a semoga makalah ini akan membawa manfaat


pada para pemakalah khususnya dan para pembaca umumnya.

Bonjo Alam,29 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I :

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A.Latar Belakang ........................................................................................ 1

B.Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C.Tujuan ..................................................................................................... 2

D.Metode Penelitian ................................................................................... 2

BAB II :

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL ......... 3

A.Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial ....................... 3

B.Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial ....................... 5

C.Dinamika Interaksi Sosial ...................................................................... 8

D.Dilema antara Kepentingan Individu dan Masyarakat ........................... 12

BAB II

PENUTUP .................................................................................................. 15

A.Kesimpulan .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik,


berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara individu, manusia ingin
memenuhi kebutuhannya masing – masing, ingin merealisasikan diri atau ingin
mampu mengembangkan potensi – potensinya masing – masing. Hal ini
merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati
dirinya masing – masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain
sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasnya.

Adapun hubungannya dengan manusia sebagai makhluk social adalah


bahwa dalam mengembangkan potensi – potensinya ini tidak akan terjadi secara
alamiah dengan sendirinya, ttapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia
lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa
adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa manusia hidup saling
ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individuan dan makhluk
social memiliki fungsi masing – masing dalam menjalankan perannya dalam
kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dari unit
terkecil dari kehidupan social atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk
sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat,manusia
merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya
masing – masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu
harus mengetahui dari peranannya masing – masing tersebut.

B.Rumusan Masalah

Beranjak dari latar belakang di atas maka pemakalah membatasi


pembahasan yang terangkum dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1
1.Apa defenisi hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?

2.Bagaimana peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk


sosial?

3.Apa itu diamika interaksi sosial?

4.Apa dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat?

C.Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui defenisi hakikat manusia sebagai makhluk individu dan


sosial
2. Mengetahui peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial
3. Mengetahui defenisi dinamika interaksi sosial
4. Mengetahui perberbedaan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.

D.Metode Penelitian

Penulisan malakah dilakukan dengan menggunakan metode membaca


beberapa buku dalam bentuk e- book dan juga mencari di berbagai sumber yang
ada di internet.

2
BAB II

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A.Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut :

1. Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa

2. Sifta kodrat terdiri atas makhluk individu dan social

3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.

1. Manusia sebagai makhluk individu

Individu berasal dari bahasa Latin yaitu Individuum yang berarti tidak
dapat dibagi. Kata individu merujuk pada perseorangan manusia.. Makna tak
dapat dibagi dalam konteks manusia ini merujuk pada unsur yang dimiliki oleh
manusia yaitu jiwa dan raga yang mana keduanya,tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya. Keduanya memiliki fungsi yang saling mendukung dan tidak
akan saling tumpang tindih karena keduanya memiliki peran masing -
masing.Secara biologis manusia lahir dengan kondisi fisik yang sempurna
sebagaimana penciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia memiliki ciri
fisik yang berbeda yang dengannya memudahkan untuk membedakan satu dengan
yang lainnya. Hal ini kemudian dikenal sebagai suatu ciri fisik yang khas yang
melekat pada manusia, oleh karena itu manusia disebut unik karena juga memiliki
perbedaan secara fisik dengan manusia lainnya.

Unsur penyusun diri manusia yaitu fisik atau disebut juga dengan raga
atau jasmani memiliki fungsi yaitu untuk membantu manusia melakukan
pekerjaan fisik atau melakukan aktivitas sehari-hari. Manusia berjalan, bekerja
bahkan tertawa dan kegiatan lainnya dijalankan oleh fisik manusia. Oleh karena
itu, unsur raga/jasmani/fisik ini memiliki peran yang cukup signifikan dalam
hidup manusia.Disamping itu manusia juga terdiri dari unsur jiwa atau disebut
juga sebagai unsur rohani atau psikis. Unsur ini termasuk didalamnya perasaan,

3
emosional, unsur relijius dan lain sebagainya. Unsur ini akan mempengaruhi
tindakan manusia dari dalam. Hal ini berarti tindakan manusia sangat berkorelasi
dengan kondisi jiwanya. Seseorang yang bertingkahlaku baik akan dihubungkan
dengan kondisi kejiwaan yang sehat, dan begitu pula sebaliknya tindakan
seseorang yang dinilai tidak baik akan dikaitkan dengan kondisi
kejiwaannya.Korelasi ini berkaitan dengan peran yang saling melengkapi antara
unsur jiwa dan unsur raga pada manusia. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan
dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
Kegiatan manusia tidak semata-mata digerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga
aspek rohaninya. Sehingga penting sekali bagi setiap manusia untuk memelihara
unsur jiwa dan raganya.

Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa


faktor,yaitu :

a. Pandangan nativistik yang menyatakan pertumbuhan ditentukan atas dasar


faktor individu sendiri.

b. Pandangan empiristik menyatakan pertumbuhan didasarkan atas faktor


lingkungan.

c. Pandangan konvergensi menyatakan pertumbuhan dipengaruhi atas dasa


individu dan lingkungan..

2. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Sebagai makhluk individu manusia juga tidak mampu hidup sendiri


artinya mansuia juga harus hidup bermasyarakat. Apakah yang mendasari
pemikiran bahwa manusia adalah makhluk sosial? Bagaimana cara
membuktikannya? Pertanyaan ini menjadi persoalan sering ditanyakan. Seorang
Filsuf kenamaan dari Yunani Kuno yaitu Aristoteles (384-322 SM) menyatakan
bahwa manusia adalah zoon politicon. Hal ini berarti manusia mempunyai naluri
untuk bergaul dengan manusia lainnya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai

4
makhluk sosial.Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan manusia yang selalu
membutuhkan bantuan orang lain.

Hakikat manusia sebagai makhluk social, berinteraksi dengan manusia lain


tercantum dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 22 sebagai berikut:

َ‫ت لِّ ۡل ٰعلِ ِم ۡين‬ َ ِ‫م َواَ ۡل َوانِ ُكمۡ‌ؕ اِ َّن فِ ۡى ٰذل‬aۡ‫اختِاَل فُ اَ ۡل ِسنَتِ ُك‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬ ۡ ‫ض َو‬ ُ ‫َو ِم ۡن ٰا ٰيتِ ٖه خَ ۡل‬
‫ق السَّمٰ ٰو ِ اۡل‬
ِ ‫ت َوا َ ۡر‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi,
perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui1.

Adapun yang menyebabkan manusia selalu bermasyarakat antara lain karena


adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia,misalnya :

1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makana dan minuman

2. Hasrat untuk membela diri

3. Hasrat untukmengadakan keturunan

Hal ini dinyatakan semenjak manusia lahir yang dinyatakan untuk mempunyai
dua keinginan pokok,yaitu :

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia disekelilingnya

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya

Dapat kita simpulkan bahwasannya manusia sebagai makhluk sosial


adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lainnya atau hidup
bermasyarakat. Manusia tidak mampu mewujudkan potensi atau kebutuhan
dirinya seorang diri. Manusia membutuhkan manusia lain untuk mencukupi
kebutuhannya.

