Anda di halaman 1dari 7

Vol. 3, No.

2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Rahmi Wahyuni
Dosen FKIP Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Almuslim
email : rahmirusli@gmail.com

Abstrak

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menentukan masa depan seseorang. Oleh sebab itu maka
pembelajaran matematika pada sekolah sebaiknya bisa membuat siswa untuk dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki, sehingga siswa tersebut mampu untuk
mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. Model pembelajaran yang
dianggap dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran matematika adalah
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siawa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni : konstruktivisme (constructivism),
bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment). Maka penulis
ingin mengkaji tentang apa dan bagaimana pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning).

Kata kunci : pembelajaran matematika, CTL

1. PENDAHULUAN digambarkan oleh prestasi belajar yang dicapai


Pendidikan memegang peran yang sangat oleh pebelajar. Dengan kata lain, makin efektif
penting dan mendasar di dalam dunia pembelajaran maka baik hasil belajar siswa.
pendidikan sebagai proses pembentukan dan Dalam mewujudkan proses pembelajaran
pengembangan sumber daya manusia yang yang efektif, banyak teori yang menggaris
multidimensional. Jika berbicara mengenai bawahi pentingnya keaktifan peserta didik
pendidikan maka hal tersebut tidak akan pernah dalam proses pembelajaran. Bates (dalam
terlepas dari masalah pembelajaran karena Padmo, 1999) mendasarkan bahwa dalam
pembelajaran berhubungan dengan proses proses pembelajaran, peserta didik tidak cukup
pendidikan. Jika kita cermati pembelajaran hanya dengan mendengar, melihat atau
merupakan inti dari proses pendidikan. Hamid membaca saja, peserta didik harus pula
(2009) menjelaskan bahwa suatu sistem melakukan sesuatu yang terkait dengan materi
pendidikan disebut bermutu dari segi proses pembelajarannya, yang menunjukkan bahwa
adalah jika proses belajar mengajar berlangsung mereka memahami materi yang dipelajari.
secara efektif dan siswa atau mahasiswa Keaktifan peserta didik dapat dicerminkan
(pebelajar) mengalami proses pembelajaran dalam kemampuannya untuk memberikan
yang bermakna dan ditunjang oleh sumber daya respon terhadap materi yang diberikan.
yang mamadai. Keefektifan pembelajaran Sebaliknya, pengajar harus membangkitkan

33
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

kemampuan peserta didik untuk bersikap aktif Menurut Bisri (2008) pembelajaran yang efektif
serta memberikan umpan balik. Kondisi seperti adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh
ini tentu saja membutuhkan adanya suatu siswa secara aktif, baik mental, fisik maupun
proses interaktif yang timbal balik. Semua hal sosialnya. Proses pembelajaran bukan hanya
yang dilakukan oleh pengajar pada hakikatnya transfer ilmu dari pendidik ke peserta didik saja,
bertujuan untuk mempersiapkan generasi yang tetapi apabila sudah terjadi proses interaksi
memiliki daya saing untuk masa yang akan antara peserta didik dengan pendidik dan
datang. peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Matematika sebagai salah satu mata Gagne dalam Hamid (2009) mengemukakan
pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang bahwa tahapan-tahapan dalam pembelajaran
sangat penting dalam menentukan masa depan dapat dimudahkan dengan menggunakan
seseorang. Seperti yang dikatakan dalam metode pembelajaran yang mengikuti urutan
1&70 ³In this changing world, those who WHUWHQWX \DQJ GLVHEXW GHQJDQ ³SHULVWLZD
understand and can do mathematics will have SHPEHODMDUDQ´ the event of instruction).
significantly enhanced opportunities and Peristiwa-peristiwa pembelajaran ini
options for shaping their futures. Mathematical mempereskripsikan kondisi belajar internal dan
competence opens doors to productive futures´ eksternal utama untuk kapabilitas apapun yang
(NCTM : 2000). Oleh sebab itu maka dipelajari. Hamalik (2009) kesembilan
pembelajaran matematika pada sekolah peristiwa pembelajaran yang dikembangkan
sebaiknya bisa membuat siswa untuk dapat oleh Gagne adalah: (a) menarik perhatian; (b)
mengembangkan potensi yang mereka miliki, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada
sehingga siswa tersebut mampu untuk pebelajar; (c) merangsang ingatan pada
mengerjakan dan memahami matematika prasyarat belajar; (d) menyajikan bahan
dengan benar. perangsang; (e) memberikan bimbingan belajar;
Salah satu model pembelajaran yang (f) mendorong unjuk kerja; (g) memberikan
dianggap dapat menjadi inovasi dalam balikan informative; (h) menilai unjuk kerja; (i)
pembelajaran matematika adalah pembelajaran meningkatkan retensi dan alih belajar.
kontekstual (contextual teaching and learning). Selanjutnya matematika merupakan salah
Menurut Trianto (2011) pembelajaran satu ilmu yang mendasari perkembangan
kontekstual (contextual teaching and learning) kamajuan sains dan teknologi, sehingga
adalah konsep belajar yang membantu guru matematika dipandang sebagai suatu ilmu yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan terstruktur dan terpadu, ilmu tentang pola dan
dengan situasi dunia nyata siswa dan hubungan, dan ilmu tentang cara berfikir untuk
mendorong siawa membuat hubungan antara mamahami dunia sekitar. Dalam proses
pengetahuan yang dimilikinya dengan pembelajaran matematika harus menekankan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- kepada siswa sebagai insan yang memiliki
hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama potensi untuk belajar dan berkembang, dan
pembelajaran kontekstual, yakni : siswa terlibat aktif dalam pencarian dan
konstruktivisme (constructivism), bertanya pembentukan pengetahuan oleh diri mereka
(questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat sendiri. Melalui belajar matematika, siswa
belajar (learning community), pemodelan mendapatkan kesempatan untuk
(modeling), dan penilaian autentik (authentic mengembangkan berfikir sistematis, logis dan
assessment). Tulisan ini akan membahasa apa kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau
dan bagaimana pembelajaran kontekstual dalam pemecahan masalah.
(contextual teaching and learning) Untuk pembelajaran matematika dapat
diartikan sebagai proses belajar dan mengajar
2. KAJIAN LITERATUR matematika sehingga terjadi perubahan tingkah
Pembelajaran Matematika laku akibat interaksi individu dengan
Pembelajaran merupakan kombinasi dari lingkungan yang dapat dilihat dari kemampuan
dua aspek yaitu pendidik dan peserta didik. individu tersebut.

34
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

Pembelajaran Kontekstual (Contextual pengetahuan: kemampuan untuk melihat


Teaching and Learning) bagaimana apa yang dipelajari diterapkan
7ULDQWR ³&7/ DGDODK VXDWX NRQVHS dalam tatanan-tatanan lain dan fungsi-fungsi
dasar belajar yang membantu guru mengaitkan pada masa sekarang dan akan datang; (3)
konten mata pelajaran dengan situasi dunia Berfikir tingkat lebih tinggi: siswa dilatih untuk
nyata dan memotivasikan siswa membuat menggunakan berfikir kritis dan kreatif dalam
hubungan antara pengetahuan yang telah mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau
dimilikinya dengan pengetahuan baru dan memecahkan suatu masalah; (4) Kurikulum
menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari yang dikembangkan berdasarkan suatu standar:
sebagai anggota masyarakat. Kansai (2009) konten pengajaran berhubungan dengan suatu
mengatakan bahwa kontekstual memiliki rentang dan beragam standar local, Negara
keterkaitan dengan hubungan, konteks, suasana bagian, nasional, asosiasi, dan atau industri; (5)
atau keadaan, sehingga pembelajaran Respon terhadap budaya; pendidik harus
kontekstual dapat diartikan sebagai suatu memahami dan menghormati nilai-nilai,
pembelajaran yang menghubungkan pencapaian keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan
pengetahuan melalui suatu proses yang tempat mereka mendidik. Berbagai macam
mengaitkan pengetahuan dengan situasi atau budaya perorangan dan kelompok memengaruhi
keadaan yang sebenarnya maupun pengalaman pembelajaran. Budaya-budaya ini, dan
yang telah dimiliki sebelumnya. Dari hal hubungan antar budaya-budaya ini,
tersebut pembelajaran kontekstual dapat memengaruhi bagaimana pendidik mengajar.
dikatakan sebagai pembelajaran yang Paling tidak empat perspektif seharusnya di
mengaitkan pengetahuan siswa dalam situasi pertimbangkan: individu siswa, kelompok siswa
sehari-hari yang telah mereka miliki. Johnson (seperti tim atau keseluruhan kelas), tatanan
(2007) mengemukakan pendekatan konstektual sekolah, dan tatanan masyarakat yang lebih
adalah suatu sistem pengajaran yang cocol besar; (6) Penilaian autentik: penggunaan
dengan otak yang menghasilkan makna dengan berbagai macam strategi penilaian yang secara
menghubungkan muatan akademis dengan valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya
konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. yang diharapkan dari siswa. Strategi-strategi ini
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila dapat meliputi penilaian atas proyek dan
siswa menerapkan dan mengalami apa yang kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubrik,
sedang diajarkan dengan mengaju pada chek list, dan panduan pengamatan di samping
masalah-masalah dunia nyata yang memberikan kesempatan siswa ikut aktif
berhubungan dengan peran dan tanggung jawab berperan serta dalam menilai pembelajaran
mereka sebagai anggota keluarga, dan mereka sendiri dan penggunaan untuk
masyarakat. Pembelajaran kontekstual adalah memperbaiki keterampilan menulis mereka.
pembelajaran yang terjadi dalam hubungan
yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Menurut Trianto (2011) CTL menekankan pada (Contextual Teaching and Learning)
berfikir tingkat lebih tinggi, transfer Dalam pendekatan kontekstual terdapat
pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, komponen yang menjadi karakteristik dari
penganalisaan dan pensintesisan informasi dan pendekatan kontekstual itu sendiri. Trianto
data dari berbagai sumber dan pandangan. (2011) menuliskan bahwa ketujuh komponen
Disamping itu, telah diidentifikasi enam unsure tersebut yaitu, kontrukstivisme (contructivism),
kunci CTL menurut University of Washington, bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),
dalam Trianto (2011) yaitu : (1) Pembelajaran masyarakat belajar (learning community),
bermakna: pemahaman, relevansi dan pemodelan (modeling), dan penilaian autentik
penghargaan pribadi siswa bahwa ia (authentic assement). Menurut Trianto (2011)
berkepentingan terhadap konten yang harus sebuah kelas dikatakan menggunakan
dipelajari. Pembelajaran dipersepsi sebagai pendekatan kontekstual jika menerapkan
relevan dengan hidup mereka; (2) Penerapan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya

35
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

1. Konstruktivisme (Constructivism) kelompok atau lebih yang terlibat dalam


Pendekatan ini pada dasarnya menekankan komunikasi pembelajaran saling belajar.
pentingnya siswa membangun sendiri Kegiatan ini akan berlangsung dengan baik
pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif apabila tidak ada pihak yang mendominasi
proses belajar mengajar. Pembelajaran tidak dalam komunikasi atau merasa paling tahu,
berpusat pada guru tetapi berpusat pada dan takut dalam mengeluarkan pendapat
siswa. Siswa dituntut untuk lebih aktif ataupun bertanya. Jika semua orang mau
sedangkan guru hanya berperan memjadi belajar dari orang lain maka setiap orang
fasilitator disini. Tugas guru dalam bisa menjadi sumber belajar, dalam artian
memfasilitasi siswa adalah: (a) memjadikan setiap orang bisa menjadi sumber belajar
pengetahuan bermakna dan relevan; (b) sehingga setiap orang akan sangat kaya
memberikan kesempatan siswa menemukan dengan pengetahuan dan pengalaman.
dan menerapkan idenya sendiri; (c) 5. Pemodelan (Modeling)
menyadarkan siswa agar menerapkan Pemodelan pada dasarnya membahaskan
strategi mereka sendiri dalam belajar. yang dipikirkan, mendemontrasikan
2. Menemukan (Inquiri) bagaimana guru menginginkan siswanya
Menemukan merupakan bagian inti dari untuk belajar dan melakukan apa yang guru
kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. inginkan agar siswanya melakukn apa yang
Karena pengetahuan dan ketrampilan yang guru inginkan agar siswanya melakukannya.
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil Dalam pembelajaran kontekstual, guru
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi bukan satu-satunya model. Model dapat
hasil dari penemuan sendiri. Kegiatan dirancang dengan melibatkan siswa dan juga
menemukan (inquiri) merupakan sebuah mendatangkan dari luar.
siklus yang terdiri dari observasi 6. Refleksi (Refleksi)
(observation), bertanya (questioning), Refleksi merupakan cara berpikir atau
mengajukan dugaan (hipotesis), pengalaman respon tentang apa yang baru dipelajari atau
data (data gathering), penyimpulan berpikir kebelakang tentang apa yang sudah
(conclusion). dilakukan masa lalu. Refleksinya dalam
3. Bertanya (Questioning) pembelajaran, guru menyisakan waktu
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu sejenak agar siswa melalukan refleksi yang
dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan berupa pertanyaan langsung tentang apa
strategi utama pembelajaran berbasis yang telah diperolehnya.
konstektual. Kegiatan bertanya berguna 7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic
untuk: (a) menggali informasi, (b) menggali Assessment)
informasi siswa, (c) membangkitkan respon Penilaian adalah proses pengumpulan
kepada siswa, (d) mengetahui sejauh mana berbagai data yang bisa memberi gambaran
keinginantahuan siswa, (e) mengetahui hal- mengenai perkembangan belajar siswa.
hal yang sudah diketahui siswa, (f) Dalam pembelajaran berbasis kontektual,
memfokuskan perhatian pada sesuatu yang gambaran perkembangan belajar siswa perlu
dikehendaki guru, (g) membangkitkan lebih diketahui guru agar bisa memastikan bahwa
banyak lagi pertanyaan dari siswa, (h) untuk siswa mengalami pembelajaran yang
menyegarkan kembali pengetahuan siswa. sebenarnya. Focus penilaian adalah pada
4. Masyarakat Belajar (Learning Community) penyelesaian tugas yang relevan dan
Konsep masyarakat belajar menyarankan kontektual serta penilaian dilakukan
hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja terhadap proses maupun hasil. Karakteristik
sama dengan orang lain. Hasil belajar penilaian autentik adalah: (a) dilaksanakan
GLSHUROHK GDUL ³sharing´ DQWDU WHPDQ DQWDU selama dan sesudah proses pembelajaran
kelompok, antar orang yang lebih banyak berlangsung; (b) bisa digunakan untuk
pengalaman. Masyarakat belajar tejadi formatif maupun sumatif; (c) yang diukur
apabila ada komunikasi dua arah, dua keterampilan dan performansi, bukan

