Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING
Nastiti Edi Utami, S.Ag., M.M

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4
A.Mangumpara (1714290058)
Yunita Mega Silvia (1714290070)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmatNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami
membahas “Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial”.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memperdalam pemahaman arti penting manusia
sebagai individu dan makhluk sosial. Memahami peran penting setiap individu dalam
masyarakat.

Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. Sekiranya kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam membuat makalah
ini.

Jakarta, 27 September 2017

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 6
2.1 Individu dan Masyarakat............................................................. 6
2.2 Pengertian Masyarakat dan Ciri-cirinya ..................................... 9
2.3 Masyarakat Desa dan Kota ......................................................... 10
2.4 Masyarakat Sadar Resiko (Risk Society) ................................... 11
2.5 Interaksi Sosial dan Pelapisan Sosial .......................................... 11
2.6 Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat ...................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk individu yang unik, karena setiap manusia
berbeda dengan manusia lainnya. Setiap manusia ingin memenuhi kebutuhan hidup nya
masing-masing dan juga ingin menunjukan potensi diri mereka masing-masing. Hal ini
merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan potensi dirinya
masing-masing.

Dan hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah setiap manusia
membutuhkan individu lain untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Dan dapat
disimpulkan tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Setiap
individu-individu yang berkumpul dan hidup secara sosial dapat kita sebut sebagai masyarakat.
Dan dapat kita artikan masyarakat merupakan kelompok yang di dalamnya terdapat individu-
individu yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui
kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen.

Kesimpulan dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu merupakan
bagian terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial
adalah kumpulan individu-individu yang memiliki tujuan untuk hidup bersama. Di dalam
kehidupan bermasyarakat, setiap individu wajib menjalakan perannya. Untuk itu sekiranya
makalah ini dapat mengemukakan manusia sebgai makhluk individu dan makhluk sosial dan
semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi kepada pembaca.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
2. Bagaimana hubungan manusia dengan masyarakat?
3. Apa pengertian masyarakat dan ciri-cirinya?
4. Apa perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota?
5. Apa yang dimaksud masyarakat sadar resiko?
6. Bagaimana interaksi sosial pada masyarakat?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat memahami arti penting
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dan memahami peran setiap manusia
dalam masyarakat. Kita juga dapat belajar bagaimana interaksi sosial yang baik ditengah-
tengah masyarakat. Makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial Budaya
Dasar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INDIVIDU DAN MASYARAKAT

A. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individumm, artinya yang tak terbagi.
Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak
terbagi, atau suatu kesatuan.

Manusia dapat disebut makhluk individu jika memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dapat dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Bila seseorang hanya memiliki
beberapa unsur saja, maka dia tidak dikatakan sebagai individu. Karena manusia sebagai
makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada didalam diri individu tidak terbagi,
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas sendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Setiap anggota fisik manusia tidak ada yang persis sama, meskipun terlahir sebagai manusia
kembar. Perbedaaan yang dapat kita lihat dari masing-masing manusia terletak pada bentuk,
ukuran, sifat, dan lain-lain. Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik
atau biologisnya. Sifat, karakter, gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Dilihat dari sifat
atau karakternya, ada orang yang periang, sabar, cerewet dan lainnya.

Seseorang individu adalah perpaduan antara factor genotipe dan fenotipe. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa
individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang
dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi

6
sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok
sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Nursyid
Sumaatmadja (1996), menyatakan bahwa “kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu
yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.”

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor
bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Selain individu, kelompok sosial yang lebih besar, seperti keluarga, tetangga dan masyarakat,
memiliki ciri/karakter/kebiasaan yang berbeda-beda. Keluarga yang terbiasa dengan
demokratis dan religius akan berbeda dengan keluarga yang suasananya otoriter dan kurang
religius.

B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain, baik dirumah,
disekolah, dan di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
individu lain.

Manusia dikaitkan sebagai makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need)
untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga,
karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia.

Manusia berbeda dengan hewan. Hewan untuk mempertahankan hidupnya ia dibekali


dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas. Walaupun begitu manusia memiliki
potensi akal untuk mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang dimiliki manusia hanya
berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja,
manusia harus belajar dari manusia lainnya.

