DISUSUN OLEH :
1. DHEAN RIVAL
2. NOVI ASTIANI HIDAYAT
3. SALSA ALFIORA
Alhamdulillah, senan tiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan hingga saat ini. Sehingga kita diberikan
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah
tentang “ KEBUTUHAN DAN POLA HUBUNGAN ANTAR MANUSIA SEBAGAI INSAN
PENDIDIKAN”.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan . Mengenai Pengertian Makhluk Alamiah, Makhluk Sosial,Hakekat
Manusia Sebagai Makhluk Alamiah Dan Sosial, Dan Hubungan Manusia Sebagai Insan
Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini syukur alhamdulilla saya pribadi dan rekan-rekan tidak
mendapatkan kesulitan, sehingga dapat di kerjakan dengan lancar tanpa hambatan.
Untuk itu jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan harapan, maka kami dengan senang hati menerima masukan, baik itu kritikan atau pun
saran.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ………………………………………………………........................... 16
B. Saran …….………………………………………………………………..….......... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenapa manusia perlu dididik? Prof. Dr. Hasan Langgulung mengatakan perlu dilihat
kepada dua aspek, pertama dari segi pandangan masyarakat dan kedua dari segi pandangan
individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan bererti sebagai perisai kebudayaan dari
generasi tua kepada generasi muda agar hidup masyarakat itu kekel berlanjutan. Atau dengan
kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke
generasi supaya identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara.
Dilihat dari kedua sudut pandangan di atas, maka manusia perlu sekali diberi pendidikan,
kerana tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi manusia tak dapat
dilaksanakan dengan sepenuhnya. Di dalam kitab suci Al-Quran manusia disebut sebagai ahsana
taqwin, yang bererti sebaik-baik bentuk, dan di antara makhluk Tuhan memang manusialah yang
paling baik kejadiannya. Terutama yang paling penting bagi manusia adalah mempunyai akal.
Dengan akal yang ada padanya itu manusia berusaha berjuang dan bekerja keras untuk
memperbaiki kehidupannya. Di dalam Al-Quran surat “ Al-Balad” dijelaskan Tuhan menjadikan
manusia dalam kancah perjuangan. Perjuangan adalah lambang tertinggi, dengan perjuangan
inilah manusia dapat mengadakan perbaikan, perubahan dan pembaharuan dalam hidupnya untuk
memfungsikan akal tersebut. Sehingga diperoleh sikap intelektual yang sihat hasil daripada
didikan tersebut.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana keberadaan dan hakekat manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial ?
2. Untuk mengetahui keberadaan dan hakekat manusia sebagai makhluk alamiah dan
sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium
kehidupan sosial. Manusia disebut juga insan. Dalam bahasa arab, berasal dari kata
nasiyayang berarti lupa dan jika di lihat dari kata dasar dari al-uns yang berarti jinak. Kata
insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya
manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaann yang baru di sekitarnya. Hal yang paling
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal. Seperti yang kita ketahui bahwa
kita sebagai manusia memiliki akal pikiran, sedangkan hewan dan tumbuhan tidak memiliki
akal. Siapapun dan apapun kedudukannya, manusia harus memahami hakekat diri dan
kehidupannya. Keberadaan manusia pada hakekatnya terwujud sebagai makhluk alamiah dan
makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk alamiah yang mempunyai sifat dan ciri-cirisebagaimana
makhluk alamiah lainnya, yang terikat dengan hukum-hukumalamiah. Dalam diri manusia
terdapat unsur-unsur alam, ada unsur benda mati,ada unsur-unsur tumbuh-tumbuhan
(manusia mempunyai sifat tumbuh dan berkembang), ada unsur hewani, dengan kemampuan
gerak, mempunyai nafsu,insting dan sebagainya. Tetapi manusia lebih daripada itu. Manusia
secara fisik mempunyai bentuk lebih baik, lebih indah, lebih sempurna, jadi secara
alamimanusia menjadi makhluk paling tinggi.
Dengan kata lain pula, manusia juga tidak dapat lepas dari alam yang ada disekitarnya
sebagai salah satu unsur biotik yang ada di dalam ruang lingkupalam sekitar. Manusia dan
alam memiliki hubungan yang sangat berkaitan eratdalam proses pertumbuhan dan
perkembangan sesuai jaman dan pengaruh teknologi yang dimiliki manusia. Meskipun
terkadang dalam proses pendidikan manusia dan alam seringkali bertolak belakang dan
saling merugikan satu sama lainnya. Pendidikan yang didasari oleh tingkah laku manusia di
alam juga tidak dapat lepas baik dari unsur maupun sifat alamiah manusia itu sendiri.