36
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

mengingat fakta; (d) berkesinambungan; (e) pembelajaran yang bermakna.


terintegrasi; (f) dapat digunakan sebagai Selanjutnya dari ketujuh karakteristik
feedback. yang dimiliki oleh pendektan kontekstual maka
Dari beberapa pendapat di atas, dapat muncullah langkah-langkah yang harus
dinyatakan bahwa pembelajaran kontektual diterapkan oleh guru dalam pendekatan
merupakn konsep pembelajaran yang kontekstual adalah sebagai berikut:
membantu guru untuk menciptakan proses

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual


No Fase Peran
Pada fase ini siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang dibahas. Siswa diberi kesempatan
1 Invitasi
untuk mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep
tersebut.
Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian,
penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah
2 Eksplorasi
dirancang guru. Dalam tahapan ini siswa secara berkelompok
melakukan kegiatan dan berdiskusi tentang masalah yang
mereka bahas.
Pada tahapan ini siswa diharuskan memberikan penjelasan-
penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya
Penjelasan dan
3 ditambah dengan penguatan guru. Siswa dapat menyampaikan
Solusi
gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan ringkasan.

Siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan


dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan
Pengambilan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu
4
Tindakan maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan
masalah dari masalah yang dihadirkan oleh guru.

Di sisi lain menurut Hernowo dalam Sudrajat 5. Berikan kebebasan kepada setiap anak didik
(2008) menawarkan langkah-langkah praktis untuk mengkonstruksi ilmu yang
menggunakan pembelajaran Kontekstual. diterimanya secara subjektif sehingga anak
1. Kaitkan setiap mata pelajaran dengan didik dapat menemukan sendiri cara belajar
seorang tokoh yang sukses dalam alamiah yang cocok dengan dirinya.
menerapkan mata pelajaran tersebut. 6. Galilah kekayaan emosi yang ada pada diri
2. Kisahkan terlebih dahulu riwayat hidup setiap anak didik dan biarkan mereka
sang tokoh atau temukan cara-cara sukses mengekspresikannya dengan bebas.
yang ditempuh sang tokoh dalam 7. Bimbing mereka untuk menggunakan
menerapkan ilmu yang dimilikinya. emosi dalam setiap pembelajaran sehingga
3. Rumuskan dan tunjukkan manfaat yang anak didik penuh arti (tidak sia-sia dalam
jelas dan spesifik kepada anak didik belajar di sekolah).
berkaitan dengan ilmu (mata pelajaran) Berdasarkan penjelasan di atas, berarti
yang diajarkan kepada mereka. pendekatan kontekstual bertujuan membekali
4. Upayakan agar ilmu-ilmu yang dipelajari di siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel
sekolah dapat memotivasi anak didik untuk dapat diterapkan (ditransfer) dari satu
mengulang dan mengaitkannya dengan permasalahan ke permasalahan lain dan dari
kehidupan keseharian mereka. satu konteks ke konteks lainnya. Dengan

