Anda di halaman 1dari 14

Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Pengajar: Nadya Mariska S.Pd

Disusun oleh:
Nama: Fahmi Dermawan
Risky Wahyudi
Azura Helmi

XI MIPA I

SMA NEGERI O9 MANDAU


2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya
sehingga makalah Program Gerakan Literasi Sekolah ini dapat diselesaikan dengan baik. tidak
lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita sebagai umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Duri, 8 Februari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................................................

Bab II PEMBAHASAN ...........................................................................................................


A. Pengertian Literasi ................................................................................................................
B. Komponen Literasi ................................................................................................................
C. Pelaksanaan GLS di SMA Negeri 09 Mandau .....................................................................

Bab III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................


A. Waktu dan Tempat Penelitian .…...……………...……...............................….…………....
B. Metode Penelitian .................................................................................................................

Bab V PENUTUP .......................................................................................................................


A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................


Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita karena pengetahuan
terutama diperoleh melalui membaca. Keterampilan ini harus dikuasai peserta didik dengan baik
sejak dini. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, setidaknya angka melek
aksara penduduk Indonesia di rentang usia 15 hingga 24 tahun yang meliputi membaca, menulis
dan berhitung mencapai angka 99,76 persen, atau hanya sekitar 0,24 persen yang masih buta
aksara.
Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan angka melek aksara nyatanya belum
sebanding dengan tingkat aktivitas literasi yang seharusnya.
Data Penelitian Pemeringkatan Literasi melalui Indeks Literasi Nasional oleh
Kemendikbud yang menghasilkan Indeks Alibaca (Angka Literasi Membaca) Indonesia yang
dikeluarkan di tahun 2019 menunjukan hasil bahwa dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat
sembilan provinsi (26%) masuk dalam kategori aktivitas literasi sedang; 24 provinsi (71%)
masuk kategori rendah; dan satu provinsi (3%) masuk kategori sangat rendah dimana artinya,
tidak ada satupun provinsi di Indonesia yang masuk kategori aktivitas literasi tinggi.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik Indonesia sudah mampu
membaca namun masih mengalami buta huruf fungsional; mereka mampu membaca namun
tidak dapat menangkap pesan dari apa yang sudah mereka baca, mereka masih kesulitan dalam
memahami konteks wacana dengan tepat terhadap teks yang mereka baca dan masih kesulitan
dalam menjawab pertanyaan berdasarkan informasi dalam teks.
Atas permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menghasilkan beberapa regulasi untuk mengentaskan masalah literasi di kalangan
peserta didik, misalnya Undang-Undang Nomor 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.
Undang-undang ini menjelaskan tentang perbukuan, mencakup tentang pemerolehan naskah,
penerbitan hingga penyediaan dan pengawasan buku.
UUD 1945 Pasal 31, Ayat 3 berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Ayat ini menerangkan
bahwa SMA di seluruh Indonesia merupakan bagian dari institusi yang memberikan layanan
pendidikan. Institusi tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan sebuah program
yang memfasilitasi lahirnya warga sekolah yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual,
emosi, bahasa, estetika, dan sosial agar eksistensinya diperhitungkan dalam persaingan, baik
pada tataran lokal, regional, nasional maupun internasional.
Selain itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu butirnya menetapkan
adanya budaya baca yang diawali dengan kegiatan 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai
di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah. Peraturan ini dikuatkan dengan ditetapkannya
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk
menumbuhkembang-kan kebiasaan membaca di lingkungan sekolah. Hasil dari GLS diharapkan
mampu membekali peserta didik dengan kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis,
dan reflektif.

B. Rumusan Masalah
Gerakan Literasi Sekolah merupakan program yang sangat baik dan perlu diterapkan,
karena dengan dengan salah satu program literasi dapat meningkatkan budaya membaca
khususnya peserta didik. Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini
difokuskan pada:
1. Bagaimana penerapan Gerakan Literasi Sekolah bagi SMA Negeri 09 Mandau.

C. Tujuan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) bertujuan:
1. Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah,
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat,
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan,
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Literasi
Dalam konteks pengajaran tradisional, penguasaan keterampilan membaca dan menulis
merupakan penanda penguasaan literasi (Baguley, Pullen, & Short, 2010). Pada saat itu,
seseorang yang dapat membaca dan menulis dianggap literat. Saat ini, literasi didefinisikan
bukan hanya sekadar mampu membaca dan menulis, namun lebih luas lagi yakni “mampu
berbicara dengan santun, mampu berperilaku sosial serta menjalin silaturahmi, mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan, mampu memahami budaya, dan mampu menempatkan
literasi dalam kehidupan untuk dapat berkomunikasi dengan efektif” (UNESCO, 2012). Dalam
konteks pembelajaran, literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis dan berbicara (Wiedarti & Kisyani, 2016, lihat juga Jackman dkk., 2014).
Literasi berkembang dari sekadar tulisan di atas kertas menjadi teks multimodal dalam
bentuk cetakan elektronik dan tulis-audio-visual. Penguasaan kemampuan literasi berkembang
menjadi kemampuan multiliterasi. Menurut Abidin (2016) multiliterasi dimaknai sebagai
“keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan
informasi dengan
menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif,
simbol, dan multimedia”. Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks
multimodal.

B. Komponen Literasi
1. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan,
serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan
kesimpulan pribadi.
2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam
menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan,
penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3. Literasi Media (Media Literacy)
Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media
digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
4. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika
dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi
untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup
menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan
program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan
teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang
dibutuhkan masyarakat.
5. Literasi Visual (Visual Literacy)
Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap
materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital
(perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di
dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.