Cooley (1998: 154) memberi nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang
dipengaruhi oleh orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking-glasss self terbentuk melalui
tiga tahap. Tahap pertama, seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain

7
terhadapnya. Tahap kedua, seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain
terhadap penampilannya. Tahap ketiga, seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.

Untuk memahami pendapat Cooley di sini, disajikan suatu contoh. Seorang siswa yang
cenderung memperoleh nilai-nilai rendah dalam ujian semester maka para guru di sekolahnya
menganggapnya bodoh. Ia merasa pula karena ia dinilai bodoh, maka ia kurang dihargai para
gurunya. Karena merasa kurang dihargai, maka siswa tersebut menjadi murung. Jadi, di sini
perasaan diri sendiri seseorang merupakan pencerminan dari penilaian orang lain (looking-
glass self). Dalam kasus tersebut diatas pelecehan oleh guru ini ada dalam benak si siswa dan
mempengaruhi pandangannya mengenai dirinya sendiri, terlepeas dari soal apakah dalam
kenyataan para guru memang berperasaan demikian terhadapnya.

Apa yang terjadi bila seseorang tidak berinteraksi dengan manusia? Seseorang yang
tidak hidup dengan manusia lain tidak akan berinteraksi dengan orang lain. Menurut Mead,
setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalan
masyarakat. Sosialisasi adalah suatu proses dimana didalamnya terjadi pengambilan peranan
(role taking).

Menurut Mead tahap pertama (play stage), seseorang anak kecil mulai belajar
mengambil peranan orang-orang yang berada disekitarnya. Tahap kedua (game stage)
seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula
mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa dia berinteraksi. Pada
tahap ketiga sosialisasi seseorang dianggap telah mampu mengambil peranan-peranan yang
dijalankan orang lain dalam masyarakat mampu mengambil peranan generalized others.

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Berger
dan Luckmann (1967) mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi
sekunder mereka definisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang
telah disosialisasikan kedalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.

Dalam hubungan antar anggota dan kelompok masyarakat kita sering dihadapkan
dengan perbedaan-perbedaan misalnya, orang Jawa memiliki kebiasaan dan sifat-sifat yang
khas, berbeda dengan orang Sunda, Batak, Ambon, Padang, dan yang lain juga begitu.

8
Dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa
alasan, sebagai berikut:

1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.


2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.

C. Manusia Sebagai Makhluk Yang Berhubungan Dengan Lingkungan Hidup

Berkenaan hubungan antara manusia dengan alam, maka paling tidak ada tiga paham,
yaitu: (1) Paham Determinisme; (2) Paham Posibilisme; dan (3) Paham Optimisme Teknologi.

Orang-orang yang dapat dipandang sebagai tokoh paham determinisme itu antara lain
Charles Darwin, Fruederich Ratzel, dan Elsworth Huntington. Determinisme alam
menempatkan manusia sebagai makhluk yang tunduk pada alam. Menurut Charles Darwin
(1809-1882) dalam teori evolusinya, makhluk hidup (tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia)
secara dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Ratzel (1602) melihat bahwa populasi
manusia dengan perkembangan kebudayaan ditentukan oleh kondisi alam. Huntington
berpandangan bahwa iklim perkembangan kebudayaan manusia.

2.2 PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA

Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris “society”, sedangkan istilah komunitas dalam
bahasa Inggris “community”. Masyarakat sendiri memiliki arti yaitu individu-individu yang
berkumpul dan memiliki tujuan hidup bersama.

Ciri atau unsur masyarakat yaitu:

1. Kumpulan orang.
2. Sudah terbentuk dengan lama.
3. Sudah memiliki system social dan struktur sosial tersendiri.
4. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.

A. Pengertian Masyarakat Setempat atau Komunitas dan Ciri-Cirinya.

Dalam pengertian ini masyarakat setempat atau komunitas merupakan bagian


kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh
tempat. Jadi dapat disimpulkan masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial

9
yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu. Dalam pengertian ini, community
atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang
lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh tempat (territorial).

