MANUSIA
Disusun oleh :
P17334122098
i
ABSTRAK
Berbicara tentang manusia, tentu tidak cukup melihat dari sisi
lahiriyah saja. Jauh lebih dari itu adalah sisi bathiniyahnya. Kedua
wilayah ini sangat perlu diperhatikan guna mencapai kebahagian
hakiki manusia yaitu dunia dan akhirat. Hal yang mendasar
berkaitan dengan manusia adalah tentang kebutuhannya. Tulisan ini
membahas bagaimana kebutuhan manusia menurut Maslow jika
dilihat dari perspektif maqasid. Lebih lanjut akan dikomparasikan
dengan pemikiran Al-ghozali yang sudah lebih dahulu ada.
Hasilnya adalah Pertama, perbedaan paling mendasar antara kedua
tokoh tersebut adalah tentang mana yang lebih dahulu dipenuhi
(Maslow) atau mana yang harus dilindungi (Al-ghozali). Kedua,
sesuai dengan basic penelitian Maslow yang berdasar pada rasio,
empiric dan naluriah (ilmiah), bertepatan dengan kondisi pasca
Perang Dunia II, Ia menekankan teorinya pada kebutuhan fisik
manusia yang harus diutamakan dibanding kebutuhan lainnya.
Sedangkan Al-ghozali dengan pendekatan tasawufnya, yang
bersumber dari nash-rasio dengan latar belakang adanya krisis
spiritual pada saat itu, menekankan perlindungan agama sebagai
satu hal yang paling utama. Sebab, menurutnya, puncak dari
maqasid syariah yang berupa maslahah adalah menjaga tujuan-
tujuan syara’. Dalam hal ini adalah agama. Ketiga, Maslow
menekankan puncak kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri yang
lebih bersifat individual dan materialistik. Sedangkan Al-ghozali
adalah maslaha am (Kesejahteraan umum). Terlepas dari beberapa
perbedaan tersebut, Keduanya memiliki satu akalnya dalam segala
hal. Akal adalah segala aspek penting dalam hakikat manusia.
Manusia lahir dengan potensi kodratnya berupa cipta, rasa dan
karsa. Cipta adalah kemampuan spritual yang secara khusus
ii
mempersoalkan nilai kebenaran. Rasa adalah kemampuan spritual
yang secara khusus mempersoalkan nilai keindahan. Sedangkan
karsa adalah kemampuan spritual, yang secara khusus
mempersoalkan nilai kebaikan. Dengan ketiga potensi itu manusia
selalu mendorong untuk ingin tahu dan bukan mendapatkan nilai-
nilai kebenaran, keindahan, dan kebaikan yang terkandung dalam
segala sesuatu yang ada. Manusia dalam Pandangan Islam adalah
makhluk yang diberikan amanah oleh Allah swt dan wajib
ditunaikan. Manusia juga memiliki berbagai macam karakter, yang
dengan karakter tersebut, antara yang satu dengan yang lainnya
menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya. Sementara potensi
yang dimiliki oleh manusia telah ada sejak ia lahir, sehingga potensi
yang baik harus ditumbuhkan dan dipelihara.
iii
Kata Pengantar
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.........................................................................................................ii
Kata Pengantar.................................................................................................iv
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Batasan Masalah......................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................1
BAB II................................................................................................................2
KAJIAN TEORI...............................................................................................2
A. Hirarki Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow..............................2
BAB III..............................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................5
A. Pengertian Manusia.................................................................................5
B. Hakikat Manusia.....................................................................................5
C. Martabat Manusia....................................................................................6
D. Tanggung Jawab Manusia.......................................................................8
BAB IV.............................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
v
BAB I
PENDAHULUAN
B. Batasan Masalah
Penulis memfokuskan pembatasan masalah makalah ini
pada teori/pemahaman Barat tentang Filsafat Manusia,
teori/pemahaman muslim tentang Filsafat Manusia,
serta dalil yang mendasari Filsafat Manusia.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu manusia?
