Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEMBELAJARAN LITERASI DI SD

GERAKAN LITERASI NASIONAL

Dosen Pengampu : Awalina Barokah, S.Pd., M.pd

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Dinar Karimah 132010074


2. Alycia Resti Nurhaji 132010063
3. Jilan Aqilah Hanmara M 132010077
4. Nurul Hasanah 132010047

PGSD 20B1

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia,
Rahmat, dan Hidayah-nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul ” Gerakan
Literasi” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pembelajaran Literasi di SD.
Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai bagaimana gerakan literasi
bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk
membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Penyusun, 28 September 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Pengertian Gerakan Literasi Nasional ....................................................... 5
B. Tujuan Gerakan Literasi Nasional ............................................................. 6
C. Manfaat Gerakan Literasi .......................................................................... 8
D. Dimensi Literasi......................................................................................... 8
E. Komponen Gerakan Literasi ...................................................................... 9
F. Ranah Gerakan Literasi Nasioanl ............................................................ 10
G. Strategi Gerakan Literasi Nasional .......................................................... 11
H. Sarana dan Prasarana Gerakan Literasi Nasional .................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14


A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan literasi sekolah adalah salah satu program yang sangat penting di terapkan pada
bidang pendidikan, karena program tersebut mampu untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam membaca dan menulis. Menurut Abidin, dkk (2017:1) orang yang mampu
memahami suatu bacaan dan tulisan atau tidak buta huruf maka orang tersebut bisa dikatakan
mengetahui akan sastra.
Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca
yang berujung pada kemampuan memahami, meneliti dan menerapkan. Menurut Antoro
(2017:39) tenaga pendidik merupakan orang yang mampu mengondisikan suasana batin peserta
didik bahwa membaca dan menulis adalah aktivitas menyenangkan akan meraih kepuasan atas
program literasi. Faktanya masih banyak sekolah yang belum mampu menerapkan literasi.

Ada beberapa faktor yang menjadi kendala belum terlaksananya program literasi, salah
satunya setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerapkan program
literasi. Menurut Fianto, dkk (2017) dalam mengembangkan budaya literasi bangsa salah satunya
melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca peserta didik. Maka dari itu
perlunya pembinaan yang matang dalam menjalankan program gerakan literasi sekolah.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud gerakan literasi nasional?
b. Apa saja tujuan adanya gerakan literasi?
c. Apa manfaat dari gerakan literasi nasional?
d. Apa saja dimensi literasi?
e. Apa komponen gerakan literasi?
f. Apa ranah gerakan literasi nasonal?
g. Bagaimana strategi gerakan literasi nasional?
h. Apa sarana dan prasarana gerakan literasi nasional?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu gerakan literasi nasional
b. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari gerakan literasi nasional
c. Untuk mengetahui apa saja manfaat yang muncul sejak adanya gerakan literasi
d. Untuk mengetahui apa saja dimensi literasi
e. Untuk mengetahui apa komponen gerakan literasi
f. Untuk mengetahui apa ranah gerakan literasi nasonal

3
g. Untuk mengetahui bagaimana strategi gerakan literasi nasional
h. Untuk mengetahui apa sarana dan prasarana gerakan literasi nasional

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gerakan Literasi Nasional

Hasil survei mengisyaratkan bahwa minat baca dan literasi bangsa Indonesia merupakan
persoalan yang harus ditangani dengan serius. Minat baca dan literasi bangsa kita harus
menyamai dan bahkan lebih tinggi daripada bangsa lain yang sudah maju agar bangsa Indonesia
juga berperan dalam percaturan di era global. Setakat ini literasi tidak hanya dipahami sebagai
kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga dipahami sebagai kemampuan memanfaatkan
hasil bacaan tersebut untuk kecakapan hidup pembacanya. Oleh karena itu, literasi dalam
konteks baca-tulis menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan sehari-hari. Demi mendukung upaya tersebut, Kemendikbud menyelenggarakan
berbagai program Gerakan Literasi Nasional (GLN)

Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antar unit
utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas
keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di
Indonesia. Gerakan ini akan dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah
keluarga sampai ke sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan literasi
bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-
sendiri, atau ditentukan oleh kelompok tertentu. Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk dunia
usaha, perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena
itu, pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan
dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa.

Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi
Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan membentuk kelompok kerja Gerakan Literasi Nasional untuk
mengoordinasikan berbagai kegiatan literasi yang dikelola unit-unit kerja terkait. Gerakan
Literasi Masyarakat, misalnya, sudah lama dikembangkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas), sebagai tindak lanjut dari
program pemberantasan buta aksara yang mendapatkan penghargaan UNESCO pada tahun 2012
(angka melek aksara sebesar 96,51%). Sejak tahun 2015 Ditjen PAUD Dikmas juga
menggerakkan literasi keluarga dalam rangka pemberdayaan keluarga meningkatkan minat baca
anak.

