Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB

MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama

Disusun oleh :

Syifa Diani Fauziah

P17334122098

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUUNG
JURUSAN TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI D-3
2022

i
ABSTRAK
Berbicara tentang manusia, tentu tidak cukup melihat dari sisi
lahiriyah saja. Jauh lebih dari itu adalah sisi bathiniyahnya. Kedua
wilayah ini sangat perlu diperhatikan guna mencapai kebahagian
hakiki manusia yaitu dunia dan akhirat. Hal yang mendasar
berkaitan dengan manusia adalah tentang kebutuhannya. Tulisan ini
membahas bagaimana kebutuhan manusia menurut Maslow jika
dilihat dari perspektif maqasid. Lebih lanjut akan dikomparasikan
dengan pemikiran Al-ghozali yang sudah lebih dahulu ada.
Hasilnya adalah Pertama, perbedaan paling mendasar antara kedua
tokoh tersebut adalah tentang mana yang lebih dahulu dipenuhi
(Maslow) atau mana yang harus dilindungi (Al-ghozali). Kedua,
sesuai dengan basic penelitian Maslow yang berdasar pada rasio,
empiric dan naluriah (ilmiah), bertepatan dengan kondisi pasca
Perang Dunia II, Ia menekankan teorinya pada kebutuhan fisik
manusia yang harus diutamakan dibanding kebutuhan lainnya.
Sedangkan Al-ghozali dengan pendekatan tasawufnya, yang
bersumber dari nash-rasio dengan latar belakang adanya krisis
spiritual pada saat itu, menekankan perlindungan agama sebagai
satu hal yang paling utama. Sebab, menurutnya, puncak dari
maqasid syariah yang berupa maslahah adalah menjaga tujuan-
tujuan syara’. Dalam hal ini adalah agama. Ketiga, Maslow
menekankan puncak kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri yang
lebih bersifat individual dan materialistik. Sedangkan Al-ghozali
adalah maslaha am (Kesejahteraan umum). Terlepas dari beberapa
perbedaan tersebut, Keduanya memiliki satu akalnya dalam segala
hal. Akal adalah segala aspek penting dalam hakikat manusia.
Manusia lahir dengan potensi kodratnya berupa cipta, rasa dan
karsa. Cipta adalah kemampuan spritual yang secara khusus

ii
mempersoalkan nilai kebenaran. Rasa adalah kemampuan spritual
yang secara khusus mempersoalkan nilai keindahan. Sedangkan
karsa adalah kemampuan spritual, yang secara khusus
mempersoalkan nilai kebaikan. Dengan ketiga potensi itu manusia
selalu mendorong untuk ingin tahu dan bukan mendapatkan nilai-
nilai kebenaran, keindahan, dan kebaikan yang terkandung dalam
segala sesuatu yang ada. Manusia dalam Pandangan Islam adalah
makhluk yang diberikan amanah oleh Allah swt dan wajib
ditunaikan. Manusia juga memiliki berbagai macam karakter, yang
dengan karakter tersebut, antara yang satu dengan yang lainnya
menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya. Sementara potensi
yang dimiliki oleh manusia telah ada sejak ia lahir, sehingga potensi
yang baik harus ditumbuhkan dan dipelihara.

iii
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Syukur


Alhamdulillah atas limpahan karunia Allah SWT. Berkat Ridha-
Nya saya mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu.

Penulisan makalh ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas


Agama dengan judul “Hakikat, Martabat, dan Tanggungjawab
Manusia”. Tidak lupa juga menghaturkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
para sahabatnya dan semua umatnya yang selalu istiqamah sampai
akhir zaman.

Namun, saya sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan.


Oleh karena itu, saya sangat berharap kritik dan saran konstruktif
demi penyempurnaan makalah ini. Harapan saya sebgai penulis
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi
harapan berbagai pihak. Aamiin.

Bandung, 26 Juli 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK.........................................................................................................ii
Kata Pengantar.................................................................................................iv
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Batasan Masalah......................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................1
BAB II................................................................................................................2
KAJIAN TEORI...............................................................................................2
A. Hirarki Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow..............................2
BAB III..............................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................5
A. Pengertian Manusia.................................................................................5
B. Hakikat Manusia.....................................................................................5
C. Martabat Manusia....................................................................................6
D. Tanggung Jawab Manusia.......................................................................8
BAB IV.............................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali


dengan akal dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling
tinggi diantara ciptaan-Nya yang lain. Hal yang paling
penting dalam membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan
akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.1

B. Batasan Masalah
Penulis memfokuskan pembatasan masalah makalah ini
pada teori/pemahaman Barat tentang Filsafat Manusia,
teori/pemahaman muslim tentang Filsafat Manusia,
serta dalil yang mendasari Filsafat Manusia.

