Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN MULTILITERASI

“ GERAKAN LITERASI“

KELOMPOK 7

NAMA : YUNI LUBIS (1181171008)

M.HUSEIN HARAHAP (1181171016)

MATA KULIAH : PENDIDIKAN MULTILITERASI

DOSEN PENGAMPU : Dr. Sudirman, SE,M.Pd/ Mahfuzi Irwan, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah mengenai “Program
Literasi” Dengan mata kuliah Pendidikan Multiliterasi.

Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan membantu Mahasiswa agar lebih
berpikir kritis dalam memahami bagaimana Pendidikan multiliterasi sangat berperan dalam
dunia pendidikan dan bagaimana strategi yang harus dilakukan dalam menjalankan
pendidikan multiliterasi,serta makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari
dosen pengampuh, yaitu Bapak Mahfuzi Irwan. selaku dosen pengampuh mata kuliah
pendidikan multiliterasi.

Kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi materi yang telah kami
susun maupun sistematika penulisan. Karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari pembaca. Besar harapan Kami agar makalah ini dapat bermanfaat dan mudah
dipahami baik bagi kami selaku penulis makalah ini dan bagi pembaca.

Medan, 04 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah.................................................................................................................1

1.3. Tujuan...................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

2.1 pengertian program literasi nasional..........................................................................................3

2.2 prinsip-prinsip literasi................................................................................................................3

2.2 tahap-tahap literasi …………...................................................................................................4

BAB III KESIMPULAN.................................................................................................................5

3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................5

3.2. Saran......................................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama
pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan
publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan ini
akan dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke
sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan literasi bangsa perlu
dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-sendiri, atau
ditentukan oleh kelompok tertentu. Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk dunia usaha,
perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu,
pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan
dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa.
Pada tahun 2017 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa diberi amanah menjadi
Koordinator GLN. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain penajaman konsep GLN,
Diskusi Kelompok Terpumpun dengan pakar dan pegiat literasi, lokakarya penyusunan peta
jalan, panduan, dan materi pendukung GLN, Diskusi Kelompok Terpumpun dengan
Kementerian/Lembaga, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan lintas unit utama, dan persiapan
pencanangan GLN yang akan digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 2017 di Plasa Insan Berprestasi, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas, ialah:


1. Pengertian literasi Nasional?

2. Apa saja Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi?

3. Apa saja Tahap-Tahap Gerakan Literasi?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini ialah sebagi berikut:
a) Untuk mengetahui pengertian dari literasi Nasional.
b) Untuk mengetahui prinsip-prinsip gerakan literasi.
c) Untuk mengetahui tahap-tahap gerakan literasi.
1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini ialah untuk menambah wawasan dan membantu pembaca dalam
memahami program multiliterasi dan menyelesaikan tugas dari mata kuliah pendidikan
multiliterasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian program literasi Nasional

Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama
pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan
publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan ini
akan dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke
sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan literasi bangsa perlu
dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-sendiri, atau
ditentukan oleh kelompok tertentu. Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk dunia usaha,
perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu,
pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan
dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa.

B. Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi

Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah
menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar
tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat
membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang
tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.
 Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah yang menerapkan program
literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang
berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu
divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang
bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks,
seperti karya sastra untuk anak dan remaja.
 Program literasi terintegrasi dengan kurikulum Pembiasaan dan pembelajaran literasi
di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran sebab
pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan

3
menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu
diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
 Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun Misalnya, ‘menulis surat kepada
presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’ merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang
bermakna.
 Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan Kelas berbasis literasi yang kuat
diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama
pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk
perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu
belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan
menghormati perbedaan pandangan.
 Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman Warga
sekolah, perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di sekolah. Bahan
bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia.

Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan


mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan
kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan
warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan
kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

C. Tahap-Tahap Gerakan Literasi


 Tahap pertama: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem
sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca
merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
 Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi
Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami
bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah
kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan
pengayaan (Anderson & Krathwol, 2001).
 Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap
pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah
kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan
pengayaan dan buku pelajaran (cf. Anderson & Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada
tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca
pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan
peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang
pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat
dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku

4
bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan
membaca pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca.
Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari berbagai hal lainnya.
Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca
peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi
kehidupannya.Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap
perkembangan literasi peserta didik. Sayangnya, sampai saat ini prestasi literasi membaca
peserta didik di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-rata skor internasional.
Beberapa hal penting yang perlu dikembangkan dalam program literasi sekolah yaitu

program secara tertulis, kegiatan yang lebih variatif, media yang digunakan dalam
program
literasi agar lebih banyak, memaksimalkan fungsi perpustakaan, serta adanya evaluasi secara
kontinue dari pihak sekolah sehingga guru dan pihak sekolah tau seberapa jauh perubahan
yang terjadi dengan adanya program literasi sekolah. Pada implementasi program
menunjukan bahwa pihak sekolah merasa dengan program ini dapat meningkatkan
kemampuan membaca siswa tuananetra. Penelitian ini pun membuktikan dengan media yang
berbeda serta strategi yang berbeda siswa tunanetra lebih tertarik dalam kegiatan literasi
tersebut.

3.2 Saran

.Bagi para pembaca makalah ini, disarankan agar membaca dan menambah
referensi/buku atau jurnal lain yang memuat mengenai program pendidikan multiliterasi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan


Kebudayaan.2016.Panduan Gerakan Literasi Di Sekolah Dasar.Jakarta

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.2013.Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah


Dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian Pendidikan Dan


Kebudayaan.2016.Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.Jakarata

Anda mungkin juga menyukai