Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................ 2
BAB II.......................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORITIS................................................................................................................. 3
A. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI MASLOW........................................................3
B. PERUBAHAN PIRAMIDA MASLOW DARI TAHUN KE TAHUN.................................3
C. PENERAPAN DI BERBAGAI BIDANG......................................................................11
BAB III....................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN............................................................................................................. 14
B. SARAN........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 16

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Abraham Maslow adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori
kepribadian. Beliau lahir pada 1 April 1908dan meninggal 8 Juni 1970 pada umur 62
tahun. Beliau juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang
pelopor aliran psikologi humanistik. Beliau terkenal dengan teorinya tentang hierarki
kebutuhan manusia.
Selain dalam bidang psikolog, Beliau juga memberikan kontribusi bagi ilmu
pengetahuan manajemen. Bahkan ada yang menyebut bahwa Maslow adalah bapak
manajemen modern. Pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan kemanusiaan
(humanity) yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Teori-teori Maslow
banyak dirujuk sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis)
sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
B. RUMUSAN MASALAH
Secara umum, berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, rumusan masalah
dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan Teori Maslow?
2. Bagaimana konsep dasar Teori maslow terkait pandangannya terhadap manusia,
dunia pendidikan dan proses pembelajaran?
3. Bagaimana implikasi konsep – konsep dasar teori tersebut dalam kehidupan
manusia?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah :

1
1. Memaparkan sejarah perkembangan Teori Maslow.
2. Mengidentifikasi konsep dasar Teori Maslow terkait pandangannya terhadap
manusia, dunia pendidikan dan proses pembelajaran.
3. Implikasi konsep – konsep dasar teori tersebut dalam kehidupan manusia

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI MASLOW
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistic, Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya.
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan
observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan
kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan
2
kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan
cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan
selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama
beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan
makan. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan
dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan
tingkat kebutuhan.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : 1. kebutuhan fisiologis, 2.
kebutuhan akan rasa aman, 3. kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang,4.
kebutuhan akan penghargaan dan 5. kebutuhan akan aktualisasi diri.

B. PERUBAHAN PIRAMIDA MASLOW DARI TAHUN KE TAHUN


Hirarki Maslow model asli dikembangkan antara Kebutuhan 1943-1954, dan
pertama kali dipublikasikan secara luas di Motivation and Personality tahun 1954. Pada
saat ini model Hierarki Kebutuhan terdiri dari lima kebutuhan. Versi asli tetap bagi
kebanyakan orang Hierarki Kebutuhan definitif.
Piramida Maslow menggambarkan motivasi manusia dari yang paling dasar
hingga yang teratas. Maslow mengklasifikasikan tingkatan kebutuhan manusia menjadi
5 besar yaitu:

Dimulai dari dasar:


1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis (Basic Needs)
Seperti ; udara, makanan, minuman, tempat berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll
2. Kebutuhan akan Keselamatan (Safety Needs)
Seperti ; perlindungan dari unsur-unsur, keamanan, ketertiban, hukum, batas,
stabilitas, dll
3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta  (Social Needs)
Seperti ; kerja kelompok, keluarga, kasih sayang, hubungan, dll
4. kebutuhan akan harga diri (Esteem Needs)
Seperti ; prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status, dominasi, prestise, tanggung
jawab manajerial, dll
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (Self-Actualization)

3
Seperti : menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri, mencari pertumbuhan pribadi
dan pengalaman puncak.

Abraham Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan tiap manusia tumbuh secara


progresif, yaitu jika kebutuhan tingkat terendah terpuaskan maka individu bersangkutan
mencari kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi lagi sampai yang tertinggi. Maslow
memandang setiap orang tidak pernah puas hanya dengan satu atau beberapa
kebutuhan saja. Hirarki kebutuhan individu mulai dari terendah yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan rasa aman social, harga diri, sampai yang tertinggi yaitu aktualisasi diri.
Artinya, menurut Maslow, setiap individu baru akan melakukan pekerjaan terbaiknya jika
semua kebutuhannya terpenuhi. Sebaliknya seseorang tidak akan berespon positif
untuk mengerjakan yang terbaik ketika dirinya merasa terancam atau tidak dihargai
walaupun kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi.

1. Perubahan Pertama
1970 disesuaikan model hierarki kebutuhan, termasuk kebutuhan kognitif
dan astetik/ estetika.
Sekitar tahun 1970-an hirarki kebutuhan Maslow dilengkapi dengan kebutuhan
kognitif dan estetika di bawah kebutuhan teratas; Self-Actualization. Sehingga hirarki
kebutuhan bertambah menjadi 7 tingkatan, walaupun Maslow tidak menganggap 2
aspek terbaru ini menjadi sebuah tingkatan dari model 5 hirarkinya.
- Kognitif – kebutuhan atas ilmu pengetahuan.
- Astetik/ Estetika – kebutuhan atas kecantikan.
Tingkatan hierarki kebutuhannya adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis – udara, makanan, minuman, tempat
berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll
2. Kebutuhan akan Keselamatan  – perlindungan dari unsur-unsur, keamanan,
ketertiban, hukum, batas, stabilitas, dll
3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta  – kerja kelompok, keluarga, kasih
sayang, hubungan, dll
4. kebutuhan akan harga diri, prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status, dominasi,
prestise, tanggung jawab manajerial, dll
5. Kebutuhan akan Kognitif  – pengetahuan, makna, dll

4
6. Kebutuhan akan Estetika kebutuhan – penghargaan dan mencari keindahan, bentuk
keseimbangan,, dll
7. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri  – menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri,
mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.