5
Bersamaan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah untuk meningkatkan daya baca siswa dan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggerakkan literasi bangsa dengan menerbitkan buku-
buku pendukung bagi siswa yang berbasis pada kearifan lokal. Tahun 2017 ini Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) menggagas Gerakan Satu Guru Satu
Buku untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam pembelajaran baca dan tulis.

Pada tahun 2017 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa diberi amanah menjadi
Koordinator GLN. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain penajaman konsep GLN,
Diskusi Kelompok Terpumpun dengan pakar dan pegiat literasi, lokakarya penyusunan peta
jalan, panduan, dan materi pendukung GLN, Diskusi Kelompok Terpumpun dengan
Kementerian/Lembaga, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan lintas unit utama, dan persiapan
pencanangan GLN yang akan digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 2017 di Plasa Insan Berprestasi, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

B. Tujuan Gerakan Literasi Nasional

Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban
tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya
masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting,
bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding
dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia.

Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa
tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi
persaingan global.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai
prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga,
sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World
Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi
juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi
baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya
dan kewargaan.

Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan
bacaan dan peningkatan minat baca anak. Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti,
minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca yang

6
tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan
mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan
kemampuan membaca ini pula literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta
budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.

Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional
(GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Layaknya suatu gerakan, pelaku GLN tidak
didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku
kepentingan, seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/
lembaga lain.

Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep, kebijakan, penyediaan materi


pendukung, sampai pada kampanye literasi sangat penting agar kebijakan yang dilaksanakan
sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi pendukung
keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh untuk
berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi.

Tujuan umum Gerakan Literasi Nasional adalah untuk menumbuhkembangkan budaya


literasi pada ekosistem pendidikan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam rangka
pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup.

Adapun tujuan Gerakan Literasi Nasional yakni:


1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai
informasi bermanfaat.
2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan
dari informasi yang dibaca.
3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu
karya tulis.
4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri
seseorang.
5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis.
6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara
luas.
7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih
bermanfaat.

7
C. Manfaat Gerakan Literasi

Melihat tujuan literasi yang begitu baik, tentunya masyarakat akan mendapatkan berbagai
manfaat darinya. Adapun beberapa manfaat literasi adalah sebagai berikut:
1. Menambah perbendaharaan kata (kosa kata) seseorang.
2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan
menulis.
3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.
4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.
5. Kemampuan memahami makna suatu informasi akan semakin meningkat.
6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.
9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.

D. Dimensi Literasi

a. Literasi Baca dan Tulis

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari,
menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan
menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi,
serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

b. Literasi Numerasi

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh,
menginterpretasikan, menggunakan,dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan
simbolmatematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks
kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk
(grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.

c. Literasi Sains

Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi
pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil
simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana
sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan
kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.

d. Literasi Digital

8
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi,
dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka
membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a) pemahaman
tentang konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat
membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan
finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

f. Literasi Budaya dan Kewargaan

Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap
kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah
pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat.

E. Komponen Gerakan Literasi

1. Literasi Dini (Early Literacy) Literasi dini adalah kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan sosial dirumahnya (Design Induk GLS, 2016:11). Bahasa ibu
sebagai pondasi utama siswa untuk berkomunikasi.

2. Literasi Dasar (Basic Literacy) Literasi dasar adalah kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan pribadi (Design Induk GLS, 2016:11). Sedangkan menurut (Ruhaena
L, 2015:10) literasi dasar adalah sebagai kemampuan yang dimiliki anak prasekolah untuk
melandasi dan menyiapkan diri belajar membaca dan menulis.

3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) Literasi perpustakaan antara lain memberikan


pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi dan periodical,
memahami dewey decimal system sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam
menggunakan perpustakaan, memahami penggunaaan katalog, dan pengideksan, hingga
memiliki pengetahuan dalam memahami informasi . Perpustakaan bertugas mengumpulkan dan
mengelola informasi untuk dibaca dan dipelajari.

4. Literasi Media (Media Literacy) Literasi media adalah kemampuan untuk mengetahu berbagai
bentuk media yang berbeda-beda, seperti media cetak dan media elektronik serta memahami

9
tujuan penggunaannya (Design Induk GLS, 2016:11). Sedangkan menurut (Stanley, 2011:3)
literasi media adalah keterampilan yang kita dapat begitu saja, tetapi juga seperti keterampilang
yang lainnya yang perlu ditingkatkan. Mempertimbangkan begitu pentingnya media massa
dalam menciptakan dan mempertahankan budaya yang akan membantu menentukan hidup, jadi
merupakan keterampilan yang harus ditingkatkan.