1
Ahmad Muhammad Yusuf Ensiklopedia Tematis Ayat Al- qur’an dan Hadist, 2009(Jakarta, Widya
cahaya),Jilid 5 hal.419

5
B.Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

1. Peran Manusia sebagai Makhluk Individu

Dalam kehidupan sehari-hari manusia menjalankan dua peran sekaligus


yaitu menjadi manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk
sosial. Kondisi ini sejatinya tidak menimbulkan tumpang tindih malah sebaliknya
saling melengkapi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.Setiap individu
memiliki harkat dan martabat yang mulia dan harus dihormati. Berbagai
perbedaan yang melandasi hidup manusia seperti ras, agama, suku dan lain
sebagainya tidak lantas menghilangkan persamaan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu penghargaan atas harkat dan martabat manusia mutlak
diperlukan.Terkait dengan peran manusia sebaga imakhluk individu, hal ini sangat
berkorelasi dengan hasrat manusia untuk memenuhi
kebutuhan atau mengejar kebahagiaan sendiri.Kebutuhan manusia terdiri dari
kebutuhan jasmani dan rohani. Artinya kebutuhan untuk raga perlu diraih dan juga
kepuasan atau kebutuhan rohani juga diperlukan. Karenanya kepentingan manusia
untuk meraih hal-hal tersebut memunculkan sifat individualistik dalam diri
pribadi yang bersangkutan. Sifat individualisik dalam meraih apa yang menjadi
kebutuhan manusia menjadi hal yang positif dan baik terkait dengan konteks
peran manusia sebagai makhluk individu. Karena apabila manusia tidak bersifat
individualistic dalam mengejar apa yang menjadi kebutuhannya, maka niscaya
apa yang dicita-citakan tersebut mustahil untuk terwujud. Disampig itu, factor
pemenuhan atas kepentingan diri tersebut juga menjadikan individu saling
bersaing atau berkompetisi.
Berdasarkan uraian diatas, manusia sebagai makhluk indvidu berperan
untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Maka manusia akan terusberupaya untuk :
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat dirinya.
b. Berusaha mencukupi hak-hak dasarnya sebagai manusia
c. Berusaha mewujudkan potensi diri baik potensi jasmani maupun rohani

d. Memenuhi kebutuhan dan kepentinganpribadi demi kesejahteraan hidup.

6
Berdasarkan penjabaran pada empat poin diatas, maka manusia akan
berusaha untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Dan diperlukan sifat individualistik
agar kebutuhan tersebut dapat dicapai.Namun, meskipun demikian tak jarang kita
temui dalam proses pemenuhan akan kepentingan tersebut menjadikan sesorang
memiliki sifat individualistik yang menjadikannya egois dan apatis pada kondisi
sekitarnya. Seseorang dapat bersikap tak berempati, acuh, egois atau bahkan tak
mau membantu sesama karena khawatir tidak terpenuhi kebutuhannya.Disamping
itu, kondisi tersebut dapat menjurus pada timbulnya persaingan yang tidak sehat.
Akibatnya masyarakat akan menjadi tidak tertib, penuh konflik dan persaingan
serta saling memaksakan kehendak. Atau bahkan yang lebih dikhawatirkan lagi
kondisi ini dapat memicu timbulkan permusuhan atau perpecahan dalam
kehidupan bermasyarakat

2. Peran Manusia sebagai Makhluk Sosial


Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki peran lain disamping
menjadi manusia sebagai makhluk individu yaitu berperan menajdi manusia
sebagai makhluk sosial. Sejatinya manusia juga memiliki kodrat menjadi makhluk
sosial sebagaimana pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berarti manusia
akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak
akan mampu bertahan hidup sendirian didunia ini tanpa adanya bantuan dari
manusia lainnya. Kebutuhan manusia dapat terpenuhinya melalui adanya interaksi
sosial dengan manusia atau kelompok lainnya. Interaksi ini pada akhirnya akan
membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
Berbagai jenis kelompok sosial tumbuh dan berkembang seiring dengan
kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi. Bila kita mengingat kembali maka
akan kita temukan fakta tidak ada satupun hal didunia ini yang kita peroleh atau
berhasil dilakukan tanpa bantuan orang lain. Sejak manusia dilahirkan bahkan
sampai seseorang mengembuskan nafas terakhirnya tetap akan membutuhkan
bantuan manusia lainnya. Seperti halnya kegiatan yang kita lakukan sehari -hari
seperti makan, bekerja,bergaul, dan lain sebagainya.

7
Contoh diatas semakin mempertegas kedudukan manusia sebagai manusia
yang disebut Aristoteles sebagai zoon politicon. Semua hal yang didapatkan atau
berencana untuk diraih manusia dalam hidup akan membutuhkan bantuan manusia
lainnya. Ini menjadi fakta yang tak terbantahkan.Namun, bila kita melihat salah
satu film yang berjudul Tarzan, maka tidaklah sesuai dengan realitas kehidupan
manusia yang sesungguhnya. Dalam tayangan tersebut digambarkan bagaimana
seorang manusia dapat hidup sendirian ditengah hutan dengan hanya bertemankan
dengan hewan-hewan dan alam disekitarnya. Kondisi tersebut tentunya tidak
dapat kita temukan pada kehidupan nyata. Karena sejatinya tidak ada manusia
yang mampu bertahan hidup sendiri didunia ini tanpa melakukan interaksi dengan
manusia lainnya. Hal ini melanggar kodrat dan peran yang telah diberikan tuhan
kepada manusia yaitu menjadi makhluk sosial. Sehingga film tarzan tersebut dapat
kita anggap hanya sebagai bentuk hiburan semata, sekaligus menggambarkan
bagaimana ‘rumitnya’ hidup tanpa bantuan orang lain.