2. Jelaskan yang dimaksud hakikat manusia
3. Jelaskan yang dimaksud martabat manusia
4. Jelaskan yang dimaksud tanggung jawab manusia
1
Muhammad S Sumantri, Hakikat Manusia dan Pendidikan, core.ac.uk, (2015), hal
1.1.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Kebutuhan Fisiologi
Yang paling mendasar, paling kuat dan paling jelas
diantara kebutuhan manusia adalah kebutuhannya
akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks,
tidur, dan oksigen. Seseorang yang mengalami
kekurangan makanan, harga diri, dan cinta pertama-
tama akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia
akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu
terpuaskan.
2
Maslow, Motivation and Personality, h. 7.
2
takut, kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini
bertujuan untuk mengembangkan hidup manusia
supaya menjadi lebih baik.
3
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi
pencapaian manusia setalah kebutuhan-kebutuhan di
atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini
berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula
seperti perubahan persepsi, dan motivasi untuk selalu
tumbuh dan berkembang.
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara umum pengertiam manusia adalah manusia
sebagai makhluk pribadi dan makhluk soisal. Karena
bukan hanya manusia diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia
adalahmakhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
B. Hakikat Manusia
3
Dewi Ratih Mayangsari, Didha Ika Rahmawati, Diva Febriani R.K, Makalah
Hakikat, Martabat, Martabat dan Tanggung Jawab, (2019) hal. 1.
5
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang tepat
menggerakan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan
sosial.
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang
dan terus berkembang tidak pernah selesai selama
hidupnya.
4. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan
terutama dalam bidang sosial.
C. Martabat Manusia
4
Febrykhia, Bella. (2013), Harkat dan Martabat , Manusia.
6
1. Taubat
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh,
syubhat dan apalagi yang haram
3. Merasa miskin diri dari segalanya
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat
merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau
instropeksi diri)
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah
SWT
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri
terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan
kepadaNya
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya
kepada Allah SWT saja Dengan melalui latihan di
atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka
hamba akan muncul sifat berikut :
Ketenangan jiwa;
Harap kepada Allah Swt;
Selalu rindu kepadaNya dan suka
meningkatkan ibadahnya;
7
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.
8
bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian tertentu,
dan ini pun pada hakikatnya dibagi lagi menurut
tata cara kita sendiri. Pada hakikatnya, kebanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka
yang mempelajari manusia kepada diri mereka
hingga kini masih tetap tanpa jawaban”.
Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya
disebabkan oleh pembahasan tentang masalah
manusia terlambat dilakukan karena pada mulanya
perhatian manusia hanya tertuju pada alam materi.
Pada zaman primitif nenek moyang kita disibukkan
untuk menundukkan dan menjinakan alam
sekitarnya. 5
Dari penjelasan di atas, agamawan dapat
berkomentar bahwa pengetahuan tentang manusia
demikian itu disebabkan karena manusia adalah
salah satu makhluk yang dalam unsur penciptaannya
terdapat roh ilahi sedangkan manusia tidak diberi
pengetahuan tentang roh kecuali sedikit. Hal ini
dijelaskan oleh Allah Qs. Al-Isra (17) : 85
5
Al Urwatul Wustqa : Vol 1, No. 2 (Desember 2021)
9
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
10
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
11
membedakannya dengan hewan yang merupakan
wujud dari sifat hakikat
manusia.
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya manusia
berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain seperti
hewan ditinjau dari karakteristiknya, potensi-potensi
yang dimilikinya dan kemampuan
manusia dalam mengembangkan potensinya.
SARAN
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang
berbeda-beda supaya menjadi manusia yang berguna
di dunia maupun di akhirat. Maka harus tolong
menolong dan janganlah bercerai berai, taatilah
peraturan dan jangan lupa kita sebagai umat islam
harus selalu beribadah kepada Allah SWT, menaati
peraturan dan menjauhi segala laranganNya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13