5. Literasi Teknologi (Technology Literacy) Literasi teknolosi yaitu kemampuan memahami


kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software),
serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi (Design Induk GLS, 2016:11). Sedangkan
menurut (Kharizmi, 2019:98) literasi teknologi adalah kemampuan tentang pengetahuan
teknologi, cara kerjanya, tujuan penggunaan, dan penggunaan teknologi secara efisien dan efektif
untuk mecapai tujuan yang spesifik

6. Literasi Visual (Visual Literacy) Literasi visual yaitu pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio visual secara kritis dan bermatabat (Design Induk GLS,
2016:11). Sedangkan menurut (Kharizmi, 2019:98) literasi visual adalah kemampuan untuk
menafsirka, menggunakan, menghargai, dan membuat gambar serta video dan menggunakan
media konvensional pada abad ke-21 dengan cara memajukan pemikiran, pengambilan
keputusan, pembelajaran dan komunikasi.

F. Ranah Gerakan Literasi Nasional

a. Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan literasi sekolah dilaksanakan dengan mengintegrasikannya dengan kegiatan kurikuler,


kokurikuler dan ektrakurikuler. Pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas
yang didukung oleh orang tua dan masyarakat.

Pada tahap pembiasaan terdiri dari :

a) Membaca buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai.


b) Menata sarana dan lingkungan kaya literasi.
c) Menciptakan lingkungan kaya teks
d) Memilih buku bacaan di SD

Tahap Pengembangan terdiri dari :

a) Membaca terpandu
b) Membaca bersama
c) Membaca mandiri
d) Diskusi

Tahap Pembelajaran terdiri dari :

10
a) mengintegrasikan budaya literasi kedalam buku pelajaran.
b) belajar di perpustakaan, area baca atau sudut baca kelas, atau menggunakan sarana
literasi yang tersedia.

b. Gerakan Literasi Keluarga

Gerakan literasi keluarga dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan keluarga,
penguatan pemahaman tentang pentingnya literasi bagi keluarga, dan pelaksanaan kegiatan
literasi bersama keluarga. Semua anggota keluarga bisa saling memberikan tauladan dalam
melakukan literasi di dalam keluarga dengan berbagai macam variasi kegiatan.

c. Gerakan Literasi Masyarakat

Gerakan literasi masyarakat dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan yang beragam
di ruang publik, penguatan fasilitator literasi masyarakat, perluasan akses terhadap sumber
belajar, dan perluasan pelibatan public dalam berbagai bentuk kegiatan literasi.

G. Strategi Gerakan Literasi Nasional

1. Penguatan Kapasitas Fasilitator

Fasilitator literasi merupakan ujung tombak gerakan literasi yang membantu dan mendorong
masyarakat Indonesia dalam menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan.
Pada ranah keluarga, fasilitator literasi terdiri atas orang tua dan atau anggota keluarga. Pada
ranah sekolah, fasilitator literasi terdiri atas kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,
pengawas, serta komite sekolah. Pada ranah masyarakat, fasilitator literasi terdiri atas pegiat
literasi dan pengelola perpustakaan publik atau taman baca. Peran fasilitator literasi sangat
strategis dalam meningkatkan budaya literasi. Oleh karena itu, penguatan kapasitas fasilitator
menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan.

2. Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu

Peningkatan jumlah dan ragam sumber belajar bermutu menjadi syarat penting ketika GLN
dilaksanakan. Hingga saat ini, sumber belajar bermutu yang berupa bahan bacaan masih kurang,
baik dari segi jumlah, subjek dan jenis bacaan, maupun kualitas bacaan. Bahan bacaan yang
tersedia tidak banyak pilihan, monoton pada tema-tema tertentu saja, dan tidak sesuai pula
dengan jenjang kebutuhan pembaca. Sumber belajar yang berkualitas dan memadai masih
dipandang kurang mengingat luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu,
pengembangan bahan bacaan literasi dalam bentuk digital merupakan pilihan yang tepat. Sumber
belajar yang kaya dan beragam memberikan keleluasaan bagi pelaku literasi untuk mengakses,
memanfaatkan, dan mengembangkan kegiatan literasi.
11
3. Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar dan Cakupan Peserta Belajar

Selain ketersediaan sumber belajar, keberhasilan kegiatan literasi pun perlu didukung dengan
adanya kemudahan untuk mengakses sumber belajar tersebut. Agar masyarakat dapat
menjangkau sumber-sumber belajar dengan mudah, perlu ada sarana dan prasarana yang
mendukung, seperti layanan taman bacaan dan pojok baca di tempat umum. Kemudahan akses
terhadap sumber belajar berkorelasi dengan perluasan cakupan peserta belajar. Semakin banyak
sumber pembelajaran literasi yang mudah diakses oleh masyarakat, semakin meningkat pula
ketertarikanmasyarakat untuk terlibat dalam kegiatan literasi.