C.Dinamika Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang


dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat
simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya
diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap
namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses
penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut
disebut juga dengan interpretative process.

8
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok
terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama
dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu
informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang
disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber
Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi
jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik,
bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui
dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari
W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan
jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan
mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi
waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi
bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan
oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan
oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok
dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan
social.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling


melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian
interaksi adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi salaing mempengaruhi
antara individu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara
kelompok dengan dengan kelompok.

9
Gillin mengartikan bahwa interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan
sosial dimana yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok
antau antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut
interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut : jumlah pelakunya dua orang atau
lebih adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-
lambang adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang .

Interaksi social dapat dicirikan sebagai berikut:

1. Pelakunya lebih dari satu orang


2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak social
3. Adanya maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya maksud dan
tujuan tersebut
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.

Disebutkan diatas bahwa syarat adanya inetraksi tersebut yaitu adanya kontak
social. Kontak social (social contact)dimaknai juga sebagai bentuk
komunikasi.Kontak social berasal dari kata con catau cun (berarti bersama sama )
dan tango ( berarti menyentuh). Namun, kontak social ini tidak dapa hanya
diartikan secara sempit sebagai bersentuhan secara fisik namun juga dapat berupa
bicara lewat telpon,surat, media social dan lain sebagainya.

Kontak social bersifat dua yaitu :

1. Kontak primer, berupa kontak langsung seperti berjabat tangan, berbicara,


saling memeluk, tersenyum dan lain sebagainya.
2. Kontak sekunder, berupa kontak yang terjadi dengan bantuan perantara
seperti berbicara melalui telpon, berkomunikasi melalui media sosal dan
lain sebagainya.

Sedangkan komunikasai diartikan sebagai proses memberikan tafsiran pada


prilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak gerik, atau perasaan yang

10
ingin disampaikan oleh orang tersebut. Misalnya seseorang yang melambaikan
tangan ketika akan berpisah. Jadi, komunikasi berupa penafsiran terhadap
tindakan dan prilaku orang lain.

Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu :

1.Imitasi

Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Faktor imitasi mempunyai


peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya
adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah – kaidah
yang berlaku. Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan
bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi
saja.

2. Sugesti

Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau


sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul
ketika si penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat
bewrfikir rasional.

Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:

Orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti,
misalnya orang tua, ulama, dsb.Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari
pada yang disugesti.Kelompok mayoritas terhadap minoritas.

3.Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk


menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).

4.Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada
pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa
dalam keadaan orang lain.

11
5.Empati yaitu proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan
orang baik suka maupun duka.

6.Motivasi yaitu dorongan,rangsangan,pengaruh, aau stimulasi yang diberikan


individu lain sehingga orang yang diberikan motivasi melaksanakannya dengan
kritis,rasionla, dan tanggung jawab.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, interaksi dapat bersifat


asosiatif yaitu mengarah pada hal positif seperti kerjasama dan dapat juga
mengarah pada sifat hal negative seperti perikain dan perselisihan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa ineraksi social merupakan kunci dari


semua kehidupan social karena tanpa adanya interaksi social tidak mungkin
adanya kehidupan bersama, sedangkan manusia senantiasa membutuhkan orang
lain dalam segala segi kehidupannya.

D.Dilema Antara Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat

A. Problematika

Dilema antara kepentingan individu dan Masyarakat adalah pada yang di


hadapi setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus aku utamakan?
kepentingan saya selaku individu atau kepentingan masyarakat di tempat saya
hidup bersama?.

Persoalan mementingkan individu atau masyarakat ini memunculkan dua


pandangan yang saling bertolak belakang. yakni pandangan sosialisme dan
pndngan individualisme.

B. Solusi Pencegahan

Solusi ini bisa dilakukan agar kita bisameradakan dilema yang cukup
membuat kita serba salah untuk memilih kepentingan individu atau masyarakat
yang harus dilakukan. sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa orang
lain.