C. Pelaksanaan GLS di SMA Negeri 09 Mandau


1) Tahap Pembiasaan
a. Membaca lima belas menit setiap hari pada jam ke-0.
Kegiatan ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
1. Guru memandu peserta didik untuk membaca selama lima belas menit.
2. Guru dan peserta didik membaca selama lima belas menit.
3. Guru memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
b. Mengelola sudut baca.
Sudut baca ini merupakan upaya mendekatkan peserta didik pada buku. Berikut
inisalah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca.
1. Guru memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
2. Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3. Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
4. Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.

c. Wajib kunjung perpustakaan sekolah


Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan perpustakaan untuk menumbuhkan
kegemaran membaca
1. Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada
setiap guru mata pelajaran.
2. Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu
kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
2) Tahap Pengembangan
a. Mengelola sudut baca
Mengelola sudut baca dapat dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan
menambahkan beberapa langkah. Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan
untuk mengelola sudut baca dalam tahap pengembangan.
1. Guru kelas membimbing siswa untuk membuat pojok baca.
2. Setiap siswa menyumbang satu buku untuk pojok baca.
3. Ketua Kelas / Wakil Ketua Kelas bertugas mengelola administrasi peminjaman
buku.
4. Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
5. Peserta didik membuat resume hasil bacaan.
6. Peserta didik mengumpulkan hasil serume di meja guru.
7. Guru kelas memeriksa resume sebulan sekali.
8. Peserta didik membuat perayaan hasil membaca, misalnya menceritakan hasil
bacaan di kelas.
b. Satu Jam Wajib Baca (seminggu sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik gemar...
1. membaca buku yang disukai.
2. Membuat resume.
3. Mengisi jumal membaca.
4. Menceritakan isi buku.
c. Klub Pecinta Buku
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik membaca buku baru dan
membagi hasil bacaan pada teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain:
1. membuat ringkasan/resensi buku.
2. menceritakan isi buku.
3. mendiskusikan isi buku.
d. Membaca Berhadiah Buku
Pemberian buku sebagai hadiah dilakukan untuk lebih mendorong peserta didik
gemar membaca. Program ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Guru bekerja sama dengan pengelola perpustakaan sekolah untuk menyediakan
catatan kunjungan peserta didik ke perpustakaan.
2. Guru menyosialisasikan kepada seluruh peserta didik tentang program Pembaca.
Terbaik yang akan dilaksanakan setiap bulan.
3. Peserta didik akan berkompetisi membaca di perpustakaan sebanyak-banyaknya
setiap saat. Kunjungan peserta didik ke perpustakaan sekolah dapat dilakukan
ketika jam istirahat atau waktu senggang.
4. Setiap bulan, guru akan memilih pembaca terbaik di sekolah kemudian diberi
hadiah buku dan tercatat di papan Pembaca Terbaik Bulan Ini.
5. Pembaca terbaik dipilih berdasarkan frekuensi kunjungan peserta didik ke
perpustakaan, jumlah buku yang dipinjam, dan jenis buku-buku yang dibaca serta
dipinjam peserta didik.
6. Jika sudah berjalan satu tahun, guru atau sekolah akan memilih pembaca terbaik
selama satu tahun.
7. Pemilihan Pembaca Terbaik dapat dilakukan pada setiap jenjang.
3) Tahap Pembelajaran
a. Membaca Buku Cerita (satu jam, seminggu sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan
membaca
buku cerita dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Membaca buku cerita.
2. Membuat ringkasan buku cerita.
3. Membuat bahan presentasi.
4. Menceritakan kembali pada teman.
b. Klub Literasi(Jangka panjang)
Peserta didik yang tergabung dalam klub ini melakukan berbagai aktivitas literasi,
di antaranya sebagai berikut.
1. Bedah buku.
2. Pelatihan menulis.
3. Pameran buku.
4. Kontes membaca.
5. Seminar literasi.
6. Lokalatih literasi, dll.
c. Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah
Kegiatan ini sudah dikenalkan pada tahap pembiasaan. Dalam tahap
pembelajaran, ada tambahan langkah terkait dengan tagihan akademik. Berikut ini
alternatif langkah yang dapat dilakukan.
1. Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada
setiap guru mata pelajaran.
2. Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu
kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
3. Guru memberikan tugas untuk membaca buku yang berkaitan topik pembelajaran,
membuat resume, dan berdiskusi.
Bab III
METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari dan tempat pelaksanaannya di
rumah melalui internet.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi tertentu seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian di atas,
bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan hanya sebatas
mengumpulkan data-data yang apa adanya dan mendeskripsikannya dengan tepat.
Bab IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerakan Literasi Sekolah (LGS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh
dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi
adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari
berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik.
Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang
bermanfaat bagi kehidupannya. Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat
terhadap perkembangan literasi peserta didik.
Oleh karena itu diharapkan semua pihak terkait dapat ikut secara proaktif berperan dalam
kegiatan ini sesuai dengan tupoksi masing-masing.

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas ada beberapa hal yang menjadi saran yaitu:
1. Kegiatan literasi di sekolah dikemas secara lebih menarik agar siswa-siswi tidak bosan
untuk melaksanakan kegiatan literasi di sekolah;
2. Penambahan buku di pojok baca;
3. Kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program literasi di sekolah agar
dapat memberikan dukungan dan kerja sama;
4. Diharapkan kepada sekolah untuk terus melaksanakan program literasi di sekolah dan
menjadi contoh bagi sekolah lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Panduan-Gerakan-
Literasi-Sekolah-di-SMA.pdf
https://id.scribd.com/document/539960377/Program-Gerakan-Literasi-Sekolah-SMA
https://repositori.kemdikbud.go.id/20561/1/Panduan%20GLS%20SMA%20%28Edisi
%20Revisi%202020%29.pdf
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-1-1-86206-151413207-bab5-03082017094008.pdf

Anda mungkin juga menyukai