Disusun Oleh:
Lita Dwi Wahyuni
NIM: 11220251000025
Kelas: 2-C
Bissmillahirahmanirahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas karunianya yang telah
memberikan nikmat sehat dan juga kepada junjungan-Nya Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya. sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah untuk
syarat menyelesaikan Ujian Akhir Semester (UAS) ini tepat pada waktunya dengan judul
“Aplikasi Teori Psikologi di Perpustakaan Menggunakan Teori Motivasi Maslow”
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Ida Farida M.LIS sebagai dosen pengampu mata kuliah Psikologi untuk
Perpustakaan dan Kearsipan yang telah memberikan tugas ini, arahan dan pembelajarannya
selama satu semester ini. Serta mungkin pihak-pihak lain yang turut membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari betul bahwa masih banyak kekuragan di dalam penulisan makalah
ini sehingga berharap agar dapat dikritik dan dapat diperbaiki di lain waktu. Penulis juga
berharap semoga dari makalah ini dapat diambil banyak manfaat bagi para pembacanya dan
dapat memberikan informasi yang positif juga bermutu.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Analisa kebutuhan pemustaka yang sesuai dengan teori motivasi Maslow
2. Penerapan teori kebutuhan Maslow pada perpustakaan
3. Hierarki teori motivasi/kebutuhan Maslow
4. Jenis-jenis motivasi
5. Pengertian teori motivasi
6. Jenis-jenis teori kebutuhan Maslow
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Teori Motivasi Maslow Pada Perpustakaan
Maslow mengemukakan teorinya bahwa kebutuhan manusia terbagi menjadi lima macam.
Adapun penerapan teori ini pada perpustakaan, sebagai berikut:
4
2.2.2 Kebutuhan Keamanan/Keselamatan (Safety Needs)
Kebutuhan ini sebenarnya lebih bersifat individu. Semua orang tentunya membutuhkan
rasa aman, seperti: perlakuan yang adil, pengakuan kewajiban hak dan kewajiban, jaminan
keamanan (asuransi), jauh dari bahaya dll. Jika seseorang merasa dirinya tidak aman, makai
akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan ini.
Jika kebutuhan fisiologis sudah dapat terpenuhi, makan kita akan membutuhkan
keamanan atau keselamatan diri kita, kebutuhan ini termasuk kedalam kebutuhan jangka
panjang. Kita semua pasti memerlukan kebutuhan keamanan ini. Seperti halnya di
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta yang menyediakan loker khusus barang/tas siswa sebagai
penyimpanan dan dapat dikunci dan disimpan oleh kita selama berkunjung ke perpustakaan.
Sama halnya dengan perpustakaan. Perpustakaan yang baik harus menyediakan tempat
untuk mengamankan koleksi-koleksi yang ada agar tidak cepat rusak atau musnah. Lalu untuk
pemustakanya pun demikian. Perlunya disediakan loker tempat penyimpanan tas atau barang
bawaan pemustaka, agar pemustaka merasa aman dan nyaman (tidak khawatir) selama di
perpustakaan tersebut jika barang berharganya diletakkan loker yang safety. Di perpustakaan
SMAN 70 Jakarta terdapat laci yang disediakan untuk mendisplay majalah-majalah lama,
karya terbaik siswa agar tidak rusak dan tetap terjaga nilai sejarahnya.
Kebutuhan kenyamanan di perpustakaan juga dapat terpenuhi dengan adanya poster/
peraturan “Dilarang Berisik” yang terpampang di ruang baca. Agar orang lainpun tetap merasa
nyaman jika sedang membaca. Dengan itu nantinya pemustaka akan selalu termotivasi ke
perpustakaan tersebut karena kenyamana dan keamanannya yang terpenuhi.
5
2.2.3 Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk tidak dapat hidup sendiri dan selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain. Kebutuhan ini muncul berkaitan dengan kebutuhan lain,
seperti: berkunjung ke rumah tetangga, merasa dicintai dan mencintai, diterima sahabat dll.
Kebutuhan ini bersifat psikologis.
