MK. PKn
PRODI S1 BIOLOGI –
Fakultas MIPA
Skor Nilai :
PENELITIAN HUKUM
NIM : 4173520029
September 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehinggga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas Critical Book Review pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanmya dapat menjadi lebih
baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih semoga dapat
bermanfaat dan bisa menambah sedikit pengetahuan serta wawasan
pembaca mengenai pengantar ilmu sosial.
Medan, 13 September
2018
Nurhayati
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Rasionalisasi pentingnya CBR................................................1
B. Tujuan penulisan CBR............................................................1
C. Manfaat CBR..........................................................................1
D. Identitas buku yang direview.................................................1
BAB IV PENUTUP..............................................................................13
ii
A. Kesimpulan............................................................................13
B. Rekomendasi.........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rasionalisasi pentingnya CBR sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk
kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan, oleh karena itu,
penulis membuat critical book report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang Pendidikan Kewarganegaraan mengenai
karbohidrat.
1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. BAB 1
Fungsi penelitian adalah untuk mendapatkan kebenaran. Kebenaran dalam hal ini
bkan kebenaran secara religius dan metafisis, melainkan dari segi epistemologis, artinya
kebenaranharus dilihat dari epistemologis. Dari segi epistemologis, terdapat berbagai sudut
pandang mengenai kebenaran. Dalam hal iniah diperlukan teori-teori kebenaran.
Teori kebenaran kohorensi adalah salah satu dari dua teori kebenaran tradisional.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa yang terdahulu adalah teori kebenaran
korespondensi. Fungsi penelitian, menurut teori kebenaran pragmatis, adalah menemukan
sesuatu yang efektif dan bermanfaat dalam menemukan gagasan. Dalam hal demikian, sama
halnya dengan teori kebenaran korespondensi, masalah-masalah nilai atau sesuatu yang tidak
memberikan manfaat secara lahiriah tidaklah menjadi kajian dari teori kebenaran ini.
Suatu hal yang merupakan pembeda antara ilmu hukum dan ilmu-ilmu sosial adlaah
ilmu hukum bukan termasuk ke dalam bilangan ilmu perilaku. Ilmu hukum tidak bersifat
deskritif tetapi perspektif. Objek ilmu hukum adalah koherensi antara norma hukum dan
prinsip hukum, antara aturan hukum dan norma hukum, serta koherensi antara tingkah laku
bukan perilaku individu dengan norma hukum.
Pada tahun 1970-an UNESCO, salah satu lembaga PBB membdekan ilmu menjadi
ilmu-ilmu alamiah, ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Merupakan tugas ilmu hukum untuk
membahas huum dari semua aspek. Baik ilmu sosial maupun humaniora memandang hukum
dari sudut pandang keilmuannya sendiri. Oleh karena itu tidaklah tepat mengklasifikasi ilmu
hukm ke dalam ilmu sosial maupun humaniora.
2
B. BAB 2
Sebagai suatu ilmu terapan, ilmu hukum dipelajari untuk praktik hukum. Akan tetapi
yang dinamakn praktik hukum tidak selalu berkonotasi dengan adanya sengketa. Dari hasil
telaah tersebut dapat dibuat opini atau pendapat hukum yang dikemukakan oleh ahli hukum
merupakan preskrip. Begitu juga tuntutan jaksa, petitum atau eksepsi dalam pokok perkara di
dalam litigasi berisi preskripsi.
Tidak dapat diingkari bahwa di dalam menerapkan satu ilmu tertentu terdapat suatu
strategi tertentu atau cra tertentu yang memungkinkan penerapan lebih berhasil. Teori dan
prinsip keilmuan tetap dipegang, hanya dalam menerapkannya diperlukan keluwesan dan
taktik tertentu. Dengan demikian, tetap tidak dapat diterima bahwa praktik harus mengikuti
teori.
Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul.
Oleh karena itulah, penelitian hukum merupakan suatu penelitian di dalam kerangka know-
know di alam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa
yang seyogiannya atas isu yang diajukan. Menginagat penelitian hukum merupakan suatu
kegiatan dalam kerangka know-know, isu hukum hanya dapat diintefikasi oleh ahli hukum
dan tidak mungkin oleh ahli lain.
Penelitian bagi ilmu pengetahuan alam maupun sosial biasanya dilakukan untuk
memperoleh suatu kebenaran (truth) ilmiah. Kebenaran tersebut merupakan suatu konklusi
dari proses logico-hypothetico verificative. Seorang yang melakukan penelitian dibidang
keilmuannya. Kemudian ia menunjukkan ia membangun suatu prinsip dasar keilmuwannya.
Suatu bentuk penelitian lainnya yang juga dikembangkan di dal ilmu-ilmu perilaku adalah
3
grounded research. Berbeda dengan penelitian sosial lainnya, grounded research tidak
berpangkal dari teori dan hipotesis tetapi, menggunakan data sebagai sumber teori.
