Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SOSIAL ANTROPOLOGI
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK
SOSIAL

DISUSUN OLEH

NAMA : VALERIANA NAIKTEAS

KELAS : 1C (SEMESTER 2)

NIM : PO5303241210226

PROGRAM STUDI GIZI POLTEKKES KEMENKES KUPANG


2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena hanya atas berkat
dan rahmatnya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manusia sebagai Makhluk
Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian
dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, Manusia merupakan kumpulan dari berbagai
individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara
seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut.
Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi
inspirasi bagi para pembaca.Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Kupang, 23 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

Latar Belakang .......................................................................................................1.

Rumusan Masalah ..................................................................................................2.

Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................2

Pengertian Manusia.................................................................................................2

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli.................................................................2

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................3

Manusia Sebagai Makhluk Individu..................................................................... 3

Manusia Sebagai Makhluk Sosial..........................................................................3

Interaksi Sosial dan Sosialisasi..............................................................................5

Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.............................7

BAB IV PENUTUP...............................................................................................8

Kesimpulan............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi
kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu
mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa
setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada
manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan
keindividualitasannya.

Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan
sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam
kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain.
Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling
membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.

Dari kedua hal diatas, manusiasebagaimakhlukindividudanmakhluksosial


memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan
sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka
setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut.Untukitu,perlukirany penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menginspirasi pembaca.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan


masalahsebagai berikut.

1.Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial

2. Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial ?
C. Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial

2. Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial;

3. Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manusia

Pengertian Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan


orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksidengan
manusia yang lain. Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat
menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat
berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan
sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut
dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan
kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok..

2.1.1 Pengertian Manusia Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
Menurut NICOLAUS D. & A. SUDIARJA bahwa:
“Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang”

Menurut ABINENO J. I bahwa:


“Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana"”

Menurut UPANISADS:
“Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
atau badan fisik”
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan.Individualitas manusia tampak pada keinginan untuk selalu
tumbuh berkembang sebagai sosok pribadi yang khas atau berbeda dengan lain. Manusia
secara perseorangan.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani
dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter
sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan
merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi
alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu
melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga,
dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
(genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan berbagai peranan,
yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringkali pula
terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan
dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang
namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari
perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan
diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi
“maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan
kepribadiannya atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari
lingkungannya telah terbentuk.

3.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Dimulai sejak lahir .Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta
dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang
dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan
kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa
hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan
orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu :

1. Karena manusia tunduk pada aturan yang


berlaku.
2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu
penilain dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia
hidup di tengah-tengah manusia.
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud
adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-
faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi
satusama lain.

2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia
yangdirendahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan
orang lain kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying
orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.

3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang
yangsepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu, ia
mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari apa
yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi seseorang.
Sebagai makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari
segala yang menyusahkan. Untuk itu ia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan
kebahagiaan kepada dirinya.

Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu, seperti hak milik atas sesuatu
benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan lain-lainnya. Hak itu tidak
boleh diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa dialah yang berkuasa
atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa aku. Kesadaran ini
mendorongnya untuk bertindak sendiri, terlepas dari pengaruh orang lain. Hidup sebagai
makhluk individu semata-mata tidak mungkin tanpa juga sebagai makhluk sosial. Manusia
hanya dapat dengan sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia
hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan
adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan
sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat berkembang dengan
wajar dan sempurna. Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal, manusia
memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak hanya
bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia
sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-
tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup
yang sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk
sosial. Tak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia
baru dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam
kesendiriannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1991. Ilmu Sosial Belajar. Jakarta : Rineka Cipta


Bouman. 1976. SOSIOLOGI (Pengertian-Pengertian Dan Masalah-Masalah). Jakarta : Yayasan
Kanisius
Daldjoeni, N. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mahasiswa IKIP (FKIP) dan
Guru Sekolah Lanjutan. Bandung : PT. Alumni
Darmayah.dkk.1986. Ilmu Sosial Dasar (Kumpulan Essei). Surabaya : Usaha Offset Priting.
Diknas .2003. Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta : Diknas
Ahmadi, A. 1991. Ilmu Sosial Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Bouman. 1976. SOSIOLOGI (Pengertian-Pengertian Dan Masalah-Masalah). Jakarta : Yayasan
Kanisius
Daldjoeni, N. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mahasiswa IKIP (FKIP) dan
Guru Sekolah Lanjutan. Bandung : PT. Alumni
Darmayah.dkk.1986. Ilmu Sosial Dasar (Kumpulan Essei). Surabaya : Usaha Offset Priting.

Anda mungkin juga menyukai