Teori kebutuhan Maslow ini jika dikaitkan dengan perpustakaan maka akan lebih
mengarah kepada pemustakanya. Kebutuhan ini bersifat psikologis biasanya berkaitan dan
bersangkutpaut dengan kebutuhan lainnya. Contoh pada perpustakaan misalnya pemustaka
yang berkunjung ke Perpustakaan, pemustaka berhak mendapat/membuat kartu anggota
perpustakaan atau jika ingin membuatnya agar bisa mendapat fasilitas lain yang disediakan
oleh perpustakaan tersebut seperti peminjaman buku. Pustakawannyapun harus
mengajak/membantu pemustaka dalam pembuatan kartu keanggotaannya
Jika di perpustakaan tersebut terdapat kotak suara, pustakawan harus mendengarkan
kritik/saran dari pemustaka baik secara langsung/tidak langsung, dan pemustakapun harus ikut
andil dalam mematuhi peraturan perpustakaan yang ada, karena peraturan itu menandakan
bahwa perpustakaan tersebut memberikan kebutuhan sosial yang baik kepada pemustakanya.
Dan membuat pemustaka termotivasi datang ke perpustakaan tersebut karena merasa disegani,
dihargai, diperhatikan dan di apresiasi. Pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta ada satu siswa
laki-laki yang setiap harinya pasti selalu berkunjung ke perpustakaan, sehingga para
pustakawan disana pun sudah mengenalinya, setiap ia ingin rehat di perpustakaan karena
melepas penatnya pelajaran, pustakawan di sana selalu welcome dengannya, mengajaknya
ngobrol, bercanda bahkan bermain game. Kebutuhan sosialnyapun terpenuhi karena setiap kali
ia kesusahan dalam mencari buku yang ia mau, selalu dibantu oleh para pustakawan disana.
6
2.2.4 Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Kebutuhan ini hamper semua orang ini memenuhinya, seperti memiliki prestasi. Tetapi
dibalik itu semua, kebutuhan ini sangat menuntut sesorong mempunyai adanya rasa percaya
diri. Biasanya, setelah kebutuhan sosialnya sudah hampir terpenuhi maka motivasinya akan
melemah dan bisa di bantu dengan motivasi harga diri yang terdiri dari dua (2) macam, yaitu:
1. Penghargaan dari diri sendiri (Self Reward)
2. Penghargaan dari orang lain (Self Respect)
Mendapat suatu prestasi atau penghargaan adalah impian semua orang, semua orang tentu ingin
menjadi yang terbaik apalagi jika prestasi itu dilandasi oleh validasi dari orang lain atau hadiah.
Hampir semua orangpun menyukai hadiah atau penghargaan.
Di perpustakaan, pemustaka bisa mendapat suatu penghargaan tersebut, misalnya
dengan memberikan tunai atau non tunai kepada pemustaka yang sering mengunjungi
perpustakaan dengan melihat melalui data variabel. Dengan begitu, pemustaka akan merasa
sangat dihargai dan diperhatikan dan meotivasinya agar rajin ke perpustakaan. Bisa juga
mengadakan penghargaan tiap minggu/bulan/tahun lalu pemustaka akan diberikan sertifikat
dan bonus fotonya akan dipajang di madding perpustakaan menggunakan foto polaroid sebagai
penghargaan pemustaka yang rajin berkunjung. Secara tidak langsungpun kita sudah membuat
banyak orang termotivasi agar semakin banyak yang berkunjung ke perpustakaan dan
membantu berkontribusi dalam menambah minat baca bangsa.
Di SMAN 70 Jakarta semua siswa diberikan tugas Bahasa Indonesia yang menceritakan
biografi masing-masing siswa dari kecil hingga saat SMA lalu dicetak dan dijadikan buku, lalu
semua karya siswa dipajang di rak koleksi karya siswa.
7
2.2.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Kebutuhan ini adalah kebutuhan tertinggi dari individu pada hierarki Maslow. Menurut
Maslow, tidak banyak orang yang dapat mencapai aktualisasi diri pada hidupnya. Seperti:
mengakui pendapat orang lain, berani mengakui kesalahan diri sendiri dan orang lain. Karena
pada umumnya aktualiasasi diri merupakan keadaan dimana seseorang dapat menjadi diri yang
diinginkannya.
Ini adalah akhir dari jika semua kebutuhan telah terpenuhi maka akan muncul
kebutuhan ini yaitu kebutuhan aktualisasi diri (kemauan agar mendapat kepuasan dari dirinya
sendiri dan mencapai/melakukan apa yang ia mau).
Jika dikaitkan di perpustakaan sama seperti halnya seorang yang gemar membaca buku,
ia akan mengaktualisasikan dirinya menjadi pembaca dan pendengar yang baik bagi orang
sekitarnya. Ia juga tidak akan menjadi orang yang menerima informasi secara cuma-cuma.
Pembaca juga bisa disediakan seperti ruangan untuk berdiskusi dan melepaskan mendapat.
