Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha ESA, atas
segala limpahan rahmat dan hidayat-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DAN SOSIAL sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Yiska Citra
DAFTAR ISI
1.1.Latar Belakang
1.3.Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial;
2. Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial;
3. Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.
1.4.Manfaat Penelitian
Banyak manfaat kita sebagai makhluk sosial seperti kita dapat saling
melengkapi, bahkan dapat bekerja sama, menjadi saling mengenal, saling
menghargai, saling bertolerasi. Dan semua itu menjadi hubungan timbal balik
sesame makhluk sosial. Dan sebagai makhluk sosial kita membutuhkan manusia
lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya yang minimal, yang
mengakui keberadaannya, dan dalam bentuknya yang maksimal- kelompok di mana
dia dapat bergantung kepadanya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat
hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Semua
itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.
BAB 2 PEMBAHASAN
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah
satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan.Individualitas
manusia tampak pada keinginan untuk selalu tumbuh berkembang sebagai sosok
pribadi yang khas atau berbeda dengan lain. Manusia secara perseorangan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut
sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam
diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya,
atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada
manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir,
ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang
individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga
memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
(faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan
interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan
teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor
bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-
menerus.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan
berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama
manusia. Seringkali pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku
yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya.
Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan
tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan
dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga
bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya
individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain
proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu
yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari indvidu untuk
menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga
didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
2.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan
masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling
pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa
manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan
yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu,
interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling
berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu
merupakan bentuk- bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih
dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari
dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa
adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial
adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah
satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap
dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
3. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan
orang
lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
1. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain
perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
2.3.3 Sosialisasi.
Bentuk-bentuk Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi
seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau
pendidikan berkesinambungan.
Pola-pola Sosialisasi
Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang
menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori
yabg merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku
baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.
Masyarakat dan Komunitas
Masyarakat Multikultural
Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk
mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang
berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu (banyak).
Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu berbeda-
beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu, konsep
multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari
multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun
agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan,
multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu
mereka adalah sama diruang publik.
Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara
dan Kehidupan Global Problematika yang muncul dari keragaman yaitu munculnya
berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan
adanya lima faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses
itu, yaitu: kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung
lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing. Realitas keragaman budaya
bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar
budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial,
oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam
keragaman yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan
keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat
dalam kebudayaan yang beraneka ragam.
2.4 Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
3.1.Kesimpulan
Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu,
ia mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak.
Dari apa yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui
pribadi seseorang. Sebagai makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan
bahagia, dan menghindar dari segala yang menyusahkan. Untuk itu ia berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani
yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.
Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu, seperti hak milik atas
sesuatu benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan lain-lainnya.
Hak itu tidak boleh diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa
dialah yang berkuasa atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa
aku. Kesadaran ini mendorongnya untuk bertindak sendiri, terlepas dari pengaruh
orang lain. Hidup sebagai makhluk individu semata-mata tidak mungkin tanpa juga
sebagai makhluk sosial. Manusia hanya dapat dengan sebaik-baiknya dan manusia
hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di
dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup
menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan sesama manusia lainnya.
Hanya dalam hidup bersama manusia dapat berkembang dengan wajar dan
sempurna. Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal, manusia
memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak
hanya bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan
rohani. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri,
pengakuan dan tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi
pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai
makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun yang dapat
mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru dapat disebut manusia
dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam kesendiriannya.
DAFTAR PUSTAKA