Anda di halaman 1dari 16

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIU DAN SOSIAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Literasi Humanis
Dosen Pengampu : Ibnu Raash Aleslami, M.Pd

Disusun Oleh :
PMM-2/Sem.V
Kelompok 5
Afifah Nabila Nasution (0305212067)
Atika Rahmah (0305212086)
Avita Salsabila (0305212046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan
karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Manusia Sebagai Makhluk Indiviu dan Sosial”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Literasi Humanis di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari Bapak selaku dosen pengampu sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak Ibnu Raash Aleslami,
M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, 20 September 2023

Penulis (Kelompok 5)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4

A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu ................................ 4

B. Kebutuhan Manusia Sebagai Makhluk Individu ............................... 5

C. Peran, Hak dan Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Individu ....... 6

D. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial .................................... 7

E. Alasan Manusia Sebagai Makhluk Sosial .......................................... 8

F. Jenis-Jenis Kelompok Sosial ............................................................. 9

G. Peran, Hak dan Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Sosial ........... 10

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12

A. Kesimpulan ...................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani.
Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk
menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri
maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk
menggunakan fisik/jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan
fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat
mengolah rohaninya, yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan kepercayaan
yang dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat
karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu
kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang
menciptakannya, yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan
peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi/berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat
mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat
diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan,
kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia
beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Manusia dikatakan makhluk
sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari
pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan makhluk sosial, juga di karenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan

1
orang lain. Seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-
masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang
yang berprofesi sebagai artis, cenderung mencari teman sesama artis. Manusia
sebagai makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan orang lain dan
lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini
berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya
maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk
bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan
lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Namun, potensi yang ada
dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di
tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus belajar dari
manusia lainnya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu: 1. Ada dorongan untuk
berinteraksi. 2. Manusia tunduk pada aturan norma sosial. 3. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain. 4. Potensi
manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah
manusia. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial menurut para Ahli: 1.
Menurut KBBI : Makhluk sosial adalah manusia yang berhubungan timbal
balik dengan manusia lain. 2. Menurut Elly M. Setiadi : Makhluk sosial adalah
makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
orang lain. 3. Menurut Dr. Johannes Garang : Makhluk sosial adalah makhluk
berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri. 4. Menurut Aristoteles :
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan
untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. 5. Menurut
Liturgis : Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu
sama lain, serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian manusia sebagai makhluk individu ?
2. Apa saja kebutuhan manusia sebagai makhluk individu ?
3. Bagaimana peran, hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk individu ?
4. Apa pengertian manusia sebagai makhluk sosial ?
5. Apa saja alasan manusia sebagai makhluk sosial ?
6. Apa saja jenis-jenis kelompok sosial ?
7. Apa saja peran, hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial ?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
2. Kebutuhan Manusia Sebagai Makhluk Individu
3. Peran, Hak dan Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Individu
4. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
5. Alasan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
6. Jenis-Jenis Kelompok Sosial
7. Peran, Hak dan Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Sosial

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu


Manusia adalah makhluk individu. Individu sendiri berasal dari kata dan
dalam bahasa in devided, yang Inggris mengandung arti “tidak”, sedangkan
berarti terbagi. Jadi, in devided, individu artinya “tidak berbagi”, atau satu
kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti “yang tak berbagi”, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Dalam
ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya
yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan.
(Soelaeman, 2017:113).
Setiap manusia mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada
yang sama persis. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan
genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ini
merupakan faktor keturunan. Sedangkan faktor fenotip adalah faktor yang
dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik yang khas dari seseorang dapat
kita sebut dengan kepribadian. Persepsi terhadap individu atau hasil
pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan
ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial kebersamaan.
Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, keguncangan pada satu aspek
akan membawa akibat pada aspek lainnya. (Soelaeman, 2017:114).
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dapat dikatakan sebagai
individu apabila unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Unsur-unsur
yang terdapat dalam diri manusia tersebut tidak dapat terbagi apalahi
terpisahkan. Jika unsur-unsur tersebut tidak dapat menyatu, maka seseorang