37
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

transfer diharapkan: (a) siswa belajar dari membimbing. Karena dalam model
PHQJDODPL VHQGLUL EXNDQ GDUL µSHPEHULDQ pembelajaran CTL, guru tidak lagi berperan
RUDQJ ODLQ¶ E NHWHUDPpilan dan pengetahuan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit) mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
sedikit demi sedikit; (c) penting bagi siswa tahu bekerja bersama untuk menemukan
µXQWXN DSD¶ LD EHODMDU GDQ µEDJDLPDQD¶ LD pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi
menggunakan pengetahuan dan keterampilan siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang
itu. sedang berkembang. Kemampuan belajar
seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran perkembangan dan keluasan pengalaman yang
Kontekstual (Contextual Teaching and dimilikinya. Dengan demikian, peran guru
Learning) EXNDQODK VHEDJDL LQVWUXNWXU DWDX ´SHQJXDVD´
Beberapa keunggulan dari pembelajaran yang memaksa kehendak melainkan guru
Kontekstual adalah: 1) Pembelajaran menjadi adalah pembimbing siswa agar mereka dapat
lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
untuk dapat menagkap hubungan antara 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
pengalaman belajar di sekolah dengan untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari
dengan dapat mengorelasikan materi yang dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam
bagi siswa materi itu akan berfungsi secara konteks ini tentunya guru memerlukan
fungsional, akan tetapi materi yang perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan
siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. 2) apa yang diterapkan semula.
Pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa 3. PENUTUP
karena metode pembelajaran CTL menganut Pembelajaran Contextual Teaching And
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa Learning (CTL) merupakan suatu pembelajaran
dituntun untuk menemukan pengetahuannya holistik yang mempunyai tujuan membantu
sendiri. Melalui landasan filosofis siswa dalam memahami makna dari materi ajar
konstruktivisme siswa diharapkan belajar khususnya pada bidang studi matematika
PHODOXL ´PHQJDODPL´ EXNDQ ´PHQJKDIDO´ dengan cara mengaitkan materi ajar dengan
Kontekstual adalah pembelajaran yang konteks dalam kehidupan sehari-hari (konteks
menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, pribadi sosial dan kultural). Secara operasional
baik fisik maupun mental 4) Kelas dalam terdapat tujuh komponen utama penerapan CTL
pembelajaran Kontekstual bukan sebagai di dalam kelas yaitu : kontrukstivisme
tempat untuk memperoleh informasi, akan (contructivism), bertanya (questioning), inkuiri
tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil (inquiry), masyarakat belajar (learning
temuan mereka di lapangan 5) Materi pelajaran community), pemodelan (modeling), dan
dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil penilaian autentik (authentic assement)
pemberian dari guru 6) Penerapan pembelajaran
Kontekstual dapat menciptakan suasana 4. REFERENSI
pembelajaran yang bermakna.
Adapun kelemahan dari pembelajaran Bisri, A.M. 2008. Sekitar Pembelajaran Efektif.
kontekstual adalah sebagai berikut: 1) [Online]. Tersedia:
Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses http://pendis.depag.go.id/madrasah/In
pembelajaran Kontekstual berlangsung 2) Jika sidex.php?i_367=at02100015.
guru tidak dapat mengendalikan kelas maka Diakses 25 Februari 2015
dapat menciptakan situasi kelas yang kurang
kondusif 3) Guru lebih intensif dalam

38
Vol. 3, No. 2, September 2016 | ISSN: 2355-3650

Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar dan


Pembelajaran. Medan : Universitas Negeri
Medan

Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching &


Learning. Bandung. MLC

Kansai, Michel. 2009. Pendekatan


Pembelajaran Kontekstual untuk
Peningkatan Kemampuan Penalaran
dan Aplikasi Konsep Matematis Siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak
diterbitkan.

NCTM. 2000. Principles and Standards for


School Mathematics. USA : The
National Council of Teachers of
Mathematics, Inc

Padmo, D. 1999. Interaksi dalam Proses


Belajar Mengajar pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh Melalui
Media. Cakrawala Pendidikan.
Jakarta: Universitas Terbuka

Sudrajat, Akhmad. Pembelajaran Kontekstual


(CTL). [Online]. Tersedia:
https://akhmadsudrajat.wordpress.com
/2008/01/29/pembelajaran-
kontekstual/. Diakses 5 Desember
2016

Tanpa nama. 2004. Keunggulan dan


Kelemahan Pembelajaran
Konstektual (CTL). [Online]. Tersedia
http://www.m-
edukasi.web.id/2014/08/keunggulan-
dan-kelemahan-pembelajaran.html.
Diakses 5 Desember 2016

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran


Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

39

Anda mungkin juga menyukai