C. BAB 3
Isu hukum mempunyai posisi yang sentral di dlam penelitian hukum sebgaimana
kedudukan masalh di dalam penelitian lainnya, karena isu hukum itulah yang harus
dipecahkan didalam penelitian hukum sebagaimana permasalahan yang harus dijawab di
dalam penelitian bukan hukum. Di dalam praktik hukum, kegagalan para pihak dalam
membangun arguentasi untuk memecahkan isu hukum yang menjadi objek perkara
mempunya implikasi ditolaknya gugatan atau dakwaan tidak terbukti oleh hakim atau bahkan
sebaliknya yang mestinya gugatan harus ditolak malah dikabulkan, atau dakwaan yang
mestinya ditolak tetapi dinyatakan terbuti secara sah yang mestinya tidak terbukti tetapi
dinyatakan terbukti secara sah.
Isu hukum dalam ruang lingkup dogmatik hukum timbul apabila: (1) para pihak yang
berpekara atau yang terlibat dalam perdebatan mengemukakan penafsiran yang berbeda atau
bahkan saling bertentangan terhadap teks peraturan karena ketidakjelasan peraturan itu
sendiri: (2) terjadi kekosongan hukum; (3) terdapat perbedaan penafsiran atas fakta. Tidak
dapat disangkal bahwa isi hukum dalam ruang lingkup dogmatik hukum lebih memberat
kepada aspek praktis ilmu hukum. Isu-isu hukum ini tidak mugkin tanpa adanya kegiatan
interpretasi karena dalam ketentuan undang-undang yang diacu di dalam contoh-contoh
tersebut terlibat masalah pengertian hukum. Kegiatan interpretasi seperti itu tidak mungkin
tidak menggunakan metode hermeneutik. Dalam hal menyangkut kehidupan manusia,
hermeneutik menghadirkan kembali pemeikiran Arisototeles mengenai model teleogis.
Penelitian hukum yang berkaitan degan isu mengenai isu asas hukum berada dalam
tataran filsafat hukum. Untuk dapat memahami isu yang berkaitan dengan asas hukum. Asas-
asas hukum juga dapat mengalami perubahan. Akan tetapi mengingat asas hukum merupakan
sesuatu yang bersifat abstrak, perubahan asas hukum sangatlah lambat dibandingkan dengan
perubahan peraturan hukum.
Penelitian hukum dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang diajukan. Hasil yang
hendak dicapai adalah memberikan pereskrip mengenai apa yang di seyogiannya. Apabila
contoh-contoh permasalahan dalam penelitian sosiolegal di atas hendak dijadikan hukum,
esensi permasalahannya diubah.
4
Untuk dapat menyebabkan isu itu tidak diperlukan data. Yang diperlukan adalah
pemahaman yang mendalam yang mendalam mengenai undang-undang yang ditelaah
tersebut, yaitu UU tentang Perimbangan Keungan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah.
D. BAB 4
Pendekatan kasus yang perlu dipahami oleh peneliti adalah ratio decidendi, yaitu
alasan-alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada putusannya. Untuk
memhami fakta material perlu diperhatikan tingkat abstraksi rumusan fakta yang diajukan.
5
Sebagaimana di dalam pelajaran logika, semakin umum urusan, semakin tinggi daya
abstraksinya sebaliknya, semakin sempit rumusan, semakin rendah daya abstraksinya.
E. BAB 5
Sebenarnya yang jadi ukuran bukan kualifikasi penulis, melainkan karya tulisannya.
Akan tetapi diluar itu yang pertama kali diperhatikan adalah apakah tulisan itu tulisan hukum
(treatise). Suatu ciri khas bahwa suatu tulisan itu merupakan tulisan sesuai dengan
keahliannya, atau kalau tulisan itu tentang ilmu hukum secara umum, penulisannya akan
sebagai gejala sosial. Oleh karea itulah yang juga perlu dipelari.
6
berikutnya adalah jaran ahli-ahli hukum yang mempunya kualifiaski tinggi. Kriteria ahli
hukum mana yang mempunyai kualifikasi tinggi sama sulitnya dengan kriteria tentang
civilized nations. Akan tetapi untuk mengatsi kesulitan itu disarankan kalau peneliti merujuk
kepada pandangan-pandangan para penulis yang sering dikutip oleh pengadilan-pengadilan
yang mengadili kemudian menjumpai adanya perbeedaan sengketa internasional.
F. BAB 6
Penelitian hukum untuk kegiatan praktik hukum ini akan menghasilkan arugementsi
hukum ini akan menghasilkan argumentasi hukum. Argumentasi hukum ini oleh ahli hukum
dituangkan ke dalam Legal Memorandum (LM) yang dibuat untuk sesama ahli hukum
dituangkan di dalam Legal Opinion (LO) dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh klien.
