Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEORI MASLOW

Dosen Pengampu : Ir. Sunardi, MT

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun Oleh :

Moh. Andrian Kaspari ( 22130114045 )

UNIVERSITAS MOCH. SROEDJI


FAKULTAS EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan tema “Teori Maslow” dapat selesai. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Ir. Sunardi, MT selaku dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu, penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang “Teori Maslow”.

Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Sunardi,
MT selaku dosen pengampu, Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan Kami yang berkaitan dengan topik yang diberikan.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, Kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb.

ttd.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................


2.1 Sejarah Perkembsngan Teori Maslow .......................................................
2.2 Teori Maslow Dalam Pemahaman dan pengembangan diri ...................
2.3 Penerapan Teori Maslow Pada Manajemen Bisnis .................................

BAB III. PENUTUP .....................................................................................................


3.1 Kesimpulan .............................................................................................
3.2 Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abraham Maslow adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam


teori kepribadian. Beliau lahir pada 1 April 1908 dan meninggal 8 Juni 1970 pada
umur 62 tahun. Beliau juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan
menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Beliau terkenal dengan
teorinya tentang hierarki kebutuhan manusia.

Selain dalam bidang psikolog, Beliau juga memberikan kontribusi bagi


ilmu pengetahuan manajemen. Bahkan ada yang menyebut bahwa Maslow adalah
bapak manajemen modern. Pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan
kemanusiaan (humanity) yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan.
Teori-teori Maslow banyak dirujuk sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi


gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

1
1.2 Rumusan Masalah

Secara umum, berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, rumusan


masalah dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan Teori Maslow?


2. Bagaimana Teori Maslow berkontribusi pada pemahaman kita tentang konsep diri
dan pengembangan pribadi?
3. Bagaimana penerapan teori hirarki kebutuhan maslow pada manajemen bisnis?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penyusunan


makalah ini adalah :

1. Ingin mengetahui sejarah perkembangan Teori Maslow.


2. Ingin mengetahui kontribusi Teori Maslow pada pemahaman konsep diri dan
pengembangan pribadi.
3. Ingin mengetahui penerapan teori hirarki kebutuhan maslow pada manajemen
bisnis

2
1.4 Manfaat

Manfaat yang penulis harapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga
diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi
mahasiswa, baik dalam lingkup Universitas Pendidikan Ganesha maupun di
civitas akademika yang lain.

2. Bagi Pembaca

Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang Teori Maslow, pembaca


diharapkan untuk memahami dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
nyata.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Teori Maslow

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi


humanistic, Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya.

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan


observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan
kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan
kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan
cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa
makanan selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup
selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada
kebutuhan akan makan. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai
kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau
tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.

Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : 1. kebutuhan fisiologis, 2.


kebutuhan akan rasa aman, 3. kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang,4.
kebutuhan akan penghargaan dan 5. kebutuhan akan aktualisasi diri.

4
2.1.1 Perubahan Piramida Maslow dari Tahun ke Tahun

Hirarki Maslow model asli dikembangkan antara Kebutuhan 1943-1954,


dan pertama kali dipublikasikan secara luas di Motivation and Personality tahun
1954. Pada saat ini model Hierarki Kebutuhan terdiri dari lima kebutuhan. Versi
asli tetap bagi kebanyakan orang Hierarki Kebutuhan definitif.

Piramida Maslow menggambarkan motivasi manusia dari yang paling


dasar hingga yang teratas. Maslow mengklasifikasikan tingkatan kebutuhan
manusia menjadi 5 besar yaitu:

Dimulai dari dasar:

1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis (Basic Needs)

Seperti ; udara, makanan, minuman, tempat berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll

2. Kebutuhan akan Keselamatan (Safety Needs)

Seperti ; perlindungan dari unsur-unsur, keamanan, ketertiban, hukum, batas,


stabilitas, dll

3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta (Social Needs)

Seperti ; kerja kelompok, keluarga, kasih sayang, hubungan, dll

4. kebutuhan akan harga diri (Esteem Needs)

Seperti ; prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status, dominasi, prestise, tanggung


jawab manajerial, dll

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (Self-Actualization)

5
Seperti : menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri, mencari pertumbuhan
pribadi dan pengalaman puncak.

Abraham Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan tiap manusia tumbuh


secara progresif, yaitu jika kebutuhan tingkat terendah terpuaskan maka individu
bersangkutan mencari kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi lagi sampai yang
tertinggi. Maslow memandang setiap orang tidak pernah puas hanya dengan satu
atau beberapa kebutuhan saja. Hirarki kebutuhan individu mulai dari terendah
yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman social, harga diri, sampai yang
tertinggi yaitu aktualisasi diri. Artinya, menurut Maslow, setiap individu baru
akan melakukan pekerjaan terbaiknya jika semua kebutuhannya terpenuhi.
Sebaliknya seseorang tidak akan berespon positif untuk mengerjakan yang terbaik
ketika dirinya merasa terancam atau tidak dihargai walaupun kebutuhan fisiknya
sudah terpenuhi.

