Rahmi Wahyuni
Dosen FKIP Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Almuslim
email : rahmirusli@gmail.com
Abstrak
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menentukan masa depan seseorang. Oleh sebab itu maka
pembelajaran matematika pada sekolah sebaiknya bisa membuat siswa untuk dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki, sehingga siswa tersebut mampu untuk
mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. Model pembelajaran yang
dianggap dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran matematika adalah
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siawa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni : konstruktivisme (constructivism),
bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment). Maka penulis
ingin mengkaji tentang apa dan bagaimana pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning).
33
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650
kemampuan peserta didik untuk bersikap aktif Menurut Bisri (2008) pembelajaran yang efektif
serta memberikan umpan balik. Kondisi seperti adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh
ini tentu saja membutuhkan adanya suatu siswa secara aktif, baik mental, fisik maupun
proses interaktif yang timbal balik. Semua hal sosialnya. Proses pembelajaran bukan hanya
yang dilakukan oleh pengajar pada hakikatnya transfer ilmu dari pendidik ke peserta didik saja,
bertujuan untuk mempersiapkan generasi yang tetapi apabila sudah terjadi proses interaksi
memiliki daya saing untuk masa yang akan antara peserta didik dengan pendidik dan
datang. peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Matematika sebagai salah satu mata Gagne dalam Hamid (2009) mengemukakan
pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang bahwa tahapan-tahapan dalam pembelajaran
sangat penting dalam menentukan masa depan dapat dimudahkan dengan menggunakan
seseorang. Seperti yang dikatakan dalam metode pembelajaran yang mengikuti urutan
1&70 ³In this changing world, those who WHUWHQWX \DQJ GLVHEXW GHQJDQ ³SHULVWLZD
understand and can do mathematics will have SHPEHODMDUDQ´ the event of instruction).
significantly enhanced opportunities and Peristiwa-peristiwa pembelajaran ini
options for shaping their futures. Mathematical mempereskripsikan kondisi belajar internal dan
competence opens doors to productive futures´ eksternal utama untuk kapabilitas apapun yang
(NCTM : 2000). Oleh sebab itu maka dipelajari. Hamalik (2009) kesembilan
pembelajaran matematika pada sekolah peristiwa pembelajaran yang dikembangkan
sebaiknya bisa membuat siswa untuk dapat oleh Gagne adalah: (a) menarik perhatian; (b)
mengembangkan potensi yang mereka miliki, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada
sehingga siswa tersebut mampu untuk pebelajar; (c) merangsang ingatan pada
mengerjakan dan memahami matematika prasyarat belajar; (d) menyajikan bahan
dengan benar. perangsang; (e) memberikan bimbingan belajar;
Salah satu model pembelajaran yang (f) mendorong unjuk kerja; (g) memberikan
dianggap dapat menjadi inovasi dalam balikan informative; (h) menilai unjuk kerja; (i)
pembelajaran matematika adalah pembelajaran meningkatkan retensi dan alih belajar.
kontekstual (contextual teaching and learning). Selanjutnya matematika merupakan salah
Menurut Trianto (2011) pembelajaran satu ilmu yang mendasari perkembangan
kontekstual (contextual teaching and learning) kamajuan sains dan teknologi, sehingga
adalah konsep belajar yang membantu guru matematika dipandang sebagai suatu ilmu yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan terstruktur dan terpadu, ilmu tentang pola dan
dengan situasi dunia nyata siswa dan hubungan, dan ilmu tentang cara berfikir untuk
mendorong siawa membuat hubungan antara mamahami dunia sekitar. Dalam proses
pengetahuan yang dimilikinya dengan pembelajaran matematika harus menekankan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- kepada siswa sebagai insan yang memiliki
hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama potensi untuk belajar dan berkembang, dan
pembelajaran kontekstual, yakni : siswa terlibat aktif dalam pencarian dan
konstruktivisme (constructivism), bertanya pembentukan pengetahuan oleh diri mereka
(questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat sendiri. Melalui belajar matematika, siswa
belajar (learning community), pemodelan mendapatkan kesempatan untuk
(modeling), dan penilaian autentik (authentic mengembangkan berfikir sistematis, logis dan
assessment). Tulisan ini akan membahasa apa kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau
dan bagaimana pembelajaran kontekstual dalam pemecahan masalah.
(contextual teaching and learning) Untuk pembelajaran matematika dapat
diartikan sebagai proses belajar dan mengajar
2. KAJIAN LITERATUR matematika sehingga terjadi perubahan tingkah
Pembelajaran Matematika laku akibat interaksi individu dengan
Pembelajaran merupakan kombinasi dari lingkungan yang dapat dilihat dari kemampuan
dua aspek yaitu pendidik dan peserta didik. individu tersebut.