4
tidak dapat disebut sebagai individu. Oleh sebab itu, orang yang sudah
meninggal disebut “jasad” atau “mayat” karena yang tinggal hanya raga,
jiwanya sudah tidak ada. Dengan kata lain, manusia disebut sebagai makhluk
individu mencerminkan adanya satuan terkecil yang tidak dapat terbagi lagi
tetapi memiliki unsur-unsur jasmani dan rohani atau fisik dan psikis, atau jiwa
dan raga yang utuh menyatu. Namun, meskipun semua manusia sebagai
individu memilki unsur jiwa dan raga yang menyatu, antara satu orang dengan
orang yang lainnya memiliki perbedaan dan kekhasannya, baik secara fisik
dan psikis. Misalnya, secara fisik ada yang gemuk atau kurus, tinggi atau
pendek. Sedangkan secara psikis ada yang pemalu, pemarah, penyabar,
periang dan lainnya. Dengan begitu, setiap individu dapat dikenali dengan
mudah melalui aspek fisik maupun psikisnya.

B. Kebutuhan Manusia Sebagai Makhluk Individu


Manusia adalah individu yang tidak terlepas dari segala macam kebutuhan
di dalam hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari tiga macam, diantaranya
adalah:
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan bersifat fisiologis yang sangat
dibutuhkan oleh individu dan wajib untuk dipenuhi. Kebutuhan primer ini
meliputi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan.
a. Kebutuhan Sandang
Kebutuhan sandang adalah kebutuhan pakaian yang diperlukan
manusia untuk kehidupan sehari–hari. Pakaian diperlukan untuk
melindungi tubuh dari panas dan dingin.
b. Kebutuhan Pangan
Kebutuhan pangan adalah kebutuhan makan dan minum, demi
melanjutkan kehidupan manusia, baik dari hayati (pertanian,
peternakan) maupun nonhayati (air).
c. Kebutuhan Papan
Kebutuhan papan adalah kebutuhan yang mencangkup tempat tinggal

5
atau hunian manusia. Manusia membutuhkan tempat tinggal untuk
berteduh dari derasnya hujan dan teriknya panas selama hidup. Hunian
yang layak dan bersih membuat manusia hidup bahagia.

2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan untuk mempermudah,
melengkapkan, mengurangi beban yang di tanggung dalam hidupnya.
Kebutuhan sekunder perlu dipenuhi setelah kebutuhan primer manusia
tersebut telah terpenuhi dengan baik. Karena kebutuhan sekunder yang
kurang baik memang tidak sampai mengancam kelangsungan hidup,
namun jika tidak dipenuhi dapat mengganggu kegiatan sehari-hari yang
dilakukan. Kebutuhan sekunder ini sifatnya subyektif, tiap orang bisa beda
kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing individu. Contoh:
kebutuhan akan kemandirian, pencapaian, keinginan terhadap suatu benda,
dan lainnya.

3. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang identik dengan
pemenuhan barang mewah dengan tujuan untuk memenuhi kesenangan
pribadi. Contoh: pakaian branded, liburan ke luar negeri, kendaraan
mewah, dan lainnya. Kebutuhan ini pada dasarnya hadir sebagai pelengkap
dari kebutuhan primer dan sekunder, sehingga tidak termasuk ke dalam
prioritas. Jadi, bilamana kebutuhan tersier ini belum bisa terpenuhi
manusia akan tetap bisa melanjutkan hidupnya.

C. Peran, Hak dan Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Individu


1. Peran
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang
khas di dalam lingkungannya. Namun, sebagai makhluk individu manusia
berperan untuk mewujudkan hal-hal sebagai berikut:

6
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi jasmani maupun rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan
hidupnya.

2. Hak
Hak adalah kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut
sesuatu. Hak individual disini menyangkut hak yang dimiliki individu-
individu negara. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu
individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia miliki. Contoh: hak
beragama, hak mengikuti hati nurani, hak mengemukakan pendapat.

3. Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib atau harus dilaksanakan. Kewajiban
individu merupakan tanggung jawab setiap individu dari dan untuk dirinya
sendiri. Misalnya, tidak menyakiti diri sendiri, menjaga kebersihan diri
sendiri dan menjaga kesehatan tubuh diri sendiri yang dampaknya apabila
dilakukan maupun tidak hanya diperoleh oleh diri sendiri.

D. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat. Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno,
menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon, artinya
bahwa manusia itu sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul
dalam masyarakat, karena sifatnya ingin bergaul satu sama lain, maka manusia
disebut sebagai makhluk sosial. Dalam hubungan dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan
dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai

7
makhluk sosial juga karena diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
Manusia sebagai makhluk sosial berasal dari kata latin “socius”, yang
artinya bermasyarakat yang dalam makna sempit adalah mendahulukan
kepentingan bersama atau masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesis (KBBI) menerangkan makhluk sosial adalah manusia yang
berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain. Sehingga, arti dari
manusia sebagai makhluk sosial dapat diartikan sebagai makhluk yang hidup
bersama dengan manusia lain dan tidak dapat melakukan kegiatannya sendiri
tanpa adanya keterlibatan orang lain. Dalam kegiatannya, manusia akan selalu
membutuhkan orang lain dan membutuhkan wadah untuk melakukan kegiatan
tersebut. Wadah inilah yang kemudian dikenal sebagai ruang berinteraksi bagi
individu, baik secara individu maupun secara berkelompok. (Purwantiasning,
2017).
Sebagai makhluk sosial, maka manusia memerlukan interaksi dengan
manusia lain. Mereka melakukan aktivitas secara bersama-sama dalam suatu
ruang sosial. Interaksi sosial ini biasanya dilakukan di ruang publik dimana
siapa saja bisa mengaksesnya. Pada kasus ini manusia menampilkan identitas
dirinya sebagai makhluk sosial. Namun, selama proses interaksi tersebut,
manusia tetap mempertahankan identitas mereka sebagai makhluk individu.
Sebagai makhluk sosial ingin tidak ingin akan memerlukan lingkungannya
untuk berinteraksi dengan manusia lain. Karena terdapatnya lingkungan sosial
yang ramah, peduli, bantu membantu, saling menjaga dan taat pada aturan
yang berlaku, disiplin, menghargai hak-hak asasi manusia, dan sebagainya,
dapat mewujudkan lingkungan yang tenang tanpa terganggu oleh berbagai hal
yang dapat merugikan dirinya.

E. Alasan Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri
manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.
Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang

8
lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Tanpa
bantuan manusia lain, manusia tidak dapat hidup dengan baik, karena manusia
adalah makhluk yang ketergantungan dengan orang-orang disekitarnya. Dapat
disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
beberapa alasan yaitu sebagai berikut:
1. Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial
Ketika manusia hidup di masyarakat, manusia tersebut akan tunduk
kepada aturan, adat istiadat dan juga norma yang berlaku di masyarakat
untuk menghormati dan melestarikan budaya yang ada.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
Semua kegitan dan perilaku manusia selalu mengharapkan penilaian baik
dari manusia lain. Oleh karena itu, manusia selalu berbuat baik di depan
manusia lain dengan harapan mendapat penilaian baik dari mereka.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial, juga di dalam dirinya
terdapat dorongan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
untuk mendapatkan kebutuhan yang dia inginkan. Kebutuhan berteman
dengan orang lain umumnya didasarkan pada kesamaan nasib, tujuan, dan
kepentingan.
4. Potensi manusia akan berkembang bila dia bidup di tengah-tengah
manusia
Sebagai kodrat manusia sebagai makhluk sosial, oleh karena itu mansuia
juga membutuhkan orang lain untuk berkembang. Mislanya, ketika
seseorang berinteraksi dengan orang lain, maka seseorang tersebut akan
mendapatkan ilmu baru atau pengalaman baru yang belum pernah mereka
dapatkan sebelumnya.

