Anda di halaman 1dari 4

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

(PEMBIASAAN)
PENTINGNYA GERAKAN LITERASI SEKOLAH

SMK NEGERI KLAKAH


2021
1. Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolahmerupakan program yang sangat penting dalam rangka
mengembangkan kemampuan literasi siswa. Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial
dengan dukungan kolaboratif dari berbagai elemen.Upaya yang ditempuh untuk
mewujudkannya berupa pembiasan membaca pada peserta didik.Variasi kegiatan dapat berupa
perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.Dalam pelaksanaannya,
pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan penilaian agar dampak keberadaan gerakan
literasi sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah untuk bersama-sama
memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.

Gerakan Literasi Sekolah yang digagas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


didasarkan atas pandangan Beers yang menjelaskan bahwa praktik-praktik yang baik dalam
gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.


Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar
tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat
membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasan dan pembelajaran literasi yang
tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.
b. Perkembangan literasi yang baik bersifat seimbang. Sekolah yang menerapkan
program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan
yang berbeda. Oleh sebab itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu
divariasikan, serta disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang
bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks,
seperti karya sastra untuk anak dan remaja.
c. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum. Pembiasaan dan pembelajaran literasi
disekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran karena
pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan
menulis. Dengan demikian, pengembangan professional guru dalam hal literasi perlu
diberikan kepada semua mata pelajaran.
d. Kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan kapan pun. Sebagai contoh,”menulis
surat kepada presiden” atau “membaca untuk ibu” merupakan contoh-contoh kegiatan
literasi yang bermakna.
e. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan. Kelas berbasis literasi yang kuat
diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama
pembelajaran dikelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk
perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu
belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan
menghormati perbedaan pandangan.
f. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman. Warga
sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di sekolah. Bahan
bacaan untuk peserta didik perlu mereflesikan kekayaan budaya Indonesia, agar
mereka dapat terpajan pada pengalaman multikultural.

2. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah


Gerakan Literasi Sekolah sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan
ini sebagai bagian penting dalam kehidupan :
1) Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkadalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi disekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca

3. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah.


Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangann budaya literasi,
Beers, dkk. (2009) dalam buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction, menyampaikan
beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah.
1) Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga
sekolah. Oleh karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk
pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi
sebaiknya memajang karya peserta didik dipajang di seluruh area sekolah,
termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karyakarya peserta
didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta
didik. Selain itu, peserta didik dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di
Sudut Baca di semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan
dengan pajangan karya peserta didik akan memberikan kesan positif tentang
komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literasi.
2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan
interaksi yang literat
Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan
interaksi seluruh komponen sekolah.Hal itu dapat dikembangkan dengan
pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun.Pemberian penghargaan
dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan
peserta didik di semua aspek.Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi
juga sikap dan upaya peserta didik.Dengan demikian, setiap peserta didik
mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah.Selain itu,
literasi diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun
pelajaran.Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster,
mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah
selayaknya berperan aktif dalam menggerakkan literasi, antara lain dengan
membangun budaya kolaboratif antarguru dan tenaga kependidikan. Dengan
demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran
orang tua sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen
sekolah dalam pengembangan budaya literasi.
3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan
akademik.Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di
sekolah.Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk
pembelajaran literasi.Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca
dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum
pelajaran berlangsung.Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu
diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenagakependidikan
untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan
keterlaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai