Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU SOSIAL ANTROPOLOGI


MANUSIA DAN HARAPAN

DISUSUN OLEH
NAMA : KORNELIA ERNA
KELAS : 1C (SEMESTER 2)
NIM : PO5303241210202

PROGRAM STUDI GIZI POLTEKKES KEMENKES


KUPANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang. Karena berkat rahmat, penulis bisa
menyusun dan menyajikan Makalah yang berjudul
MANUSIA DAN HARAPAN. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah
MANUSIA DAN HARAPAN Budaya ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
sifatnya membangun yang berguna untuk menyempurnakan
makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan
Makalah MANUSIA DAN HARAPAN ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud
penulis.
Kupang, 23 Februari 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………..i
DAFTAR ISI………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………….
B.Rumusan Masalah……………………………………...
C.Tujuan Penulisan………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Manusia…………………...
B.Pengertian Harapan…………………...
C.Manusia dan Harapan. …………………
D.Sebab Manusia Memiliki Harapan…………….
E.Harapan dan Kepercayaan…………………….
F. Macam-macam Kepercayaan………………….
BAB III PENUTUP
A.Latar Belakang
B.Saran…….
DAFTAR PUSTAKA……………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap
manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup.
Orang yang akan meninggal sekalipunmempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan
kemampuanmasing-masing.Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
dirisendiri, maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud,maka manusia
harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini
disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan
merupakan bagian dari hidupmanusia selama di dunia karena setiap manusia mempunyai
harapan dankepercayaan kepada Allah SWT.

B .Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Manusia itu ?

2.Apakah pengertian dari Harapan itu ?.

3.Apa hubungan antara manusia dan harapan ?

4. Apa sebab manusia memiliki harapan ?

5. Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan ?

6.Apa Persamaan Harapan dan Cita-cita?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian darimanusia,
menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara manusiadan harapan,
menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan menjelaskanhubungan antara harapan dan
kepercayaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusiamemiliki keunikan
yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusiamemiliki jiwa yang rohaniah,
ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca inderayang berbeda dengan makhluk lain karena pada
manusia terdapat daya berfikir,akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.Pengertian manusia dapat
dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta),“mens
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Secara istilahmanusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
ataurealitas, sebuah kelompok ( genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusiadiartikan
sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapiotak berkemampuan
tinggi.

B. Pengertian Harapan

Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atausesuatu yang belum
terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai maknasesuatu yang terkandung dalam hati
setiap orang yang datangnya merupakankarunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar
dilukiskan. Yangmempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa.
Danagar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri sendiri,kepercayaan kepada
orang lain dan kepercayaan kepada Allah Swt.Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari
kepercayaan akan sesuatu yangdiinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah
kebaikan diwaktuyang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak
tampaknamun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun
ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengancara berusaha dan berdo’a.
Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya ataukeinginannya,
baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yangdilarang oleh norma-norma
agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapatmenyebabkan seseorang melakukan
pelanggaran dalam usahanya mencapai apayang diharapannya, misalnya : faktor
lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan,tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang
rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat buruk
pada diri sendiri.Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan
berpikir positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikologuntuk
menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.

C. Manusia dan Harapan

Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,


kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatuyang terjadi dan
diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain ataukekuatan lain di luar dirinya
supaya sesuatu terjadi atau terwujud.Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan
harapan pesimistis (tipisharapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan
terjadi itu sudahmemberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa
sesuatuyang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis
adatanda-tanda rasional tidak akan terjadi.Harapan itu ada karena manusia hidup.
Manusia hidup penuh dengankeinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki
harapan yang berbeda-beda,orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas.
Begitupun sebaliknya, orangyang berpikir sempit maka harapannya juga akan
sempit.Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalamhubungannya
dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu diwujudkan hal-hal sebagai
berikut :

1.Harapan apa yang baik

2. Bagaimana cara mencapai harapan itu

3.Bagaimana bila harapan itu tercapai

iJika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namundi akhirat
juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di keduatempat tersebut
bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupanantara dunia dan
akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari padahari ini. Namun kita
sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanyamenjadi kenyataan dan
terwujud

D. Sebab Manusia Memiliki Harapan

Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahirke dunia ini
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengahsuatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lainitulah seseorang dapat hidup
dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental danspiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain,yaitu :
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

1. Dorongan Kodra.

Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelmadalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya :menangis, bergembira,
berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyaiketurunan. Setiap diri manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua dandorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan dan harapan.