Perpustakaan juga bisa mengadakan lomba seperti seminar, lomba debat dll untuk menyalurkan
bacaan dan tulisannya ke dalam karya yang nantinya jika menang akan di display di rak
perpustakaan. Dengan begitu nantinya akan banyak orang-orang yang semakin termotivasi
berani menuangkan pikirannya ke dalam karya agar karyanyapun dapat bermanfaat tidak hanya
menjadi tumpukan arsip pribadi.
Di SMAN 70 Jakarta, pernah diadakan lomba duta baca dan lomba debat setiap
tahunnya, lalu nantinya yang menang foto gambar dirinya akan dibingkai dan dipajang di
Perpustakaan yang bertuliskan prestasinya.
8
2.3 Hierarki Kebutuhan Teori Maslow
Maslow mengembangkan lebih lanjut gagasan
tentang lima kebutuhan yang dijelaskan di atas
dan disebut dalam gambar di ssamping berikut
ini sebagai "Hierarki Kebutuhan". Kebutuhan
akan udara, air, makanan dan aktualisasi diri.
Maslow mendalilkan lima tingkat kebutuhan
yang luas, yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keamanan, kebutuhan (sosial) cinta
dan kerinduan, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri.
Contoh: Ketika seseorang sedang mencari buku di perpustakaan, lalu ia melihat orang
lain mendapatkan judul buku yang menurut kita menarik, lalu kita termotivasi ingin
mendapatkan dan membacanya juga.
Ada juga misalnya ketika kita melihat teman kita mempunyai buku yang best
seller lalu kita termotivasi tidak mau kalah juga untuk memilikinya karena merasa
gengsi jika tidak memiliki buku seperti yang teman kita punya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut (Deci & Ryan, 2000a; Ryan, Huta, & Deci, 2008) “The basic psychological
needs mini-theory describes three innate psychological needs, the fulfillment of which, when
needed, leads to individual functioning. " These needs include the need for autonomy, the need
for competence, and the need for closeness. (Vansteenkiste, Ryan, & Soenens, 2020).
Semua teori motivasi (teori kebutuhan Maslow) dapat diaplikasikan pada perpustakaan
(instansinya) baik pemustakanya maupun pustakawannya. Karena saling keterkaitan dan
semua teori Maslow berpengaruh pada perpustakaan, karena pada perpustakaan sendiri
membutuhkan kebutuhan fisiologis, keamanan/keselamatan (kenyamanan), sosial, pujian dan
aktualisasi diri.
Teori Maslow juga dapat membantu dalam mendorong minat baca masyarakat luas, dan
menjadikan orang-orang gemar pergi perpustakaan agar bisa mendapatkan informasi yang
mereka butuhkan secara lengkap.
3.2 Saran
Saran saya tidak ada salahnya, jika setiap perpustakaan mencoba teori Maslow ini dan
menerapkannya pada perpustakaan-perpustakaan. Juga membuat perpustakaan senyaman,
semenarik, seaman mungkin agar para khalayak semakin suka untuk berkunjung ke
perpustakaan karena perpustakaannya yang mengikuti perkembangan dan sesuai kebutuhan di
zaman sekarang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aris. (2021, November 15). Teori Motivasi: Pegertian, Sejarah, dan Cara Membangun Motivasi
Diri. Gramedia Literasi. https://gramedia.com/literasi/teori-motivasi/
Suseno, A. (2016, Agustus 16). Pengertian dan Fungsi Perpustakaan Menurut Ahli. Dunia
Perpustakaan. https://duniaperpustakaan.com/2016/08/pengertian-dan-fungsi-
perpustakaan-menurut-ahli.html
Liza Murniviyanti, F. Z. F. W., & Dian Nuzulia Armariena. (2022). Kepribadian Dan
Aktualisasi Diri Tokoh Utama Dalam Novel the Midnight Library Karya Matt Haig:
Teori Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Anthor, 1(Psikologi Humanistik,
Kepribadian, Aktualisasi Diri, Tokoh.). https://anthor.org/index.php/anthor
Suseno, A. (2016, Agustus 16). Pengertian dan Fungsi Perpustakaan Menurut Ahli. Dunia
Perpustakaan. https://duniaperpustakaan.com/2016/08/pengertian-dan-fungsi-
perpustakaan-menurut-ahli.html
Juan L. Núnez, E. S.-M. (2022). Predicting Students’ Basic Psychological Need Profiles
Through Motivational Appeals: Relations with Grit and Well-Being. Elsevier-Spain.
11