Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


“MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL”

Dosen Pengampu

Fildia Usma Yusuf


5210036

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, hidayahnya, kami telah mampu menyelesaiakan sebuah makalah yang berjudul
“Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya dasar.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk
suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka
setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu
kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terimakasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Tanah Datar, 10 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Hakikat Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial...........................................3


B. Fungsi dan Peran Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial............................6
C. Dinamika Interaksi Sosial………………………………..........................................9
D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat………………..

BAB III PENUTUP..........................................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya tidaklah bergantung pada diri sendiri. Setiap


tindakan yang akan di lakukan seorang manusia, pasti berhubungan dan
membutuhkan orang lain. manusia selain disebut sebagai makhluk individu, manusia
juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia dengan kodratnya sebagai makhluk
sosial, manusia tidak dapat hidup seorang diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan manusia lainnya.

Manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya sendiri,


melainkan manusia butuh tenaga dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya. Kita tidak bisa melakukan sesuatu seenaknya sendiri, karena di sekitar kita
juga ada orang lain yang pasti berhubungan dengan kita. Sering kita lihat dan kita
alami, bagaimana sulitnya kita menjalani hidup tanpa orang lain yang menemani,
anggap saja jika seseorang dikucilkan, maka ia akan terpuruk sendiri menyelesaikan
masalahnya tanpa ada yang membantu. Kemudian dapat berujung pada terganggunya
emosi dan psikisnya. Karena itu, betapa pentingnya peran orang lain di sekitar kita,
baik untuk fisik, rohani maupun psikis kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial?
2. Bagaimana fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial?
3. Bagaimana dinamika interaksi social?
4. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat?
C. Tujuan
1. Memahami hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Menjelaskan fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial
3. Menjelaskan dinamika interaksi social
4. Membedakan dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial


1. Hakikat Manusia sebagai Individu
Dalam bahasa Latin individu berasal dari kata individuum, artinya tak terbagi.
Dalam bahasa Inggris Individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Namun individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan (Setiadi dkk, 2008).

Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia “perseorangan” atau “orang seorang” yang memiliki keunikan. Setiap
manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang
memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. Setiap anggota fisik manusia tidak ada
yang persis sama, meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia kembar (Setiadi dkk,
2008).

Manusia secara individu dapat diartikan makhluk individu yang memiliki


kesatuan antara jiwa dan raga, dan secara aktivitasnya adalah satu kesatuan. Dalam
penerapannya, masing-masing individu memiliki karakter, kemampuan, dan pola fikir
yang berbeda-beda. Maka dari itu, manusia yang terbentuk secara individu pasti
melalui beberapa proses pertumbuhan/evolusi, seperti proses dalam lingkungan
keluarga, baik secara etika, estetika dan moral agama.

Dampak positif manusia yang hidup secara individu, sebagai berikut;

a. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara mandiri.


b. Tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
c. Tidak terikat dalam aturan/norma suatu kelompok.

Dampak negatif manusia yang hidup secara individu, sebagai berikut;

a. Tidak dapat mengembangkan kemampuan/ilmu pengetahuan.


b. Tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
c. Sulit dalam melakukan suatu kegiatan secara jamak.
2. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial
Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu “socios” dan “logos”. Socios yang
berarti kawan/rekan/partner. Dan Logos berarti ilmu pengetahuan. Maka hal ini bisa
disimpulkan bahwa sosial atau sosiologi adalah suatu hubungan atau interaksi antar
manusia dan lingkungan sekitar yang saling memberikan ilmu pengetahuan, baik
secara lisan maupun perbuatan.

Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling


mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Unsur saling memerlukan muncul karena setiap manusia sebagai anggota masyarakat
tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Jadi
ada saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Dan
disinilah sesungguhnya makna manusia sebagai makhluk sosial (Suratman dkk,
2013).

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan


senantiasa dan selalu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain, manusia tidak
mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan interaksi sosial membentuk
kehidupan berkelompok pada manusia. sebagai makhluk individu ataupun makhluk
sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian
adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan
dan dorongan.

Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang
mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam
masyarakat. Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan
kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan
pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi,
politik dan bahkan beragama.

Dampak positif manusia yang hidup secara sosial, sebagai berikut;

a. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara kerjasama (gotong royong).


b. Dapat berbagi informasi dan ilmu pengetahuan.
c. Saling tolong-menolong satu sama lainnya.

Dampak negatif dari manusia bersosial hampir tidak ada, hanya saja mereka
memiliki aturan yang telah disepakati dengan kata mufakat dengan tidak
melangggarnya.

B. Fungsi dan Peran Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial


1. Fungsi dan Peran Manusia sebagai Individu

Manusia sebagai makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-
bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan
yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan.

Manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk


keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu
merupakan individu yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-
kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga memiliki kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Untuk menjadi suatu individu yang mandiri harus
melalui proses yang panjang. Yang pertama, melalui proses pemantapan pergaulan
yang dilakukan di lingkungan keluarga.

Manusia sebagai makhluk individu manusia berperan untuk mewujudkan hal-


hal sebagai berikut:

a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.


b. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
2. Fungsi dan Peran Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia tidak hanya memiliki ciri khas, peranan khas tetapi juga memiliki
pola tingkah laku yang spesifik baik di lingkungan masyarakat atau di lingkungan
keluarga. Keluarga adalah wadah dimana seorang individu mempunyai suatu
hubungan sosial di dalamnya. lembaga pertama yang menjadi wadah utama dalam
pembinaan seorang individu. Dimana pola perilaku seorang individu akan tercermin
dari perlakuan seorang individu bagaimana diperlakukan di dalam keluarganya.

Menurut William J Goode (1983) dalam Munandar Soelaeman, secara umum


fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan,
penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perseorangan dan sebagai
kontrol sosial (Soelaeman, 1989).

Peran manusia sebagai makhluk sosial diantaranya adalah

a. Berinteraksi dengan manusia lain dalam memenuhi kebituhan pokoknya


b. Sebagai cermin bagi orang lain, alias jadi bahan acuan orang lain untuk menilai
tentang dirinya sendiri.
c. Dengan adanya sosialisasi dengan manusia lain dapat menumbuhkan potensi diri
menjadi lebih baik.
d. Membentuk kelompok-kelompok social
e. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tata tertib kehidupan
manusia
C. Dinamika Interaksi Sosial
1. Definisi dan Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan
oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok
dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan
social.

Ciri-ciri sebuah interaksi sosial adalah sebagai berikut.

a. Pelakunya lebih dari satu orang.


b. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
d. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.
2. Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social
contact) dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang
artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial
tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui
telepon, telegram, surat, radio, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi adalah
proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan,
gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan orang tersebut.
3. Faktor berlangsungnya Interaksi Sosial
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas berbagai faktor, antara lain
a. Faktor imitasi, adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain
baik sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup.
b. Faktor sugesti, adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan
individu terhadap individu lain sehingga orang yang diberi sugesti itu
melaksanakan apa yang disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional.
c. Faktor identifikasi, adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama
(identik) dengan individu yang ditirunya. Proses identifikasi erat kaitannya
dengan imitasi.
d. Faktor simpati, adalah proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik
dengan individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya.
e. Faktor motivasi, merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi
yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi
motivasi melaksanakannya secara kritis, rasional, dan tanggung jawab.
f. Faktor empati, adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam
perasaan orang lain baik suka maupun duka.
4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah Interaksi sosial yang bersifat
asosiatif, seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, dan interaksi
sosial yang bersifat disasosiatif mencakup persaingan, kontroversi, dan
permusuhan.
Dengan demikian, dinamika interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan
sosial dapat beragam. Dilihat dari jenisnya ada interaksi antarindividu, interaksi
individu dengan kelompok, dan interaksi antarkelompok. Dilihat dari faktor
penyebabnya, ada interaksi yang disebabkan oleh faktor imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Ada interaksi yang berbentuk kerja
sama dan ada interaksi yang berbentuk pertentangan. Sedangkan jika dilihat dari
sifat interaksinya, ada interaksi yang asosiatif dan interaksi yang disasosiatif.

D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat


Dalam kehidupan sehari-hari yang dijalankan manusia pasti akan atau pernah
menemukan dilema dalam memutuskan yang mana lebih penting antara kepentingan
individu dengan kepentingan masyarakat. Yang merupakan kepentingan individu
terdiri dari kepentingan keluarga, kelompok atau golongan. Dan yang merupakan
kepentingan masyarakat adalah kepentingan rakyat. Kedua hal tersebut sama-sama
penting dan kita tidak pernah bisa lepas dari dua hal tersebut karena manusia
merupakan bagian dari masyarakat dan individu serta makhluk sosial juga.
1. Pandangan Individualisme.
Individualisme pada hakikatnya merupakan makhluk individu yang bebas.
Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap
terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral
individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya.
Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut
juga ideologi individualisme liberal.
Prinsip liberalisme :
a. Menjamin kepemilikan perorangan. Kepemilikan sepenuhnya berada pada
milik pribadi.
b. Lebih mementingkan kepentingan individu dan diri sendiri
c. Kebebasan penuh pada tiap individu.
d. Persaingan bebas.
Hak kebebasan penuh yang dimiliki membuat persaingan antara individu
sangat besar. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa
diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan
kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

2. Pandangan Sosialisme.
Prinsip paham sosialisme menekankan kepada kepentingan masyarakat .
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis,
hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat


yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan
masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme,
mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,
sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam
kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia secara individu dapat diartikan makhluk individu yang memiliki
kesatuan antara jiwa dan raga, dan secara aktivitasnya adalah satu kesatuan.
Dalam penerapannya, masing-masing individu memiliki karakter, kemampuan,
dan pola fikir yang berbeda-beda.
2. Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa
dan selalu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain, manusia tidak
mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan interaksi sosial membentuk
kehidupan berkelompok pada manusia.
3. Manusia sebagai makhluk individu manusia berperan untuk mewujudkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
4. Peran manusia sebagai makhluk sosial diantaranya adalah
a. Berinteraksi dengan manusia lain dalam memenuhi kebituhan pokoknya
b. Sebagai cermin bagi orang lain, alias jadi bahan acuan orang lain untuk
menilai tentang dirinya sendiri.
c. Dengan adanya sosialisasi dengan manusia lain dapat menumbuhkan potensi
diri menjadi lebih baik.
d. Membentuk kelompok-kelompok social
e. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tata tertib kehidupan
manusia
B. Saran
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam
arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.
2. Sebagai anggota masyarakat, manusia akan berkaitan dengan orang lain. manusia
hidup bersama orang lain. itu berarti manusia tidak dapat melakukan tindakan
sesuka hatinya karena ada orang lain yang menilai perilaku seorang manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi.
Bandung: UPI Press.
Harwantiyoko (1997). MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : GUNADARMA
Herinanto.2011.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar . Jakarta: Bumi Aksara
Setiadi, Elly M. dkk, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group:
Jakarta
Sujarwa.2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suratman dkk, 2013, Ilmu Sosial dan Budaya dasar, Malang Intimedia: Malang
Soelaeman, Munandar, 1989, Ilmu Sosial Dasar, PT Eresco: Bandung

Anda mungkin juga menyukai