 Perubahan Pertama

1970 disesuaikan model hierarki kebutuhan, termasuk kebutuhan kognitif


dan astetik/ estetika

Sekitar tahun 1970-an hirarki kebutuhan Maslow dilengkapi dengan


kebutuhan kognitif dan estetika di bawah kebutuhan teratas; Self-Actualization.
Sehingga hirarki kebutuhan bertambah menjadi 7 tingkatan, walaupun Maslow
tidak menganggap 2 aspek terbaru ini menjadi sebuah tingkatan dari model 5
hirarkinya.

 Kognitif – kebutuhan atas ilmu pengetahuan.


 Astetik/ Estetika – kebutuhan atas kecantikan.

6
Tingkatan hierarki kebutuhannya adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis – udara, makanan, minuman, tempat


berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll
2. Kebutuhan akan Keselamatan – perlindungan dari unsur-unsur, keamanan,
ketertiban, hukum, batas, stabilitas, dll
3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta – kerja kelompok, keluarga, kasih
sayang, hubungan, dll
4. kebutuhan akan harga diri, prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status, dominasi,
prestise, tanggung jawab manajerial, dll
5. Kebutuhan akan Kognitif – pengetahuan, makna, dll
6. Kebutuhan akan Estetika kebutuhan – penghargaan dan mencari keindahan,
bentuk keseimbangan,, dll
7. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri – menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri,
mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.

 Perubahan Kedua : Superior (Transcendence)

1990 disesuaikan hierarki kebutuhan termasuk kebutuhan transendensi

Hirarki kebutuhan kemudian dikembangkan lagi tahun 1990-an dengan


menambahkan aspek Transcendence Needs menempati tingkat teratas melampai
kebutuhan Self-Actualization. Kebutuhan ini spesial karena pada tingkatan ini
dijelaskan bahwa seseorang butuh membantu orang lain mencapai tingkat Self-
Actualization masing-masing.

Tingkatan hierarki kebutuhannya adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan Biologi dan Fisiologis – udara, makanan, minuman, tempat


berteduh, kehangatan, seks, tidur, dll

7
2. Kebutuhan akan Keselamatan – perlindungan dari unsur-unsur, keamanan,
ketertiban, hukum, batas, stabilitas, dll
3. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan Cinta – kerja kelompok, keluarga, kasih
sayang, hubungan, dll
4. kebutuhan akan harga diri, prestasi, penguasaan, kemerdekaan, status, dominasi,
prestise, tanggung jawab manajerial, dll
5. Kebutuhan akan Kognitif – pengetahuan, makna, dll
6. Kebutuhan akan Estetika kebutuhan – penghargaan dan mencari keindahan,
bentuk keseimbangan,, dll
7. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri – menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri,
mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.
8. Kebutuhan akan transendensi Kebutuhan untuk membantu orang lain untuk
mewujudkan dirinya.

8
 Hirarki Maslow Secara Umum

1. Kebutuhan Fisiologis

Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga


keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein,
serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam
keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan
orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari
teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.

1. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa


terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi.Bagi seseorang yang baru saja
menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah
makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual.
2. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.
Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus
menerus mencari makanan dan air lagi. Sebagai contoh, seseorang yang minimal
terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap
merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap
kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi

9
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan


keamanan dan keselamatan. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya
adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah
pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup
jangka panjang. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa
aman fisik, stabilitas, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam
seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana
alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena
kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat
dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau
perilaku berbahaya orang lain.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku


sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-
akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha
keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

3. Kebutuhan Sosial / Cinta, Sayang dan Kepemilikan

Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan


dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang
dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak
lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini
terus penting sepanjang hidup.

Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love


dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang

10
yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya: hubungan
pacaran, hidup bersama atau pernikahan yang membuat orang terpuaskan
kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri
sendiri, yang memperoleh daripada memberi.

B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa
keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat
memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang

Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-


kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan
besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi
dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi
Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara
dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika
salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-
kesalahannya

11
4. Kebutuhan Penghargaan / Esteem

Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan


motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri :

1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan,


kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) :

kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi,


menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan
pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh
orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan


meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu
mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann
potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan
dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk
menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan
bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat
aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari
kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan
semacam itu.

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.


Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi
diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

12
2.2 Teori Maslow dalam konsep pemahaman diri dan pengembangan
pribadi

Teori Maslow berkontribusi penting dalam pemahaman konsep diri dan


pengembangan diri dan pengembangan pribadi dengan cara berikut :

1. Hierarki Kebutuhan : Teori Maslow menyajikan konsep hierarki kebutuhan


manusia, yang dimulai dari kebutuhan fisik dasar (makanan, air, tempat tinggal)
hingga kebutuhan psikologis (keamanan, cinta, penghargaan, aktualisasi diri). Ini
membantu individu memahami bahwa pemenuhan kebutuhan dasar harus
terpenuhi sebelum mencapai tingkat pengembangan pribadi yang lebih tinggi.