2. Perubahan Kedua : Superior (Transcendence)


1990 diesuaikan hierarki kebutuhan termasuk kebutuhan transendensi.
Hirarki kebutuhan kemudian dikembangkan lagi tahun 1990-an dengan
menambahkan aspek Transcendence Needs menempati tingkat teratas melampai
kebutuhan Self-Actualization. Kebutuhan ini spesial karena pada tingkatan ini
dijelaskan bahwa seseorang butuh membantu orang lain mencapai tingkat Self-
Actualization masing-masing.
Tingkatan hierarki kebutuhannya adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis – udara, makanan, minuman, tempat


berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll
2. Kebutuhan akan Keselamatan  – perlindungan dari unsur-unsur, keamanan,
ketertiban, hukum, batas, stabilitas, dll
3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta  – kerja kelompok, keluarga, kasih
sayang, hubungan, dll
4. kebutuhan akan harga diri, prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status,
dominasi, prestise, tanggung jawab manajerial, dll
5. Kebutuhan akan Kognitif  – pengetahuan, makna, dll
6. Kebutuhan akan Estetika kebutuhan – penghargaan dan mencari keindahan,
bentuk keseimbangan,, dll
7. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri  – menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri,
mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.
8. Kebutuhan akan transendensi Kebutuhan untuk membantu orang lain untuk
mewujudkan dirinya.
Hirarki Maslow Secara Umum
1. Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan
unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan

5
istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut
(kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang
mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari
teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.

1. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa


terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi.Bagi seseorang yang baru
saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan
sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual.
2. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.
Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan
terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sebagai contoh, seseorang yang
minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan
tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan
terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan


Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan
keamanan dan keselamatan. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya
adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah
pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup
jangka panjang. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa
aman fisik, stabilitas, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam
seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana
alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena
kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total.  Manusia tidak pernah dapat
dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau
perilaku berbahaya orang lain.

6
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama
seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan
selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha
keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

3.  Kebutuhan Sosial / Cinta, Sayang dan Kepemilikan


Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan
dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang
dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan,
dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting
sepanjang hidup.
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-
love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang yang mencintai
sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang
membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya: hubungan pacaran, hidup
bersama atau pernikahan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan
keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang
memperoleh daripada memberi.
B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa
keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat
memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang
Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak
tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar
bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika
ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta
menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang,
termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak
merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya

4. Kebutuhan Penghargaan / Esteem


Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan
motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri :

7
1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) :
kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi,
menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan
pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang
lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta
atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu
mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya.
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri
(Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja
yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai
puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini
menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang
orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.


Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan,
tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow
melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

Meta Kebutuhan dan Meta Patologi


1. Meta Kebutuhan
Hal yang diperlukan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:
 Kebenaran

 Kebaikan

 Keindahan atau kecantikan

 Keseluruhan (kesatuan)

 Dikotomi-transedensi

 Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)

8
 Keunikan

 Kesempurnaan

 Keniscayaan

 Penyelesaian

 Keadilan

 Keteraturan

 Kesederhanaan

 Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama
penting)
 Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)

 Bermain (fun, rekreasi, humor)

 Mencukupi diri sendiri

2. Meta Patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi
seperti:
 Apatisme

 Kebosanan

 Putus asa

 Tidak punya rasa humor lagi

 Keterasingan

 Mementingkan diri sendiri

 Kehilangan selera dan sebagainya

Berdasarkan hasil analisis tersebut, Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang


mengindikasikan karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :

1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya
dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.
2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup
sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta
tidak berpura-pura.

9
4. Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai
kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.
5. Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada
individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orang-orang
yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima anda apa adanya ketimbang
berusaha mengubah anda.
6. Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon
yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi),
ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
7. Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)
8. Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu dengan
sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang. Kualitas inilah yang
membuat orang-orang yang telah beraktualisasi merupakan pribadi-pribadi yang
kreatif dan mampu menciptakan sesuatu yang baru.
9. Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience.
 

Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada


tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang
berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka
individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow,
pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi
kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).
Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena
berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas
kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut
merupakan pembawaan dari setiap manusia.
Maslow memiliki konsep fundamental unik dari teorinya, yaitu :
Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk
seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah.

10
C. PENERAPAN DI BERBAGAI BIDANG
Implikasi di Sekolah
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis:
 Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.

 Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur


yang tepat
 Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.

 Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:


 Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap
siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
 Adanya ekspektasi yang konsisten

 Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem


pendisiplinan siswa secara adil.
 Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/
ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas
perilaku negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
Hubungan Guru dengan Siswa:
 Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres
terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
 Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan dapat memahami siswanya
(kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
 Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada
yang negatif.
 Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan
keputusan setiap siswanya.
 Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan
terhadap siswanya.
Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
Mengembangkan Harga Diri Siswa

11
 Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki
siswanya (scaffolding)
 Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa

 Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa

 Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi

 Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan

 Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.

 Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi,


tidak di depan umum.

 
5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaiknya
 Memberikan kekebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah
kemampuan dan potensi yang dimilikinya
 Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
 Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif
siswa.
 Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif
 
Penerapan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow pada Manajemen Bisnis
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow penting untuk diterapakan dalam kepemimpinan. Hal ini
terutama harus diperhatikan untuk memotivasi karyawan di tempat kerja, yang dapat
diapliakasikan dalam gaya manajemen, mengatur deskripsi kerja, kegiatan perusahaan, dan
aturan penggajian.
Implikasi mengenai teori ini dapat diterapkan melalui :
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yakni dengan menyediakan makan siang,
tempat istirahat, dan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan yang nantinya menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri mau bekerja, menjadi
efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.

12
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan,
ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya
dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan
penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan
wewenangnya, hal tersebut bias diwujudkan yakni dengan menciptakan lingkungan
kerja yang aman, bebas dari ancaman, dan keamanan dalam bekerja
3. Kebutuhan sosial (social needs), yakni dengan menciptakan rasa diterima oleh
lingkungan, rasa memiliki, dan kebersamaan dengan membentuk tim yang dinamis.
Contoh ; karyawan yang diharuskan bekerja dibalik meja atau computer, terutama
seperti mereka yang bekerja sebagai administrator dalam suatu jejaring sosial,
meskipun mereka bisa bersosialisasi lewat dunia maya, tetap saja mereka
membutuhkan kehadiran orang-orang sekitar yang dapat diajak kerja sama dan bisa
diajak berbicara sambil menunjukkan emosinya.
4. Kebutuhan penghargaan diri (self esteem needs), yakni dengan menghargai prestasi
karyawan, memiliki rencana-rencana yang penting, dan menyediakan status agar
karyawan merasa dihargai dan memiliki nilai. Example, setiap karyawan memiliki
prestasi masing-masing, dalam hal itu mereka berkompetisi dalam menyelesaikan tugas
sebaik-baiknya, setelah pencapaian usaha mereka dinilai baik oleh organisasi dan
atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau suatu emblem yang dapaut
menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil dalam bidangnya sesuai dengan
yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal tersebut memancing mereka untuk
terus giat menapaki bidangnya masing-masing.
5. Kebutuhan aktulisasi diri (self actualization), yakni dengan menyediakan tantangan
dalam bekerja dan pemahaman untuk berinovasi, kreativitas, dan perkembangan
berdasarkan tujuan jangka panjang. Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas
kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala
kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk
mencapai citra dan cita diri seseorang.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan manusia menjadi 5 hierarki. Maslow
memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat
bawah (lower-order needs); kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri
sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan
tersebut didasarkan pada dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi
secara internal (di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara
dominan dipenuhi secara eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat
kerja, dan masa jabatan).
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow dengan komponen yang berurut dari bawah
yaitu Fisiologis ,Keamanan ,   Sosial, Ego  Penghargaan, Aktualisasi Diri telah banyak
memberikan kontribusi pada berbagai bidang kehidupan seperti manajemen bisnis,
humanisme dan pembelajaran serta seluruh yang berkaitan dengan manusia. Terdapat
tiga tantangan yang akan menguji teori Abraham Maslow. Yang pertama adalah
perbedaan budaya. Bagaimanapun juga teori hirarki kebutuhan Maslow diciptakan di
tengah masyarakat yang berbudaya individualistik. Padahal ada juga masyarakat yang
berbudaya kolektif. Yang kedua adalah perubahan sistem kerja yang banyak
menggunakan sistem kontrak dan pekerja paruh waktu. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi hirarki kebutuhan Maslow karena dengan demikian perusahaan tidak lagi
menciptakan lingkungan yang selfactualization. Yang ketiga adalah penggunaan
teknologi yang bisa jadi akan menggeser peran karyawan atau pekerja, sehingga
kesempatan karyawan untuk berekspresi dan berkreasi menjadi berkurang. Yang
keempat adalah pendekatan spiritual terhadap manusia atau pekerja. Ini juga menjadi
tantangan tersendiri karena banyak keputusan yang didasarkan pada pendekatan
spiritual.

14
B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Kelompok banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
https://dirul.wordpress.com/2011/03/20/teori-motivasi-abraham-maslow-dan-
implikasinya/

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-teori-kebutuhan-maslow-di-
sekolah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow

15
http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/

https://catatanalfaroq.wordpress.com/2015/04/05/teori-kebutuhan-maslow/

http://intancharamel.blogspot.co.id/2016/03/teori-dan-penerapan-teori-motivasi.html

Robbins Stephen P, Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Angelica D,
Cahyani R, Rosyid A, penerjemah; Sunardi D, editor. Jakarta: Salemba Empat.
Terjemahan dari Organizational Behavior, 12th ed.

http://paulusdakso.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-hierarki-kebutuhan-
maslow.html

16

Anda mungkin juga menyukai