34
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650
35
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650
36
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650
Di sisi lain menurut Hernowo dalam Sudrajat 5. Berikan kebebasan kepada setiap anak didik
(2008) menawarkan langkah-langkah praktis untuk mengkonstruksi ilmu yang
menggunakan pembelajaran Kontekstual. diterimanya secara subjektif sehingga anak
1. Kaitkan setiap mata pelajaran dengan didik dapat menemukan sendiri cara belajar
seorang tokoh yang sukses dalam alamiah yang cocok dengan dirinya.
menerapkan mata pelajaran tersebut. 6. Galilah kekayaan emosi yang ada pada diri
2. Kisahkan terlebih dahulu riwayat hidup setiap anak didik dan biarkan mereka
sang tokoh atau temukan cara-cara sukses mengekspresikannya dengan bebas.
yang ditempuh sang tokoh dalam 7. Bimbing mereka untuk menggunakan
menerapkan ilmu yang dimilikinya. emosi dalam setiap pembelajaran sehingga
3. Rumuskan dan tunjukkan manfaat yang anak didik penuh arti (tidak sia-sia dalam
jelas dan spesifik kepada anak didik belajar di sekolah).
berkaitan dengan ilmu (mata pelajaran) Berdasarkan penjelasan di atas, berarti
yang diajarkan kepada mereka. pendekatan kontekstual bertujuan membekali
4. Upayakan agar ilmu-ilmu yang dipelajari di siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel
sekolah dapat memotivasi anak didik untuk dapat diterapkan (ditransfer) dari satu
mengulang dan mengaitkannya dengan permasalahan ke permasalahan lain dan dari
kehidupan keseharian mereka. satu konteks ke konteks lainnya. Dengan
37
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650
transfer diharapkan: (a) siswa belajar dari membimbing. Karena dalam model
PHQJDODPL VHQGLUL EXNDQ GDUL µSHPEHULDQ pembelajaran CTL, guru tidak lagi berperan
RUDQJ ODLQ¶ E NHWHUDPpilan dan pengetahuan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit) mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
sedikit demi sedikit; (c) penting bagi siswa tahu bekerja bersama untuk menemukan
µXQWXN DSD¶ LD EHODMDU GDQ µEDJDLPDQD¶ LD pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi
menggunakan pengetahuan dan keterampilan siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang
itu. sedang berkembang. Kemampuan belajar
seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran perkembangan dan keluasan pengalaman yang
Kontekstual (Contextual Teaching and dimilikinya. Dengan demikian, peran guru
Learning) EXNDQODK VHEDJDL LQVWUXNWXU DWDX ´SHQJXDVD´
Beberapa keunggulan dari pembelajaran yang memaksa kehendak melainkan guru
Kontekstual adalah: 1) Pembelajaran menjadi adalah pembimbing siswa agar mereka dapat
lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
untuk dapat menagkap hubungan antara 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
pengalaman belajar di sekolah dengan untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari
dengan dapat mengorelasikan materi yang dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam
bagi siswa materi itu akan berfungsi secara konteks ini tentunya guru memerlukan
fungsional, akan tetapi materi yang perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan
siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. 2) apa yang diterapkan semula.
Pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa 3. PENUTUP
karena metode pembelajaran CTL menganut Pembelajaran Contextual Teaching And
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa Learning (CTL) merupakan suatu pembelajaran
dituntun untuk menemukan pengetahuannya holistik yang mempunyai tujuan membantu
sendiri. Melalui landasan filosofis siswa dalam memahami makna dari materi ajar
konstruktivisme siswa diharapkan belajar khususnya pada bidang studi matematika
PHODOXL ´PHQJDODPL´ EXNDQ ´PHQJKDIDO´ dengan cara mengaitkan materi ajar dengan
Kontekstual adalah pembelajaran yang konteks dalam kehidupan sehari-hari (konteks
menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, pribadi sosial dan kultural). Secara operasional
baik fisik maupun mental 4) Kelas dalam terdapat tujuh komponen utama penerapan CTL
pembelajaran Kontekstual bukan sebagai di dalam kelas yaitu : kontrukstivisme
tempat untuk memperoleh informasi, akan (contructivism), bertanya (questioning), inkuiri
tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil (inquiry), masyarakat belajar (learning
temuan mereka di lapangan 5) Materi pelajaran community), pemodelan (modeling), dan
dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil penilaian autentik (authentic assement)
pemberian dari guru 6) Penerapan pembelajaran
Kontekstual dapat menciptakan suasana 4. REFERENSI
pembelajaran yang bermakna.
Adapun kelemahan dari pembelajaran Bisri, A.M. 2008. Sekitar Pembelajaran Efektif.
kontekstual adalah sebagai berikut: 1) [Online]. Tersedia:
Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses http://pendis.depag.go.id/madrasah/In
pembelajaran Kontekstual berlangsung 2) Jika sidex.php?i_367=at02100015.
guru tidak dapat mengendalikan kelas maka Diakses 25 Februari 2015
dapat menciptakan situasi kelas yang kurang
kondusif 3) Guru lebih intensif dalam
38
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650
39