Prof. Dr. Soerjono Soekamto (1986), mengatakan bahwa istilah community dapat
diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah yang menunjuk pada warga-warga
sebuah desa, sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Dan dapat disimpulkan komunitas memiliki
2 unsur. Unsur pertama dari komunitas adalah adanya wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas
pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Unsur kedua dari komunitas adalah
perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan.

2.3 MASYARAKAT DESA DAN KOTA

Menurut Soerjono Soekamto (1986), masyarakat kota dan desa memiliki perhatian
yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan adalah
perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi lain diabaikan. Lain dengan
masyarakat kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya
juga sangat diperhatikan. Perbedaan yang paling terlihat antara masyarakat desa dan kota
adalah orang desa menilai makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan biologis,
sedangkan untuk masyarakat kota makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Profesi pekerjaan pada orang kota sudah sangat banyak macamnya (heterogen). Dari
sudut keahlian dapat disebut spesialisasi. Ada saling ketergantungan yang sangat tinggi antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lain karena perbedaan pekerjaan oleh Emile
Durkheim (1973: 63) disebut dengan solidaritas organis (organis solidarity).

Disisi lain masyarakat desa memiliki jenis pekerjaan yang sama (homogen), bertani,
berladang, atau nelayan. Ada saling ketergantungan yang sangat tinggi antara masyarakat
karena persamaan dalam bidang pekerjaan oleh Emile Durkheim disebut dengan solidaritas
mekanis (mechanic solidarity).

Ferdinand Tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan dua sebutan.


Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat di mana
anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lain. Masyarakat geselschaft atau
patembeyan adalah kelompok masyarakat di mana anggotanya memiliki ikatan yang kurang
kuat dan bersifat rasional. Gemainschaft sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan
geselschaft refleksi masyarakat kota.

10
2.4 MASYARAKAT SADAR RESIKO (RISK SOCIETY)

Masyarakat resiko adalah masyarakat yang seluruh sendi kehidupannya dibangun


diatas kesadaran akan resiko. Istilah ini muncul setelah manusia melewati modernitas. Beck
(2002) menjelaskan ada tiga lapisan bahaya yang dapat diidentifikasi dalam masyarakat resiko
dunia, sebagai berikut:

1. Krisis ekologi (ecological crises)


2. Krisis ekonomi global (global economical crises)
3. Resiko jaringan teroris transnasional (the risk of transnational terrorist networks)

Menurut Giddens ada 2 tipe resiko yaitu:

1. External risk (resiko dari alam)


2. Manufactured risk (resiko buatan atau pabrikan)

2.5 INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL

A. Interaksi Sosial

Adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling memengaruhi dalam pikiran


dan tindakan. Interaksi sosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa,
berjabat tangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau perkelahian
pun termasuk interaksi sosial.

Faktor yang pertama adalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai
makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain
yang positif bagi kita.

Faktor yang kedua yaitu sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu
menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu.

Faktor yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi berarti dorongan
untuk menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir
maupun batin.

Faktor yang keempat yaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang
lain atas dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya.

11
B. Bentuk-bentuk interaksi sosial

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:

1. Kerjasama (cooperation)
2. Persaingan (competition)
3. Pertentangan (conflict)

Menurut Gillin dan Gillin (1871-1958) ada dua macam proses sosial yang timbul akibat
adanya interaksi sosial. Proses Asosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus yaitu akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi contravention
dan pertentangan pertikaian.

B.1 Bentuk Interaksi Asosiatif

B.1.1 Kerja sama (cooperation)

Kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang sering terjadi
dimasyarakat pada umumnya. Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompoknya atau kelompok yang lainnya.

Ada tiga bentuk kerja sama yang biasa dilaksanakan yaitu:

 Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi atau
lebih mengenai pertukaran barang dan jasa.
 Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari
kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut.
 Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai pandangan
dan tujuan yang sama.

12
B.1.2 Akomodasi (accomodation)

Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan
dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan norma
yang berlaku dimasyarakat.

Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:

 Coercion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya suatu
paksaan.
 Compromise adalah salah satu bentuk akomodasi dimana pihak yang terlibat
perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan tersebut.
 Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang
berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
 Mediation cara untuk mencapai penyelesain dalam perselisihan dengan cara
menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
 Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak
yang berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama.
 Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya
toleransi dalam beribadah.
 Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan
mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya.
 Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.