Berbeda dengan penelitian hukum untuk keperluan praktik hukum, penelitian untuk
keperluan akademis digunakan untuk menyususn karya akademis. Posisi peneliti selaku
praktisi melakukan penelitian guna menopang argumentasi masing-masing. Kuasa penggugat
melakukan penelitian dalam rangka memperkuat penelitian dalam rangka memperkuat dalil-
dalil gugatannya.
7
preskripsi sehingga preskripsi tersebut bukan merupakan suatu fantasi atau angan-nagan
kosong.
BAB III
PEMBAHASAN
8
Penelitian hukum dengan penelitian dalam ilmu-ilmu deskriptif adalah
tujuan penelitian hukum, yakni memberikan preskripsi menegnai apa yang
seyogiannya dilakukan, bukan membuktikan kebenaran hipotesis (Mahmud, 2016).
Filsafat hukum berusaha membuat “dunia etis yang menjadi latar belakang
yang tidak dapat diraba oleh pancaindra” dari hukum . Filsafat ukum menjadi suatu
ilmu normatif, sepertinya dengan ilmu politik hukum (Rasjidi, 2013).
Hukum mempunyai segi dan bentuk yang sangat banyak, sehingga tidak
mungkin keseluruhan segi dan bentuk hukum itu tercakup di dalam satu definisi.
Hukum merupakan istilah yang ambiguous, yang tidap-tiap orang bisa
mengartikannya secara berbeda-beda. Kesulitan yang mendasar adalah karena
hukum telah diartikan secra berbeda oleh orang-orang yang berbeda, terlebih lagi
dalam ruang dan waktu yang berbeda (Ariestandy, 2013).
9
Hukum itu bukanlah merupakan tujuan tetapi sarana atau alat untuk
mencapai tujuan yang sifatnya non-yuridis dan berkembang karena rangsangan dari
luar huum, faktor di luar hukum itulah yang membuat hukum itu dinamis. Hukum
sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunya isi yang bersifat umum dan
normatif, umumnya karena berlaku bagi setiap orang yang normatif karena
menentukan apa yang seyognya dilakukan(Ariesntandy, 2013).
Asas hukum dibagi menjadi dua yaitu, yakni asas hukum umum dan asas
hukum khusus. Asas hukum umum adalah asas hukum yang berhubungan dengan
seluruh bidang hukum, seperti asas restitution in integrum, asas lex posteriori
derogat legi periori, asas bahwa apa yang dianggap demikian sampai diputus (lain)
oleh pengadilan. Sedangkan asas hukum khusus berfungsi dalam bidang yang lebih
sempit seperti dalam bidang hukum perdata, pidana, dan sebagainya, yang sering
merupakan penjabaran dari asas hukum umum, seperti asas pacta sunt servanda
asas konsensualisme, asas praduga tak bersalah(Arietandi, 2013).
10
e. Pembahasan Bab 5 tentang Sumber-Sumber Penelitian Hukum
Dalam buku utama : Penelitian Hukum
Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber
penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum
sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan yang bersifat autoritatif,
artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-
undangan dan putusan-putusan hakim. Adapun bahan-bahan sekunder berupa
semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen
resmi( Mahmud, 2016).
Dalam buku pembanding : Hukum, Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Sebelumnya aliran ini telah berkembang suatau pemikiran dalam ilmu hukum
dikenal sebagai Legisme. Pemikiran hukum ini berkembang semenjak akad
pertengahan dan telah bnayak berpengaruh di berbagai negara, tidak terkecuali
Indonesia( Rasjidi, 2010).
11
Dalam buku pembanding : Hukum, Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada buku ini menyajikan penelitian hukum dalam bentuk, fungsi, dan karakteristik
yang berbedadari penelitian sosial lainnya seperti definisi, nilai penting, dan karakteristik,
khususnya antara lain: fokus penelitian; pendekatan yang ada dan dapat digunakan; serta
berbagai sumber penelitian baik primer maupun sekunder plus penelitian dala bidang
hukum internasional. Lebih dari itu dijelaskan pula bagaimana melaksanakan penelitian
dalam langkah demi langkah, mulai dari pengedintifikasi fakta dan pengumpulan bahan
hukum, telaah atas isu hukum yang diajukan, penarikan kesimpulan, hingga pemberian
preskrip.
B. Rekomendasi
Sebaiknya dalam buku utama lebih dilengkapi dengan bahan pendukung berupa
gambar, tabel atau grafik dimana bahan tersebut dapat dijadikan sebagai media kreatifitas
yang dapat menambah daya tarik buku ini. Karena suatu kreatifitas dapat menciptakan
daya tarik. Dan saya merekomendasikan untuk menggunakan Buku Peneletian Hukum jika
ingin melakukan penelitian, begitu juga buku yang lain dapat juga dijadikan sebagai
penuntun sesuai dengan materi yang dibutuhkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ariestandi I., (2013) Hukum Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, Yogyakarta:
Graha Ilmu
Rasjidi L., (2010) Filsafat dan Teori Hukum,PT Citra Aditya Bakti: Bandung
14