4. Peningkatan Pelibatan Publik

Kesuksesan gerakan literasi membutuhkan partisipasi aktif semua pihak. Pelaksanaan gerakan
literasi di semua satuan pendidikan melibatkan semua pemangku kepentingan yang meliputi
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota. Pada lingkup eksternal Kemendikbud,
pihak-pihak yang dapat terlibat adalah perguruan tinggi, Perpusnas, Ikapi, lembaga donor, dan
lain-lain. Gerakan Literasi Nasioanal juga memerlukan keterlibatan unsur masyarakat, seperti
lembaga masyarakat di bidang pendidikan, perpustakaan masyarakat, taman bacaan masyarakat,
dan para tokoh masyarakat. Selain itu, dunia industri pun dapat dilibatkan dalam gerakan ini
melalui pengimplementasian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Nasional dapat dicapai apabila
tiap-tiap pemangku kepentingan memiliki kapasitas yang memadai untuk melaksanakan program
literasi sesuai dengan perannya masing-masing.

5. Penguatan Tata Kelola

Mekanisme pengelolaan ekosistem pada ranah sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi salah
satu strategi penopang kesuksesan GLN. Penguatan tata kelola yang dilakukan oleh pelaku
literasi di berbagai ranah merupakan bentuk komitmen dan keseriusan semua pihak untuk
mewujudkan kesuksesan gerakan ini. Penguatan tata kelola GLN dimaksudkan agar sinergitas
para perumus kebijakan, pendanaan, dan pelaksana di tingkat lapangan tetap terjamin. Untuk itu
diperlukan kejelasan tugas dan fungsi masing-masing.

H. Sarana dan Prasarana Gerakan Literasi Nasional

Untuk mendukung program GLN diperlukan sarana dan prasarana, baik di keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka
mendukung dan mengembangankan GLN, seperti ruang perpustakaan, pojok baca dalam kelas,
majalah dinding, ruang komputer dan akses internet, ruang kesenian, ruang laboratorium,
fasilitas olahraga, papan informasi konvensional dan digital, serta peralatan pendidikan lainnya.

Keluarga menyediakan sarana dan prasarana, seperti pojok baca dan perpustakaan keluarga.

12
Masyarakat secara mandiri dan bergotong royong dapat menyediakan perpustakaan
masyarakat, taman bacaan masyarakat, pojok baca pada faslititas-fasilitas publik, museum,
fasilitas untuk mengakses internet di ruang publik, dan lain-lain. Penyediaan dan peningkatan
sarana dan prasarana ini dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas masing-masing.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama
pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik
dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan ini akan
dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke sekolah dan
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia

Sehingga dengan adanya gerakan literasi, kita bisa mendorong keinginan kita serta orang
banyak ubtuk memiliki minat dalam membaca. Dengan begitu budaya membaca akan tetap
terjaga dan orang-orang memiliki minat membaca akan terus bertambah disetiap harinya.

B. Saran

Diharapkan sekolah dapat mengembangkan literasi kegiatan literasi menjadi suatu wadah
yang berpengaruh besar terhadap peningkatan pembelajaran siswa dalam setiap mata pelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2021). ‘’Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences’’.Pekalongan:


Pt Nasya Expanding Management.

Arifin, Z. (2012). “Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru” Bandung: Remaja
Rosdakarya

Abidin, Yunus, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara Antasari, Indah
Wijaya. 2017. “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan di MI
Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas”.Jurnal Libria. Vol 9 No 1. Hal 13-26.

Dalman, 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafinfo Persada.

Dewayani, Sofie. 2017. Menghidupkan Literasi di Ruang Kelas. Yogyakarta: PT.


Kanisius

Faradina, Nindya. 2017. “Pengaruh Program Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat
Baca Siswa di SD Islam Terpadu Muhammdiyah Annajah Jatinom Kelaten. Jurnal Hanata
Widya. Vol 6 No 8. Hal 60-69.

Gustini, Neng, dkk. 2015. Budaya Literasi. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Kemendikbud. 2013. Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Kemendikbud. 2016. Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Kalida dan Mursyid. 2015. Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri. Yogyakarta: Aswaja
Presindo.

15

Anda mungkin juga menyukai