12
Solusinya adalah sebagai betikut:

* Bersikap bijaksana dan adil

* Menentukan kepentingan sesuai dengan setuasi dan kondisi yang di alami

* Memahami dan menerapkan konsep pancasila dan kehidupan sehari".

C. Soluai Mengatasi

Solusi mengatasi ini bisa kita lakukan pada saat kita sudah atau sedang
merasakan dilema antara memilih kepentingan individu dan masyarakat.

Solusi nya adalah sebagai berikut:

*Menenangkan pikiran dan mempelajari hal apa yang didilemakan

*Harus mementingkan kepentingan yang lebih mendesak

*Menyesuaikan kemamampuan yang dimiliki.

Setiap yang di sebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan individu dan
masyarakat. persoalan mengutamakan kepentingan individu dan masyarakat ini
memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahwa
idiologi yang di pegang oleh sesuatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal pada konsep dasar ontologism bahwa manusia


pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Pandangan individualism
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Beberapa
prinsip yang dikembangkan ideology liberalism yang dari kata liber adalah sebagi
berikut:

a.Penjaminan hak milik perorangan, yaitu hak pribadi tidak berlaku hak
milik berfungsi social

13
b. Mementingkan diri sendiri, yaitu membiarkan orang lain untuk
melakukan aktivitas.

c. Pemberian kebebesan pada individu

d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingan masing – masingnya.

2. Sosialisme

Paham ini di tokohi oleh robert owen dari inggris (1771-1858), lousi blanc,
dan proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakat yang di
utamakan. Hak individu timbul karena keanggotaan suatu komonitas atau
kelompok.

Pandang ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang


diutamakan, karena masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri
dimana individu – individu itu berada. Sosialisme merupakan mementingkan
masyarakat secara keseluruhan dan merupakan paham yang mengharapkan
terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari
penguasa individu atas hak milik dan alat – alat produksi.

14
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk social. Sebagai


individu, ia mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan
bertindak. Dari apa yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya,orang dapat
mengetahui pribadi seseoran. Sebagai makhluk individu, manusia ingin hidup
senang dan bahagia, dan menghindar dari segala yang menyusahkannya. Untuk itu
ia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun
kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada
dirinya.

Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu,seperti hak milik
atas suatu benta,hak menuntut ilmu,hak menikmati kesenangandan lain – lainnya.
Hak itu tidak boleh di ganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa
dialah yang berkuasa atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai
rasa aku. Kesadaran ini mendorongnya untuk bertindak sendiri, trlepas dari
pengaruh orang lain. Hidup sebagai makhluk individu semata – mata tidak
mungkin tanpa juga sebagai makhluk social. Manusia hanya dapat dengan dengan
sebaik – baiknya dan manusia hanya akan mempuyai arti apabila ia hidup
bersama – sama manusia lainnya di dalam masyarakat, tidak dapat dibayangkan
adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul
dengan sesame manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat
berkembang dengan wajar dan sempurna. Hal ini ternyata bahwa sejak lahir
sampai meninggal, manusia memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan
hidupnya. Bantuan ini tidak hanya bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani,
tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia sangat memerlukan kasih sayang,
pengertian,harga diri pengakuan dan tanggapan – tanggapan emosional yang
sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat. Inilah
kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk social. Tak

15
ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia
baru dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam
kesendiriannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muhammad Yusuf Ensiklopedia Tematis Ayat Al- qur’an dan Hadist,
2009(Jakarta, Widya cahaya),Jilid 5 hal 419

Mumtazirnur,MA.2019 Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Aceh :Lembaga Kajian


Konstitusi Indonesia

https://4gungseti4w4n-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/
4gungseti4w4n.wordpress.com/2011/03/24/dinamika-interaksi-sosial-dan-dilema-
kepentingan-individu-dan-sosial/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16013559527717&referrer=https%3A%2F

16
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2F4gungseti4w4n.wordpress.com%2F2011%2F03%2F24%2Fdinamika-
interaksi-sosial-dan-dilema-kepentingan-individu-dan-sosial%2F

17

Anda mungkin juga menyukai