Anda di halaman 1dari 22

Teori

Kepribadian Menurut Abraham Maslow


Disusun guna memenuhi tugas Psikologi Kepribadian

Disusun Oleh:

Nama : Ayu Riani Tuna


Nim : C03422013
Kelas : A

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Kepribadian Menrurut
Abraham Maslow”.
Dalam penulisan makalah ini, saya selaku penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Namun sebagai
manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu segala kritik dan
saran yang berguna bagi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Kami menyadari, tanpa bimbingan dosen dan bantuan kerabat yang
memberikan banyak bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah ini, tidaklah
mungkin tugas makalah ini akan tersusun. Untuk itu kami selaku penulis ingin
mengucapkan terima kasih terhadap pihak yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi
khasanah ilmu pengetahuan dan mampu memberi masukan bagi semua pihak
yang memerlukannya.

Gorontalo, 08 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................4
1.3. Tujuan............................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................5


2.1 Struktur Kepribadian Maslow.........................................5
2.2 Dinamika Kepribadian Maslow.......................................8
2.3 Perkembangan Kepribadian Maslow.............................11

BAB III. KASUS DAN ANALISIS..........................................................13


3.1 Kasus.............................................................................13
3.2 Analisis...........................................................................15

BAB IV. KESIMPULAN..........................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu di dunia ini memiliki suatu cita cita yang sangat
tinggi. Mereka selalu berusaha untuk mewujudkan cita-citanya dengan
berbagai cara. Bersekolah dan menimba ilmu adalah salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan demi mencapai cita- cita dan penyempurnaan diri.
Usaha manusia yang kuat itu tidak terlepas dari kepribadian yang
dimilikinya. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda, namun
semua kepribadian tersebut mendasari perilaku-perilaku manusia dalam
mengarungi hidup.
Kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang
membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristis dari struktur
struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan, dan potensi yang
dimiliki seeorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana
diketahui oleh orang lain. Para tokoh tokoh psikologi memulai penelitian
mereka tentang kepribadian, karena menurut mereka kepribadian itu sangat
khas seperti pengertian kepribadian diatas. Pandangan tokoh-tokoh yang
berbeda-beda menyebabkan banyaknya teori kepribadian yang berbeda
pula. Salah satu tokoh tersebut adalah Abraham Maslow. Maslow selalu
mengedepankan rasa peri kemanusiaan dan beranggapan bahwa setiap
orang bebas untuk mengaktualisasikan dirinya. Teori dan pandangan dari
Maslow ini bisa menjelaskan mengenai perilaku manusia di atas. Oleh
karena itu kita disini akan membahas lebih dalam mengenai cara pandang
teori maslow dalam memandang kepribadian seseorang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur kepribadian seseorang menurut Maslow?
2. Bagaimana dinamika kepribadian seseorang menurut Maslow?
3. Bagaimana perkembangan kepribadian seseorang menurut Maslow?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dinamika kepribadian seseorang menurut Maslow
2. Mengetahui struktur kepribadian seseorang menurut Maslow
3. Mengetahui perkembangan kepribadian seseorang menurut Maslow.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Kepribadian Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang
analog dengan struktur fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan,
dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik.” Kebutuhan,
kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik,
atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic,
yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan
dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri
unik individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang
yang sehat dan kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu
orang sakit atau abnormal. Struktur kepribadian Maslow ini berupa
kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat dijelaskan dalam beberapa
bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia untuk
berperilaku.
Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs)
dan kebutuhan meta (meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan
kebutuhan karena kekurangan. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi
lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri, dan sebagainya. Sedangkan
meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk perkembangan. Metakebutuhan
meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan
sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan,
namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan
dasar dan meta- kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada
manusia.
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi
manusia, dimana kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut digolongkan
dan disusunnya ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan berjenjang yang
berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap kebutuhan
dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya telah (relative)
terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang
lebih rendah mempunyai kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih
besar untuk dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki
kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow:

Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)

Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga


keseimbangan unsure- unsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi
kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang bersifat kuat dorongannya
untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan glukosa,
kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh,
melalui pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk
memelihara berbagai macam keseimbangan dalam darah dan jaringan
tubuh.

Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)


Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut
Maslow, muncullah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan
keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas,
kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam
mempertahankan hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan jangka pendek, sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan
kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini sudah muncul sejak saat bayi
dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang sangat tegang
untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu
yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman
jika diasuh dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur,
disiplin, terorganisir, penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan
akan rasa aman terwujud dalam bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji
yang mantap sehingga masa depan dapat menjadi lebih terjamin,
praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan pada korban-
korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya.
Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif
kompulsif banyak dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan
akan rasa aman ini.

Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and


Belonging Needs)
Setiap orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena
kebutuhan akan cinta dan perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan
dasar seserang. Maslow menolak pendapat Freud bahwa cinta
meupakan sublimasi dari insting seks. Menurut Maslow cinta tidak
bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat antara
orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling
menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah
pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-
Love) dan Being Love (B- Love). D-Love merupakan cinta yang lebih
mementingkan diri sendiri, sedangkan B- Love didasari oleh perasaan
menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan untuk
memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan
dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab
hampir seluruh bentuk psikopatologis.

Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)

Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka


dorongan dari kebutuhan akan cinta ini melemah dan digantikan oleh
dorongan pemenuhan kebutuhan yang keempat, yakni dorongan
pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem). Menurut Maslow,
ada dua harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan,
kompetensi, prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan.
Seseorang akan merasa dirinya perlu mengenal dirinya sendiri agar
dapat merasakan bahwa dirinya berharga sehingga orang tersebut
mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others):
Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri,
ketenaran,penghormatan dari orang lain, diterima dan mendapat
apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi
lebih percaya diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna
bagi diri sendiri. Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan
kebutuhan ini akan menimbulkan sikap inferior, canggung, rendah diri,
lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya. Menurut Maslow,
penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan
penghargaan terhadap diri sendiri dan seseorang seharusnya
memperoleh penghargaan berdasarkan kemampuanya sendiri

Kebutuhan Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)

Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah


kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan
yang dimiliki seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya dan
mengoptimalkan potensi-potensi positif yang terpendam dalam dirinya.
Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh kepuasan
dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi
dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi
dirinya. Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk
mengaktualisasikan dirinya akan menjadi manusia yang utuh,
memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak diketahui
semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar
kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow
merupakan kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency
need), sedangkan kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri
merupakan kebutuhan karena ingin berkembang atau B-need (being
need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan konatif,
sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif
(contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan,
kebutuhan keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini
akan berdampak terhadap kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai
metaphologies, suatu penyakit psikis dengan gejala-gejala merasa asing
(alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan depresi.
B. Dinamika Perkembangan Kepribadian Maslow
Maslow berpendapat bahwa kepribadian manusia dihasilkan dari
motivasi manusia yang diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki
kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu
kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya
muncul. Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai
berikut:
1. Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang
kuat, potensial, dan prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki
merupakan kebutuhan yang paling lemah
2. Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka
mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat diabaikan.
3. Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam
rangka survival, namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap
survival itu sendiri dan juga perkembangan.
4. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik
maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia dan
perasaan bermakna
Motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan
terjadinya dinamika atau pergerakan pada kepribadian dan perilaku
manusia. Setiap sebuah kebutuhan telah tercapai, maka kebutuhan
lainnya akan mendesak sehingga manusia terdorong untuk melakukan
suatu tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang
bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perilaku
manusia timbul karena adanya motivasi untuk memenuhi kebutuhan.