13
B.2 Bentuk Interaksi Disosiatif

B.2.1 Persaingan (competition)

Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok
untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun kelompoknya dengan cara
menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekersan.

B.2.2 Kontravensi (contravention)

Kontraversi adalah perasaaan yang menggejolak yang ada pada diri seseorang yang
ditandai oleh adanya ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak sampai
menimbulkan pertentangan atau pertikaian.

B.2.3 Pertentangan (conflict)

Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang
berusaha utuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang
menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan.

2.6 STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Max Weber menjelaskan stratifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu:

1. Dimensi kekayaan
2. Dimensi kekuasaan
3. Dimensi prestise

Dimensi diatas membentuk formasi sosial tersendiri. Dimensi kekayaan membentuk


formasi yang disebut dengan kelas, dimensi kekuasaan membentuk partai, dan dimensi pretise
membentuk status. Lebih jauh Weber dalam Class, Status, Party menjelaskan bahwa sesuatu
disebut kelas apabila:

1. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan


sumber dalam kesempatan hidup mereka.
2. Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa
pemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
3. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.

14
Ketiga kondisi ini disebut dengan situasi kelas. Apabila sekelompok orang berada dalam
kondisi kelas yang sama, maka dinamakan kelas. Kelas bukanlah komunitas, ia hanya
merupakan dasar bagi tindakan komunal.

Dalam praktiknya, situasi kelas ditentukan oleh situasi pasar. Proses pertukaran dalam
pasar dapat menciptakan kesempatan kehidupan tertentu bagi mereka yang mempunyai
kompones material tertentu.

Jika kelompok kelas mengejar kepentingan ekonomi dalam transaksi pasar, maka
pembahasan partai berkaitan dengan pencapaian kekuasaan sosial. Dan untuk kelompok status
merupakan komunitas atau kelompok yang ditentukan oleh situasi status, yaitu setiap
komponen tipikal dari kehidupan manusia yang ditentukan oleh penilaian sosial baik positif
atau negatif.

Menurut Nas dan Sande, dimensi gaya hidup menyangkut lima kelompok:

 Dimensi Morfologis
Dimensi yang merujuk pada lingkungan dan aspek geografis.
 Hubungan sosial dan jaringan
Dibedakan dalam tiga bidang: Pengkapsulan, Segregasi, dan Isolasi.
 Penekanan Bidang Kehidupan (domain)
Seseorang dapat menekankan kehidupannya pada suatu bidang tertentu yang menjadi
prioritasnya.
 Makna Gaya Hidup (wordview)
Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang-bidang kehidupan.
 Dimensi Simbolis (style)
Simbol-simbol yang digunakan dalam hidupnya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia dapat disebut makhluk individu jika memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dapat dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Selain sebagai makhluk individu,
manusia adalah makhluk sosial. Dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain dan saling membutuhkan.

Manusia sebagai makhluk sosial dapat diartikan sebagai masyarakat. Masyarakat


sendiri memiliki arti yaitu individu-individu yang berkumpul dan memiliki tujuan hidup
bersama. Masyarakat dapat dibagi menjadi dua yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota.

Dan setelah manusia melewati masa modernitas, ada istilah masyarakat resiko muncul.
Yang memiliki arti masyarakat yang seluruh sendi kehidupannya dibangun diatas kesadaran
akan resiko. Setiap manusia juga memerlukan interaksi sosial, yaitu proses dimana orang-orang
berkomunikasi saling memengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Bentuk interaksi sosial
tersebut terbagi menjadi tiga bagian, kerja sama, persaingan, dan pertentangan.

3.2 Saran

Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran bahwa setiap manusia
hendaknya sadar bahwa selain menjadi makhluk individu mereka juga merupakan makhluk
sosial. Belajar untuk menghargai pendapat dan potensi individu lain. Setiap individu juga
diharapkan mampu menjadi penopang dalam kehidupan bermasyarakat. Karena setiap manusia
memiliki keunikan dan kepribadian masing-masing.

16
DAFTAR PUSTAKA

M Setiadi, Elly, Kama A. Hakam dan Ridwan Effendi. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Jakarta: Kencana

17

Anda mungkin juga menyukai