Manusia dan alam sangat terhubung erat, bagaimana tidak, tiap seper sekian detik kita
membutuhkan alam secara tidak langsung. Manusia alamiah lebih cenderung memanfaatkan
apa yang ada di alam sekitarnya. Karena mereka lebih berpikiran bahwa apa yang dibutuh
kannya sudah ada dan sudah disediakan di alam semesta ini. Hal tersebut mengakibatkan
secara tidak langsung tanpa belajar dari siapapun manusia sudah dapat belajar dan
mempelajari kehidupannya. Ini disebabkan karena manusia yang mempunyai sisi alamiah
yang telah lahir dari akal dan pikirannya sendiri.Pada hakekatnya sebagai makhluk alamiah
yang berbeda antara satudengan yang lainnya terkadang manusia memiliki banyak
persamaan, namun secara psikologi mereka menunjukan perbedaanya sendiri-sendiri.
Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan dari sifat alamiah manusia.
Kesadaran ini memberi bukti bahwa manusia sadar terhadap eksistensi dirinya. Eksistensi
diri manusia mencakup pengertian yang luas termasuk kepercayaandirinya, harga dirinya,
keegoisannya, martabat kepribadiannya, persamaan dan perbedaan yang mencirikan dengan
pribadi lainnya, dan yang sangat mendasar adalah kesadaran akan potensi – potensi yang
menjadi kemampuan darinya sendiri.
Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang
lain. Dalam hidup bersama dengan sesamanya (bermasyarakat), setiap individu menempati
kedudukan (status) tertentu, mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing – masing, namun
demikian sekaligus ia pun mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan
sesamanya. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan
eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial
atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer,1987).
Arah perkembangan manusia adalah pribadi yang utuh dimana manusia berperan penting
terhadap setiap lapisan kesadarannya yang berkembang secara sempurna. Itulah potensi yang
dimiliki manusia dalam dirinya. Itulah kodrat seorang manusia dalam sifat alamiahnya
walaupun barangkali ia belum mencapainya. Manusia secara alamiah itu merupakan suatu
keseluruhan yang tidak dapat di bagi – bagi. Hal ini merupakan arti pertama dari ucapan
“manusia adalah makhluk alamiah” atau yang biasa disebut (in-dividere). Aristoteles seakan
– akan berpendapat bahwa manusia itu merupakan penjumlahan dari beberapakemampuan
tertentu yang masing-masingnya bekerja tersendiri, seperti halnyaada yang disebut
kemampuan-kemampuan vegetatif, seperti makan, berkembang biak, dan ada sebagian orang
yang menyebutnya kemampuan sensitif seperti bergerak mengamati, bernafsu dan
berperasaan. Adapula yang disebut kemampuan intelektif yaitu berkemauan dan
berkecerdasan.
Manusia juga tidak lepas dari hubungannya dengan manusia yang lainnya. Dimana
manusia tidak hanya memiliki peran sebagai manusia alamiah yang bergantung pada
kehidupan pribadinya sendiri atau yang sering kita sebut sebagaimakhluk social. Manusia
sebagai makhluk social harus mampu berinteraksi secara hakekat dan keberadaannya,
termasuk dalam bidang pendidikan pula manusia memiliki peranan yang berpedoman pada
filsafat yang sangat begitu penting danerat kaitannya. Jadi, manusia pada hakekatnya
berperan sebagai makhluk alamiah dan sosial yang memiliki kaitan yang erat dengan filsafat
pendidikan sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan
alam, dengansesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari
semua potensi moral,intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi
dirinya dan masyarakat yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan
Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup
dankehidupan. Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan
maka terbentuklahpribadi yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu
dapat hidup dengan tenang.Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota
kesatuan sosial manusia tanpa kehilanganpribadinya masing-masing.
Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga,
masyarakat, dansekolah/ lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama
pendidikan, masyarakat sebagaitempat berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga
formal dalam pendidikan. Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian
anak.
B. Saran
Dalam proses kehidupan manusia akan dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk dapat
memilih dan melaksanakan cara hidup yang baik. Dan hal itu harus melalui pendidikan. Jadi bagi
manusia pendidikan adalah suatu keharusan ( Animal Educandum ). Karena potensi dasar yang
dibawa sejak lahir, masih harus dikembangkan lagi dalam lingkungan melalui pendidikan
( Animal Educable ). Kedewasaan merupakan tujuan perkembangan manusia dan kata kunci
dalam pendidikan. Karena pendidikan juga bisa disebut sebagai upaya mendewasakan anak
manusia, yaitu membimbing anak agar menjadi manusia yang bertanggungjawab ( menunjukan
adanya kesadaran normative pada diri manusia ).
DAFTAR PUSTAKA
http://Andinijs.blogspot.com/2013/2010/kebutuhan-dan-pola-hubungan-manusia.
http://Pendidikanbiologia.blogspot.com/2017/03/normal-0-false.
http://Rasyid-alvaro.blogspot.com/2015/11/filsafat-hakikat-manusia-sebagai-19.
http://Kiens-edu.blogspot.com/search/label/filsafat%20pendidikan.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu
www.academia.edu/12301093/Home-Educandum.