2. Pemahaman Motivasi : Teori ini menggambarkan bagaimana motivasi manusia


berkembang dari tingkat kebutuhan yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Ini
membantu individu memahami alasan di balik tindakan dan ambisi mereka, serta
mengapa mereka mungkin merasa tidak puas jika kebutuhan dasar belum
terpenuhi.

3. Self-Actualization : Teori Maslow mengenali konsep "self-actualization," yang


mengacu pada pencapaian potensi penuh seseorang. Ini mendorong individu untuk
menjelajahi potensi diri, mencapai tujuan, dan mengembangkan diri secara kreatif.

4. Peran Kepuasan Emosional : Teori ini menyoroti pentingnya hubungan


interpersonal dan cinta dalam memahami diri dan pengembangan pribadi.
Pemenuhan kebutuhan sosial dan emosional dapat membentuk identitas individu
dan memengaruhi pertumbuhan pribadi mereka.

5. Pendekatan Holistik : Teori Maslow mengedepankan pendekatan holistik


terhadap pengembangan pribadi, mengakui bahwa aspek fisik, emosional, sosial,
dan spiritual dari diri seseorang semuanya saling terkait. Hal ini membantu
individu untuk melihat diri mereka secara komprehensif.

13
6. Pengaruh Budaya dan Konteks : Teori ini mengakui bahwa pengembangan
pribadi dapat dipengaruhi oleh budaya, nilai, dan konteks sosial individu. Ini
membantu individu memahami bahwa konsep diri mereka dapat berubah seiring
waktu dan dalam berbagai situasi.

14
2.3 Penerapan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow pada Manajemen Bisnis

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow penting untuk diterapakan dalam


kepemimpinan. Hal ini terutama harus diperhatikan untuk memotivasi karyawan
di tempat kerja, yang dapat diaplikasikan dalam gaya manajemen, mengatur
deskripsi kerja, kegiatan perusahaan, dan aturan penggajian.

Implikasi mengenai teori ini dapat diterapkan melalui :

1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yakni dengan menyediakan makan


siang, tempat istirahat, dan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan yang nantinya menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri
mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi
bagi organisasi.
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan ini mengarah kepada rasa
keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya,
wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja
dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal
atas kedudukan dan wewenangnya, hal tersebut bias diwujudkan yakni dengan
menciptakan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman, dan keamanan
dalam bekerja
3. Kebutuhan sosial (social needs), yakni dengan menciptakan rasa diterima oleh
lingkungan, rasa memiliki, dan kebersamaan dengan membentuk tim yang
dinamis. Contoh ; karyawan yang diharuskan bekerja dibalik meja atau computer,
terutama seperti mereka yang bekerja sebagai administrator dalam suatu jejaring
sosial, meskipun mereka bisa bersosialisasi lewat dunia maya, tetap saja mereka
membutuhkan kehadiran orang-orang sekitar yang dapat diajak kerja sama dan
bisa diajak berbicara sambil menunjukkan emosinya.

15
4. Kebutuhan penghargaan diri (self esteem needs), yakni dengan menghargai
prestasi karyawan, memiliki rencana-rencana yang penting, dan menyediakan
status agar karyawan merasa dihargai dan memiliki nilai. Example, setiap
karyawan memiliki prestasi masing-masing, dalam hal itu mereka berkompetisi
dalam menyelesaikan tugas sebaik-baiknya, setelah pencapaian usaha mereka
dinilai baik oleh organisasi dan atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau
suatu emblem yang dapaut menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil
dalam bidangnya sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal
tersebut memancing mereka untuk terus giat menapaki bidangnya masing-masing.
5. Kebutuhan aktulisasi diri (self actualization), yakni dengan menyediakan
tantangan dalam bekerja dan pemahaman untuk berinovasi, kreativitas, dan
perkembangan berdasarkan tujuan jangka panjang. Setiap orang ingin
mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan
untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak
pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan manusia menjadi 5 hierarki.


Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi
dan lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan
sebagai kebutuhan tingkat bawah (lower-order needs); kebutuhan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order
needs). Perbedaan antara kedua tingkatan tersebut didasarkan pada dasar
pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri
seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara
eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa
jabatan).

3.2 Saran

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow penting untuk diterapakan dalam


kepemimpinan. Hal ini terutama harus diperhatikan untuk memotivasi karyawan
di tempat kerja, yang dapat diaplikasikan dalam gaya manajemen, mengatur
deskripsi kerja, kegiatan perusahaan, dan aturan penggajian.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/

https://catatanalfaroq.wordpress.com/2015/04/05/teori-kebutuhan-maslow/

http://intancharamel.blogspot.co.id/2016/03/teori-dan-penerapan-teori-
motivasi.html

Robbins Stephen P, Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12.


Angelica D, Cahyani R, Rosyid A, penerjemah; Sunardi D, editor. Jakarta:
Salemba Empat. Terjemahan dari Organizational Behavior, 12th ed.

http://paulusdakso.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-hierarki-
kebutuhan-maslow.html

18

Anda mungkin juga menyukai