Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................ 2
BAB II.......................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORITIS................................................................................................................. 3
A. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI MASLOW........................................................3
B. PERUBAHAN PIRAMIDA MASLOW DARI TAHUN KE TAHUN.................................3
C. PENERAPAN DI BERBAGAI BIDANG......................................................................11
BAB III....................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN............................................................................................................. 14
B. SARAN........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 16
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Abraham Maslow adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori
kepribadian. Beliau lahir pada 1 April 1908dan meninggal 8 Juni 1970 pada umur 62
tahun. Beliau juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang
pelopor aliran psikologi humanistik. Beliau terkenal dengan teorinya tentang hierarki
kebutuhan manusia.
Selain dalam bidang psikolog, Beliau juga memberikan kontribusi bagi ilmu
pengetahuan manajemen. Bahkan ada yang menyebut bahwa Maslow adalah bapak
manajemen modern. Pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan kemanusiaan
(humanity) yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Teori-teori Maslow
banyak dirujuk sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis)
sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
B. RUMUSAN MASALAH
Secara umum, berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, rumusan masalah
dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan Teori Maslow?
2. Bagaimana konsep dasar Teori maslow terkait pandangannya terhadap manusia,
dunia pendidikan dan proses pembelajaran?
3. Bagaimana implikasi konsep – konsep dasar teori tersebut dalam kehidupan
manusia?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah :
1
1. Memaparkan sejarah perkembangan Teori Maslow.
2. Mengidentifikasi konsep dasar Teori Maslow terkait pandangannya terhadap
manusia, dunia pendidikan dan proses pembelajaran.
3. Implikasi konsep – konsep dasar teori tersebut dalam kehidupan manusia
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI MASLOW
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistic, Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya.
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan
observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan
kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan
2
kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan
cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan
selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama
beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan
makan. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan
dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan
tingkat kebutuhan.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : 1. kebutuhan fisiologis, 2.
kebutuhan akan rasa aman, 3. kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang,4.
kebutuhan akan penghargaan dan 5. kebutuhan akan aktualisasi diri.
3
Seperti : menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri, mencari pertumbuhan pribadi
dan pengalaman puncak.
1. Perubahan Pertama
1970 disesuaikan model hierarki kebutuhan, termasuk kebutuhan kognitif
dan astetik/ estetika.
Sekitar tahun 1970-an hirarki kebutuhan Maslow dilengkapi dengan kebutuhan
kognitif dan estetika di bawah kebutuhan teratas; Self-Actualization. Sehingga hirarki
kebutuhan bertambah menjadi 7 tingkatan, walaupun Maslow tidak menganggap 2
aspek terbaru ini menjadi sebuah tingkatan dari model 5 hirarkinya.
- Kognitif – kebutuhan atas ilmu pengetahuan.
- Astetik/ Estetika – kebutuhan atas kecantikan.
Tingkatan hierarki kebutuhannya adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis – udara, makanan, minuman, tempat
berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll
2. Kebutuhan akan Keselamatan – perlindungan dari unsur-unsur, keamanan,
ketertiban, hukum, batas, stabilitas, dll
3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta – kerja kelompok, keluarga, kasih
sayang, hubungan, dll
4. kebutuhan akan harga diri, prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status, dominasi,
prestise, tanggung jawab manajerial, dll
5. Kebutuhan akan Kognitif – pengetahuan, makna, dll
4
6. Kebutuhan akan Estetika kebutuhan – penghargaan dan mencari keindahan, bentuk
keseimbangan,, dll
7. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri – menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri,
mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.
5
istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut
(kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang
mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari
teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.
6
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama
seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan
selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha
keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
7
1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) :
kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi,
menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan
pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang
lain.
Kebaikan
Keseluruhan (kesatuan)
Dikotomi-transedensi
8
Keunikan
Kesempurnaan
Keniscayaan
Penyelesaian
Keadilan
Keteraturan
Kesederhanaan
Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama
penting)
Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
2. Meta Patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi
seperti:
Apatisme
Kebosanan
Putus asa
Keterasingan
1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya
dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.
2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup
sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta
tidak berpura-pura.
9
4. Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai
kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.
5. Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada
individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orang-orang
yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima anda apa adanya ketimbang
berusaha mengubah anda.
6. Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon
yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi),
ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
7. Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)
8. Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu dengan
sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang. Kualitas inilah yang
membuat orang-orang yang telah beraktualisasi merupakan pribadi-pribadi yang
kreatif dan mampu menciptakan sesuatu yang baru.
9. Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience.
10
C. PENERAPAN DI BERBAGAI BIDANG
Implikasi di Sekolah
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis:
Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.