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu manusia?
2. Jelaskan yang dimaksud hakikat manusia
3. Jelaskan yang dimaksud martabat manusia
4. Jelaskan yang dimaksud tanggung jawab manusia

1
Muhammad S Sumantri, Hakikat Manusia dan Pendidikan, core.ac.uk, (2015), hal
1.1.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hirarki Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow


Hirarki merupakan suatu tingkatan sedangkan
kebutuhan adalah segala sesuatu hal yang harus
diselesaikan untuk memenuhi hasrat atau keinginan
yang timbul dari dalam diri sehingga membuat disri
merasa sejahtera. Didalam hirarki kebutuhan maslow
ada 5 tingkatan yang harus terpenuhi.2

1. Kebutuhan Fisiologi
Yang paling mendasar, paling kuat dan paling jelas
diantara kebutuhan manusia adalah kebutuhannya
akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks,
tidur, dan oksigen. Seseorang yang mengalami
kekurangan makanan, harga diri, dan cinta pertama-
tama akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia
akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu
terpuaskan.

2. Kebutuhan Akan keselamatan


Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia
akan cenderung mencari rasa aman, bisa berupa
kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa

2
Maslow, Motivation and Personality, h. 7.

2
takut, kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini
bertujuan untuk mengembangkan hidup manusia
supaya menjadi lebih baik.

3. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta


Manusia akan cenderung mencari cinta orang lain
supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang
lain. Jadi, kebutuhan akan cinta tidak sama dengan
kebutuhan akan seks. Sebaliknya, Maslow
menegaskan, kebutuhan akan cinta ini menguatkan
bahwa dalam hidup, manusia tidak bisa terlepas dari
sesama.

4. Kebutuhan untuk dihargai


Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah
menjadi naluri manusia untuk bisa dihargai oleh sesama
bahkan masyarakat. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan
ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama lebih mengarah pada
harga diri. Kebutuhan ini dianggap kuat, mampu mencapai
sesuatu yang memadai, memiliki keahlian tertentu
menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan
yang lainnya lebih pada sebuah penghargaan. Yaitu
keinginan untuk memiliki reputasi dan pretise tertentu
(penghormatan atau penghargaan dari orang lain).
Kebutuhan ini akan memiliki dampak secara psikologis
berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan sebagainya.

5. Kebutuhan akulturasi diri

3
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi
pencapaian manusia setalah kebutuhan-kebutuhan di
atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini
berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula
seperti perubahan persepsi, dan motivasi untuk selalu
tumbuh dan berkembang.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia
Secara umum pengertiam manusia adalah manusia
sebagai makhluk pribadi dan makhluk soisal. Karena
bukan hanya manusia diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia
adalahmakhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.

Manusia menurut pandangan islam adalah makhluk


Allah SWT yang memiliki unsur dan daya materi yang
memilikijiwa denganciri-ciri berfikir, berakal, dan
bertanggung jawab pada Allah SWT yang diciptakan
dengan memiliki akhlak.3

B. Hakikat Manusia

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling


sempurna. Unsur-unsur yang ada pada manusia yaitu
berupa fisik atau jasmani yang bisa dilihat untuk
menunjukkan keberadaannya.

3
Dewi Ratih Mayangsari, Didha Ika Rahmawati, Diva Febriani R.K, Makalah
Hakikat, Martabat, Martabat dan Tanggung Jawab, (2019) hal. 1.

5
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang tepat
menggerakan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan
sosial.
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang
dan terus berkembang tidak pernah selesai selama
hidupnya.
4. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan
terutama dalam bidang sosial.

C. Martabat Manusia

Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang


terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat
tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain.
Ditinjau dan martabatnya, kedudukan manusia itu lebih
tinggi dan lebth terhormat dibandingican dengan
makhluk lainnya.4

Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah


SWT melalui beberapa proses sebagai berikut :

4
Febrykhia, Bella. (2013), Harkat dan Martabat , Manusia.

6
1. Taubat
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh,
syubhat dan apalagi yang haram
3. Merasa miskin diri dari segalanya
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat
merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau
instropeksi diri)
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah
SWT
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri
terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan
kepadaNya
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya
kepada Allah SWT saja Dengan melalui latihan di
atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka
hamba akan muncul sifat berikut :
 Ketenangan jiwa;
 Harap kepada Allah Swt;
 Selalu rindu kepadaNya dan suka
meningkatkan ibadahnya;

D. Tanggung Jawab Manusia


Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala

7
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.

Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai


mana kehidupan manusia mempunyai beban dan
tanggung jawab masing-masing.

Manusia Menurut Pandangan Islam


Alexis Carrel (1986:5) menjelaskan tentang
kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat
manusia. Dia mengatakan bahwa “pengetahuan
tentang makhluk-makhluk hidup secara umum dan
manusia khususnya belum lagi mencapai kemajuan
seperti yang telah dicapai dalam bidang iImu
pengetahuan lainnya”. Selanjutnya ia menulis;
“Sebenarnya manusia telah mencurahkan
perhatian dan usaha yang sangat besar untuk
mengetahui dirinya, kendatipun kita memiliki
perbendaharaan yang cukup banyak dari hasil
penelitian para ilmuan, filosof, sastrawan, dan para
ahli dibidang kerohanian sepanjang masa ini. Tapi
kita (manusia) hanya mampu mengetahui beberapa
segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui
manusia secara utuh. Yang kita ketahui hanyalah

8
bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian tertentu,
dan ini pun pada hakikatnya dibagi lagi menurut
tata cara kita sendiri. Pada hakikatnya, kebanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka
yang mempelajari manusia kepada diri mereka
hingga kini masih tetap tanpa jawaban”.
Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya
disebabkan oleh pembahasan tentang masalah
manusia terlambat dilakukan karena pada mulanya
perhatian manusia hanya tertuju pada alam materi.
Pada zaman primitif nenek moyang kita disibukkan
untuk menundukkan dan menjinakan alam
sekitarnya. 5
Dari penjelasan di atas, agamawan dapat
berkomentar bahwa pengetahuan tentang manusia
demikian itu disebabkan karena manusia adalah
salah satu makhluk yang dalam unsur penciptaannya
terdapat roh ilahi sedangkan manusia tidak diberi
pengetahuan tentang roh kecuali sedikit. Hal ini
dijelaskan oleh Allah Qs. Al-Isra (17) : 85

5
Al Urwatul Wustqa : Vol 1, No. 2 (Desember 2021)

9
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Menurut Jalaluddin Abdullah (2009: 131) seorang


manusia menampakkan dirinya sebagai manusia jika
ia menggunakan akalnya dalam segala hal. Tentu
saja atas bimbingan wahyu. Lantas jika manusia
bertindak tidak menggunakan akal berarti sama saja
dengan binatang. Nah itulah keunggulan dari
manusia diciptakan dengan akal agar dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Akal adalah segala aspek penting dalam hakikat
manusia. Akal adalah alat untuk berpikir (2008:17)
jadi salah satu hakikat manusia ia ingin, ia mampu
dan ia berpikir.

10
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk Allah yang paling


sempurna dan dalam berbagai ayat al- Qur’an
dijelaskan tentang kesempurnaan penciptaan
manusia tersebut. Kesempurnaan penciptaan
manusia itu kemudian semakin “disempurnakan”
oleh Allah dengan mengangkat manusia sebagai
khalifah di muka bumi yang mengatur dan
memanfaatkan alam. Allah juga melengkapi
manusia dengan berbagai potensi yang dapat
dikembangkan untuk memenuhi kebuTuhan hidup
manusia itu sendiri. Di antara potensi-potensi
tersebut adalah potensi emosional, potensi fisikal.
potensi akal dan potensi spritual. Keseluruhan
potensi manusia ini harus dikembangkan sesuai
dengan fungsi dan tujuan pemberiannya oleh Tuhan.
Ada berbagai pandangan dan pendapat seputar
pengembangan potensi manusia, seperti pandangan
filosofis, kronologis, fungsional dan sosial. Di
samping memiliki berbagai
potensi manusia juga memiliki berbagai
karakteristik atau ciri khas yang dapat

11
membedakannya dengan hewan yang merupakan
wujud dari sifat hakikat
manusia.
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya manusia
berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain seperti
hewan ditinjau dari karakteristiknya, potensi-potensi
yang dimilikinya dan kemampuan
manusia dalam mengembangkan potensinya.

SARAN
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang
berbeda-beda supaya menjadi manusia yang berguna
di dunia maupun di akhirat. Maka harus tolong
menolong dan janganlah bercerai berai, taatilah
peraturan dan jangan lupa kita sebagai umat islam
harus selalu beribadah kepada Allah SWT, menaati
peraturan dan menjauhi segala laranganNya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewi R.M, Didha I.R, Diva F.R.K. Makalah Hakikat, Martabat


dan Tanggung Jawab Manusia, 2019
Hairus Saleh. Filsafat Manusia : Ciputat 2014
Febrykhia, Bella. Harkat dan Martabat Manusia, 2013.

13

Anda mungkin juga menyukai