F. Jenis-Jenis Kelompok Sosial


Manusia sebagai makhluk sosial kerap membentuk kelompok didalam
kehidupannya. Hal ini juga dikenal dengan istilah kelompok sosial. Kelompok
sosial merupakan sekelompok orang yang tersusun dan memiliki tujuan

9
bersama, sehingga dapat membentuk sebuah lembaga atau organisasi sosial
dengan tidak melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku di negara
tersebut. Terdapat jenis-jenis kelompok sosial yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok Primer
Kelompok primer merupakan suatu kelompok yang didalamnya terjadi
interaksi sosial yang para anggotanya saling mengenal dengan sangat
dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Contohnya, yaitu: keluarga,
teman atau sahabat, dan lain-lain.
2. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder merupakan kelompok sosial yang hubungannya relatif
impersonal dan bersifat sementara. Umumnya, relasi ini berorientasi untuk
menyelesaikan tujuan atau tugas tertentu saja. Contohnya, yaitu:
lingkungan sekolah, lingkungan kerja, partai politik, dan lain-lain.
3. Kelompok Formal
Kelompok formal/resmi adalah kelompok yang dibentuk oleh sekelompok
orang/masyarakat dengan struktur yang terdefinisi dengan baik yang
menjelaskan hubungan wewenang, kekuasaan, pertanggungjawaban, dan
tanggung jawab, tugas serta memiliki kekuatan hukum. Contohnya, yaitu:
semua asosiasi dengan AD/ART, seperti: Sekolah, Universitas, Instansi
Pemerintahan, dan lain-lain.
4. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang muncul dalam kelompok
formal. Bedanya, kelompok informal tidak menggunakan aturan yang
mengikat. Contohnya, yaitu: kelompok informal adalah kelompok
bermain, belajar bersama dan kelompok kerja.

G. Peran, Hak dan Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Sosial


1. Peran manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya. Maka dari itu, sebagai makhluk sosial manusia memiliki
peranan yaitu sebagai berikut:

10
a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau berkelompok.
b. Membentuk kelompok-kelompok sosial.
c. Menciptakan norma-norma sosial sebagai peraturan tata tertib
kehidupan manusia.

2. Hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial


Sebagai makhluk individu manusia mempunyai hak asasi, sedangkan
sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bantuan manusia lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memiliki bermacam-
macam kebutuhan hidup yang ingin dipenuhinya. Oleh sebab itu, manusia
butuh bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
hal kedudukannya sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan
dengan manusia lainnya, maka manusia pun mempunyai kewajiban untuk
menghormati dan menghargai hak dan kewajiban maupun pendapat
manusia lainnya. Hak dan kewajiban manusia pun mempunyai arti, setiap
manusia berhak untuk mengemukakan pendapatnya, serta diwajibkan
saling menghormati dan menghargai hak kewajiban maupun pendapat
manusia lainnya, jika terdapat manusia yang tidak mau menghormati hak
dan kewajiban maupun pendapat orang lain, maka akan timbul
perselisihan dalam masyarakat.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani
dan rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunya tiga fungsi, yaitu
sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk
sosial budaya.
Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju dan
indah, seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuna, adat sopan santun,
pergaulan, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Masyarakat yang
beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan
santun dan kebaikan budi pekerti.

B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan maupun kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun, demi penyempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan. Elly M., dan Setiadi. (2010). Bahan Ajar Mandiri Pendidikan.
Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press.
Horton. Paul B., dan Chester L. Hunt. (1984). Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Meinarno, E. A., Bambang Widianto, R. H., Deressi Opi, P., Juwita, S., & Hasbiy,
D. (2011). Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat. Jakarta: Selemba
Humanika.
Purwantiasning, A. W. (2017). Optimalisasi Fungsi Ruang Terbuka Hijau Dengan
Melihat Pola Sebaran Pengunjung Studi Kasus: Taman Tabebuya,
Jagakarsa. Nature, 4(2), 121–127.
Setiadi, E. M. Kama A. Hakam., dan Ridwan Effendi. (2017). Ilmu Sosial &
Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Sumaadmaja, Nursaid. (2012). Pengertian Manusia dan Wawasan tentang
Makhluk Sosial.

13

Anda mungkin juga menyukai