2. Dorongan Kebutuhan Hidup

Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macamkebutuhan hidup.


Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan ataskebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan,minum, pakaian, dan rumah.
Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan,kepuasan, keberhasilan, hiburan dan
ketenangan.Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja samadengan
manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangatterbatas, baik
kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanyadorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyaiharapan, karena pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhikebutuhan
hidupnya.Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham
Maslowmengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan
itumerupakan lima harapan manusia, yaitu :1.

1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup ( survival )


3. Harapan untuk memperoleh keamanan ( safety)
4. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai(being
loving and love)
5. Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan( status)
6. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita(self-actualization)

E. Harapan dan Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akankebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan ataukeyakinan akan
kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yangdianggap sebagai wahyu
dari Allah Swt. Kepercayaan dalam agama merupakankeyakinan yang paling besar.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan
orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinanmasing-masing.Harapan dan
kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi ataumewujudkan harapan,
manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a sungguh-sungguh
kepada Allah Swt serta mempercayai adanya AllahSwt, harapan akan terwujud dan
terpenuhi.

F. Macam-macam Kepercayaan

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia.Kepercayaan


itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri.

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia.Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan YangMaha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah,dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang
diserahkan ataudipercayakan kepadanya.

2.Kepercayaan kepada orang lain.

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itusudah tentu percaya ternadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuaidengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan
yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya orang yang berjanji
sesuatu hamps dipenuhi. Meskipun janji itu tidak terdengar oleh orang lain, apabila
membuat janji dengan orang lain.

3. Kepercayaan Kepada Pemerintah.

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah lakukarya Prof.Ir,


Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhanlangsung memerintah dan memimpin
bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua
adalahciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi
yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebablangsung dipilih oleh Tuhan
pula (kerajaan).Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah darirakyat,
(kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itumenjelma pada negara.
Satu-satunya realitas adalah negara). Manusiasebagai seorang (individu) tak berarti orang
mempunyai arti hanyadalam masyarakat, Negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas)yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebutnegara
totaliter, satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara;manusia perorangan tidak
mempunyai hak, ia hanya mempunyaikewajiban (negara diktator). Jelaslah bagi kita, baik
teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar,
karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlahkalau manusia sebagai
warga negara percaya kepadanegara/pemerintah.

4. Kepercayaan kepada Tuhan.

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karenakeberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan olehTuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali kuat yang dapatmenghubungkan rasa manusia dengan
Tuhannya.Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidakmempunyai
kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jikamanusia berusaha agar mendapat pertolongan dari
padanya, manusiaharus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertaimanusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang mahatinggi yang
menciptakan alam semesta seisinya merupakankonsekuensinya tiap-tiap umat beragama
dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.

Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan

Usaha itu antara lain:

a)Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah

b)Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.

c)Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan sukamenolong,


dermawan, dan sebagainya.

d)Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan

e)Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.

F. Persamaan Harapan dan Cita-cita.

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi;sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan
demikianharapan menyangkut masa depan.
Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas
waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi enterpreneur yang sukses, ya… harus di
sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target
waktu sehingga kita punya timeline kapan haltersebut kita inginkan terealiasasi.Dari kecil
kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untukmenggantungkan cita-cita
setinggi langit. Semua itu memang benar karena denganadanya cita-cita atau impian
dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai
kehidupan yang lebih baik di dunia.Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai
melalui kerja keras,kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan
hasilmelamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu
yangterbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan
terlalu mendetail dan fanatik karenakita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai.
Contoh adalah seseorangyang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan
ipa dia stress, lalugagal snmptn/spmb kedokteran dia stress, dan seterusnya

Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukancita-cita,
maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintaiorang banyak dengan
hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasidalam mengejar cita-cita kita
bisa mempelajari kisah sukses orang lain ataumembaca atau melihat film motivasi hidup
seperti laskar pelangi.Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung
pengertian tidakterlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
Antaraharapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa
depankarena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan
orangmenginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Contoh Kasus:

ERUPSI MERAPI

Pengungsi Butuh Harapan

Kamis, 11 November 2010 | 10:14 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS

Para pengungsi korban letusan Gunung Merapiyang kini hidup jauh dari rumah mereka
membutuhkan harapan agar bisamenghadapi keadaannya saat ini. Semua pihak
seharusnya bisa membangkitkanharapan mereka dengan memberikan dorongan serta
hiburan.Hal tersebut disampaikan Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada
PM Laksono, Kamis (10/11). ”Dalam fase tanggap darurat, jangan sampai

pengungsi kehilangan harapan. Ciptakan harapan bagi anak-anak, perempuan,

juga kelompok lanjut usia, jangan dibikin putus asa,” ujarnya. Ia mengatakan,

hidup di pengungsian tidak mudah dijalani. Di dalam rumah, seburuk apa punkondisinya,
ada totalitas hidup. Di rumahnya, seorang manusia menjadi manusiayang utuh. Dia bisa
bekerja. Dia punya ruang untuk dirinya sendiri, keluarga,hewan peliharaan, juga para
tetangga. Bahkan, seorang nenek dan kakek yang sudah lanjut usia pun bisa tetap
beraktivitas dirumahnya.

Ketika berada di pengungsian, totalitas itu tidak bisa didapat. Mereka tiba-tiba berada
di ruang yang asing bersama orang-orang asing. Mereka juga tidak bisa bekerja dan
beraktivitas. Dalam situasi semacam ini, seorang manusia yang secara fisik sehat akhirnya
bisa menjadi sakit. ”Walau di pengungsian makandaging ayam, mereka akan lebih
bahagia makan seadanya di rumahnya sendiri,”ujar Laksono.

Bagi manusia, hidup bukan sekadar persoalan makan dan minum. Olehkarena itu, selain
menjamin terpenuhinya kebutuhan makan dan minum, pengungsi harus didorong untuk
memiliki harapan akan masa depan mereka pascapengungsian. Menurutnya, semua pihak
bisa berperan dalam menciptakanharapan. Media, misalnya, sesungguhnya punya
tanggung jawab untukmembangkitkan harapan pengungsi. Dalam suatu bencana, media
mestinya bisamemberikan informasi yang menenangkan warga. Media seharusnya
tidaksemakin menambah kecemasan warga dengan informasi yang diberikan.Media juga
bisa mendedikasikan dirinya untuk menyajikan informasi sederhana yang berguna bagi
pengungsi. ”Misalnya, informasi tentang jalur evakuasi, atau informasi tentang nomor
telepon dan alamat penting, tuturnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipunmempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan
hidup dan kemampuanmasing-masing.Harapan atau asa adalah bentuk
dasar dari kepercayaan akan sesuatu yangdiinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktuyang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampaknamun diyakini bahkan
terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak
orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berusaha dan berdo’a.

Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja


kerasnyaseseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan
yang besar. Danuntuk memperoleh harapan yang besar tetapi
kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu
berdoa.

B. Saran
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan,
kitatidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena
harapan dankeinginan itu lah yang membuat hidup kita menjadi berarti di
dunia ini, yang terusmemberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan
memberikan yang terbaikdalam setiap pekerjaan.Selain itu kita juga harus
berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah Swt, yaitu dengan
berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat
mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada dalam
norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain.
Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan yang kita
inginkan tidak tercapai sehingga tidak membuat kita putus asa untuk selalu
terus mencoba.

DAFTAR PUSTAKA

Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar .


Jakarta:Universitas GunadarmaSuyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu
Budaya Dasar, Depdikbud U.T.1984-1985.

http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan

http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.htm

lhttp://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harap
an/

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/11/11/10145424/Pengungsi
 

Anda mungkin juga menyukai