11
Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki
siswanya (scaffolding)
Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaiknya
Memberikan kekebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah
kemampuan dan potensi yang dimilikinya
Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif
siswa.
Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif
Penerapan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow pada Manajemen Bisnis
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow penting untuk diterapakan dalam kepemimpinan. Hal ini
terutama harus diperhatikan untuk memotivasi karyawan di tempat kerja, yang dapat
diapliakasikan dalam gaya manajemen, mengatur deskripsi kerja, kegiatan perusahaan, dan
aturan penggajian.
Implikasi mengenai teori ini dapat diterapkan melalui :
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yakni dengan menyediakan makan siang,
tempat istirahat, dan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan yang nantinya menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri mau bekerja, menjadi
efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
12
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan,
ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya
dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan
penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan
wewenangnya, hal tersebut bias diwujudkan yakni dengan menciptakan lingkungan
kerja yang aman, bebas dari ancaman, dan keamanan dalam bekerja
3. Kebutuhan sosial (social needs), yakni dengan menciptakan rasa diterima oleh
lingkungan, rasa memiliki, dan kebersamaan dengan membentuk tim yang dinamis.
Contoh ; karyawan yang diharuskan bekerja dibalik meja atau computer, terutama
seperti mereka yang bekerja sebagai administrator dalam suatu jejaring sosial,
meskipun mereka bisa bersosialisasi lewat dunia maya, tetap saja mereka
membutuhkan kehadiran orang-orang sekitar yang dapat diajak kerja sama dan bisa
diajak berbicara sambil menunjukkan emosinya.
4. Kebutuhan penghargaan diri (self esteem needs), yakni dengan menghargai prestasi
karyawan, memiliki rencana-rencana yang penting, dan menyediakan status agar
karyawan merasa dihargai dan memiliki nilai. Example, setiap karyawan memiliki
prestasi masing-masing, dalam hal itu mereka berkompetisi dalam menyelesaikan tugas
sebaik-baiknya, setelah pencapaian usaha mereka dinilai baik oleh organisasi dan
atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau suatu emblem yang dapaut
menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil dalam bidangnya sesuai dengan
yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal tersebut memancing mereka untuk
terus giat menapaki bidangnya masing-masing.
5. Kebutuhan aktulisasi diri (self actualization), yakni dengan menyediakan tantangan
dalam bekerja dan pemahaman untuk berinovasi, kreativitas, dan perkembangan
berdasarkan tujuan jangka panjang. Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas
kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala
kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk
mencapai citra dan cita diri seseorang.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan manusia menjadi 5 hierarki. Maslow
memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat
bawah (lower-order needs); kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri
sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan
tersebut didasarkan pada dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi
secara internal (di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara
dominan dipenuhi secara eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat
kerja, dan masa jabatan).
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow dengan komponen yang berurut dari bawah
yaitu Fisiologis ,Keamanan , Sosial, Ego Penghargaan, Aktualisasi Diri telah banyak
memberikan kontribusi pada berbagai bidang kehidupan seperti manajemen bisnis,
humanisme dan pembelajaran serta seluruh yang berkaitan dengan manusia. Terdapat
tiga tantangan yang akan menguji teori Abraham Maslow. Yang pertama adalah
perbedaan budaya. Bagaimanapun juga teori hirarki kebutuhan Maslow diciptakan di
tengah masyarakat yang berbudaya individualistik. Padahal ada juga masyarakat yang
berbudaya kolektif. Yang kedua adalah perubahan sistem kerja yang banyak
menggunakan sistem kontrak dan pekerja paruh waktu. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi hirarki kebutuhan Maslow karena dengan demikian perusahaan tidak lagi
menciptakan lingkungan yang selfactualization. Yang ketiga adalah penggunaan
teknologi yang bisa jadi akan menggeser peran karyawan atau pekerja, sehingga
kesempatan karyawan untuk berekspresi dan berkreasi menjadi berkurang. Yang
keempat adalah pendekatan spiritual terhadap manusia atau pekerja. Ini juga menjadi
tantangan tersendiri karena banyak keputusan yang didasarkan pada pendekatan
spiritual.
14
B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Kelompok banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://dirul.wordpress.com/2011/03/20/teori-motivasi-abraham-maslow-dan-
implikasinya/
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-teori-kebutuhan-maslow-di-
sekolah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow
15
http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
https://catatanalfaroq.wordpress.com/2015/04/05/teori-kebutuhan-maslow/
http://intancharamel.blogspot.co.id/2016/03/teori-dan-penerapan-teori-motivasi.html
Robbins Stephen P, Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Angelica D,
Cahyani R, Rosyid A, penerjemah; Sunardi D, editor. Jakarta: Salemba Empat.
Terjemahan dari Organizational Behavior, 12th ed.
http://paulusdakso.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-hierarki-kebutuhan-
maslow.html
16