Abraham Maslow menyusun teori motivasi, dimana kebutuhan-


kebutuhan manusia disusun ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan
berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level.
Setiap kebutuhan dapat dipenuhi jika kebutuhan jenjang sebelumnya
telah terpuaskan terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki
kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow :
1. Kebutuhan Dasar 1: kebutuhan fisiologis (Basic Needs).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan fisiologis
berisi kebutuhan- kebutuhan fisik yang kuat dorongannya untuk
dipenuhi seperti makan, minum, dan kebutuhan akan seks. Saat
manusia kelaparan atau kehausan, ia lebih sulit untuk melakukan
aktivitas bekerja dan belajar sehingga ia membutuhkan makanan
atau minuman untuk menyelesaikan permasalahannya. Dengan
demikian, bisa dimengerti jika orang tersebut memilih meninggalkan
pekerjaan atau pelajarannya untuk makan dan minum. Bila makanan
dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi tindakan seseorang dan motif – motif yang lebih tinggi
akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai
waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual,
jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya
seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat
yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,
perlindungan, dan rasa aman
2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and Safety
Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut
Maslow, munculah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan
keamanan. Manusia cenderung untuk menghindari bahaya dan
memilih untuk mendapatkan keamanan. Cara manusia untuk
mendapatkan keamanan dapat berupa bekerja untuk mendapatkan
rasa aman dari kemiskinan, belajar untuk mendapatkan rasa aman
dari nilai jelek, menabung uang tabungan kita di bank, membeli
asuransi, dan tetap tinggal dalam pekerjaan-pekerjaan yang aman
dan terjamin supaya dengan demikian tidak kehilangan tunjangan
tambahan.
3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love
and Belonging Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah
cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang
ketiga yaitu kebutuhan akan cinta, yang mendorong manusia untuk
mencari teman dan pasangan hidup atau orang yang menyayanginya.
Dari kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk mencari
pergaulan yang luas, bersikap ramah dan tidak menjengkelkan,
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan
orang lain atau dengan orang-orang pada umumnya, dan dalam
hubungan-hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama
penting.
4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem
Needs).
Setelah tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman,
dan memiliki teman dan orang yang disayanginya, manusia mulai
merasa ingin dihargai oleh teman di sekitarnya. Kebutuhan akan
penghargaan ini akan mendorong manusia untuk memperlihatkan
kelebihan-kelebihan diri masing-masing supaya teman- teman lainya
menghargainya, bersikap lebih kompetitif, merasa berharga dan
menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri, memamerkan
kekayaan serta gengsi melalui jenis mobil yang dikemudikan, gaya
pakaian, atau melalui tingkah laku yang mengagumkan dan tangkas.
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Self Actualization Needs).
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa
kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengaktualisasikan
dirinya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk bangkit dari
kekalahan dan mengaktualisasi diri dengan berbagai tingkah laku
seperti membaca, belajar, latihan, dan lainnya. Kepuasan pada
kebutuhan ini melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih
kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah.
Usaha untuk memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasayarat
semua kebutuhan yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha
mendapat makanan.
Setiap kebutuhan diatas memerlukan kondisi eksternal-sosial,
ekonomi, dan politik yang mendukung. Dengan adanya kebebasan
ekonomi atau tidak ada masalah ekonomi, seseorang dapat dengan
mudah memunculkan perilaku makan, mencari keamanan baik
secara sosial maupun keamanan fisik dan harta benda, maupun
memperoleh rasa cinta dan aktualisasi diri.
C. Perkembangan Kepribadian Maslow

Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi


perkembangan manusia. Semua makhluk hidup membutuhkan makan
dan minum, tetapi hanya manusia yang memiliki kebutuhan aktualisasi
diri, mengetahui dan memahami. Karena itu semakin tinggi tingkat
kebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiaanya.
Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan
individu. Aktualisasi diri baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi
hanya memiliki kebutuhan fisiologis dan keamanan, dan pada masa
adolesen muncul belonging, cinta, dan esteem. Kebutuhan meta
memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang,
dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas
efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut
juga kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or
being need).
Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah
pencapaian aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari
hirarki kebutuhan manusia. Konsep tujuan hidup ini mirip dengan
konsep Arsetif-self Jung, atau realisasi diri dari Horney.
Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu
bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia
mremiliki potensi dasar yang positif. Disamping itu juga memiliki
potensi dasar jalur perkembangan yang sehat, lebih mengikuti hakekat
alami didalam dirinya.
Kebutuhan Neorotik merupakan perkembangan kebutuhan yang
menyimpang dari jalur alami. Dalam pandangan ini, apa yang baik
mendasarkan dan mendekat pada aktualisasi diri dan yang
buruk/abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat
aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.
Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh
sebagian kecil populasi dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow
rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan
aktualisasi diri jarang terpenuhi karen sukar menyeimbangkan antara
kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan memimpin
dengan tanggung jawab yang dipikul, antara mencemburui orang lain
dengan perasaan berharga. Orang akhirnya menyangkal dan menarik diri
dari kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan diri justru
menyebabkan perasaan takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang
menyangkal dan menolak kemampuan dan potensi tertingginya serta
kreatifitasnya. Maslow menamakan perasaan takut, gamang, perasaan
tidak berharga, dan meragukan diri memperoleh kemasyhuran dan
aktualisasi diri.
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena merasa takut
menyadari kelemahan dirinya sendiri. Masyarakat dapat mendorong
aktualisasi diri. Maslow mengemukakan dua jalur aktualisasi diri, yaitu
jalur belajar ; mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat
kebutuhan hirarki dan jalur pengalaman puncak.
BAB III
ANALISA KASUS
A. Kasus
Biografi Andrea Hinata Seman Said Harun
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24
Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari
pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di
sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup
terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala
keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil.
Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di
sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.
Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya.
Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang
sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain
itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.
Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea
kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat
mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD
Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan.
Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang
bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus
menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki
motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia
bertemu dengan sahabat- sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan
Laskar Pelangi.
Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru
yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.
Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah
tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan
Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena
motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong
ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak
berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang
masih menyandang pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis
merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya
hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang memberikan
royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin ini.
Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai
seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. Berkat Bu Muslimah,
Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh
jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia
sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator
dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena
sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat
untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah
sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis
tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak
saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar
menulis cerita. Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung
halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke
Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai
cita-cita sebagai seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah
menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal
laut, Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di
daerah Ciputat karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota
Jakarta. Dengan berbekal saran tersebut, ia pun menumpang sebuah bus
agar sampai di daerah Ciputat. Namun, supir bus ternyata malah
mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang tanggung, Andrea lantas
memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.
Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan
sebagai penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya,
Andrea berhasil melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia. Merasakan bangku kuliah merupakan salah satu
cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong. Setelah menamatkan dan
memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di Universite de
Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris.
Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude
dan mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Sekembalinya ke tanah air,
Andrea bekerja di PT Telkom dan Mulailah ia bekerja sebagai seorang
karyawan Telkom. Kini, Andrea masih aktif sebagai seorang instruktur
di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama bekerja, niatnya menjadi
seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk menulis
semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk
para korban tsunami. “Waktu itu saya melihat kehancuran akibat
tsunami, termasuk kehancuran sekolah-sekolah di Aceh,” kenang pria
yang tak memiliki latarbelakang sastra ini.
Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas
mengingatkannya terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga
hampir rubuh meski bukan karena bencana alam. Ingatan terhadap sosok
Bu Muslimah pun kembali membayangi pikirannya. Sekembalinya dari
Aceh, Andrea pun memantapkan diri untuk menulis tentang pengalaman
masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu Muslimah. “Saya
mengerjakannya hanya selama tiga minggu,” aku pria yang berulang
tahun pada 24 Oktober ini. Naskah setebal 700 halaman itu lantas
digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan
kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit. Sedangkan sisanya
dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak
sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu
rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit.
Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik untuk menerbitkan
dan menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar
Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, Laskar
Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra
khususnya novel. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea
tersebut sudah mampu dicetak ulang. Bahkan dalam kurun waktu
setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi mampu terjual sebanyak 200
ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar
Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta eksemplar.
B. Analisis Kasus
1. Struktur dan Dinamika Kepribadian
Manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur
fisik. Maslow membagi kebutuhan itu menjadi 5.
a. Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)
Karena kebutuhan fisiologis ini bersifat homeostatic (bersifat
menjaga keseimbangan unsure-unsur fisik), maka setiap orang perlu
memenuhinya begitu pula dengan Andrea Hinata. Dia juga membututuhkan
makan dan minum. Andrea Hinata tinggal di sebuah desa dengan segala
keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia
mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya
yang banyak memperlihatkan keperihatinan. Kondisinya yang seperti itu
tidak membuat Andrea menjadi semkin kecil hati, namun sebaliknya ia
menjadi seorang anak periang.
b. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman
Andrea pada masa kecilnya dia menjadi seseorang yang pemikir.
Dia sangat bersemangat untuk sekolah. Dia juga memiliki cita cita yang
tinggi. Andrea bersekolah karena ia menginginkan mendapatkan pendidikan
yang cukup sehingga ia dapat memiliki pekejaan yang mapan yang dapat
membuatnya keluar dari masalah kemiskinan.
c. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dicinta dan disayangi didapatnya dari gurunya
sendiri yaitu bu Salimah. Ibu Salimah senantiasa memberikaan kasih saying
dan kepeduliannya terhadap anak anak didiknya termasuk juga andrea.
Karena sifat Ibu Salimah tersebut, Ibu Salimah menjadi inspirator bagi
Andrea.
d. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai
Pada saat Andrea menjadi seorang penulis, buku bukunya sangat
dihargai oleh banyak orang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah
peluncuran, bukunya yang berjudul Laskar Pelangi itu mampu terjual
sebanyak 200 ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini,
Laskar Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta eksemplar.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum
laude dan mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Andrea juga berhasil
mengembangkan kemampuannya untuk menulis buku Laskar Pelangi
sehingga masuk kedalam best seller. Ia juga sekarang sudah memiliki
pekerjaan yang cukup memadai. Dan sampai sekarang pun ia masih
dipekerjaan itu sebagai seorang instruktur di perusahaan Telkom.
2. Perkembangan Kepribadian
Seiring dengan waktu dan pengalaman, kepribadian yang dimiliki
oleh Andrea Hirata juga berkembang dari masa kanak-kanaknya sampai
ia dapat mencapai aktualisasi diri. Andrea dibesarkan dalam kondisi
keluarga yang hidup sederhana di tengah kemiskinan desanya. Kebutuhan
fisiologis seperti makanan, minuman, kesehatan, dan sebagainya terpenuhi
dengan sederhana. Rasa aman dan kasih sayang juga didapatkannya dari
keluarga, guru dan teman-temannya. Meskipun secara sederhana, dengan
dukungan teman-temannya dan motivasi untuk maju, Andrea berusaha untuk
meningkatkan jenjang pendidikannya dan mengaktualisasikan dirinya.
Sehingga pada saat dewasa, Andrea berhasil mendapatkan pekerjaan yang
menghindarkannya dari rasa tidak aman akan kemiskinan. Meskipun telah
memiliki suatu pekerjaan tetap, ia terdorong untuk menuntaskan
keinginannya yaitu menulis buku untuk guru dan teman-temannya yang telah
mendukungnya. Menyadari bakat dan usahanya yang lebih, Andrea
kemudian meningkatkan kemampuannya itu dengan kembali menulis
sehingga ia menjadi salah seorang penulis yang dikenal di Indonesia. Dapat
dilihat bahwa Andrea telah mengaktualisasikan dirinya sehingga ia
berkembang menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.
BAB IV

PENUTUP DAN KESIMUPULAN

Struktur kepribadian maslow, menurutnya struktur kepribadian itu


dipengaruhi oleh 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan rasa sayang dan dicintai, kebutuhan akan rasa dihargai dan
kebutuhan aktualisasi diri. Kemudian dinamika kepribadian seseorang menurut
Maslow bagaimana sebuah prilaku dapat terjadi adalah karena semata mata
untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu 5 kebutuhan dasar tersebut.
Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian
aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan
manusia. Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu
bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang

Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 2005. Teori-Teori Holistik


(Organismik-Fenomenologis). Kanisius. Yogyakarta

Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Eresco. Bandung

Anda mungkin juga menyukai